40. INT. RUANGAN MEETING - SIANG
Adam duduk di ujung pada sebuah meja oval sementara KARYAWAN-karyawannya duduk mengelilingi dua sisi samping meja. Seorang karyawan sedang mempresentasikan terkait perbandingan penjualan produk dalam diagram-diagram. Raka, yang duduk di sebelah Adam, menunjuk-nunjuk sebuah paper di hadapan mereka berdua sambil memberikan pendapatnya kepada Adam.
CUT TO:
41. INT. RUANGAN ADAM - SIANG
Adam duduk di kursi dengan sandaran tinggi. Kedua kakinya terangkat di atas meja. Ia sedang menerima telepon dari Wina.
ADAM
"Ini baru selesai meeting. Danu kenapa, Win? Kedengarannya rewel."
Jeda.
ADAM
"Coba dibawa keluar, ke halaman belakang. Kali aja suntuk di kamar."
Jeda.
ADAM
"Kirimkan salam Ayah untuknya."
Adam tersenyum.
ADAM
"I love you, too."
CUT TO:
42. INT. KAMAR ADAM - SIANG
Wina melempar telepon genggam yang habis digunakannya untuk bertelepon dengan Adam ke atas ranjang dengan pelan, sebelah tangannya masih menggendong Danu yang menangis. Kakinya maju-mundur di lantai sembari menenangkan putranya.
WINA
"Panas, iya?"
Wina memadang AC di kamar yang menunjukkan 16 derajat Celcius. Wina hendak mengelap keringat di kepala Danu.
CLOSE UP: Sebuah tangan berkulit kendur mengusap kepala Danu.
Danu masih menangis, dan membenamkan wajahnya ke tubuh Wina yang mengelap keringat di kepalanya. Tidak ada sosok menyeramkan terlihat di dalam kamar.
WINA
"Kita keluar ya, Sayang, ya."
CUT TO:
43. INT. KAMAR AYAH - SIANG
Ibu sedang beristirahat siang di atas tempat tidur. Dalam tidurnya ia bermimpi buruk.
CUT TO:
44. INT. RUANG DI BAWAH TANGGA - SIANG
Ruangan itu sangat gelap. Lampu gantungnya tidak menyala. Ibu mengangkat LENTERA yang entah bagaimana berada di genggamannya. Lalu melangkah ke depan dimana sebuah meja panjang terbentang di tengah ruangan.
Ibu mendengar suara TANGIS di sudut ruangan. Ibu menggerakkan lenteranya ke sisi kanan ruangan, namun tidak cahaya lenteranya tidak mampu menembus jauh kegelapan. Perlahan Ibu melangkah mendekat ke sisi kanan ruangan. Suara tangis semakin jelas. Perlahan, di kejauhan terlihat seorang perempuan berambut panjang sedang menghadap ke dinding. Suara tangis semakin jelas.
IBU
"Kamu tidak apa-apa?"
Suara tangis wanita itu terhenti. Sesuatu terdengar bergerak di sisi lain, sebuah DECITAN kursi roda. Ibu berpaling ke belakang. Tidak ada apa-apa.
Ibu kembali berpaling ke tempat perempuan berambut panjang berdiri, tetapi ia sudah menghilang. Tak jauh sana, Ibu melihat sesuatu keluar dari kegelapan yang lebih jauh.
TRACKING SHOT: Sesuatu bergerak ke arah Ibu.
Ibu ketakutan, matanya membelalak besar.
Lentera di tangan Ibu jatuh ke lantai. Kaca-kacanya pecah. Api di dalam lentera padam. Kegelapan.
CUT TO:
45. INT. KAMAR AYAH - SIANG
Ibu terbangun dari tidurnya dengan wajah tegang dan nafas terengah-engah. Keringat bercucuran di wajahnya.
CUT TO:
46. HALAMAN BELAKANG - SIANG
Ibu tiba di ambang pintu belakang rumah yang mengarah ke sebuah kolam renang. Di bawah atap di pinggir kolam, Wina terlihat sedang bermain bersama Danu yang dipeganginya berdiri di pangkungannya di kursi kayu panjang dengan sandaran. Ibu menghampiri mereka, duduk di kursi sebelahnya.
IBU
"Cucu Nenek tidak tidur siang?"
Ibu beralih ke Wina.
IBU
"Sudah tidur siang dia, Wina?"
WINA
"Tadi pagi tidak begitu lama sampai rumah, sudah sempat tidur, Ma. Tiga jam. Sekarang tinggal bawelnya saja."
Danu bermain-main di pangkuan ibunya. Wina menggoyang-goyangkan kakinya sehingga Danu bergetar-getar di atasnya. Danu tertawa sembari memegangi boneka gajahnya. Ibu dan Wina ikut tertawa.
IBU
"Eh, ketawa dia. Eh. Eh."
Ibu dan Wina tertawa.
IBU
"Sini sama Nenek yuk, Danu."
Ibu mengulurkan tangannya. Wina mencium pipi Danu sebelum memberikannya kepada Ibu. Dengan memegangi bawah ketiak Danu, Ibu mendirikan Danu di atas kursi kayu.
Bibi datang dari dalam rumah ke arah mereka bertiga dengan membawa nampan berisi satu teko jus jeruk dan dua buah gelas. Bibi meletakkan teko dan gelas tersebut di atas meja kayu di antara kedua kursi panjang Ibu dan Wina.
IBU
"Terima kasih ya, Bi."
Bibi mengangguk, lalu pergi. Danu mengentak-entak kakinya di atas kursi dengan girang.
IBU
"Danu mau minum jus juga?"
Jeda. Ibu menghadap Wina. Danu kembali mengentak-entak kakinya sembari tertawa. Ibu dan Wina tertawa kecil.
IBU
"Sedikit saja ya, Danu."
Ibu meminumkan jusnya sedikit (perlahan) pada Danu.
IBU
"Enak?"
Danu mengentak-entak kakinya sembari tertawa.
IBU
(Memandangi Wina)
"Enak."
Ibu dan Wina tertawa kecil.
IBU
"Lagi jusnya?"
Danu mengentak-entak kakinya sembari tertawa.
IBU
"Lagi."
Ibu dan Wina kembali tertawa.
CUT TO: