SMASH CUT TO:
104.EXT. SMAN 2 - TERAS RUMAH PENJAGA SEKOLAH - DAY
Abid terbangun tiba-tiba dari tidurnya di bangku bambu. Pakaian yang dikenakan adalah pakaian yang dipakainya saat acara reuni.
Suara detak jantung dan nafasnya yang terengah-engah terdengar dengan sangat jelas. Terhuyung Ia berusaha bangkit dari kursi bambu itu namun tubuhnya tidak cukup kuat.
Ia memandangi sekitarnya. Sebuah sosok yang berdiri tidak jauh dari situ tak mampu ia pandang dengan jelas pada awalnya.
Diusap-usapnya matanya sendiri untuk memperjelas pandangannya akan sosok lelaki tersebut. Setelah jelas, Ia mampu melihat sosok SOMAD (34) dengan baik.
SOMAD
Abid memegangi kepalanya sendiri. Ia merasakan sakit kepala yang cukup mengganggu.
ABID
Somad mendekati Abid dan duduk di bangku bambu itu juga.
SOMAD
ABID
SOMAD
Abid mengedip-ngedipkan matanya berupaya memperjelas pandangannya.
105.EXT. SMAN 2 - TERAS RUMAH PENJAGA SEKOLAH - DAY
[FLASHBACK]
Somad terkena percikan air dari empang yang kotor itu. Wajahnya kesal.
[END OF FLASHBACK]
106.EXT. SMAN 2 - TERAS RUMAH PENJAGA SEKOLAH - DAY
Somad memperhatikan wajah Abid dengan seksama.
SOMAD
Abid menghela nafas kecewa ketika menyadari bahwa pakaiannya adalah pakaian yang dipakainya saat acara reuni.
SOMAD (CONT’D)
ABID
SOMAD
ABID
SOMAD
Abid mengangguk. Somad terdiam sejenak.
SOMAD (CONT’D)
ABID
Abid terbelalak dan kemudian menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
ABID (CONT’D)
Somad mencoba menenangkan Abid dengan menepuk-nepuk pundak Abid sedikit.
SOMAD
ABID
SOMAD
Keduanya terdiam. Abid tampak berpikir keras.
107.EXT. SMAN 2 - DEPAN KELAS BIO 1 - LATER
[Slow motion]
Abid berjalan lemas melewati para pegawai event organizer reuni yang sedang membenahi peralatannya.
108.EXT. SMAN 2 - DEPAN PAPAN PENGUMUMAN - CONTINUOUS
Abid melewati papan pengumuman tanpa melihat ke arah papan pengumuman itu sama sekali. Foto Maya sudah tidak lagi terpampang di situ.
109.INT. MOBIL ABID - MOMENTS LATER
Abid mengendarai mobilnya dengan pandangan kosong ke depan.
Sebuah pesan singkat dari Ayah Abid masuk ke ponselnya. Pesan tersebut bertuliskan: “Bid, minggu depan Bapak dan Ibu mau ke Aussy. Kamu anter kami ke bandara bisa kan?”
Abid sama sekali tidak memeriksa pesan singkat itu dan terus berkendara.
110.INT. LIFT GEDUNG APARTEMEN ABID - LATER
Abid bersandar di dinding lift yang bergerak ke atas. Pandangannya kosong. Seakan banyak hal yang harus diproses oleh otaknya.
111.INT. LORONG GEDUNG APARTEMEN ABID - CONTINUOUS
Abid keluar dari lift dengan langkah enggan.
[slow motion - END]
Abid mengeluarkan kunci apartemennya dan memasukkan ke lubang kunci salah satu pintu apartemen.
112.INT. APARTEMEN ABID - RUANG TAMU - CONTINUOUS
Abid masuk ke dalam apartemennya yang gelap. Hanya ada satu cahaya yang mengintip dari dalam kamarnya.
Abid bertepuk tangan dua kali dan lampu di seluruh ruang tamu pun menyala secara otomatis.
Abid melihat ke sekelilingnya. Ada yang berbeda pada ruangan itu walau tidak signifikan. Tata ruangnya. Furniture nya.
Sebuah suara wanita datang dari dalam kamarnya yang lampunya menyala.
MAYA (O.S.)
Abid mendekati arah suara itu dengan sangat heran.
113.INT. APARTEMEN ABID - KAMAR TIDUR - CONTINUOUS
Abid membuka lebar-lebar pintu kamar yang tadinya hanya terbuka 10 persen.
Terbelalak matanya ketika Ia melihat MAYA (43) sedang duduk di ranjang bersama seorang anak kecil laki-laki berusia sekitar 10 tahun yang sedang tertidur.
MAYA
Abid hanya terdiam terpaku seperti patung dengan mata yang terbelalak.
Maya beralih memandang anaknya yang sedang tidur.
MAYA (CONT’D)
Maya bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah Abid.
MAYA (CONT’D)
Maya mencium pipi Abid yang masih mematung. Tangan kanan Maya menepuk pelan pipi kiri Abid. Kemudian Maya berlalu ke arah dapur.
MAYA (CONT’D)
Abid tiba-tiba terjatuh pingsan.
CUT TO BLACK.
MAYA (O.S.) (CONT’D)
[MUSIC CUE: “Nirwana” by Gigi]
114.CREDIT TITLE
MONTAGE:
1. Foto-foto kegiatan siswa-siswi SMA di tahun 1995-1996
2. Foto Maya dan Abid di tahun 1995.
3. Diakhiri dengan foto Maya dan Abid di masa sekarang.
[Music END: “Nirwana” by Gigi]