Cuk (A Story of Virginity)
1. Lans dan Flo
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. RUANG MEROKOK KANTOR ADVERTISING - SIANG HARI

Lans duduk di kursi panjang menghadapi meja yang di atasnya ada asbak dan cangkir-cangkir kopi. Sebatang rokok yang tinggal setengah terjepit di antara telunjuk dan jari tengah Lans. Di hadapannya duduk Sam yang menghisap vape-nya, lalu menguarkan asap tebal ke ruang bertuliskan SMOKING AREA di dindingnya.

LANS

Cuk, ngobong, cuk.

Sam mengusir asap yang terlalu tebal di ruangan, sembari terkikik. Ruangan hening. Hanya suara exhaust fan tua yang terdengar.

Sam melirik sesekali dengan mata sipitnya ke arah Lans yang kedua kakinya tak bisa diam, tanda ia gamang. Lans melirik balik ke arah Sam, lalu melirik ke seorang perempuan yang duduk di sudut ruang juga sedang merokok. Sam bergerak cepat mendekat ke arah Lans.

SAM

(Cina Surabaya)

Wes jadiin. Jangan lama-lama kon mikirnya. Ngencuk enak cuk.

LANS

Shhhhhh...

Lans melirik ke arah perempuan di sudut ruangan yang siap-siap keluar ruang merokok. Setelah perempuan itu menghilang di balik pintu, Sam menampar pelan pipi Lans.

SAM

Bahahaha. Ngakunya sih perjaka, tapi berapa kali coba kon...

Sam menggerakkan tangan kirinya seperti mengocok.

SAM (CONT’D)

Ra keitung toh. Lagian ini buat bojomu juga cuk. Kemaren bilangnya kamu takut bikin Flo “aduh aduh”, bukannya malah “ah uh ah uh”.

Ia kemudian menghisap vapenya lagi, dan memandang kedua mata Lans yang melotot. Asap di ruangan merokok semakin tebal.

LANS

Asu.

SAM

Anggap aja investasi. Kayak baba gua bilang, modal awal nggak mesti gede, asal jago ngolahnya.

LANS

Teori to’ seh aku lho jago. Cuma kon bilang prakteknya bueda buanget. Modal awal aku enol, cuk. Zero. Null.

Sam mengangguk-angguk. Ia merapikan peralatan vapenya ke tas kecil khusus, lalu ia berdiri.

SAM

Karepmu we lah ya, yang penting gua udah kasih tau usul cemerlang gua.

LANS

Nangndi?

Sam mengarah ke pintu keluar, membukanya, lalu berbalik menghadap Lans.

SAM

Balik gawe yok. Follow up talent buat tvc itu. Selebgram iki ribet betul, sok ngartis, padahal gua denger namanya juga baru sekarang. 

LANS

Kon ae kurang gaul.

Sam menghilang di balik pintu yang menutup.

SAM (O.S.)

Nggak peduli juga sih gueee mau followers juta-jutaan, kalo attitude kayak asu mah blacklist ae abis ini.

Lans tertawa sendirian. Rokok di jemarinya sudah dilumatkan di asbak. Kedua kakinya masih mengetuk-ngetuk lantai, hingga lima detik kemudian ia berdiri, mengembuskan napas, dan keluar dari ruang merokok.

CUT TO:

EXT. TAMAN BACA KOLONG JEMBATAN - SIANG HARI

Mariam, seorang perempuan awal dua puluhan, membereskan buku-buku ke rak di taman baca sederhana itu. Anak-anak di sekitarnya asyik membaca. Beberapa terbata-bata, beberapa membaca dengan santai sembari rebahan. Di sebelah mereka, air sungai mengalir lancar tanpa sampah dan deras.

Mariam menguncir rambutnya dengan gaya kuncir kuda. Setelah selesai membereskan rak buku itu, ia berbincang pada satu-satunya remaja laki-laki di situ yang Mariam tugaskan menjaga taman baca.

MARIAM

Ra ke pasar, Ru?

Heru yang diajak bicara melepaskan mata dari buku dan menatap wajah Mariam. 

HERU

Hari ini selo, Mbak. Ra onok yang diangkut.

MARIAM

Yowes, aku titip arek-arek iki yo.

HERU

Nyambut gawe tah, Mbak?

Mariam melambai-lambai ke anak-anak, lalu mengangguk ke arah Heru. Ia menjauh dari kolong jembatan, mendaki sebentar menuju jalan raya. Ia berangkat kerja.

CUT TO:

INT. KANTOR FIRMA HUKUM - SIANG HARI

Flo duduk di kursi meja kerjanya. Ia mengetuk-ngetukkan pulpen di meja kerja di tangan kiri, sementara tangan kanannya menatap layar ponsel. Pulpen akhirnya ia tinggalkan di meja. Kedua tangannya kini menyentuh ponsel. Ia mengetikkan pesan whatsapp untuk Lans.

FLO

Bojo, aku malam ini nang Vasa, ya, jangan lupa. 

Di depan meja kerjanya, seorang pengacara melintas sembari bicara kepada Adelia.

PENGACARA

Flo, Pak Nyoto? Langsung ke ke ruangan saya aja.

FLO

Oke, Pak.

Si pengacara yang adalah pemilik law firm bernama Pak Malik memasuki ruangan kerjanya. Flo mengangkat gagang telepon dan memencet nomor-nomor. 

FLO (CONT’D)

Selamat pagi, Pak Sunyoto? Langsung kusambungkan ke Pak Malik, ya. Baiklah.

Flo menutup telepon di meja, setelah memastikan teleponnya sudah diangkat di ruangan Pak Malik. Adelia kemudian berdiri ke lemari di hadapannya, memilah-milih surat-surat yang tergeletak di sana.

Setelah selesai memilih, surat-surat tersebut ia bawa ke meja kerjanya. Tepat sedetik kemudian, ponselnya berbunyi. Ada pesan dari Syam.

CUT TO:

INT. CUBICLE LANS - SIANG HARI

Lans mengetik di ponselnya untuk Flo di antara rak-rak buku perpustakaan. 

LANS

(bahasa Surabaya)

Lho iya, beceloret-beceloret-nya malam ini toh?

Lans mengantungi ponselnya di celana. Ia meletakkan tas di laci meja kerja. Lans kemudian meraih rubik di atas mejanya, lalu dengan cepat menyelesaikan rubik itu.

Di hadapan Lans, ada laptop dengan screensaver berganti-ganti pertanda idle. Lans sesekali memasukkan data di komputer, membuat screensaver menghilang. Gantinya ada laman e-mail yang sudah melampirkan e-invitation di bagian attachment. Di bagian “To:”, sudah banyak alamat e-mail terisi. Lans menggerakkan mouse dan mengklik “Send”.

Salah satu teman menghampiri cubicle Lans. Ia melempar satu map besar berisi proofprint poster-poster yang perlu approval.

TIO

Piye cuk? Sam wis bilang masalahmu.

Lans sibuk memparaf halaman-halaman proofprint tersebut, tak mengacuhkan Tio yang semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Lans.

LANS

Bajingan emang si Sam. Di antara banyak koncoku, kupikir kamu satu-satunya yang...

TIO

Yang apa? Yang bakal paham?

LANS

Yang nggak ngeselin su.

Tio terbahak. Ia lalu melingkarkan lengannya di bahu Tio.

TIO

Aku lho selalu ngedukung. Di antara kita bertiga kan kamu yang paling laki, paling berani. Udah ambil keputusan mau rabi ae kupikir hebat, cuk. Keputusan guede itu...

LANS

Tumben kon.

Lans menghentikan kegiatannya mengecek proofprint. Ia menoleh ke arah wajah Tio.

Tio menepuk-nepuk bahu Lans lalu pergi menjauh.

TIO

Budhal ra budhal ke dolly, kon yang paling ngerti.

Seisi lantai menoleh ke arah Lans ketika nama “Dolly” disebut.

LANS

Sianjing.

Tio terkekeh ketika tiba di cubicle-nya tak jauh dari cubicle Lans. Ia lalu melihat Lans mengacungkan jari tengah ke arahnya. Ia tambah terkekeh.

CUT TO:

INT. TOILET STALL - SIANG HARI

Lans menghabiskan siang setelah jam makan siang di toilet. Perutnya mulas. Di tangannya, ia sedang membaca sebuah buku berjudul “Masters of Sex” ketika pintu toilet digedor.

SAM

Lans? Masih lama kon?

Lans hampir menjatuhkan bukunya karena kaget, seolah ia merasa Sam bisa melihatnya sedang membaca buku itu.

LANS

Oi! Baru juga masuk. Yaopo?

Sam mencuci tangan di wastafel, lalu berkaca sejenak.

SAM

Kena tahu tek ae langsung berulah perutmu. Cupu.

Seorang petugas kebersihan masuk hendak me-refill tisu di dekat wastafel.

LANS

Puedes cuk.

Si petugas kebersihan tanpa sadar menyemprot pewangi ke penjuru rest room dengan ambisius. Sam memandanginya dengan aneh. Si petugas keluar rest room sembari memandang balik Sam.

SAM

Ntar malem mau dianter po’o?

LANS

Bodoamat. Sana kon urus kerjaanmu sana lho. 

SAM

Ah, cupu...

Sam keluar rest room pula.

LANS

Capa cupu capa cupu. Ganggu ae.

Lans melihat bayangan langkah di luar yang menjauh. Ia lalu kembali membaca buku yang dipegangnya. Ketika selesai, ia menyembunyikannya di selipan kaus kakinya.

CUT TO:

INT. PANTRY KANTOR FIRMA HUKUM - SIANG HARI

Flo duduk di meja makan di pantry kantor. Ia membuka kotak makannya berisi menu makan siangnya hari itu. Wajahnya cerah.

Seorang lelaki super ganteng, berotot, dan jantan dengan jambang dan jenggot lebatnya memasuki pantry. Ia melemparkan sandwich-nya yang terbungkus plastik ke atas meja, membuat bahu Flo terangkat tanda ia kaget. Ia kemudian duduk di sebelah Flo sembari meraih sandwich-nya.

BRAM

Boleh join?

Ini buat kamu.

Bram menyodorkan buah pear besar ke hadapan Flo. Flo tampak datar menanggapi Bram. Flo hanya memiringkan kepala sedikit, sembari menyuap suapan caesar salad pertama ke mulutnya.

BRAM (CONT’D)

(dialek Jakarta)

Tenang, aku nggak bakal tanya-tanya soal hal KONYOL itu. Aku udah nerima kenyataan sekarang.

Flo menoleh ke arah Bram dengan tatapan memicing. 

FLO

Maksudnya?

BRAM

Kalau kamu sebentar lagi bakal jadi istri orang. 

Bram kemudian menggigit sandwich-nya dengan gigitan besar. Flo yang hendak menyuap saladnya kembali, mengurungkan suapannya itu. Ia mengacungkan garpu kayunya ke wajah Bram.

FLO

Ya opo seh? Males.

Flo beranjak membawa makanannya, meninggalkan Bram di pantry sendirian. Ia memberikan pear tadi untuk OB laki-laki favorit kantor yang kebetulan menuju pantry.

OB

Buat saya, Mbak Flo? Wah, suwun. Ketoke uena.

Suara sayup OB terdengar di pantry menyapa Bram. Flo melanjutkan makan siang di meja cubicle-nya.

CUT TO:

INT. RUANG MEETING - SORE HARI

Sam dan Lans duduk bersebelah-sebelahan ketika meeting sore itu. Bos mereka sedang mempresentasikan deck salah satu brand yang hendak agensi mereka garap.

Sam menoleh ke arah Lans yang sibuk memerhatikan si bos.

SAM

(berbisik)

Psssttt... Lans... Kon masturbasi ra seh?

Lans dengan refleks menoyor kepala Sam. Sementara, Sam refleks mengaduh. Beberapa orang di ruang meeting itu mendengar suara “plak” dan menoleh ke arah Sam.

Sam kemudian menuliskan sesuatu di buku jurnalnya, merobeknya, lalu memberikannya ke Lans di sebelahnya. 

SAM (CONT’D)

(tulisan tangan)

Kon sama Flo empat taun pacaran ngapain aja cukkkkk? Heran.

Lans membaca tulisan itu lalu melotot ke arah Sam. Lans menuliskan sesuatu di kertas yang sama, lalu memberikannya ke Sam.

LANS

(tulisan tangan)

3rd base. Now shut up!

Sam ber-woaahhh, lalu terkekeh, menghancurkan kertas chat tadi dan mengunyahnya. Ia lalu memberi tanda menutup mulutnya. Lans mengacungkan jempol, lalu sibuk memerhatikan bosnya lagi.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar