Cuk (A Story of Virginity)
8. Honesty is the Best Policy
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. LORONG HOTEL - MALAM

Lans akhirnya berhasil keluar. Ia mengambil pistol milik Eri. Ketika Lans berjalan menjauh masih menenteng sepatunya, ada suara pintu terbuka.

FLO

Lans?

Lans membeku. Ia mendengar suara yang familier di telinganya. Ia lalu menoleh dengan lambat. Ia lihat Flo di balik pintu.

LANS

(bergumam)

Sialan, dia di lantai ini juga.

FLO

Kamu bukannya di rumah?

Flo keluar dari kamar dengan kostum bachelorette-nya menghampiri Lans. Kawan-kawan brides maidnya mengintip di belakang, penuh rasa ingin tahu.

FLO (CONT’D)

Kok kamu di sini? Sama siapa?

Lans ikut menghampiri Flo. Mereka bertemu di tengah-tengah. Tanpa sadar, Lans masih memegang pistol Eri. Ia belum membuangnya di tempat sampah.

LANS

Kamu denger dulu penjelasanku. 

FLO

Itu-- pistol--?

Lans melihat ke tangannya yang memegang pistol. Ia berlari ke tempat sampah terdekat dan membuangnya. Ia menghampiri Flo lagi.

LANS

Oke, tenang. Kamu dengerin aku dulu...

FLO

Kamu-- selingkuh?

Kasak-kusuk kawan-kawan Flo di belakang Flo semakin riuh.

BRIDES MAID 2, 3, 4

O em ji...

Serius?

What now?

LANS

Sayang-- percaya sama aku-- 

Lans mendekati Flo hendak meraih tangan Flo. Flo mundur selangkah. Lans maju lebih dekat. Ia berhasil meraih tangan Flo dan mengajaknya ke depan pintu kamar nomor 107.

Lans mengetuknya.

FLO

Ini bukan yang tadi ada polisi razia?

LANS

Kamu denger? Bukan, bukan razia.

Lans memandang wajah Flo heran. Ternyata, Flo mendengar semua keributan itu.

LANS (CONT’D)

Tunggu.

Lans masih mengetuk-ngetuk pintu, lama tak ada yang menjawab. Lans mengangkat bahu dan mengembuskan napas.

LANS (CONT’D)

Of course. Mereka-- ck...

Lans masih mengetuk-ngetuk. Flo sudah tidak sabar. 

FLO

Ini selingkuhanmu? Kamu mau ngenalin aku ke selingkuhanmu?

Di saat itu, Eri membuka pintu. Seragamnya seluruhnya sudah tak dikenakan. Ia hanya mengenakan boxer. 

Flo memandang Lans bingung.

FLO (CONT’D)

Iyeuhhh, Lans.

Lans melambai-lambaikan tangannya tanda “tidak”. Raut wajah Flo terlihat jijik. Raut wajah Hans terlihat putus asa. Raut wajah Mas Eri terlihat heran. Mereka saling pandang.

SILAMPUKAU

Di dasar kerat-kerat bir

yang kutenggak dalam kafir,

di ujung ceracau malam yang lingsir,

di dengung hambar aspal yang terus bergulir,

di lubang-lubang nyinyir ranjang matrimoni,

kupertanyakan nasibmu Dolly, oh Dolly.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar