62. INT. RUANG KERJA AYAH - MALAM
Adam masuk dan menutup pintu ruangan. Papa yang tadinya merenung sembari memandangi ke luar jendela, berbalik ke arah pintu. Adam berhenti melangkah mendekat dan memandangi Ayah.
CUT TO:
63. INT. KAMAR MANDI LT I - MALAM
Adam menunduk menghadap dinding di bawah shower kamar mandi yang menyala.
AYAH (O.S.)
"Kamu sudah lihat tandanya?"
CUT TO:
64. INT. KAMAR MANDI LT I - MALAM (CONT'D)
Adam keluar dari shower kamar mandi. Diletakkannya handuk yang baru dipakainya untuk mengelap badan ke lantai. Ia menginjakkan kakinya di atas sana.
AYAH (O.S.)
"Itu berarti Kamis ini adalah harinya. Ritual pengorbanan akan segera dilakukan."
CUT TO:
65. INT. KAMAR MANDI LT I - MALAM (CONT'D)
Adam berdiri menghadap wastafel. Ia mengusap wastafel yang berembun. Adam memandangi refleksi dirinya.
CLOSE UP: Sebuah luka yang mirip dengan tarikan kuku memanjang di perut sebelah kiri Adam.
AYAH (O.S.)
"Papa ingin kamu siap. Kamu ingat kan harus memilih siapa? Kita hanya perlu empat suara untuk menang. Pastikan Wina ikut. Kita tidak ingin terjadi masalah nanti."
CUT TO:
66. INT. KAMAR ADAM - MALAM
Wina sedang duduk di pinggir ranjang, membelakangi pintu. Ia merenung.
Pintu kamar terbuka, perlahan hingga benar-benar lebar.
Wina berbalik. Berpikir tadi itu Adam namun tidak ada apa-apa di sana. Wina bangkit dari tempat tidur dan menghampiri pintu kamarnya. Tidak ada siapa-siapa di depan pintu. Wina menutup pintu kamar.
Saat Wina berbalik ingin kembali ke tempat tidur, ia mendapati tirai jendela kamarnya berderak-derak, angin telah membuka jendela mereka.
Wina bergegas menghampiri jendela. Tidak ingin Danu yang sedang tidur di dekat sana di dalam ranjang bayi merasa terganggu atau sakit. Saat tangannya ingin menutup jendela kamar Wina melihat sesuatu di halaman depan rumah.
Seseorang dewasa yang sedikit bungkuk, tidak mengenakan apa-apa selain celana pendek berwarna putih di atas paha (mirip celana bayi) serta penutup kepala yang menutupi seluruh wajahnya membelakangi kamar mereka di halaman luar. Perlahan sosok itu berbalik.
Namun, sebelum sosok itu menampakkan bagian mukanya, pintu kamar mendadak membuka. Wina sontak beralih dan mendapati Adam yang baru saja masuk. Ketika Wina berpaling untuk memperhatikan kembali sosok asing di halaman depan rumah mereka, ia tidak menemukan apa-apa selain halaman rumah yang kosong.
ADAM
"Kamu lagi lihat apa?"
Adam menghampiri Wina ke jendela. Wina memandangi Adam sekali, lalu ke luar jendela lagi. Wina memaksakan senyuman sembari berpaling ke Adam kembali dan menggeleng.
CUT TO:
67. INT. KAMAR RIZKA - MALAM
Rizka sedang membaca buku And the Mountains Echoed. Ia melakukannya dengan punggung yang ditegakkan pada headboard tempat tidur dan kaki bersila. Lampu kamar tiba-tiba berkedip beberapa kali. Rizka mendongak.
CUT TO:
68. INT. RUANGAN DI BAWAH TANGGA - MALAM
Rizka berada di ruangan bawah tangga, bersandar di dinding menghadap sebuah meja dengan buku And the Mountains Echoed di tangan. Tulisan di halaman-halaman novelnya menghilang, sebelum buku itu turut menghilang.
Tubuh Rizka lemas. Ia tidak bisa melakukan apa-apa bahkan menopang tubuhnya untuk bersandar. Rizka terbaring miring di lantai. Mata berkedip beberapa kali.
Dari tempatnya terbaring, Rizka bisa melihat sepasang Ayah Muda dan Ibu Muda yang duduk berdampingan di meja panjang. Keduanya duduk menghadapnya namun tidak bisa melihat Rizka. Sebuah kursi di hadapan mereka tampak jatuh ke belakang.
Rizka ingin mengatakan sesuatu, sebuah permintaan pertolongan barangkali, tapi ia tidak bisa. Mata Rizka berkedip lagi.
Ayah Muda dan Ibu Muda beranjak dari kursi mereka, meninggalkannya di sana sendirian.
Di tengah sunyi, Rizka mendengar ada sesuatu yang bergerak di suatu tempat di kegelapan. Kedengaran seperti orang yang berjalan TERTATIH. Kaki kiri. Kaki kanan. Kaki kiri.
Tanpa menggerakkan kepalanya yang memang tidak bisa bergerak, Rizka menggeser bola matanya ke bawah, ke arah kakinya. Perlahan sepasang kaki terlihat, kaki pincang dan berdarah bergerak mendekatinya. Sosok itu membungkuk, menatapi Rizka dari dekat.
Rizka membelalak, terkejut bukan main saat menemukan bahwa sosok itu adalah dirinya dengan wajah dan hidung yang mengeluarkan darah.
CUT TO:
69. INT. KAMAR RIZKA - MALAM
Rizka tersentak di atas tempat tidurnya. Tubuhnya tegak menjauhi sandaran headboard tempat tidur. Kedua tangannya menggegami buku And the Mountains Echoed.
Rizka menutup bukunya ke satu sisi tangan, lalu memandangi seisi kamar sembari memikirkan apa yang baru saja terjadi. Di tengah kebingungannya, darah keluar dari salah satu lubang hidung Rizka.
Rizka bisa merasakan sesuatu mengalir dari lubang hidungnya. Lantas mengelapnya dengan ujung jari dan menemukan darah itu di sana.
CUT TO:
70. INT. LANTAI DUA - MALAM
Rizka bergegas keluar dari kamarnya menuju kamar mandi di lantai itu. Martin mendapati Rizka memasuki kamar mandi dengan tergesa saat ia keluar dari kamarnya.
Martin memperhatikan arah Rizka datang. Ia bisa melihat seorang perempuan berambut panjang dengan gaun keluar dari kamar Rizka.
CUT TO:
71. INT. RUANG MAKAM - MALAM
Perempuan berambut panjang menuruni tangga, masuk ke ruangan di bawah tangga yang pintunya terbuka dan tertutup sendiri.
Martin mengikutinya, mendekati pintu ruangan di bawah tangga. Martin mendekatkan telinganya di daun pintu. Ia bisa mendengar orang-orang berbisik.
CUT TO BLACK: