160. INT. KAMAR RAWAT - DAY
Mawar duduk di atas ranjang dengan wajah gelisah. Sugeng sibuk mempersiapkan barang-barang yang dimasukan ke dalam koper besar.
Mawar terus melirik jam dinding, wajahnya semakin cemas. Sugeng pergi meninggalkan ruangan sambil menjawab telepon.
Insert: Mawar melihat dompet Sugeng tergelatak di atas meja.
Mawar bangkit dari atas ranjang dan membawa dompet Sugeng. Mawar memakai jaket dan topi milik Sugeng. Mawar keluar dari kamar.
161. EXT. BELAKANG RUMAH SAKIT - DAY
Mawar berhasil kabur, dia berdiri di tepi jalan raya sambil memanggil taksi.
162. INT. TAKSI - DAY
Mawar duduk dengan wajah gelisah dan takut. Mawar terus melihat sekitar dari balik jendela.
SUPIR TAKSI
MAWAR
SUPIR TAKSI
(Terkejut)
Mawar langsung membuka dompet Sugeng dan mengeluarkan segepok uang ratusan ribu ke arah supir.
MAWAR
Supir taksi melongo melihat tumpukan uang merah.
163. INT. RUANG KHUSUS KEPOLISIAN - DAY
Mawar duduk dengan wajah gugup dan penuh keresahan. Dia menghadapi para detektif dari tim kejahatan serius. Mereka terlihat antusias melihat Mawar datang.
Karina datang memberikan segelas coklat hangat di depan Mawar. Mereka tersenyum dengan ramah. Agus duduk paling dekat dengan Mawar.
MAWAR
Semua detektif tercengang dan terkejut.
AGUS
MAWAR
AGUS
Mawar mengangguk.
MAWAR
Agus memperlihatkan foto close up Nana. Mawar melirik foto itu.
AGUS
MAWAR
Terdengar suara keributan dari luar. Tim kejahatan serius merasa terganggu dengan teriakan Sugeng dari luar.
164. INT. RUANG KEPOLISIAN - DAY
Sugeng membuat kekacauan dan bertindak anarkis. Sugeng tersulut emosi namun dia berhasil di hadang oleh polisi lain.
SUGENG
(Teriak)
ALEX
Mawar berjalan menghampiri Sugeng dengan tangisan dan kesedihan. Sugeng ambruk dan tidak berdaya, dia ikut menangis juga. Mereka berpelukan sambil menumpahkan semua tangisan.
MAWAR
SUGENG
165. INT. RUANG INTEROGASI - DAY
Sugeng duduk di depan Alex dan Agus. Rekan yang lain sedang mengamati interogasi dari ruang kontrol.
SUGENG
FLASHBACK
166. EXT. DEPAN GAPURA - DAY
MONTAGE:
1.Mawar kecil berdiri sambil membawa payung. Hujan turun lebat dan suasana sangat sepi. Firman duduk di jok supir angkot, memperhatikan Mawar kecil dari jauh. Firman tersenyum dengan wajah jahat. Setelah itu, Kita melihat hanya payung yang tergeletak di atas tanah.
2.Mawar kecil menangis di sudut kamar. Rambut Mawar berantakan dan wajahnya penuh lebam.
3.Firman sedang mengancingkan celana jeans. Siska mengikuti dari belakang sambil menyerahkan HP.
SISKA
FIRMAN
(Tersenyum licik)
4.Mawar kecil pingsan dekat gapura. Semua orang mulai berkumpul dan Sugeng memeluk anaknya sambil menangis.
5.Mawar kecil terbaring di ranjang rumah sakit. Sugeng terus memegang tangan Mawar sambil memasang wajah penuh dendam.
6. Sugeng terus mencari dan mengintai lingkungan itu. Sugeng memperhatikan banyak angkot yang berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang di dekat gapura
7. Sugeng duduk di jok penumpang belakang. Sugeng melihat sekitar angkot dan memperhatikan Firman dan Siska sedang tertawa riang.
111.
- Ikat rambut warna pink terpasang di rambut Siska. Wajah Sugeng tiba-tiba berubah seketika, murka dan marah begitu luar biasa. Sugeng beranjak dari jok penumpang. Sugeng menghajar Firman yang masih menyetir mobil. Perkelahian terjadi di dalam angkot.
8.Firman dan Siska keluar dari kantor polisi dengan wajah sumringah. Tania ada di samping mereka berdua menggunakan stelan pengacara yang elite. Sugeng datang menghampiri mereka dengan wajah kecewa luar biasa. Sugeng menangis di depan wajah Firman.
FIRMAN
Sugeng menarik kerah baju Firman dengan kencang. Sugeng menatap wajah Firman sangat tajam.
SUGENG
Firman dan Siska tertawa sinis mendengarnya.
9.Acara amal telah usai. Logistik acara sedang di bereskan. Sugeng terlihat membawa tumpukan kardus. Firman dan teman temanya sedang berkumpul di dekat gudang. Mereka terlihat berbincang santai dan banyak tertawa.
FIRMAN
PEMULUNG TUA
FIRMAN
Firman dan teman-teman tertawa. Sugeng menjatuhkan semua kardus karena mendengar percakapan mereka. Sugeng langsung menghajar Firman secara brutal.
10. Sugeng berdiri di depan meja kerja Nana. Wajah serius menyelimuti pertemuan mereka.
NANA
SUGENG
NANA
SUGENG
NANA
ENDING MONTAGE
BACK TO:
167. INT. RUANG INTEROGASI - DAY
Alex dan Agus masih duduk di depan Sugeng.
AGUS
Agus semakin larut dalam kesedihan.
ALEX
AGUS
AGUS
SUGENG
Tiba- tiba Radit masuk ruang interogasi dan membisikan sesuatu ke telinga Alex.
ALEX
(Cemas)
AGUS
(Penasaran)
Wanita itu? Maksud kapten?
ALEX
Agus beranjak dari kursi dan berdiri dengan wajah terkejut.
CUT TO:
168. EXT. TEMPAT PEMAKAMAN - DAY
Saat semua pelayat telah pergi. Agus masih berdiri di depan kuburan Tania. Wajahnya sudah sembab air mata dan kesedihan.
AGUS
(V.O)
Kedua orang tua angkat Tania menghampiri Agus.
IBU ANGKAT
Agus mengangguk dengan penasaran.
AYAH ANGKAT
Mereka mulai menangis bersama dan saling berpelukan.
169. INT. TEMPAT ISTIRAHAT - DAY
Agus dan kedua orang tua angkat Tania duduk bersama.
AGUS
IBU ANGKAT
AYAH ANGKAT
AGUS
CUT TO:
170. EXT. TAMAN GORYAKAKU/ JEPANG - DAY
Pohon sakura bersemi serempak dengan warna pink yang indah. Para wisatawan hilir mudik memadati area taman.
Farel dan Nana berjalan bersama sambil bergandengan tangan menyusuri jalan. Mereka terlihat senang menikmati pemandangan pohon sakura yang bermekaran.
171. EXT. BAWAH POHON SAKURA - DAY
Mereka berdua berada di atas tikar. Di sekitar mereka banyak wisatawan yang menggelar tikar untuk memanggang daging.
Nana tidur di atas paha Farel. Farel duduk sambil menikmati minuman hangat. Nana menatap Farel begitu dalam.
172. INT. MENARA GORYAKAKU - DAY
Farel dan Nana berjalan di lantai paling atas. Mereka berdiri menghadap kaca transparan yang membentang arah pemandangan kota. Farel dan Nana berfoto bersama di depan pemandangan kota.
173. EXT. BAKLON PENGINAPAN - NIGHT
Insert : Dari arah balkon, kita melihat dari depan ada danau kecil dengan pohon sakura besar dan tua.
Nana dan Farel duduk di kursi masing-masing. Melihat pemandangan danau yang tenang dan sunyi.
NANA
Farel menggelengkan kepala.
NANA
FAREL
NANA
Farel tertegun, dia mendekati Nana.
FAREL
NANA
FAREL
Nana tersenyum namun terlihat sedih.
FAREL
(Memohon)
Nana menyentuh telapak tangan Farel dan menggenggamnya erat. Nana menatap Farel penuh kesedihan mendalam.
NANA
FAREL
Aku gak bisa Na.
NANA
FAREL
Farel menangis, Nana mengusap derai sir mata yang turun di kedua pipi Farel. Nana mencium Farel di tengah suasana duka.
174. INT. KAMAR PENGINAPAN - MORNING
Farel bangun dari tidur, dia masih rebahan atas ranjang. Farel melihat sekitar, tidak ada sosok Nana. Farel bangkit dan berjalan masuk menuju kamar mandi.
175. INT. RUANG MAKAN - MORNING
Sehabis mandi, berpakaian rapi, Farel duduk di atas meja makan.
Insert: Di atas meja makan ada hidangan sup Miso, telur gulung, semangkuk nasi hangat dan teh Maca. Di samping hidangan, ada buku diary milik Nana dan surat persetujuan perceraian.
Farel duduk dengan wajah lesu dan tidak bergairah. Farel melihat surat sudah di tanda tangani. Farel membuka buku diary dan membacanya.
FAREL
(Sambil makan, O.S)
Selasa, 31 April 2022
Farel, jangan pernah sedih atas perceraian ini. Percayalah, semua ini adalah yang terbaik untuk kami berdua. Perpisahan ini adalah awal yang sempurna untuk membuka hidup baru.
Jangan pernah merasa bersalah pada perceraian ini. Karena sejatinya Farel pernah ada dalam hidupku, membuatnya lebih berwarna dan penuh rasa. Sebelumnya hidupku terlalu hancur hanya sekedar membangun perasaan. Namun, setelah bertemu dengan dirinya aku sadar cinta itu ada.
Terimakasih suamiku, aku bahagia dengan pernikahan ini. Aku mencintaimu...
Diana Larasati Handono.
Farel menutup buku diary sambil menahan tangis. Mulutnya masih sibuk mengunyah. Suara HP Farel berdering dan dia menjawab panggilan telepon.
FAREL
(Suara serak)
ALEX
(O.S/ on phone)
FAREL
ALEX
Farel bangkit dari kursi, matanya mulai melihat sekitar dengan cemas.
FAREL
ALEX
(Teriak)
176. EXT. LORONG PENGINAPAN - DAY
Farel berjalan kesana kemari mencari Nana. Wajahnya tampak sangat lelah dan tidak berdaya.
Insert: Wajah Farel mengisyaratkan dia ingat sesuatu.
177. EXT. DANAU/ DEPAN POHON SAKURA - DAY
Farel berlarian menuju pohon sakura. Farel mengalihkan pandangan ke atas pohon sakura dan melihat Nana tergantung di atas sana.
Farel menjerit dan terus berteriak. Tubuhnya tersungkur dengan terkulai lemas. Farel terus mengeluarkan semua air mata.
Alex, Bima dan Karina serta kepolisian Jepang sudah menyerbu danau itu. Mereka terkejut melihat Nana yang sudah bunuh diri tergantung di atas pohon sakura.
FADE TO BLACK.
Kita melihat layar kaca bertuliskan 3 tahun kemudian.
178. INT. CAFE - DAY
Mawar tumbuh dewasa dan lebih sehat. Mawar bekerja giat di cafe. Melayani pelanggan dengan riang dan penuh semangat.
Insert: Pintu cafe terbuka, Agus masuk ke dalam menggunakan seragam polisi lalu lintas.
Agus menyapa Mawar yang sudah berada di counter depan. Mereka saling memandang hangat dan penuh keakraban.
MAWAR
(Ngomel)
AGUS
(Mendesah jengkel)
MAWAR
Agus berjalan menuju kursi dan meja kosong. Dari arah pintu, Farel datang memakai jas kantor mahal. Farel berjalan mendekati meja Agus dan duduk di depannya. Mereka saling bertatapan memasang wajah akrab dan bahagia.
AGUS
(Terkesima)
FAREL
(Senyum malu)
AGUS
FAREL
Mawar datang menghampiri meja Agus dan Farel.
MAWAR
FAREL
AGUS
Mawar tersenyum malu. Farel tertawa menatap Mawar yang terlihat menggemaskan.
MAWAR
FAREL
Mawar memasang wajah heran namun terlihat masih menahan omelan.
MAWAR
Agus melirik Mawar dan memberikan kode agar diam. Farel tidak merespon apapun.
AGUS
(Pura-pura menghibur)
FAREL
(Melirik Mawar)
Mawar jadi gugup dan canggung. Mawar tersenyum sambil mengangguk.
MAWAR
Mawar pergi dari meja Farel dan Agus. Mawar berhenti sejenak dan geleng-geleng kepala.
MAWAR
(Berbisik,ngomong sendiri)
FADE TO BLACK.
THE END