Cerai Kontrak
8. ACT 3 ( h ) / END


160. INT. KAMAR RAWAT - DAY

Mawar duduk di atas ranjang dengan wajah gelisah. Sugeng sibuk mempersiapkan barang-barang yang dimasukan ke dalam koper besar.

Mawar terus melirik jam dinding, wajahnya semakin cemas. Sugeng pergi meninggalkan ruangan sambil menjawab telepon.

Insert: Mawar melihat dompet Sugeng tergelatak di atas meja.

Mawar bangkit dari atas ranjang dan membawa dompet Sugeng. Mawar memakai jaket dan topi milik Sugeng. Mawar keluar dari kamar.

161. EXT. BELAKANG RUMAH SAKIT - DAY

Mawar berhasil kabur, dia berdiri di tepi jalan raya sambil memanggil taksi.

162. INT. TAKSI - DAY

Mawar duduk dengan wajah gelisah dan takut. Mawar terus melihat sekitar dari balik jendela.

SUPIR TAKSI

Mau kemana kita dek?

MAWAR

Anterin aja ke Bareskrim. Sekarang juga, cepat!!

SUPIR TAKSI

(Terkejut)

Punya uang gak? Jauh dek, ini Bekasi loh.


Mawar langsung membuka dompet Sugeng dan mengeluarkan segepok uang ratusan ribu ke arah supir.


MAWAR

Segini cukup-kan? Ayo Pak, cepat!


Supir taksi melongo melihat tumpukan uang merah.

163. INT. RUANG KHUSUS KEPOLISIAN - DAY

Mawar duduk dengan wajah gugup dan penuh keresahan. Dia menghadapi para detektif dari tim kejahatan serius. Mereka terlihat antusias melihat Mawar datang.

Karina datang memberikan segelas coklat hangat di depan Mawar. Mereka tersenyum dengan ramah. Agus duduk paling dekat dengan Mawar.

MAWAR

Wanita pengacara itu bukan pembunuh. Bahkan kakek tua yang berada di ruang ICU bukan mati karenanya.


Semua detektif tercengang dan terkejut.


AGUS

Mawar tau siapa pembunuh kakek tua?

MAWAR

Aku melihat ayah masuk bersama Tania keruangan rawat ICU. Aku yakin kalo ayah yang beresin semuanya. Wanita itu gak bersalah sama sekali. Tolong, keluarkan dia.

AGUS

Apa kamu tau siapa pembunuh asli? Maksudnya, membunuh semua korban selain kakek tua itu?


Mawar mengangguk.


MAWAR

Wanita kaya itu dalang dari semua rentetan pembunuhan berantai. Ayah cuman kaki tangan.
Mereka kerjasama buat membalaskan dendam yang masih aku belum pahami.


Agus memperlihatkan foto close up Nana. Mawar melirik foto itu.

AGUS

Apa wanita kaya ini yang kamu maksud?

MAWAR

Ya, bener dia. Aku selalu melihatnya.


Terdengar suara keributan dari luar. Tim kejahatan serius merasa terganggu dengan teriakan Sugeng dari luar.

164. INT. RUANG KEPOLISIAN - DAY

Sugeng membuat kekacauan dan bertindak anarkis. Sugeng tersulut emosi namun dia berhasil di hadang oleh polisi lain.

SUGENG

(Teriak)

Kalian menculik anakku!! Dimana Mawar!!

ALEX

Mawar datang sendiri secara sukarela. Dia sudah cerita semuanya. Kali ini tamat riwayat-mu.


Mawar berjalan menghampiri Sugeng dengan tangisan dan kesedihan. Sugeng ambruk dan tidak berdaya, dia ikut menangis juga. Mereka berpelukan sambil menumpahkan semua tangisan.


MAWAR

Ayah, menyerah saja. Jangan pernah takut, Mawar bakal selalu ada buat ayah.

SUGENG

Maafin ayah, ayah emang salah.


165. INT. RUANG INTEROGASI - DAY

Sugeng duduk di depan Alex dan Agus. Rekan yang lain sedang mengamati interogasi dari ruang kontrol.

SUGENG

Semua berawal dimana aku telat pulang kerja dari pabrik karena hujan deras. Mawar masih kecil, nunggu bapak sendirian di depan gapura sambil bawa payung.

FLASHBACK

166. EXT. DEPAN GAPURA - DAY

MONTAGE:

1.Mawar kecil berdiri sambil membawa payung. Hujan turun lebat dan suasana sangat sepi. Firman duduk di jok supir angkot, memperhatikan Mawar kecil dari jauh. Firman tersenyum dengan wajah jahat. Setelah itu, Kita melihat hanya payung yang tergeletak di atas tanah.

2.Mawar kecil menangis di sudut kamar. Rambut Mawar berantakan dan wajahnya penuh lebam.

3.Firman sedang mengancingkan celana jeans. Siska mengikuti dari belakang sambil menyerahkan HP.

SISKA

Kamu gila ya!! Kenapa harus bawa anak kecil segala. Ini repot banget, gimana nanti kalau ada yang denger anak itu nangis.

FIRMAN

(Tersenyum licik)

Udah.. santai aja. Penting kamu udah rekam-kan? Video itu harus kita jual di Telegram. Aku yakin, teman temanku pasti tertarik dan bayar mahal.

4.Mawar kecil pingsan dekat gapura. Semua orang mulai berkumpul dan Sugeng memeluk anaknya sambil menangis.

5.Mawar kecil terbaring di ranjang rumah sakit. Sugeng terus memegang tangan Mawar sambil memasang wajah penuh dendam.

6. Sugeng terus mencari dan mengintai lingkungan itu. Sugeng memperhatikan banyak angkot yang berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang di dekat gapura

7. Sugeng duduk di jok penumpang belakang. Sugeng melihat sekitar angkot dan memperhatikan Firman dan Siska sedang tertawa riang.

111.

- Ikat rambut warna pink terpasang di rambut Siska. Wajah Sugeng tiba-tiba berubah seketika, murka dan marah begitu luar biasa. Sugeng beranjak dari jok penumpang. Sugeng menghajar Firman yang masih menyetir mobil. Perkelahian terjadi di dalam angkot.

8.Firman dan Siska keluar dari kantor polisi dengan wajah sumringah. Tania ada di samping mereka berdua menggunakan stelan pengacara yang elite. Sugeng datang menghampiri mereka dengan wajah kecewa luar biasa. Sugeng menangis di depan wajah Firman.

FIRMAN

Aku emang supir angkot, tapi kamu lihat pengacara di sebelah? Dia itu kakak perempuan ku yang sangat hebat. Lulusan universitas luar negri dan bekerja di firma hukum elite.


Sugeng menarik kerah baju Firman dengan kencang. Sugeng menatap wajah Firman sangat tajam.


SUGENG

Kalian bedebah gila!! Aku pasti bakal balas dendam atas perbuatan kalian terhadap putriku. Ingat itu!!


Firman dan Siska tertawa sinis mendengarnya.

9.Acara amal telah usai. Logistik acara sedang di bereskan. Sugeng terlihat membawa tumpukan kardus. Firman dan teman temanya sedang berkumpul di dekat gudang. Mereka terlihat berbincang santai dan banyak tertawa.

FIRMAN

Aku udah gak tahan lagi, pura-pura gak kenal pria tua bodoh yang selalu membersihkan logistik.

PEMULUNG TUA

Oh.. pak Sugeng itu kan? Yang selalu sendirian?

FIRMAN

Kalian tau kan anak dari ayah dalam video itu? Dia ikut dalam acara amal ini. Aku cuman pura-pura gak kenal padahal baru 6 bulan. Dasar pria tua bodoh, harusnya dia melupakan saja kejadian itu.


Firman dan teman-teman tertawa. Sugeng menjatuhkan semua kardus karena mendengar percakapan mereka. Sugeng langsung menghajar Firman secara brutal.

10. Sugeng berdiri di depan meja kerja Nana. Wajah serius menyelimuti pertemuan mereka.

NANA

Gimana, kamu setuju dengan tawaran ku?

SUGENG

Sebenarnya apa yang anda inginkan dari kesepakatan ini?

NANA

Simpel aja, aku mau hancurin hidup Tania dan orang-orang terdekatnya. Kamu Sama juga-kan? Pernah gak sih ngebayangin bisa membunuh para pria bejat yang sudah menghancurkan putri kamu?

SUGENG

Aku udah kalah, pengacara itu terus melindungi Firman dan teman-temanya dengan sebuah organisasi perlindungan narapidana. Itu aneh sekali.

NANA

Kita bisa mendapatkan keadilan itu kembali dengan versi kita sendiri. Jangan harap aku menggunakan hukum di negri ini.

ENDING MONTAGE

BACK TO:

167. INT. RUANG INTEROGASI - DAY

Alex dan Agus masih duduk di depan Sugeng.

AGUS

Sejak saat itu. Kami sepakat menyusun pembunuhan berantai. Aku cuman mengawasi target dan Nana yang mengeksekusi semua korban, termasuk ibu anda.


Agus semakin larut dalam kesedihan.


ALEX

Kenapa Firman berhenti sejak perkelahian?

AGUS

Firman mengidap HIV dan Tania yang selama ini merawat kakaknya. Asal kalian tau, setelah perpisahan lama dengan kakaknya. Tania memutuskan untuk berdamai dan memaafkan Firman. Sampai dua bulan keadaan membaik, kami putuskan untuk membunuhnya.

AGUS

Kenapa pembunuhan terhenti di korban ke-enam? Apa sebab kalian membunuh kembali setelah bertahun-tahun?

SUGENG

Semua anggota group telegram menyadari jika mereka bakal mati satu persatu. Mereka milih berpencar sama kabur. Sampai kita tau, mereka di sekitaran Bekasi. Itu lah sebabnya Nana meminta Farel buat tinggal disana sejak awal pernikahan.


Tiba- tiba Radit masuk ruang interogasi dan membisikan sesuatu ke telinga Alex.


ALEX

(Cemas)

Gak mungkin, wanita itu..

AGUS

(Penasaran)

Wanita itu? Maksud kapten?

ALEX

Kita telat.. Tania baru saja bunuh diri.


Agus beranjak dari kursi dan berdiri dengan wajah terkejut.

CUT TO:

168. EXT. TEMPAT PEMAKAMAN - DAY

Saat semua pelayat telah pergi. Agus masih berdiri di depan kuburan Tania. Wajahnya sudah sembab air mata dan kesedihan.

AGUS

(V.O)

Aku kira, kamu bakal jadi tempat baru ku setelah ibu meninggal. Tapi kamu malah ikut pergi saat keadilan sudah di depan mata.


Kedua orang tua angkat Tania menghampiri Agus.


IBU ANGKAT

Apa kamu Agus?


Agus mengangguk dengan penasaran.


AYAH ANGKAT

Kami orang tua angkat Tania. Anak kami sering kali menceritakan pria sebaik anda.


Mereka mulai menangis bersama dan saling berpelukan.

169. INT. TEMPAT ISTIRAHAT - DAY

Agus dan kedua orang tua angkat Tania duduk bersama.

AGUS

Tania gak bersalah. Dia bukan pembunuh seperti yang kalian bayangkan. Walau, kita udah tau perbuatannya di masa lalu gak bisa dibenarkan.

IBU ANGKAT

Kami sangat mencintai Tania seperti anak kandung sendiri. Apapun kesalahannya di masa lalu, kami bakal selalu memaafkannya.

AYAH ANGKAT

Tolong, segera temukan orang yang tega menyeret Tania seperti ini.

AGUS

Kami mengejar wanita itu. Sebagian detektif sudah terbang ke Jepang untuk memburu Nana.

CUT TO:

170. EXT. TAMAN GORYAKAKU/ JEPANG - DAY

Pohon sakura bersemi serempak dengan warna pink yang indah. Para wisatawan hilir mudik memadati area taman.

Farel dan Nana berjalan bersama sambil bergandengan tangan menyusuri jalan. Mereka terlihat senang menikmati pemandangan pohon sakura yang bermekaran.

171. EXT. BAWAH POHON SAKURA - DAY

Mereka berdua berada di atas tikar. Di sekitar mereka banyak wisatawan yang menggelar tikar untuk memanggang daging.

Nana tidur di atas paha Farel. Farel duduk sambil menikmati minuman hangat. Nana menatap Farel begitu dalam.

172. INT. MENARA GORYAKAKU - DAY

Farel dan Nana berjalan di lantai paling atas. Mereka berdiri menghadap kaca transparan yang membentang arah pemandangan kota. Farel dan Nana berfoto bersama di depan pemandangan kota.

173. EXT. BAKLON PENGINAPAN - NIGHT

Insert : Dari arah balkon, kita melihat dari depan ada danau kecil dengan pohon sakura besar dan tua.

Nana dan Farel duduk di kursi masing-masing. Melihat pemandangan danau yang tenang dan sunyi.

NANA

Kamu tau kenapa kita menginap di kamar ini? Menghadap danau dan pohon sakura besar?


Farel menggelengkan kepala.


NANA

Waktu ibu masih sehat, hampir tiap tahun aku selalu bermain di sana sama ibu. Di bawah pohon sakura itu kami sering bercerita banyak hal.

FAREL

Kangen ya sama almarhum ibu?

NANA

Tiap hari Rel, aku kangen sama ibu. Tersiksa banget sampai aku lupa segalanya. Tapi sekarang semua udah berakhir. Aku harap ibu tenang di sana.


Farel tertegun, dia mendekati Nana.


FAREL

Apa yang bakal kamu lakuin setelah perceraian kita?

NANA

Hmmmmm.. aku ingin hidup lebih tenang dan damai. Itu aja. Kalo kamu?

FAREL

Aku bakal ngejar kamu sampai dapat. Kita pacaran, kita habiskan banyak waktu berdua. Aku pasti bisa jadi suami kamu lagi, memperbaiki semua kesalahanku selama ini.


Nana tersenyum namun terlihat sedih.


FAREL

(Memohon)

Aku emang pria brengsek, jahat. Tapi, bisa-kan kamu kasih kesempatan kedua? Kenapa harus bercerai, aku gak mau pisah sama kamu Na. Please..


Nana menyentuh telapak tangan Farel dan menggenggamnya erat. Nana menatap Farel penuh kesedihan mendalam.


NANA

Kita bakal resmi bercerai besok. Sesuai cerai kontrak, surat perceraian pasti aku tandatangani.

FAREL

Aku gak bisa Na.

NANA

Kamu bisa melepas semua ini. Percaya sama aku, setelah kita bercerai kamu bakal lebih bahagia.

FAREL

Aku bahagia, bahkan sangat bahagia. Tapi kenapa harus melepas Na, padahal aku sangat mencintaimu.


Farel menangis, Nana mengusap derai sir mata yang turun di kedua pipi Farel. Nana mencium Farel di tengah suasana duka.

174. INT. KAMAR PENGINAPAN - MORNING

Farel bangun dari tidur, dia masih rebahan atas ranjang. Farel melihat sekitar, tidak ada sosok Nana. Farel bangkit dan berjalan masuk menuju kamar mandi.

175. INT. RUANG MAKAN - MORNING

Sehabis mandi, berpakaian rapi, Farel duduk di atas meja makan.

Insert: Di atas meja makan ada hidangan sup Miso, telur gulung, semangkuk nasi hangat dan teh Maca. Di samping hidangan, ada buku diary milik Nana dan surat persetujuan perceraian.

Farel duduk dengan wajah lesu dan tidak bergairah. Farel melihat surat sudah di tanda tangani. Farel membuka buku diary dan membacanya.

FAREL

(Sambil makan, O.S)

Selasa, 31 April 2022

Farel, jangan pernah sedih atas perceraian ini. Percayalah, semua ini adalah yang terbaik untuk kami berdua. Perpisahan ini adalah awal yang sempurna untuk membuka hidup baru.

Jangan pernah merasa bersalah pada perceraian ini. Karena sejatinya Farel pernah ada dalam hidupku, membuatnya lebih berwarna dan penuh rasa. Sebelumnya hidupku terlalu hancur hanya sekedar membangun perasaan. Namun, setelah bertemu dengan dirinya aku sadar cinta itu ada.

Terimakasih suamiku, aku bahagia dengan pernikahan ini. Aku mencintaimu...

Diana Larasati Handono.


Farel menutup buku diary sambil menahan tangis. Mulutnya masih sibuk mengunyah. Suara HP Farel berdering dan dia menjawab panggilan telepon.

FAREL

(Suara serak)

Halo?

ALEX

(O.S/ on phone)

Farel, apa kamu baik-baik saja. Kami segera menuju lokasi keberadaan kalian sekarang.

FAREL

Kalian siapa?

ALEX

Kami kepolisian Bareskrim sedang mengincar isteri anda sebagai pelaku pembunuhan berantai. Seharusnya pak Farel sedang berada di samping Ibu Nana?


Farel bangkit dari kursi, matanya mulai melihat sekitar dengan cemas.


FAREL

Dia gak ada saat aku bangun tidur.

ALEX

(Teriak)

Cari istrimu sekarang juga!!


176. EXT. LORONG PENGINAPAN - DAY

Farel berjalan kesana kemari mencari Nana. Wajahnya tampak sangat lelah dan tidak berdaya.

Insert: Wajah Farel mengisyaratkan dia ingat sesuatu.

177. EXT. DANAU/ DEPAN POHON SAKURA - DAY

Farel berlarian menuju pohon sakura. Farel mengalihkan pandangan ke atas pohon sakura dan melihat Nana tergantung di atas sana.

Farel menjerit dan terus berteriak. Tubuhnya tersungkur dengan terkulai lemas. Farel terus mengeluarkan semua air mata.

Alex, Bima dan Karina serta kepolisian Jepang sudah menyerbu danau itu. Mereka terkejut melihat Nana yang sudah bunuh diri tergantung di atas pohon sakura.

FADE TO BLACK.

Kita melihat layar kaca bertuliskan 3 tahun kemudian.

178. INT. CAFE - DAY

Mawar tumbuh dewasa dan lebih sehat. Mawar bekerja giat di cafe. Melayani pelanggan dengan riang dan penuh semangat.

Insert: Pintu cafe terbuka, Agus masuk ke dalam menggunakan seragam polisi lalu lintas.

Agus menyapa Mawar yang sudah berada di counter depan. Mereka saling memandang hangat dan penuh keakraban.

MAWAR

(Ngomel)

Kakak, apa jalan raya sekarang sepi. Ko hampir tiap hari kesini terus.

AGUS

(Mendesah jengkel)

Aduh, cerewet banget sih. Udah Dek, cepet buatkan kakak kopi hitam pahit sama roti abon.

MAWAR

Ok, pak polisi.


Agus berjalan menuju kursi dan meja kosong. Dari arah pintu, Farel datang memakai jas kantor mahal. Farel berjalan mendekati meja Agus dan duduk di depannya. Mereka saling bertatapan memasang wajah akrab dan bahagia.


AGUS

(Terkesima)

Wow, meski terjebak macet wajah anda emang selalu glowing.

FAREL

(Senyum malu)

Gimana bro, besok jadi main futsal?

AGUS

Siap bos, Alex dan tim jadi besok gabung kita.

FAREL

Baguslah, tambah seru.


Mawar datang menghampiri meja Agus dan Farel.


MAWAR

Waduh, pak bos. Ko datang dadakan, mau sidak karyawan lagi kerja ya.

FAREL

Aku cuman mau ngopi bareng sama kakak mu.

AGUS

Heh, kamu cerewet sekali. Ini cafe punya dia, bebas lah mau datang kapan aja.


Mawar tersenyum malu. Farel tertawa menatap Mawar yang terlihat menggemaskan.


MAWAR

Pak Farel mau aku bikinin apa?

FAREL

Biasa, sup Miso, semangkuk nasi hangat, telur gulung. Oh ya teh Maca.


Mawar memasang wajah heran namun terlihat masih menahan omelan.


MAWAR

Tu, kan lagi lagi pesen itu mulu. Bos tau kan, ini cuman cafe biasa bukan restoran Jepang.


Agus melirik Mawar dan memberikan kode agar diam. Farel tidak merespon apapun.

AGUS

(Pura-pura menghibur)

Gitu aja repot. Udah bikin aja sana. Kalau jadi karyawan jangan banyak bacot. Kerja yang bener di sini.

FAREL

(Melirik Mawar)

Bisa-kan Mawar?


Mawar jadi gugup dan canggung. Mawar tersenyum sambil mengangguk.

MAWAR

Ok pak bos. Pokoknya Mawar pasti kerja keras di sini. Mawar udah janji sama ayah buat hidup lebih mandiri. Apalagi semenjak kenal kalian, kesehatan Mawar selalu membaik.


Mawar pergi dari meja Farel dan Agus. Mawar berhenti sejenak dan geleng-geleng kepala.

MAWAR

(Berbisik,ngomong sendiri)

Aaaah... Kapan bos Farel bisa move on. Repot deh!

FADE TO BLACK.

THE END



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar