Cerai Kontrak
2. ACT 1 ( b )


24. INT. MOBIL- AFTERNOON

Farel menyetir mobil. Dari dalam kaca mobil, Farel melihat aktifitas para tetangga sedang berkumpul di rumah Ibu Surti.

Insert: Ibu Surti (65) dan Agus sibuk membagikan makanan ke tetangga. Nana sibuk membantu dan terlihat akrab dengan Agus.

Farel menghentikan mesin mobil. Farel penasaran dengan mereka. Nana mendekati mobil Farel, dia menggedor kaca samping mobil.

NANA

(Teriak di balik kaca)

Rel, ayo ikut makan bareng kita.


Farel menggelengkan kepala.


FAREL

Males, aku capek.


Nana membuka pintu mobil dengan paksa. Dia menyeret Farel agar berjalan keluar dan bergabung bersama para tetangga.

25. EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH IBU SURTI- AFTERNOON

Ibu Surti senang melihat Farel datang. Ibu Surti langsung menyuruh Farel duduk dan menawarkan banyak makanan rumahan. Agus menghampiri Farel yang masih kikuk.

AGUS

Seru nih ada pak Farel.

FAREL

Jangan panggil aku pak. Aku masih muda!


Nana lalu berdiri di depan semua orang.


NANA

(Penuh Semangat)

Ibu.. bapak.. mari kita beri sambutan untuk tamu istimewa kita FAREEEEEELLL..


Semua orang bertepung tangan dengan semangat. Farel menunduk, dia sangat malu. Farel mengamati orang-orang yang tengah hadir.

Insert: Para pria yang mempunyai kumis.

FAREL

(V.O)
Semua pria di sini berkumis, termasuk si Agus. Apa Nana selingkuh ya sama pria berkumis?

IBU SURTI

Farel, ngelamun terus sih. Ini acara buat sambut anak ibu.


Farel kaget, dia bingung harus bagaimana.


PAK GUNAWAN

Ayo nak, sikat aja semuanya, mumpung gratis. Lagian kita baru kedatangan pejabat polisi Hahahaha..

IBU SURTI

Aaah.. pak gunawan bisa aja. Agus cuman polisi biasa kok.

PAK DIMAS

Udah, santai aja Rel.


Nana menghampiri Farel yang masih diam tak berkutik karena di hadang banyak orang. Dia duduk di sebelah Farel.

NANA

(menunjuk semur jengkol)

Ayo Rel, kita makan. Tuh enak, ada semur jengkol.

FAREL

(Kesal)

Bisa gak sih kalian gak usah repot-repot kaya gini, maksa banget!

CUT TO:

26. EXT. LAPANGAN POLSEK - MORNING

Insert: Apel pagi petugas polisi.

27. INT. RUANG KERJA- DAY

Agus berjalan lurus. Agus melepas seragam polisi dan menggantinya dengan pakaian kasual di ruang ganti. Dia berjalan kembali menuju meja kerja dan menyapa semua orang.

Agus menghampiri dispenser, menyeduh kopi saset dengan gelas kertas. Mengaduk dengan jari telunjuknya.

AGUS

Duh, panas!


Agus duduk di meja kerja, menyeruput kopi dan menyalakan komputer di depannya.

Insert: Tiga polisi yang lain sibuk di meja masing-masing.

Arah pintu, tiga anak berpakaian punk menghampiri ruang kerja. Wajah mereka kebingungan dan malu-malu. Agus melihat tiga anak punk, polisi yang lain terlihat acuh.

Satu dari mereka, Anak Punk 1 (14) berjalan menghampiri meja Agus. Wajah anak punk 1 menatap seisi ruangan dengan berani.

ANAK PUNK 1

Jony hilang pak!!!


Semua polisi masih diam, belum merespon apapun. Salah satu polisi senior, Yanto (45), menghampiri anak punk 1.

YANTO

(Geram dan terganggu)

Mau apa kalian pagi-pagi kesini?

ANAK PUNK 1

Teman kami hilang pak dari kemarin malam, tolong Jony pak!


Yanto mengkerut-kan kening. Dia terlihat tidak serius.


YANTO

Teman mu kaya kalian, kan? Anak punk yang idup-nya bebas berkeliaran kemana aja?

ANAK PUNK 1

Dia teman baik kita pak, tolongin lah.


Yanto tersenyum sinis, dia semakin tidak peduli.


YANTO

Sebaiknya kalian pulang aja. Anak punk kaya kalian emang udah biasa berpindah pindah tempat.

ANAK PUNK 2

(Nyolot)

Tapi pak, Jony itu ketua geng kami. Gak mungkin lah pergi gitu aja ninggalin anak buahnya!


Yanto melirik kapten Hasyim (50) di ujung sana. Kapten Hasyim melirik pintu (kode) agar mereka segera keluar. Yanto lalu mendorong paska mereka agar keluar dari dalam ruangan.


YANTO

Kami udah sering ngadepin bocah bandel kaya kalian. Aku peringatkan ya, jangan main main sama polisi. Inget itu!


Tiga anak punk itu pasrah, mereka berjalan keluar. Agus resah dan tidak nyaman melihat kejadian tersebut, dia segera berjalan keluar menyusul tiga anak punk.


28. EXT. PARKIRAN KANTOR POLISI- DAY

Agus berlarian mencari ketiga anak punk. Dia berjalan menuju area parkir dan melihat mereka dari dekat.

Insert: Tiga anak punk sedang ngobrol.

Agus berjalan ke arah mereka berkumpul.

AGUS

Kalian masih mau kan cari Jony?


Tiga anak punk melirik Agus kompak.

ANAK PUNK 3

Bapak siapa?

AGUS

Oh ya, aku Agus. Salah satu anggota polisi yang bekerja di sini. Kalian barusan melaporkan orang hilang-kan?


Mereka bertiga mengangguk paham.


AGUS

Ceritakan apa aja yang kalian tahu.

ANAK PUNK 1

Kita tiap hari ngamen bareng. Malemnya sih suka tiduran di bawah jembatan. Terus,aku lihat si Jony jalan lurus jam 9 malem lah. Terus sampe sekarang belum balik lagi.

AGUS

Ok, kamu bisa jelasin pakaian apa yang terakhir Joni pake? Atau ciri ciri dari wajah dan tubuhnya.

ANAK PUNK 1

Dia pake baju punk kaya kami, cuman dia pake rompi gambar Naga merah. Badan kurus, kulit nya melepuh jamuran gitu deh. Oh ya, dia berkumis pak.

AGUS

Berkumis? Udah tua ya dia?

ANAK PUNK 2

Bener pak,paling tua di antara kita.

AGUS

Bagus, untuk sekarang kalian ikut paman. Kalian harus mengisi formulir pengaduan orang hilang terlebih dahulu.


29. INT. KAMAR FAREL. NIGHT

Farel sedang membaca diary Nana sambil menggunakan kaca mata.

FAREL

(O.S)

Insert : Suara Farel membaca sambil memperlihatkan tulisan diary Nana.

Senin, 2 April 2022

Si kumis ternyata hilang, tiap hari aku resah nungguin dia balik. Harusnya sih, dia udah ketemu sama orang sekitar yang lewat.

Bagaimana kabar si kumis?

Pasti sulit lah bertahan di alam bebas. Udara dingin menusuk dan terik matahari yang membakar setiap lapisan kulit.

Aku udah gak sabar pengen liat si kumis keluar dari persembunyian. Dia pasti bikin kejutan super heboh buat semua orang. Bahkan, suami ku yang terkenal cuek, gak bakal berkutik lihat dia kembali.


Farel menarik nafas dalam, merenggangkan seluruh tubuhnya di atas kursi. Wajahnya terus memikirkan sesuatu.

FAREL

(V.O)

Lagi, lagi si kumis!! Gak mungkin Nana selingkuh.


Farel beranjak dari kursi. Berjalan mondar-mandir kebingungan.

FAREL

(V.O)

Terus apa? Sial. Aarrggghh....!!!


Nana datang lagi ke kamar Farel. Lamunan Farel buyar seketika. Mereka saling bertatapan.

NANA

Bagus, tulisan kamu udah agak mendingan. Kamu cerita udah gak nyaman lagi sama gaya rambut jamur itu?


Farel berdiri menatap cermin. Dia melihat pantulan rambutnya sendiri.

FAREL

(Menatap cermin)

Itu semua gara gara kamu Na! Tiap kali aku lihat cermin rasanya aku kaya badut aja.


Nana tersenyum lebar.

NANA

Besok sebelum berangkat kerja, kita pergi ke tempat potong rambut langganan tetangga sini.

FAREL

(Mendesah pasrah)

Terserah kamu... Penting rambut jamur ini musnah.


Nana menaruh diary milik Farel dan mengambil miliknya. Nana bergegas keluar kamar. Farel memanggilnya dan menahan pintu agar tidak tertutup. Nana hanya bisa tertahan dengan bengong.

FAREL

Na...

NANA

Mmmmmmm....

FAREL

Si kumis, kenapa sih muncul terus di cerita kamu. Emang siapa dia?

NANA

(Senyum misterius)

Nanti juga tau sendiri, tunggu aja Rel.

CUT TO:


30. EXT. BAWAH JEMBATAN LAYANG - DAY

Agus dan tiga anak punk mencari Jony bersama-sama. Agus mengitari banyak sudut dan bertanya pada orang sekitar.

Dari pandangan jauh, Farel melihat segerombolan anak punk lain sedang berjalan menyusuri jalur kereta api.

AGUS

Kalo Jony suka jalan lurus ikut jalur rel kereta api itu gak?

ANAK PUNK 2

Ya, biasanya sih gitu.

AGUS

Kalian tunggu aja di sini.


31. EXT. JALUR KERETA API- DAY

Agus berjalan lurus mengikuti alur rel kereta api. Dia melirik ke sana kemari. Kepalanya terus melihat ke bawah. Agus menangkap sesuatu warna yang menarik perhatiannya.

Insert: Bercak darah mengering di beberapa batu kerikil rel kereta.

Agus bergerak cepat mengikuti darah yang berceceran. Darah itu berhenti tepat di depan semak belukar yang besar. Agus terdiam sejenak. Dia menarik nafas panjang dan memeriksa ke dalam semak tersebut.

Insert: Mayat Jony terselip di tengah semak, tubuhnya meringkuk. Kepalanya hancur dan retak. Bersimbah banyak darah.

32. INT. KAMAR MANDI - NIGHT

Memakai handuk piyama, rambut basah. Farel menatap cermin di wastafel. Dia melihat wajah glowing dan gaya rambut yang baru. Farel merasa lebih percaya diri dengan gaya baru itu.

FAREL

Cuman 30 ribu aja ko bisa tambah ganteng kaya gini.


Farel menambahkan gel di sela sela helai rambut.


FAREL

Gila.. keren banget. Udah kaya aktor Korea aja hehehe..


Farel mencari sesuatu di dalam gelas kecil. Dia lalu berteriak dari celah pintu yang terbuka.

FAREL

(Teriak kencang)

Nana.. kamu liat pencukur kumis gak?


Nana muncul di depan Farel, memaksa masuk ke dalam kamar mandi.


NANA

Lah.. mana aku tau. Emangnya aku punya kumis? Wajah mulus kaya gini.

FAREL

Yah.. bisa jadi kamu iseng cukur kumis orang lain gitu?

NANA

Ko sekarang kamu jadi ngawur sih bicaranya.

FAREL

Aku gak ngawur Na, kamu tuh yang suka nulis si kumis di buku diary. Apa-apa si kumis, pantas aja alat pencukur bulu ku hilang!

33. INT. KAMAR FAREL- NIGHT

Farel membaca buku diary seperti biasanya, menggunakan kacamata.

FAREL

(O.S)

Insert : Suara Farel membaca sambil memperlihatkan tulisan diary Nana.

Selasa, 3 April 2022

Aku harap suamiku bakal suka sama gaya rambut terbarunya. Aku yakin dia bakal lebih siap menghadapi perceraian nanti.

Dia pasti tambah percaya diri di kantor, jadi aku gak perlu khawatir apa apa lagi. Disini aku sebisa mungkin menjalani peran sebagai istri seperti biasanya.

Aku sedikit bosan, terus mikirin pengganti si kumis yang gak kunjung datang. Apa aku harus cari yang lebih menantang? Aku mau bersenang senang lagi. Tapi entahlah, aku belum menemukan hal yang lebih menggairahkan.


Farel membuka laptop. Tangannya sedang mencari sesuatu di google.

Insert: memperlihatkan layar laptop sedang menyelusuri Google. Mengetik di kolom pencarian seperti : Hewan berkumis lalu munculah gambar hewan berkumis. Farel mengganti lagi kata kunci pencarian seperti: boneka berkumis dan munculah gambar boneka berkumis.

Farel meng-scroll semua pencarian gambar yang dia inginkan. Wajahnya kecewa dan sedikit stres.

FAREL

(Mengeluh)

Duh, pusing banget nih mikirin si kumis. Ayolah Na, jangan bikin aku penasaran kaya gini.

CUT TO:


34. INT. DEPAN KAMAR NANA- MORNING

Farel mondar mandir di depan kamar Nana. Farel memakai jas kerja seperti biasa. Wajahnya terlalu cemas, sekali-kali dia ngintip dari lubang pintu kamar Nana. Saat Nana akan keluar dari kamar, Farel buru-buru masuk ke ruang tengah.

35. INT. RUANG TENGAH - MORNING

Nana menghadap Farel. Dia menyerahkan sebuah kado berukuran kecil. Farel menerima kado itu dengan tatapan bingung.

FAREL

Siapa yang ulang tahun?

NANA

Maria, sahabat perempuan kamu itu loh.

FAREL

Wah!! Ko Tau.

NANA

Kemarin malam kamu kan cerita di diary, kalau hari ini kamu bakal telat pulang, ada acara penting.

FAREL

Tapi ko bisa tahu hari ini ulang tahun Maria?

NANA

Kamu lupa ya, sejak awal kita nikah kamu lebih senang nongkrong sama sahabat kuliah kamu .Sampe aku tau semua tanggal ulang tahun Dion, Nathan dan Maria.


Farel diam, wajahnya menunjukan sedikit rasa bersalah. Dia salah tingkah dan memasukan kado kedalam saku jas.

FAREL

Aku pergi dulu..


Farel berbalik dan berjalan meninggalkan badan.

NANA

(Memanggil)

Rel...


Farel seraya membalikan badan lagi dan menatap wajah Nana dalam.


NANA

Mulai sekarang, kamu bisa lebih dekat sama Maria. Bentar lagi kita bakal cerai, gak salah ko deket sama wanita yang selama ini kamu idamkan, bener-kan?


Farel menelan ludah, kedua matanya semakin salah tingkah. Nana membalas tatapan Farel dengan senyum tulus.

36. INT. HOTEL - NIGHT

Mereka berempat, Farel, Maria, Nathan dan Dion duduk melingkar di sebuah meja. Mereka berbincang asik, masing-masing sambil memegang gelas wine.

Insert: Maria tampil cantik dan elegan. Memakai gaun putih ketat. Rambut hitam terurai indah.

Insert: Farel banyak diam dan terlihat tidak berselera. Dia hanya memainkan gelas tanpa meminumnya.

Insert: Maria menyadari jika Farel terlihat murung.

MARIA

Kamu kenapa sih Rel, ayo dong have fun! This is my birthday.


Maria mengajak Farel bersulang. Farel tersadar dari lamunan dan menerima gelas Maria. Farel meneguk minuman langsung sampai isi gelas habis.

FAREL

Aku kayanya harus pulang, I'm sorry Maria.

NANA

Oh Why? Nana lagi sakit?

FAREL

(Menggeleng kepala)

No, dia baik baik aja. Aku cuman mau pulang lebih cepat aja.


Farel bangkit dari kursi begitu saja. Maria kaget dan langsung menyusul dari belakang.


37. INT. DEPAN LIFT - NIGHT

Farel sudah masuk lift. Maria menahan pintu lift dan memaksa Farel untuk keluar. Maria mencengkram erat lengan Farel. Mereka saling berhadapan dengan serius.

MARIA

(Penuh rayu)

Ini waktu yang tepat Farel. Kalian bentar lagi bakal cerai. Apa lagi sih yang harus kamu takuti.

FAREL

Maksud kamu?

MARIA

Aku mau kita pacaran, aku gak mau cuman sahabatan doang.


Farel kaget, dia menghela nafas berat. Dia melepas cengkraman Maria dengan paksa.

FAREL

(Melotot)

Kamu kira cerai itu gampang Maria?


Farel masuk ke dalam lift dan menekan tombol di samping. Maria menatap cemas wajah Farel sedangkan Farel menatap tajam wajah Maria.

38. INT. MOBIL - NIGHT

Farel menyetir mobil masuk ke lingkungan tempat dia tinggal. Dari balik kaca mobil dia melihat warung kelontong milik tetangganya, Ibu Tini. Farel menepikan mobil dekat warung. Dia keluar dari mobil.

39. EXT. DEPAN WARUNG IBU TINI-NIGHT.

Farel berdiri di depan show case dan mengambil sekaleng coca-cola dingin. Farel segera membayarnya.

IBU TINI

(Rempong)

Nak Farel tumben banget jajan di warung ibu.

FAREL

(Berusaha ramah)

Biasa, Bekasi panas mulu kalau udah malem kaya gini.


Tiba-tiba Ibu Surti ikut nimbrung.


IBU SURTI

Bu Tini, beli sabun batang 4 biji. Odol sama sikat gigi 2 aja.

IBU SURTI

Eh... Nak Farel. Cakep bener nih, abis ngedate ya sama Nana.


Farel hanya bisa mengangguk dengan malu-malu.

IBU SURTI

Ngapain bu beli banyak banyak.

IBU SURTI

Gini bu, Agus katanya mau lembur di polsek Bantar Gebang. Ada kasus lagi, kata dia sih pembunuhan baru.

IBU TINI

Aduh, ko bisa? Ko akhir akhir ini lingkungan kita jadi gak aman gini ya bu.

IBU SURTI

Ya bu, makanya sekarang harus lebih hati hati. Rumah jangan lupa buat dikunci terus.


Tiba-tiba dari rumah Ibu Tini, keluar Pak Adam. Pak Adam mendekati warung dengan wajah marah dan bercucur keringat, sambil membawa gagang sapu.


PAK ADAM

Aduh ayam goreng di gondol maling lagi.

IBU TINI

Loh ko bisa... jangan jangan si kumis itu lagi yang gondol makanan kita lagi pak!


Bu Tini bergegas keluar warung dan merebut gagang sapu dari tangan suaminya. Ibu Tini berkeliling ke setiap sudut. Farel melihat ada bayangan hitam dari atas genteng.


IBU TINI

(Menunjuk bayangan hitam di atas genteng)

Awas kamu ya kumis!!

FAREL

Bu, mau saya bantu cari-kan?

IBU TINI

Nak, bantu ibu sekarang juga! Kamu masih muda, tenaga kamu masih kuat.


Farel langsung mengayunkan gagang sapu dengan kuat. Dia melayangkan sapu itu ke atas genteng. Si kumis kabur dengan sangat cepat. Farel melihat si kumis itu berlarian menuju atas genteng lain.

Diraihnya sapu itu keatas genteng, dia menyodok-nyodok atas genteng dengan ujung sapu.

Merasa ujung sapu itu menyentuh sesuatu, dia langsung mendorongnya ke bawah. Terdengar suara benda jatuh dari atas.

Insert: Seekor kucing liar yang sangat kurus dan tidak terawat. Kulitnya sebagian sudah terkelupas, banyak sekali jamur yang membuat kepalanya botak.

FAREL

(Nafas engos-engosan)

Nana, kamu ada ada aja sih!


40. INT. RUANG SANTAI - NIGHT

Farel berdiri di belakang sofa. Di atas sofa ada Nana yang sedang asik tertawa cekikikan menonton TV.

Insert: Berita penemuan mayat anak punk, Agus terlihat sibuk diwawancara reporter.

FAREL

Na?


Nana mengalihkan pandangan ke arah Farel.


FAREL

Ada yang lucu?

NANA

Gak ada, emang kenapa sih Rel?

FAREL

Itu yang barusan kamu lihat kan berita pembunuhan, di Bantar Gebang lagi. Emangnya Nana gak takut apa?

NANA

Kenapa harus takut.
Barusan Nana liat Agus di wawancara banyak reporter. Lucu aja lihat anak bu Surti masuk TV hahahahaha....

FAREL

Kamu bilang lucu? Ngaco kamu Na. Agus itu tetangga kita, harusnya kamu ngerasa kasihan lihat dia menangani kasus pembunuhan.


Nana kali ini diam, dia balik fokus melihat layar TV lagi. Farel pasrah dan geleng kelapa saja. Dia duduk di sebelah Nana dan menyerahkan kandang berisi kucing liar di atas meja.


FAREL

Si Kumis..


Nana melihat kandang itu sekilas. Nana menatap Farel dan kembali tertawa terbahak-bahak. Farel balas tersenyum ketir melihat tingkah Nana yang aneh.

41. INT.KAMAR FAREL- NIGHT

Farel membaca diary milik Nana sambil rebahan di atas kasur.

FAREL

(O.S)

Insert : Suara Farel membaca sambil memperlihatkan tulisan diary Nana.

Rabu, 4 April 2022

Terimakasih, Farel membawa sebuah hadiah yang gak terduga. Aku tahu Farel sibuk banget sama urusan perusahaan. Dia sampai gak sadar kalo ada mahluk lucu yang selalu jadi buronan komplek ini.

Baiklah, kita sudahi aja. Kita rawat kucing kampung itu bersama sama. Biarin kucing itu jadi saksi terakhir bagaimana kita menghabiskan sisa waktu sebelum bercerai.

Oh iya, baiknya rencana perceraian kami jangan dulu dibicarakan dengan orang tua. Aku gak mau waktu menulis diary ini terganggu sama mereka.

Aku mau menikmati momen ini saja. Semoga, Farel pun begitu.


Farel menutup buku diary dengan perasaan senang.

FAREL

(V.O)

Bagus, kayanya Nana suka sama kucing itu. Emang gak salah lagi, si kumis akhirnya selesai juga.


42. INT. KAMAR NANA- NIGHT

Farel masuk ke dalam kamar Nana. Dia melihat tangan Nana berlumuran darah sambil memegang sebuah pisau cutter.

Insert: Kucing kampung terkapar di atas karpet. Perutnya terluka dan keluar banyak sekali darah. Kucing itu sekarat.

Mata Farel melotot dan bergetar hebat. Nana hanya bisa berdiri dengan wajah santai dan penuh ketenangan.

43. INT.DEPAN KLINIK HEWAN- NIGHT

Farel dan Nana duduk bersampingan di depan ruang tindakan.

Insert: kedua tangan Nana masih penuh darah.

FAREL

Jujur sama aku, kenapa kamu bisa melukai si kumis?

NANA

(Penuh ketenangan)

Nana cuman pingin bantu kucing itu aja.

FAREL

Hah? bantu apa maksud kamu? Jelas-jelas aku liat kamu belah perut kucing itu pake pisau cutter.

NANA

Waktu mau kasih makan, aku liat belakang anus ada banyak cacing dan cairan kental keluar.
Nana panik banget, makanya langsung ku belah aja perutnya.


Farel tambah melotot. Dia berdiri dari kursi dan geleng- geleng kepala.


FAREL

Itu gila Na!! Gak masuk akal.


Di tengah percakapan mereka, seorang dokter hewan menghampiri mereka. Dokter tersebut masih menggunakan baju operasi.

FAREL

Gimana kabar si kumis pak?

DOKTER HEWAN

Untung saja sayatan di perutnya masih belum terlalu dalam, hanya melukai bagian lapisan luar kulit. Semua aman dan terkendali.

Farel bernafas lega. Dia lalu menyalami dokter sebagai tanda terimakasih.





Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar