INT. RUANGAN HRD IBI — DAY
Kang Paket
Ibu Cara … mel?
Caramel/ Ara (29 tahun) mendongak dari PC-nya, menatap Kang Paket yang kebingungan sambil menyodorkan kotak cokelat kecil padanya.
Ara
Maaf ya Mas, nama saya pasti bikin pusing (meringis)
Setelah Kang Paket berlalu, Yudis (teman satu kubikel Ara, lebih tua dari Ara) memundurkan kursinya dengan wajah kepo.
Yudis
Beli apa lagi kali ini lo, Ra?
Ara mulai unboxing paketnya, mengabaikan Yudis.
Yudis
Yaelah, skinker lagi? Kenapa sih lo jadi terobsesi sama skinker?
Ara
Biar cantik, biar cepet punya pacar (mata berbinar) Kalau nggak diskon nggak sanggup gue beli merk ini.
Yudis
Lo itu udah imut-imut kayak barbie, kalau kebanyakan skinker nanti jadi amit-amit kayak Bu Susi gimana, Ra (dengan suara pelan sambil menoleh ke kanan dan kiri)
Ara
(manyun) Mentang-mentang lo habis married, nggak boleh sombong gitu! Nggak pernah ngerasain posisi gue sih!
Yudis
(menggeleng dan bersedekap) Kenapa sih cewek-cewek zaman sekarang hobi tuh kalau nggak jadi fans kpop ya hobi insecure?”
Ara
Coba laki semua macam lo, nggak lihat fisik dan menerima apa adanya, nggak banyak jomlo kayak gue (memelotot)
Ara (CONT'D)
Eh tapi istri lo cantik sih, lo pilih-pilih juga kan jadi laki?
Yudis tergelak, lalu mencubit lengan Ara.
Yudis
Ya pastilah, namanya juga pasangan hidup, bareng sampai maut memisahkan! Cuma kan selera orang beda-beda Ra, cocok-cocokkan. Kalau nggak cocok sih jangan dipaksa, dengan hubungan jangka pendek aja dia nggak kuat, jangan dipaksa hubungan jangka panjang lah!
Ara
Ya kalau gitu nggak kawin-kawin gue!
Yudis
Ra ... (menatap lekat Ara) gue nggak tahu sih kenapa lo putus sama mantan lo yang kemarin, yang jelas lo perlu lihat sisi positifnya. Itu berarti Tuhan lagi sayang sama lo, dijauhkan dari orang-orang yang nggak bisa bikin lo bahagia.
Ara
Yaelah, jangan bilang habis ini lo nyuruh gue nunggu sambil memantaskan diri, terus jodoh gue dateng dengan sendirinya?
Yudis
(menjentikkan jari) Nah itu lo tahu! Nggak usah buru-burulah nikah, emang kenapa sih buru-buru? Kalau salah pilih lo nyeselnya seumur hidup, Ra. Jangan buat nikah jadi perlombaan gitu dong!
Ara
Basi lo! (matanya berkaca-kaca) Gue tuh cewek, punya masa kadaluarsa. Kalau amit-amit gue nikah di umur empat puluh, buat lahiran ntar gue kudu sesar. Belum lagi anak gue masih kecil pas gue udah pensiun, berat di keuangan. Terus pas dia nikah, guenya udah tua, iya kalau dikasih umur panjang.
Ara memasukkan produk skinker ke dalam tas kerjanya, lalu membuang kardusnya ke kotak sampah di ujung ruangan.
Yudis
Lo yang basi! Lo follow akun esjewe-esjewe aja deh! Biar dapet pencerahan isi kepala lo yang kusut kayak saldo rekening gue!
Yudis menarik kursi kembali ke kubikelnya sendiri dan mulai mengetik di keyboard-nya ketika Ara kembali dari membuang sampah.
Ara
Miris, gue pegawai HRD, tapi sendirinya butuh pertolongan membangun relationship dengan orang yang tepat (nada merajuk)
Yudis
Ra, shit happens sometimes. Lo nggak boleh lama-lama terpuruk sama mantan lo yang lama itu. Lagian Bu Susi barusan ngirim chat di WhatsApp Group tuh, laporan engagement program Direktorat Risk Management diminta sore ini jam empat.
Ara
Anjrit! Kok lo baru bilang! (buru-buru kembali membuka PC-nya)
Yudis melempar satu permen rasa kopi ke Ara.
Yudis
Udah jangan dipikir, Friday Night jalan aja Ra, siapa tahu nemu jodoh.”
CUT TO:
INT. RUANGAN IT GROUP IBI — NIGHT
Ara
Hans, jalan yuk!
Hans
Gue mau lembur.
Ara
Handoko Januar, lo mau ditemenin miss Kei di sini? Lo sendirian sekarang dan gue tahu lo nggak lagi piket! Nggak usah banyak alasan deh! (mencubit lengan Hans)
Hans
Nggak usah sebut-sebut nama lengkap gue! (terpaksa membereskan barangnya dan menutup laptop) Lo mau ke mana sih ? Jumat nih, macet dimana-mana!
Ara
Gue mau meratapi status jomlo , tapi nggak mau kelihatan ngenes, makanya gue ngajak lo.
Hans
(memelotot) Asli, kalau alasan lo ngajak gue cuma buat pamer ke mantan lo kalau lo bisa move on, mending gue pulang!
Ara
(menggelayuti lengan Hans) Hans, Hans! Kok lo suudzon gitu sih! Gue cuma butuh temen cerita! Siapa yang mau pamer sih!
Hans menghela napas panjang dan akhirnya mengikuti langkah Ara yang berjalan seperti kelinci yang melompat-lompat.
CUT TO:
EXT. ROOFTOP BAR ELYSEE SCBD — NIGHT
Ara
(berbisik) Katanya steak di sini enak, Hans.
Hans
Lebih enak lagi kalau dibayarin, Ra (meringis melihat Ara manyun) Canda, lo mau cerita apa?
Ara
Tunggu dulu, kenapa langsung ke inti sih? Lo nggak mau pesen minum?
Hans
Boleh, jangan alkohol ya. Gue mau ke sini cuma untuk dengerin lo cerita, tapi nggak pake acara lo teler.
Ara
Ya elah, nggak mungkin gue mabuk di tempat begini kali, Hans.
Hans
Coba ingetin gue, waktu lo putus sama yang sebelum ini, lo ngajak gue ngapain? Siapa yang nganter lo pulang? Siapa yang ngurusin lo pas lagi hangover?
Ara
(manyun) Iya, iya maaf. Malem ini gue emang pengen makan enak aja kok!
Hans menghela napas panjang, menyandarkan punggung,dan menatap ke sekeliling. Tidak banyak pengunjung malam itu.
Ara (CONT'D)
Hans, masa kata mantan gue, dia mutusin gue karena gue terlalu sempurna. Klise banget nggak sih?
Hans memangku kepalanya, belum berkomentar.
Ara (CONT'D)
Maksud gue, kalau gue bego nggak ada yang suka, kalau gue pinter dikatain terlalu sempurnalah, terlalu tinggilah, dan blah blah blah ...
Hans
Ya bagus dong, berarti cowok itu nggak cocok buat lo. Nggak selevel. Bagus kalau mereka sadar diri.
Ara
(mencubit lengan Hans) Sumpah lo sama aja kayak Yudis komentarnya! Gini nih makanya gue butuh temen cewek buat curhat, kalau sama cowok jawabannya resek!
Hans
Yee gimana! Gue pulang nih!
Ara meminta maaf dan menahan lengan Hans. Hans mendengkus keras.
Hans (CONT'D)
Lo nggak perlu nurunin level buat cowok. Udah susah-susah ada di level yang sekarang, terus lo mau mengorbankan diri buat orang yang belum tentu mau nyusul lo? Kalau gue sih ogah. Dia yang harus memantaskan diri. (beat) Mantan lo kerjanya apa?
Ara
Management Trainee sih, baru masuk tahun lalu.
Hans
Ah elah, baru juga cungpret, banyak gaya banyak bacot. Udah nggak usah diinget-inget, nggak pantes ditangisi (muka lempeng).
Makanan datang dan Hans langsung mencomot steak-nya seperti orang belum makan dari kemarin.
Ara
Hans, lo nggak ada niatan cari pacar?
Hans
Ntar ah, masih muda gue (mulut penuh daging) Ini lagi bahas kisah cinta lo, kenapa nanya ke gue?
Ara
Lo nggak mau jadi pacar gue, Hans?
Hans
Emang lo suka sama gue? Lo mau gue jadi pacar lo?
Ara menggaruk kepalanya kebingungan dan berakhir cengengesan. Hans menghela napas lagi dan meneguk minumannya.
Hans (CONT'D)
Enggak kan? Ya udah nggak usah nanya. We are better together as friends. Lo nggak mabuk aja meracau, Ra.
Ara mengangguk-angguk dongkol. Hans benar, mereka tidak cocok kalau menjadi pasangan, kalau teman bisa jadi sahabat terdekat.
Ara
Gue udah dijuluki 30-days girlfriend nih. Harga diri gue di mana Hans, di mana?
Tiffany
Sumpah? Siapa yang bilang kayak gitu ke lo?
Ara dan Hans mendongak menatap Tiffany yang berdiri di dekat meja. Tiffany memakai dress terusan tanpa lengan dan stilletto, serta nametag IBI.
Ara
(menatap girang Tiffany) Tiffany!
Hans mengangguk juga tanpa berkomentar.
Ara (CONT'D)
Ngapain lo di sini? Dateng sama siapa?
Langga
Loh? Ada Ara sama Hans?
Langga datang menyusul Tiffany, mengenakan kemeja biru tua dengan dua kancing teratas di buka dan blazer abu-abu yang tidak dikancingkan.
Ara
Ya ampun ada Langga juga! Long time no see!
Tiffany
(terkekeh) Kita sekantor, tapi jarang ketemu yah. Gue ke sini nemenin si bayi raksasa ini mau nangis karena habis diputusin.
Langga
Apaan sih, Fan!
Hans
Wah pas banget, si Ara juga lagi nangisin mantan nih. Mau join? Kecuali Ara dan Langga nggak mau membuka rahasia masing-masing ...
Langga, Tiffany, dan Ara saling berpandangan. Lalu Tiffany dan Langga mengambil posisi duduk di samping Ara. Hans menggeser sedikit posisi duduknya. Tiba-tiba keempatnya terdiam canggung. Hans menatap ketiga temannya.
Hans
Jadi siapa yang mulai duluan?