129. INT. KAMAR ADAM - PAGI
Wina sedang memasukkan beberapa pakaian miliknya dan Danu ke dalam sebuah tas besar. Danu tampak bermain dengan maiannnya di lantai berkarpet. Wina mengambil perlengkapan mereka yang mungkin diperlukan seperti botol susu Danu, bedak, deodoran, minyak wangi dari atas meja kecil. Sebuah ketukan datang dari luar pintu di tengah kesibukan Wina.
IBU (O.S.)
Win.
WINA
"Iya, Ma. Sebentar."
Wina menutup tas besarnya, lalu menyembunyikannya di balik tempat tidur. Ia tidak ingin memberitahu Ibu ia pergi, tidak sebelum Adam menjelaskan semuanya. Wina juga tidak yakin ingin berkata apa dengan Ibu. Wina membuka pintu kamar.
Di balik pintu, Ibu memandangi Wina lalu melongok sekali ke dalam kamar.
IBU
"Lagi apa, Win?"
WINA
"Lagi beres-beres sedikit, Ma. Ada apa, Ma?"
IBU
Enggak. Ada yang ingin Mama perkenalkan sama kamu.
WINA
"Ada tamu datang, Ma? Siapa?"
Danu berhenti dari permainannya. Ia memandangi ke arah jendela yang tirainya ditiup angin.
IBU
"Adam mungkin sudah cerita sedikit. Tetapi Mama pikir belum ada yang benar-benar berjumpa dengannya selain Papa dan Mama. Mungkin sekarang sudah saatnya kamu untuk bertemu. Bagaimana pun cerita keluarga ini harus tetap berlanjut."
Wina memandangi Ibu dengan keheranan. Danu berpaling dari jendela ke arah Wina. Wajahnya cemberut.
IBU
"Itu dia di belakang kamu."
Wina heran dengan apa yang dibicarakan dengan Ibu. Bagaimana mungkin sesuatu ada di belakangnya padahal ia baru saja dari sana. Dengan ragu, Wina berbalik.
IBU
"Dia memang suka begitu. Menyusup dan tiba-tiba. Tapi tenang saja, dia baik."
Wina terkejut dengan apa yang dilihatnya. Sosok pria berkulit kendur tanpa pakaian kecuali celana pendek putih di atas paha. Sosok itu menatap balik Wina.
IBU
"Wina, perkenalkan. Dia Abdi."
CUT TO BLACK:
130. INT. RUANGAN KELAS - SIANG
Murid-murid bergerak dari belakang meja mereka masing-masing untuk keluar kelas dan beristirahat jam siang. Eka sendiri di mejanya mengeluarkan handphone-nya dari dalam tas. Ia menekan beberapa kali tombol layar, lalu meletakkan handphone itu di telinga. Seorang TEMAN wanita menghampirinya.
TEMAN I
"Ka, kantin, yuk?"
EKA
"Iya, nanti aku nyusul."
Teman wanita itu mengangguk, pergi meninggalkan Eka sendiri.
Hening beberapa saat.
EKA
"Halo, Rizka?"
CUT TO:
131. INT. RUMAH SAKIT - SIANG
Eka tampak berhadapaan dengan suster di balik meja informasi. Ia baru saja menanyakan keberadaan kamar Rizka yang didapatnya dari Ben di telepon. Suster di balik meja informasi menunjuk ke arah lorong dan menjelaskan petunjuk arah.
EKA
"Terima kasih ya, Sus."
Eka meninggalkan meja informasi dan bergegas menuju lorong yang diarahkan oleh suster tersebut.
CUT TO:
132. INT. RUANG PASIEN - SIANG
Rizka masih tak sadarkan diri di ranjang pasien. Eka duduk di kursi di sampingnya, sementara Ben berdiri di sisi lain ranjang.
CUT TO:
133. EXT./INT. HALAMAN RUMAH SAKIT - SIANG
Eka dan Ben berjalan dengan langkah lambat ke bagian depan rumah sakit.
BEN
"Maaf Kakak enggak bisa mengantar kamu pulang."
EKA
"Enggak apa-apa, Kak. Aku juga biasa pulang sendiri. Kirim salam sama Rizka ya, Kak. Oh iya, Kak Ben. Aku titip ini ke Rizka ya, Kak."
Eka memberikan Ben sebuah FLASHDISK yang diambilnya dari salah satu kantung di tasnya.
EKA
"Kemarin Rizka minta aku bawain film Carrie. Eh, tapi hari ini Rizka malah enggak masuk. Ini filmnya udah aku copy ke flashdisk, film Carrie yang versi pertama dan remake. Kualitasnya udah bluray, subtitle-nya kemarin aku pakai yang Indo sih, tapi aku udah cariin yang Inggris juga buat Rizka. Tinggal disamain aja, Kak, nama file dan subtitle yang mau digunain. Nanti otomatis subtitle-nya muncul saat filmnya main."
Ben memandangi flashdisk di tangannya.
EKA
"Nanti kalau Rizka udah sadar, beri kabar ke aku ya, Kak."
Ben mengangguk-angguk. Eka tersenyum dan berbalik pergi meninggalkan halaman rumah sakit.
BEN
"Hati-hati!"
Eka berbalik sejenak, tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Ben.
Tanpa disadari Ben ataupun Eka, Adam memperhatikan keduanya dari dalam mobil di parkiran rumah sakit.
CUT TO: