84. INT. RUANGAN KELAS - PAGI
DIMAS menyanyikan lagu Maps dari Maroon 5 di depan kelas. Nyanyiannya tidak enak, banyak nada meleset dari yang seharusnya. Ben hanya bisa menundukkan kepala di tempat duduknya melihat perbuatan teman semejanya itu lantaran dihukum tidak mengerjakan tugas oleh Sir Hendra. Beberapa teman merekamnya menggunakan ponsel dan/ataupun menertawakan.
CUT TO:
85. EXT. KAMPUS - PAGI
Di antara orang-orang yang keluar kelas, Ben turut keluar kelas. Di belakangnya menyusul Dimas yang segera merangkul bahunya.
DIMAS
"Enggak seru kamu, Ben. Seharusnya tadi kita berdua maju di depan. Seperti biasa. Tapi ngomong-ngomong kenapa tiba-tiba kamu rajin ngerjakan tugas? Karena besok bulan purnama?"
Ben menghela nafas.
BEN
"Aku baru sadar ternyata kita begitu buruk ketika tampil di depan."
DIMAS
"Seburuk itukah?"
BEN
"Seburuk itu."
Dimas merangkul Ben.
DIMAS
"Tapi kamu enggak bisa membantah sindrom lupa-diri-di-atas-panggung, Ben. Aku bisa melihat itu di mata kamu minggu lalu. Begitu lepas, begitu menikmati."
FLASHBACK:
86. INT. RUANG KELAS - PAGI
Ben dan Dimas smenyanyikan lagu Let It Go milik Demi Lovato di depan kelas. Mereka menyanyikannya lebih seperti menirukan gaya cover Caleb Hyles.
BEN, DIMAS
"Let it go. Let it go. Can't hold it back anymore. Let it go. Let it go. Turn away and slam the door."
(Ben menghentakkan kedua tanganya seolah ingin bertepuk tangan, namun segera menghentikan tangannya sebelum mereka kena)
"I don't care what they're going to say."
(Ben menunjuk-nunjuk dadanya dengan sebuah genggaman tangan, lalu menunujuk penonton-dari kiri ke kanan-dengan jarinya)
"Let the storm rage on. The cold never bothered me anyway."
Ben dan Dimas saling berangkulan, lalu menunduk (memberi hormat) kepada teman-teman mereka yang memberi tepuk tangan.
CUT TO:
87. EXT. KAMPUS - PAGI
Ben mengangkat bahunya pada Dimas yang bertanya tentang sindrom lupa-diri-di-atas-panggung. Di kejauhan Ben melihat Rizka dan Eka berjalan.
DIMAS
"Oh iya, Ben. Aku duluan. Ada latihan basket di lapangan."
Dimas mengangkat sebelah tangannya sebagai ucapan perpisahan dan Ben membalasnya dengan memberikan tepukan padanya-keduanya bersalaman.
DIMAS
"Kamu kapan main lagi? Udah lebih sebulan nih. Anak-anak yang lain pada nanya."
BEN
"Kenapa? Pada kalah terus kalian enggak ada aku?"
Dimas tertawa.
DIMAS
"Sialan. Masih ada proyek?"
BEN
"Begitulah. Entar, deh, kalau udah enggak sibuk-sibuk kali. Main sama anak-anak sering lupa waktu soalnya."
Keduanya tertawa.
DIMAS
"Benar, benar. Ya, udah, aku duluan ya."
Dimas meninggalkan Ben seorang diri.
Ben bergegas menghampiri Rizka dan Eka yang ada di depannya. Tanpa sepengetahuan Ben, Dea mengawasi di belakang.
BEN
"Kalian mau ke mana?"
Rizka memandangi Eka. Eka memandangi Rizka balik. Rizka memberikan kode pada Eka-dengan menggerakkan sedikit kepalanya ke arah Ben.
EKA
"Kamu kenapa, Riz?"
Rizka membentuk mulutnya menjadi kata NGOMONG tanpa suara. Eka bingung di tempatnya. Rizka kembali membentuk NGOMONG dari mulutnya.
EKA
"Oh, ..."
(Beralih pada Ben)
"Kami mau belajar bareng, Kak. Kenapa, Kak?"
BEN
"Enggak, cuma tanya aja."
Hening sesaaat. Rizka menyenggol lengan Eka dengan lengannya-pertanda ia harus bicara kembali.
EKA
"Ka-kalau begitu kami duluan ya, Kak. Takut nanti selesainya kesorean."
RIZKA
"Kami duluan ya, Kak. Ben."
BEN
"Oh, ya. Kalian hati-hati di jalan, ya."
Rizka memperhatikan Eka yang terpaku di tempatnya, lantas menarik Eka pergi dari sana.
EKA
(Dengan sedikit berbisik)
"Kak Ben meminta aku hati-hati, Riz. Perhatian sekali. Tapi kenapa kamu tidak bicara?"
RIZKA
(Dengan sedikit berbisik)
"Biar ada waktu kamu bicara sama Kak Ben."
Rizka tersenyum.
BEN
"Rizka!"
Rizka berbalik.
RIZKA
"Iya, Kak?"
BEN
"Kamu butuh helm enggak?"
RIZKA
"Enggak, Kak. Kami naik angkutan umum aja."
BEN
"Kalau ada apa-apa, hubungi Kakak, ya."
Rizka mengangguk.
Rizka dan Eka pergi. Ben memandangi keduanya.
Dea mendatangi dari belakang Ben.
DEA
"Ben, hari ini kamu sibuk enggak?"
BEN
"Tergantung. Kenapa?"
Ben masih menatapi Rizka.
DEA
"Temani aku ke mall, yuk. Mau beli beberapa barang. Biasalah, perempuan. Kosmetik."
BEN
"Kebetulan. Aku memang lagi ingin membeli sesuatu juga."
Ben masih menatapi Rizka.
DEA
"Tapi aku naik motor sama kamu, ya. Hari ini aku enggak bawa mobil. Kamu ada helm dua kan?"
Akhirnya Ben mengalihkan pandangannya ke Dea. Ben mengangguk.
Keduanya berjalan menuju parkiran.
BEN
"Panas-panas begini kamu enggak apa-apa, naik motor?"
Dea tertawa.
DEA
"Ya, enggaklah."
CUT TO: