Cuk (A Story of Virginity)
4. Mariam dan Polisi
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. TEPI JALAN - MALAM HARI

Di kejauhan di hadapan mereka, motor-motor diberhentikan oleh polisi. Ada razia motor-motor. Banyak motor yang putar balik karena takut ditilang. 

LANS

Tumben razia di sekitaran sini.

MARIAM

Yang tumben tuh kok razia malem-malem ngene. Kamu ada SIM?

LANS

Aman. STNK juga.

MARIAM

Yowes baguslah. Kita ndak perlu kabur-kabur.

Mariam memandangi motor-motor yang kalang kabut putar balik dan melarikan diri dari kejaran razia.

Vespa Lans diberhentikan oleh seorang polisi paruh baya perut yang setengah buncit. Pak Polisi langsung meminta surat-surat Lans. Anehnya, Mariam segera berlindung di balik tubuh Lans. Seperti bersembunyi dari Pak Polisi.

MARIAM (CONT’D)

(berbisik)

Jingan.

PAK POLISI

Tolong, SIM dan STNK.

LANS

Ini, Pak.

Pak Polisi meneliti SIM dan STNK yang diserahkan oleh Lans. Pak Polisi mencocokkan wajah yang ada di SIM dan aslinya. Lans tersenyum gugup. 

Pak Polisi kemudian memandang ke arah Mariam dari balik bahu Lans. Pak Polisi memundurkan tubuh sedikit, karena kaget. Mariam berupaya menunduk sedalam mungkin.

PAK POLISI 

Mar?

Mariam mengembuskan napas panjang karena dikenali, dan mengangkat wajahnya ke arah Pak Polisi. Ia tidak lagi menunduk. Mariam mengenal polisi itu. Namanya Eri.

MARYAM

Mas.

Wajah Lans bingung. 

LANS

(berbisik)

Kenal?

Mariam hanya memutar bola matanya beberapa kali. Mas Eri mengembalikan surat-surat milik Lans. Ia lalu memberi tanda dengan jemarinya supaya Mariam mendekat. Mariam menghampiri Mas Eri.

MAS ERI 

Yaopo kabarmu? Wes lama mas ndak main. Sesuk mas ke tempatmu yo?

Mariam menyilangkan kedua tangannya di dada, lalu menepis tangan Mas Eri yang hendak mengelus lengannya.

MARIAM

Sembarang.

Lans memandangi mereka berbincang-bincang dari jauh. Urat di leher Mariam terlihat. Mas Eri berupaya menyentuh lengan Mariam, tapi Mariam menepisnya.

MAS ERI

Laki-laki iku sopo?

Pandangan Eri dan Lans tiba-tiba beradu. Lans kikuk dan berupaya melemparkan pandang ke arah lain. Namun, pandangan Eri masih menusuk tengkuk Lans.

MARIAM

Koncoku. 

MAS ERI

Bener konco?

MARIAM

Ya opo urusannya kalo emang dia lebih dari sekadar konco? Mas mau apa?

Mas Eri berusaha meraih bahu Mariam, tapi Mariam mundur selangkah.

MAS ERI

Ojo koyok ngene toh, Mar. Se’ se’ denger, mas baru denger berita, tempat kerjamu bakal tutup akhir tahun ini. 

MARIAM

Wis ngerti aku.

MAS ERI

Mas dapat perintah dari walikota ngamanin area iku secepetnya.

MARIAM

Koyok nutup dolly bakal rampung masalahnya?

MAS ERI

Kamu nanti pindah ke mana?

MARIAM

Embuh. Wes yo, semua aman toh? Aku ada urusan penting.

MAS ERI

Yowes sesuk yo mar.

Maryam memunggungi Mas Eri dan menghampiri kembali Lans. Ia menyuruh Lans segera beranjak dari tempat itu.

MARIAM

Wes aman. Budhal.

Lans menyimpan SIM dan STNK-nya dari tangan Mariam. Ia lalu permisi melintas di depan para polisi.

LANS

Mari, Pak.

MAS ERI

Mari... Mar.

Mariam tak bersuara lagi. Ia tak memandang wajah si polisi tadi. 

CUT TO:

EXT. JALAN RAYA - MALAM

Mariam terdiam sepanjang jalan, setelah bertemu Pak Polisi. Ia baru bersuara setelah Lans bertanya soal jalan.

LANS

Ke mana ini kita?

MARIAM

Di depan situ belok kiri ae.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar