Cerai Kontrak
6. ACT 2 ( f )

106. EXT. DEPAN WARUNG - NIGHT

Farel dan Agus duduk di kursi panjang depan warung bu Tini. Mereka menikmati minuman kaleng dingin.

Keduanya menatap lurus. Agus menyerahkan foto Firman dan korban lain ke Farel. Farel melihat foto itu cukup lama.

AGUS

Kamu harus tau, orang-orang di foto itu semuanya korban pembunuhan berantai.

FAREL

Terus?

AGUS

Foto itu di ambil waktu acara amal restoran milik istri kamu dulu. Jadi aku cuman mau ingetin, hati hati sama istri kamu, Maaf.


Farel memandang foto itu dengan senyum.


FAREL

Ini cuman foto biasa, bukan bukti yang kuat. Aku gak peduli.


Agus menatap Farel aneh.


AGUS

Kami udah selidiki kalung kupu-kupu. Semuanya janggal, karena itu dirilis sebelum berita pembunuhan Siska tersebar di media.

FAREL

(Geram dan marah)

Itu cuman gambar, kenapa kita harus ribut cuman masalah kupu-kupu. Kalo kamu curiga sama istri aku, bawakan bukti akurat!

AGUS

Oh ya, satu lagi. Ingetkan sama buket bunga mawar putih.


Farel tidak merespon apapun tapi eskpresi wajahnya cemas.


AGUS

Tiga hari sebelum Siska dibunuh, Nana malah post di Instagram rencana pembunuhannya.


Insert: Layar HP menunjukan wall Instagram milik Nana. Dia memposting foto buket bunga mawar putih. Menunjukkan sebuah keterangan di bawah foto:

"Bunga sudah tau kemana pemiliknya bakal pergi"


FAREL

Justru itulah sosial media. Semua orang bisa lihat dan meniru sesuka hati. Semudah itu kamu bilang rencana pembunuhan!!


Farel bangkit dan bergegas meninggalkan warung. Agus menahan Farel sejenak. Mereka bertatapan serius.


AGUS

Jujur, kasus ini buntu. Gak tau gimana, istrimu terus berkaitan sama kasus ini. Mau gak mau, polisi terus mengincar Nana.

FAREL

Nana wanita baik dan terhormat. Harusnya kamu lebih berhati-hati sama Tania. Jangan sampai kamu di perdaya oleh wanita itu!

AGUS

Hah, Tania!


107. INT. RUANG TENGAH - DAY

Agus melihat rumah ibunya berantakan. Semua barang-barang hancur dan berserakan. Agus berjalan menghampiri ibu Surti yang sedang menangis di pangkuan Nana.

AGUS

(Khawatir)

Kenapa bu?

IBU SURTI

(Nangis seguguk-kan)

Paman Jono, dia ngambil perhiasan peninggalan bapak kamu.

AGUS

(Mendesah kesal)

Aaaah.. dasar manusia gak guna!


Agus memapah ibunya masuk kamar. Nana duduk di kursi. Agus keluar dari kamar dan memandang ketus Nana.


AGUS

Aku mohon, jangan deketin ibu lagi. Jangan campuri urusan keluarga kami.

NANA

Ibu mu dalam bahaya. Paman Jono bisa melukai ibu mu kapan aja.

AGUS

(Marah)

Aku anaknya!! Aku yang bakal jaga ibu ku sendiri!!

CUT TO:

108. INT.RUANG TENGAH - NIGHT

Agus dan ibu Surti tengah bersantai sambil menikmati cemilan.

IBU SURTI

Besok ibu mau ke rumah paman Jono.

AGUS

Udah lah bu, paman sering mabuk dan judi, bahaya banget masuk lingkungan itu.


HP Agus berdering dan nomor Tania terlihat di layar HP. Agus buru-buru menolak panggilan telepon.


IBU SURTI

Ko gak diangkat, bukannya kamu suka sama wanita itu.

AGUS

(Malu-malu)

Tania bu, dia cantik-kan?

IBU SURTI

Cari wanita itu kaya Nana. Gak cuman cantik, baik hati luar dalam.

AGUS

(Kesal)

Salah, Nana sama Tania wanita yang beda. Ibu cuman gak tau aja Nana siapa.

IBU SURTI

Emang kamu udah tau Tania siapa?

AGUS

Tau lah, toh dia temen SMA aku dulu.

IBU SURTI

Ya udah terserah kamu, penting kamu bahagia. Ibu bisa apa sih..


Ibu Surti dan Agus saling memandang hangat. Mereka berpelukan satu sama lain.

109. INT. KAMAR FAREL- NIGHT

Farel duduk di kursi sambil membaca buku diary milik Nana.

FAREL

(O.S)

Insert: Suara Farel membaca sambil memperlihatkan tulisan diary Nana.

Senin,16 April 2022

Akhir-akhir ini kita banyak melewati ketegangan, kecemasan yang gak wajar. Kenapa harus bersikap berlebih kaya gitu? Padahal aku cuman mau menikmati sisa waktu sebelum bercerai.

Semua ngerasa diteror sama sesuatu yang mereka sendiri pun gak tau. Pikiran yang kacau bisa bikin mereka tersandung sama kerikil kecil sekalipun.

Farel, dia harus tetap berdiri kokoh pada jalan yang udah kita sepakati. Bercerai adalah akhir dari tulisan diary ini.

Kami udah keseringan mengalami mimpi buruk. Apa perlu kucari kan sekawanan ayam jantan buat berkokok kencang? Mengganti alarm HP yang udah jadi gundukan rongsokan gak berguna.


Farel bangkit dari kursi, wajahnya frustasi. Farel melempar diary milik Nana ke lantai.


FAREL

(V.O)

Nana cukup!! Aku gak tahan lagi.


110. INT. KAMAR NANA - NIGHT

Farel melihat Nana sibuk memasukan beberapa baju ke dalam koper.

Farel melempar semua baju dengan penuh kemarahan. Nana kebingungan melihat ulah Farel.

FAREL

Mau kemana?

NANA

Ayah sakit, aku harus jenguk.

FAREL

Bohong!! Sekarat pun kamu gak akan berada di samping tuan Ivan.


Mereka bertatapan penuh intrik dan curiga.


NANA

Kamu pikir aku bakal selamanya jadi anak durhaka? Ayah sakit parah Farel. Aku harus pergi.

FAREL

Kali ini aku larang kamu pergi kemanapun.


Farel keluar dari kamar dan mengunci pintu.

111. INT. SUDUT RUMAH- NIGHT

Farel berjalan ke semua sudut rumah. Farel bergegas menutup dan mengunci pintu. Farel juga mengunci dan menutup semua jendela dengan tirai.

FAREL

(V.O)

Maaf, Nana. Aku takut banget.

CUT TO:

112. EXT. DEPAN RUMAH JONO - DAY

Ibu Surti berjalan pincang menuju depan rumah Jono menggunakan payung. Jalan licin karena air hujan.

Insert: Halaman rumah penuh dengan kandang ayam jago. Ayam berkeliaran kemana-mana.

IBU SURTI

(Ngedumel sendiri)

Dasar Jono pemalas. Udah tau hujan, ayam ayam saja kamu biarkan kehujanan.


113. INT. RUANG TENGAH - DAY

Ibu Surti melihat suasana rumah begitu berantakan. Ibu Surti mulai panik, dia mencari Jono ke kamarnya. Ibu Surti berdiri di depan pintu Jono yang hanya tertutup tirai kain.

Insert: Tak sengaja ibu Surti melihat dari celah tirai terbuka. Sosok X sedang menghabisi nyawa Jono dengan palu di atas kasur. Darah mengotori semua kasur.

Ibu Surti terkejut dan dia berusaha menahan suara dengan menutup mulutnya. Ibu Surti berjalan mundur dan tak sengaja menginjak botol plastik.

Insert: Suara dari botol plastik terdengar oleh X.

X keluar dari kamar dan membuka tirai pintu. X berjalan sambil menyeret palu mencari Ibu Surti.

114. INT. KAMAR SEBELAH- DALAM LEMARI- DAY

Ibu Surti bersembunyi di dalam lemari besar. Dia ketakutan setengah mati, berusaha menelepon Agus namun tidak ada respon. Ibu Surti mengompol dan air seninya mengucur keluar dari celah lemari.

X masuk ke kamar sebelah, melihat ada air keluar dari celah lemari. X membuka lemari dan mendapati Ibu Surti menangis ketakutan. X menyeret Ibu Surti, dia sempat melawan sampai menjambak rambut panjang X sekuat mungkin.

115. INT. RUANG TENGAH - DAY

Ibu Surti tersungkur lemas. Dia menatap wajah X dengan penuh kemarahan luar biasa.

IBU SURTI

Jangan sentuh anak ku!! Kamu memang wanita yang menyeramkan.


X tertawa terbahak-bahak. X berdiri di depan ibu Surti yang masih tersungkur di atas lantai.

X

Memohon pada ku saja! Kaya kamu menyembah tuhanmu itu. Kamu bisa bersujud sambil memohon agar aku gak membunuhmu.


IBU SURTI

Ibu gak sudi. Kamu cuman monster yang mengerikan. Kamu gak hebat, kamu lemah!!


X menghela nafas. X mulai mengayunkan palu ke atas kepala Ibu Surti.

CUT TO:

116. INT. RUANG TENGAH - DAY

Farel ketiduran di atas sofa depan kamar Nana. Farel terbangun dan melihat jam dinding menunjukan pukul 4 sore. Farel kaget dan membuka pintu kamar.

117. INT. KAMAR NANA - DAY

Farel melihat kamar Nana kosong. Jendela kamar terbuka secara paksa.

118. INT. MOBIL - DAY

Farel mengendarai mobil penuh gelisah dan ketakutan. Farel menghentikan mesin mobil dan memukul stir dengan gusar.

FAREL

Sial, aku gak tau Nana kemana.


Farel membuka buku diary Nana. Farel membaca lembar terakhir. Farel malah melempar diary itu ke jendela depan mobil. Wajahnya semakin frustasi dan takut.

FAREL

Aku gak paham dengan diary itu. Tolong.. kali ini aja, berikan keajaiban.


Tiba- tiba HP Farel berdering. Farel menjawab panggilan telepon dengan wajah gemetar.

119. INT. KORIDOR ICU - DAY

Farel berlarian di koridor. Farel melihat Nana sedang duduk dengan menggunakan seragam medis khusus. Farel mendekati Nana yang terlihat sedih dan murung.

Farel dan Nana saling menatap. Farel menarik tubuh Nana dan memeluk wanita itu erat.

FAREL

Maaf, seharusnya aku percaya sama kamu.

NANA

Ayah makin kritis. Mana mungkin aku bohong.

FAREL

Maaf, tolong maafin Farel.


Mereka semakin berpelukan dengan erat. Farel terlihat nyaman dan lebih tenang dipeluk kan Nana.

120. INT. RUMAH JONO - DAY

Agus memeluk mayat ibunya dengan penuh isak tangis. Tim forensik terlihat sibuk mengidentifikasi TKP. Tim kejahatan serius sangat sedih dan berduka.

Kepala tim forensik lapangan, Wahyu, mendekat dan melapor ke Alex.

WAHYU

Kaya dugaan kita. Korban yang bernama Jono mempunyai tulisan no.10 dan bagian lidahnya terpotong.


Alex menghela nafas, wajahnya semakin frustasi. Karina menghampiri Alex dan melapor sambil menunjukan foto Firman dan korban lainnya.


KARINA
Jono ada di foto ini. Dia emang target dari pembunuh berantai selanjutnya.


Agus bangkit dan menghadap Alex. Wajahnya tampak tidak main-main.


AGUS

Aku yakin wanita itu yang membunuh paman Jono dan Ibu. Aku harus menangkap wanita itu sekarang juga.


Alex hanya bisa diam, dia tidak mencegah tindakan Agus. Agus pergi dari rumah Jono.

121. EXT. DEPAN RUMAH - DAY

Agus menepikan motor. Dia melihat mobil Farel terparkir tepat di depan gerbang rumah mereka.

Insert: Farel memapah Nana masuk rumah.

Agus mencegah Nana dan Farel masuk kedalam rumah. Agus menatap mereka dengan tajam dan mencekam.

AGUS

(Teriak dan menangis)

Benarkan, kamu yang bunuh ibuku?


Farel dan Nana terkejut bukan main mendengarnya. Agus menarik tangan Nana dengan keras, Farel berusaha melerai Agus.


FAREL

Gila ya kamu!! Kami bahkan gak tau kalau ibumu baru saja meninggal.


Agus tertawa sambil menangis. Agus lalu memukul Farel habis habisan sampai babak belur.

CUT TO:

122. INT. RUMAH AGUS - NIGHT

Wajah Agus terlihat berantakan. Wajahnya tirus dan kurus kerontang. Agus banyak rebahan sambil melamun. Tania ada di samping Agus, menyuguhkan makanan.

AGUS

Kenapa, gak ada yang percaya sama sekali. Bahkan Alex bilang jika alibi Nana sangat kuat. Supir taxi membuat kesaksian waktu ngantar Nana ke rumah sakit.

TANIA

Aku percaya Gus. Jangan khawatir.


Agus membalikan badan dan duduk. Tania memeluk Agus sambil menangis. Setelah berpelukan, Tania menatap serius Agus.


TANIA

Maaf aku baru kasih tau kamu. Ini saatnya kamu harus tau rahasia Nana di masa lalu.

AGUS

Rahasia apa?

TANIA

Aku dan Nana sempat berteman semasa kecil. Dibalik wajahnya yang polos, dia anak kecil yang manja dan selalu membuat masalah.

AGUS

(Terkejut)

APA!

FLASHBACK

123. INT. RUMAH MAJALENGKA - DAY

MONTAGE:

1.Nana kecil sedang melakukan kekerasan kepada semua pelayan. Nana kecil memukul mereka bahkan menjambak rambut. Tania kecil berdiri di samping Nana dengan wajah takut.

2.Nana kecil terlihat menyiksa hewan seperti kucing dan kelinci. Tania kecil hanya menyaksikan dari belakang dengan wajah takut.

3.Terlihat gudang teh terbakar. Dari jauh Nana kecil tersenyum lebar sambil membawa dirigen bensin kecil. Tania kecil menangis ketakutan.

4. Nana kecil tertawa terbahak-bahak melihat semua pelayan mati keracunan.

ENDING MONTAGE

BACK TO:

124. INT. RUMAH AGUS - NIGHT

Agus dan Nana masih duduk berhadapan satu sama lain.

TANIA

Nana tuh berbahaya, bahkan waktu kecil aja semua orang takut sama dia. Nana itu psikopat gila dan cerdas.


Agus menunduk lemas dan semakin terguncang.

125. INT. KAMAR NANA - NIGHT

Nana berbaring di atas ranjang dengan banyak lamunan. Farel masuk ke dalam kamar dan meletakan susu hangat.

FAREL

Boleh aku duduk di samping?


Nana terdiam. Farel tertawa tipis.


FAREL

Tenang. Aku masih tau batasan kita.


Nana mengangguk, Farel akhirnya duduk di sebelah Nana. Nana ikut duduk sambil bersandar di atas bantal besar.

NANA

Aku deket banget sama Ibu Surti. Aku makin sedih, Agus malah terus menuduhku sebagai pembunuh.

FAREL

Pembunuhan berantai emang nakutin. Terus aja meneror kita. Kamu gak punya firasat gitu, siapa yang tega menjebak kamu kaya gini?

NANA

Aku cuman tau satu orang yang mampu melakukan ini.

FAREL

Siapa?

NANA

Kamu tau kan anak pelayan yang mati di rumah Majalengka? Ternyata dia Tania sahabat Agus.

FAREL

(Terkejut)

Bukannya dia sudah mati?

NANA

Selama ini Tania dan ayahku bersekutu. Bayangin aja, Tania berusia 14 tahun bisa berkerjasama sama ayahku.

FAREL

Kerjasama?

FLASHBACK

126. INT. RUANG KERJA - DAY

Tuan Ivan dan Tania kecil berada di ruangan yang sama.

TUAN IVAN

Tania, walau kamu masih remaja kecil. Aku tau kemampuan mu di atas rata-rata. Cerdas, sangat peka dan mampu bersikap dewasa.

TANIA

Apa yang tuan inginkan dariku?

TUAN IVAN

Bertemanlah sama anaku Nana. Ajarkan dia bagaimana jadi anak yang anarkis dan berbahaya. Aku tau, anakku bakal sangat senang mempunyai teman baru seperti mu.

TANIA

Kenapa tuan melakukan itu?

TUAN IVAN

Semua ini gara-gara istriku. Disaat ajalnya bakal datang, dia malah memberikan semua harta warisan buat Nana. Tapi aku masih punya kesempatan merebut semua hartanya.

TANIA

Mmmmm.. seperti apa tuan?

TUAN IVAN

Di surat wasiat itu tertulis, jika penerima waris dianggap tidak layak maka harta warisan akan jatuh ke pihak kedua, yaitu aku sendiri.

TANIA

Tidak layak seperti apa yang tuan inginkan?

TUAN IVAN

Aku ingin Nana masuk rumah sakit jiwa karena penyakit mental. Itulah sebabnya aku butuh kamu. Buat dia menjadi anak yang sangat di takuti semua orang.

TANIA

Lalu? Kenapa harus aku.

TUAN IVAN

Kalau misi kita berhasil. Aku bakal menjamin semua masa depan dan kebutuhan mu tanpa batas.
Kamu sangat cerdas dan terampil, ambil kesempatan emas ini.

BACK TO:

127. INT. KAMAR NANA - NIGHT

Setelah mendengar penjelasan Nana, Farel terlihat sangat terguncang. Wajahnya menunjukan belas kasih.

NANA

Semenjak kematian semua pelayan. Ayah sengaja mengirim Tania ke panti asuhan dan mencarikan orang tua kaya raya yang bakal mengadopsinya nanti. Kematian Tania cuman kedok semata.

FAREL

Kalo ini emang perbuatan Tania. Buat apa dia repot-repot melakukan semua pembunuhan dan menuduh kamu?

NANA

Ayah sekarang sekarat. Buat menguasai semua harta ayah, dia harus jebloskan aku masuk penjara. Kaya dulu dia berhasil masukin aku ke rumah sakit jiwa.

FAREL

Gak mungkin Na. Ini gila banget!

NANA

Tania dia wanita kejam dan berbahaya. Kita harus melawan dia balik.

CUT TO:

128. INT. TAXI- DAY

Sugeng sedang beristirahat di dalam taxi. Sugeng selonjoran di atas kursi supir dengan wajah tertutup handuk kecil.

Agus mengetuk kaca jendela dari luar. Sugeng melihat Agus dari dalam. Sugeng terlihat penasaran dengan sosok Agus. Sugeng menurunkan kaca mobil. Mereka saling menatap satu sama lain.

129. EXT. AREA POOL TAXI - DAY

Agus dan Tania sedang berhadapan dengan Sugeng yang masih memakai seragam supir Taksi.

SUGENG

Ada perlu apa kalian datang ke sini.


Tania memperlihatkan wajah Nana di dalam galeri HP. Sugeng meliriknya sekilas.


TANIA

Jelasin sama kami secara jujur. Apa yang dilakuin wanita ini waktu naik taksi di titik kemacetan parah kemarin? Bapak tau kan titik macet ini sangat dekat dengan lokasi pembunuhan?

SUGENG

Bapak udah jelasin semua ke polisi. Wanita itu cuman diam saja, duduk di bangku penumpang sampai rumah sakit.

TANIA

Jangan bohong pak. Kami tau kalau bapak memberikan kesaksian palsu. Bapak nerima uang banyak kan dari wanita itu?

SUGENG

(Tertawa sinis)

Suap? Kalian pikir bapak koruptor!

TANIA

Mendadak bapak daftar operasi transplantasi jantung di Jerman buat anak bapak. Aaaah.. pasti bukan biaya sedikit dan butuh koneksi yang sangat besar.

SUGENG

Aku menunggu donor jantung anak ku udah sangat lama. Seorang bapak harus siap membawanya kemana saja! Jangan ikut campur masalah keluargaku! Enyah!

CUT TO:

130. INT. KAMAR FAREL - NIGHT

Farel duduk di atas kursi sambil membaca buku diary.

FAREL

(O.S)

Suara Farel membaca sambil memperlihatkan tulisan diary Nana.

Jumat, 20 April 2022

Tinggal 11 hari, kita bentar lagi cerai. Entah gimana aku bisa menghadapi hari ke 31, perasaan sulit dan galau saja. Tapi aku tetap senang, kita tetap pada pendirian buat berpisah, walau aku yakin fokus kita sekarang mengungkap siapa pembunuh Ibu Surti.

Ibu Surti terus mengingatkan pada sosok ibuku sendiri. Aku cuman bayangin, pas kematian mereka berdua semakin dekat, yang ada dalam pikiran mereka cuman sang buah hati. Mereka pasti lebih memilih mati buat melindungi anak apapun yang terjadi.

131. EXT. JALAN GANG - NIGHT

Nana dan Farel berjalan bersama di tengah gang sempit. Nana menikmati es krim bentuk jagung. Farel asik menatap tingkah konyol Nana.

Mereka berhenti di bangku pinggir jalan. Mereka duduk berdempetan sambil menikmati suasana malam. Farel menyeka krim di sudut bibir Nana. Mereka berdua tersenyum malu.

NANA

(Menawarkan es krim)

Mau?


Farel geleng kepala, Nana terus memaksa Farel. Akhirnya Farel mau mengigit ujung ice krim. Mulutnya cemong, Nana menyeka krim yang tersisa di sudut bibir Farel.


FAREL

Ini manis banget, hati-hati diabetes!


Nana cuman bisa nyengir tipis.

FAREL

Oh Iya, kenapa kamu gak coba kelola lagi restoran Bali Tropical. Daripada di rumah terus.

NANA

Kamu pikir gampang bangun restoran yang udah diburu polisi?

FAREL

Udah sih, jangan mikirin itu mulu.

NANA

Kamu tau gak, dulu waktu rintis restoran kita pernah ketemu. Kamu marah-marah karena karyawan ku kerjanya gak becus.
FAREL
Wah, masa? Kok aku lupa ya.

NANA

Aku seneng banget kamu bisa komplain panjang lebar. Keren deh pokoknya. Sampe aku ngerasa baru ketemu sama cinta pertama.


Farel bengong dan tidak berkutik lagi. Wajahnya gugup dan canggung.


NANA

Bahkan, sekarang pun kamu masih aku anggap cinta pertama. Ya, aku juga sadar diri kalo kamu gak bakal...

FAREL

(Memotong pembicaraan)

Udah, Na. Jangan ngomongin perasaan.


Seketika wajah Farel berubah drastis, antara sedih dan kecewa.

CUT TO:

132. INT. RUANG ICU - DAY

Menggunakan seragam medis khusus, Nana berdiri di samping ayahnya yang masih kritis. Nana memandang wajah ayahnya begitu kosong.

NANA

Ayah, bangun! Enak aja kamu mati tenang kaya gini. Harusnya kamu mati perlahan, sangat menyiksa!!

NANA

Aku kecewa, kenapa aku harus berada di samping ayah waktu sekarat. Sedangkan waktu itu aku cuman bisa diam liat ibu mati.


Nana menggerakkan tangan kanan untuk mencekik leher ayahnya. Namun dia terlihat ragu dan membatalkan niatnya. Tiba-tiba HP berdering dan Nana menjawab panggilan telepon dengan tersenyum.


NANA

(On Phone)

Aku segera kesana.


133. INT. KAMAR RAWAT - DAY

Nana berdiri di samping ranjang Mawar. Sugeng duduk di samping Mawar yang sedang tertidur pulas.

NANA

Bagaimana keadaan Mawar?

SUGENG

Makin memburuk. Berkat kamu akhirnya kita bisa dapat pendonor lebih cepat. Mawar harus segera di bawa ke Jerman.


Nana mengelus dahi mawar dengan lembut.


NANA

Makasih, udah bersabar. KaMu emang pantas mendapatkannya nak.


134. EXT. TAMAN RS - DAY

Nana dan Sugeng duduk bersama di kursi taman.

SUGENG

Tania dan Agus kayanya udah curiga sama bapak.

NANA

(Tersenyum sinis)

Kita liat aja, siapa yang akhirnya memenangkan permainan ini.

SUGENG

Apa waktu kita tinggal 10 hari lagi?

NANA

Hampir sempurna, kita cuman menunggu waktu itu datang.

SUGENG

Kamu yakin harus melibatkan Farel sejauh ini? Pria itu gak tau apa-apa. Dia pria baik, harusnya bapak yang bertanggung jawab!

NANA

Aku gak nyangka suamiku bisa jadi alat yang sempurna buat rencana kita. Bapak jangan khawatir, Farel urusan Nana.


Nana menatap Sugeng begitu dalam, bahkan dia meraih telapak tangan Sugeng.


NANA

Sebentar lagi ini bakal berakhir. Kalo semua tercapai, bapak dan Mawar harus hidup bahagia dan melupakan semua hubungan kita.

SUGENG

Mana bisa bapak lupa sama kebaikan kamu! Kalau bukan karena kamu, 8 tahun yang lalu bapak mungkin sudah putus asa dan bunuh diri.

NANA

Demi Mawar, demi ibu di syurga. Kita harus tunjukin siapa Tania dan pengikutnya.


135. INT. RUANG TENGAH - NIGHT

Nana masuk ke dalam rumah. Farel berjalan menghampiri Nana sambil membawa kue ulang tahun. Farel menyanyikan lagu ulang tahun. Nana tersenyum dan senang, dia meniup semua lilin. Mereka saling memandang penuh kasih sayang.

136. INT. RUANG SANTAI - NIGHT

Nana dan Farel duduk di atas sofa. Farel memberikan hadiah kecil untuk Nana. Nana segera membuka hadiah dan menemukan sebuah ikat rambut sederhana.

FAREL

Kamu makin cantik kalau di ikat rambut kaya ekor kuda.

NANA

(Tersipu malu)

Masa sih?


Farel mencoba mengikat rambut Nana seperti ekor kuda. Nana begitu senang, Farel menggenggam tangan Nana erat.


FAREL

Bisa gak Na, kita berhenti nulis diary.

NANA

Ko bisa?

FAREL

Aku gak mau cerai sama kamu. Aku minta maaf selama ini selalu bikin kamu kecewa.


Tiba-tiba raut wajah Nana berubah drastis, marah dan kesal.


NANA

Gak bisa, perceraian kontrak itu harus berhasil sampai 31 hari. Bagaimanapun, kita pasti cerai dan pisah.

FAREL

Kasih aku kesempatan lagi Na. Kita bisa belajar saling mencintai.

NANA

Mencintai?!! Telat Farel.


Nana bangkit dari sofa dengan gusar. Farel masih duduk dengan wajah lesu.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar