25. INT. RUMAH RAY – RUANG MAKAN – EVENING
Ibu dan Lana menaruh makanan di meja.
Ray keluar dari kamar, lalu duduk di kursi bersebelahan dengan Toni yang sedang makan mi.
Ibu berdua Lana lalu duduk.
Pada saat Ray mengambil makanan, terdengar suara ramai Tante Sopha masuk. Dia membawa BUNGKUSAN keresek lalu meletakkannya di atas meja di antara masakan Ibu dan Lana.
IBU
Apa, nih!
Semua menatap Tante Sopha. Tante Sopha mengerling genit.
TANTE SOPHA
Titipan dari Bu Meri.
Ibu menatap Tante Sopha. Lana membeliak. Toni berhenti mengunyah.
Ketiga-tiganya lalu menatap Ray yang tampak tak peduli. Dia fokus makan. Mengambil dua ekor ikan sekaligus dari piring saji.
TANTE SOPHA (CONT’D)
Sate ayam. Kesukaan Ray, tuh.
Ibu mengambil bungkusan dan membukanya. Lalu mengambil beberapa tusuk dan diletakkan ke piring Ray.
Lana dan Toni ikut mengambil sate. Sementara Tante Sopha duduk di sebelah Lana.
LANA
(ke Tante Sopha)
Kok bisa si Tan, Bu Meri nitip sate buat Mas Ray?
TONI
Ini pasti gara-gara video itu, kan?
IBU
(menatap Toni)
Video apaan?
LANA
Emang Ibu nggak liat, ya?
Ibu geleng kepala.
IBU
Emang video apaan?
Toni menelan kunyahannya.
TONI
Video orang sekampung nontonin orang pacaran!
IBU
Siapa yang pacaran?
Ibu menatap Toni. Lalu menoleh Tante Sopha kemudian ke Lana.
Lana menunjuk Ray dengan dagu.
Ibu melihat Ray lalu menoleh Tante Sopha lagi.
TANTE SOPHA
Itu, sore kemarin si Ray jalan bareng Sinta pas pulang kerja. Terus orang rame deh di whatsapp. Ada yang videoin.
IBU
Ck, gitu doang diramein. Ibu saja yang lihat siaran langsungnya diem aja.
Lana dan Toni membelalak. Sementara Tante Sopha mesem-mesem.
TONI
Ibu lihat langsung?
IBU
Emang apa sih hebohnya?
LANA
Mas Ray sama Mbak Sinta pacaran!
IBU
Terus kalau emang mereka pacaran kenapa? Sama-sama single ini.
LANA
Jadi, ibu bolehin Mas Ray sama Mbak Sinta?
IBU
Kok tanyanya ibu, sih?
Beat.
Di bawah meja Lana menendang kaki Ray. Ray menoleh Lana dari atas piringnya. Lana menelengkan kepalanya ke Ibu. Mengintruksi abangnya untuk memperhatikan.
IBU (CONT’D)
Ibu sih kalau Rama-nya mau sama siapa saja juga ibu paling dukung.
TONI
Termasuk Mbak Sinta? Tapi masak kirimannya sate ayam doang!
TANTE SOPHA
(ke Toni)
Eh, itu tante yang beli.
LANA
Tapi Tante bilangnya dari Bu Meri.
TANTE SOPHA
Canda!
IBU
(ke Tante Sopha)
Kamu ini becanda-becanda. Lama-lama kayak orang-orang kompleks saja.
TANTE SOPHA
Lah kita semua kan emang bagian dari orang kompleks sini, Kak.
Ibu menghela napas.
26. EXT. JALAN GANG SEMPIT – MORNING
Suasana pagi yang cerah.
Terdengar suara aktivitas kompleks yang monoton.
Ray jalan berdua Toni menuju jalan raya. Mereka berpapasan dengan Wanita Paruh Baya bertampang kalem. Memakai setelan olahraga calon haji.
WANITA PARUH BAYA
Mas Ray. Nggak sama Mbak Sinta, Mas?
Toni geleng kepala. Ray tersenyum datar.
Di sekitar, ada dua ibu-ibu mencuri dengar dengan seksama.
WANITA PARUH BAYA (CONT’D)
Ibu kira lagi berantem. Tuh, soalnya Mbak Sinta tadi buru-buru berangkatnya.
Ray ogah menanggapi. Dia berdua Toni kembali jalan.
27. CONTINUED
Ray dan Toni berpisah di Ujung Gang Sempit. Di situ sudah ada TEMAN Toni yang menunggu mengendaRay motor. Toni naik ke motor temannya. Melambai tangan pada Ray sebelum pergi.
Ray lalu jalan menuju HALTE BUS berjarak kira-kira 50 meter dari mulut gang kecil
28. CONTINUED
Sinta menoleh melihat kedatangan Ray. Dia tersenyum. Menyapa Ray yang canggung bertemu lagi dengannya.
Tanpa suara, kita akan melihat Ray dan Sinta bercakap-cakap sebelum bus datang.
29. CONTINUED
Ray dan Sinta duduk bersisian di kursi bagian tengah di dalam bus. Tampak Sinta berbicara di telepon lewat earphone. Di sebelahnya wajah Ray memperlihatkan pancaran kehangatan.
30. INT. KANTOR KERJA RAY – KUBIKEL RAY – DAY
Ray terlihat sibuk bekerja. Di sekitar kita akan menyimak suara kesibukan suasana kerja dan telepon yang berdering.
31. INT. KANTOR KERJA SINTA – SAME TIME
Di antara kesibukan yang padat, diam-diam Nurul mendekati Sinta.
Nurul membuka ponselnya. Membuka aplikasi pesan. Membuka pesan yang dikirim temannya.
Temannya yang merupakan tetangga satu kompleks Sinta mengirim foto Sinta berdua Ray bercakap-cakap pagi tadi di halte bus.
NURUL
Sssh!
Sinta menoleh. Nurul memperlihatkan foto itu padanya.
Sinta tertawa kecil sambil berkerut dahi.
NURUL (CONT’D)
Nasib-takdir!
Sinta mendorong bahu Nurul pelan.
SINTA
Udah sana. Ganggu orang kerja saja.
NURUL
Jadi beneran, kan? Enggak cuman kebetulan saja?
(beat)
Atau kebetulan yang jadi kebeneran?
SINTA
Kamu ih!