143. EXT. KEDIAMAN KELUARGA - MALAM
Rumah kediaman keluarga tampak sunyi.
CUT TO:
144. INT. RUANG MAKAN - MALAM
Wina membantu menghidangkan malam ke atas meja bersama Bibi. Hari itu beberapa kursi kosong. Di sana hanya ada Ibu, Wina, dan Martin.
INSERT: Ayah sedang berisritahat di kamar. Matanya tertutup di atas ranjang. Sebelah tangannya memegangi perut.
Di tengah suasana rumah yang hening, Martin memperhatikan sekeliling sambil mengambil lauk untuk dirinya sendiri.
MARTIN
"Kak Adam ke mana, Kak, enggak kelihatan. Enggak ikut makan?"
WINA
"Adam, dia, keluar sebentar. Sedang ada keperluan katanya."
Wina terbata-bata menjawab.
MARTIN
"Tumben. Biasa Kak Adam yang paling enggak pernah melewatkan makan malam keluarga. Dan Rizka, tentu saja."
Ibu dan Wina saling berpandangan.
MARTIN
"Ke mana, Kak?"
Wina gelagapan di tempatnya mencari jawaban. Ibu menimpali.
IBU
"Paling juga ketemu client. Iya, kan, Wina? Tahulah client, terkadang terserah saja mencari waktu pertemuan. Tidak peduli pagi atau malam."
Wina mengangguk mengiyakan perkataan Ibu di tempatnya.
Bibi melewati meja makan saat ingin masuk ke ruangan di bawah tangga dengan nampan berisi piring penuh buah dan satu mangkuk plastik susu. Memandangi Bibi membuat Martin teringat sesuatu. Rizka ada di rumah sakit, tapi bagaimanapun mereka masih memerlukan tumbal, pikirnya. Adam mungkin sedang mencari-cari saat ini.
CUT TO:
145. INT. TAKSI - MALAM
Ben duduk bersandar di jok belakang taksi.
CUT TO:
146. INT. RUANG MAKAN - MALAM
Martin mengambil handphone di sakunya, dan bergegas bangkit dari meja makan. Pikirannya tentang Rizka yang mungkin sekarang sedang sendirian di kamarnya dan Adam sedang mencari-cari tumbal, mengganggunya.
MARTIN
"Ben, kamu dimana?"
CUT TO BLACK:
147. INT. RUMAH SAKIT - MALAM
POV: Adam bergegas menuju ruangan di mana Rizka sebelumnya beristirahat. Pintu ruangan dibuka. Tidak ada siapa-siapa di dalam.
Adam tidak bisa menemukan Rizka di ruangannya.
CUT TO:
148. INT. LORONG RUMAH SAKIT - MALAM
Adam mencari-cari Rizka di lorong-lorong rumah sakit. Ia memperhatikan pasien-pasien yang mungkin saja salah satunya adalah Rizka.
Saat kembali berada di dekat pintu masuk, Adam menemukan seorang pria dan perempuan yang membelakanginya. Sang pria tampak merangkul sang wanita. Bagi Adam, keduanya terlihat seperti Ben dan juga Rizka.
Adam bergegas menghampiri mereka dan menyentuh pundaknya.
Kedua pasangan itu berbalik, mereka bukan Ben dan Rizka melainkan hanya orang lain.
ADAM
"Maaf."
Pasangan tersebut saling pandang lalu kemudian pergi. Adam menatapi balik lorong rumah sakit yang sudah disusurinya.
CUT TO:
149. INT. RUANG MAKAN - MALAM
Martin menutup teleponnya dengan membelakangi meja makan.
Ayah tiba-tiba muncul di ruang makan. Ia berjalan mendekat ke belakang Martin. Mama terlihat memperhatikan mereka, sementara Wina berpaling pura-pura tidak melihat.
Ayah menghantamkan sebuah piring yang didapatnya dari meja makan ke belakang kepala Martin. Martin berbalik sembari memegangi belakang kepalanya.
POV: Dengan pandangannya yang kabur Martin bisa melihat Ayah berdiri memandanginya. Ibu bergegas mendekat ke arahnya sambil menyebutkan 'Martin' dari mulutnya walaupun ia tidak benar-benar bisa mendengarkan dengan jelas.
Martin jatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri.
CUT TO: