Cerai Kontrak
1. ACT 1 ( a )

Kita melihat suasana gang perumahan padat. Orang-orang sibuk dengan aktifitas pagi hari. Ibu yang menjemur pakaian, bapak bersarung dengan kandang burung, siswa yang merokok di warung kelontong dan motor ojek online saling hilir mudik.

FADE IN:


1. INT. MEJA MAKAN - MORNING

Farel (34) menatap Nana (28) dengan ketus. Farel memakai stelan jas kerja mahal. Nana sibuk menyiapkan hidangan nasi tumpeng kerucut penuh hiasan. Nana memakai daster lusuh.


FAREL

Kamu capek-capek bangun subuh cuman bikin makanan gak jelas kaya gini!

NANA

Coba aja dulu, enak banget loh. Aku minta resep dari bu Surti.


Nana tersenyum lebar sambil menatap suaminya.


FAREL

Ibu Surti? Nenek tua yang sering jualan gado-gado itu?


Farel melotot sambil menghela nafas panjang. Nana membalas tatapan itu dengan senyuman.


NANA

(Meledek)

Tumben inget sama tetangga kita.


Nana nyengir tipis. Farel masih berwajah kesal


FAREL

Aku gak suka kamu terus bergaul sama mereka. Ingat loh Na, kamu tuh garis keturunan orang terpandang, kaya raya, berpendidikan tinggi!

NANA

Aku suka tinggal disini, semua tetangga ramah, pada asik lagi.

FAREL

Aku benci tinggal di rumah petak kaya gini!! Kenapa sih Na, kamu ngotot banget pengen tinggal di sini.


INSERT: Memperlihatkan sudut rumah sederhana dan kecil. Perabotan rumah tangga murah meriah.


Nana mengarahkan sendok berisi nasi tumpeng ke arah mulut Farel. Wajahnya berseri menatap Farel.

NANA

Aaaaaaaa... Ayo makan! Happy anniversary pertama suamiku...


Farel menepis tangan Nana. Sendok terjatuh dan nasi berserakan. Nana kaget, tubuhnya membeku. Farel menggebrak meja dengan keras.


FAREL

(Ketus)

Aku udah gak selera makan! Mual rasanya.


Farel meninggalkan meja makan dengan gusar. Nana masih duduk mematung dengan helaan nafas.


2. INT. MOBIL - MORNING

Farel semakin kesal dan tidak nyaman. Dia melirik Nana yang duduk di jok sebelah dengan judes. Nana memakai atasan kaos,jeans lusuh & sandal jepit.

Nana senyum-senyum sendiri sambil menikmati lagu dangdut. Dia mengikuti alunan lagu dengan suara fals.

FAREL

(Bete)

Diam aja di rumah. Maksa banget harus ikut pergi ke kantor segala.

NANA

(Melirik Genit)

Apa salahnya liat tempat suami kerja. Lagian nasi tumpeng masih banyak, aku pingin bagi-bagi sama rekan kerja kamu.

FAREL

Gak boleh, malu-maluin suami aja.


Nana menghiraukan perintah Farel, dia kembali bernyanyi dengan suara tinggi dan lantang. Wajah Farel semakin marah, menahan amarah sebisa mungkin.

Farel mematikan MP3 player dengan paksa, lagu dangdut berhenti. Sambil menyetir, Farel menatap wajah istrinya tajam. Nana hanya bisa bengong.

FAREL

Aku muak sama pernikahan ini Na! Aku gak bahagia sama kamu!

NANA

Maksud kamu?

FAREL

Aku mau kita berpisah, bercerai, apapun itu!
NANA
Hah! Cerai!!


3.EXT. JALAN RAYA - MORNING

Pemulung tua (60) membawa gerobak sampah melintas di depan mobil. Farel langsung menginjak rem dengan paksa. Mobil nyaris menabrak pemulung tua. Terlihat dari kaca mobil luar, mereka sudah berhenti berdebat.

Dari kaca mobil luar Farel begitu kaget, kedua matanya melotot melihat pemulung tua. Nana keluar dari mobil, buru-buru menghampiri pemulung tua. Pemulung itu berdiri gemetaran, bahasa tubuh yang memperlihatkan sebuah ketakutan.

NANA

Kakek gak papakan?


Nana melihat barang rongsokan berhamburan ke tanah. Nana membantu memungut semua barang ke tempatnya. Nana membantu pemulung tua agar berdiri lebih tegak.


PEMULUNG TUA

Kakek baik-baik saja. Terimakasih sudah membantu kakek.


Pemulung tersenyum lebar sambil menyentuh pundak Nana. Sontak Wajah Nana berubah drastis. Senyuman hilang, matanya melotot melihat pundaknya disentuh seperti itu.


4. INT. RUANG KERJA FAREL - DAY

Nana berdiri di depan semua rekan kerja Farel. Kedua tangan Nana memegang rantang besar. Dominic (25) menghampiri Nana dengan wajah judes.


DOMINIC

Ibu gak dikasih tau ya sama pak direktur kalau hari ini ada acara penyambutan.

NANA

Maaf, aku gak tau kalian ada acara kaya gini. Padahal aku bawa banyak banget nasi tumpeng.


Dominic melirik rantang yang di bawa Nana, tatapan menghina.

Insert: Rantang putih susun bergambar ayam jago merah.

Nana melihat isi kantor Farel, penuh dengan makanan & minuman mewah.

Insert: Prasmanan makanan dan minuman mewah.

Semua terlihat sibuk dengan perayaan penyambutan direktur baru.

Insert: Rekan kerja Farel sibuk tertawa dan mengobrol.

Farel berjalan menghampiri Nana.

FAREL

Udah sana pulang, malu-maluin aja. Kamu gak liat semua orang risih liat rantang gede kaya gitu.

NANA

(Kecewa Berat)

Ko gak bilang sih, aku gak tau kamu udah jadi direktur.Ini perusahaan ayahku juga. Seharunya kamu diskusi masalah ini.


Farel diam saja. Nana menaruh dua rantang besar di atas meja direktur . Semua orang melihat Nana dengan aneh. Dominic menghampiri Nana.


DOMINIC

Ibu gak lihat apa, kantor udah penuh sama makanan enak. Jadi tolong bawa lagi rantang bau ikan asin ini, Jijik tau gak sih!


Farel diam saja melihat istrinya dipermalukan seperti itu. Nana melirik Farel, mereka saling bertatapan.

NANA

Rel, ini buat kamu.

FAREL

Pergi.. aku bilang pergi dari ruangan ini sekarang juga.

NANA

Rel...

FAREL

(Melotot)

Dominic, tolong panggil satpam.


Dominic tertawa puas. Nana terdiam sejenak, dia lalu membawa rantang itu kembali. Berjalan menuju pintu keluar sambil tersenyum untuk Farel.

NANA

Aku tunggu di rumah ya, Rel.


5. INT. LIFT - DAY

Nana masuk kedalam lift. Dia berusaha menahan tangisan.

CUT TO:

6. INT. MOBIL - NIGHT

Farel kesal karena kemacetan panjang. Dia terus melihat jam tangan, wajahnya resah. Dari jauh dia melihat banyak kerumunan orang. Farel menepikan mobil ke trotoar.


7. EXT. KERUMUNAN WARGA - NIGHT

Farel berusaha menembus kerumunan warga. Farel melihat sekitar banyak mobil polisi. Farel melihat ada garis polisi terpasang di dekat pembuangan sampah.

Insert : Gerobak sampah penuh cipratan darah. Di dalam gerobak sampah ada pemulung tua terbujur kaku,mata terpejam dan kulit pucat. Kepalanya hancur tergenang banyak darah. Semua kukunya lepas dari jari-jari.

Farel terkejut melihat ada mayat pemulung tua di dalam gerobak sampah.


8. INT. TENGAH RUMAH - NIGHT

Farel berjalan masuk ke tengah rumah. Farel melihat Nana sibuk dengan barang barang rongsokan.

FAREL

Na ngapain kamu bawa barang rongsokan kaya gitu.


Nana tidak menatap suaminya, dia terus sibuk memegang gunting dan kardus.


NANA

Buat kerajinan Rel, bagus kita manfaatkan barang bekas kaya gini.


Farel diam saja, hanya menghela nafas pendek. Dia masih berdiri di dekat Nana.

FAREL

Kamu inget-kan kakek tua yang hampir kita tabrak pagi tadi?

NANA

Kakek tua siapa.


Nana masih fokus dengan barang bekas.

FAREL

Itu loh, pemulung tua yang suka bawa gerobak sampah tiap hari.

NANA

Oh.. emang kenapa?


Farel diam lagi, Wajahnya berpikir keras.


FAREL

Sudah, lupain aja. Lebih Hati-hati, kunci pintu dan jendela jangan lupa.

FLASHBACK


9. INT. RUMAH BESAR - NIGHT

Nana kecil sedang bersembunyi di balik guci besar. Nana kecil melihat para pelayan mati keracunan. Mulut mereka mengeluarkan busa dan kejang-kejang.

BACK TO:


10. INT. KAMAR NANA - MORNING

Nana terbangun dari mimpi, wajahnya penuh keringat dan rambut berantakan. Kedua matanya melotot takut. Nafasnya tersedak sedak. Dia meraba pantat, kasur basah karena air kencing.

Nana beranjak dari kasur, menggulung seprai dan selimut. Dia menatap cermin dan meraba rambutnya yang rontok. Wajahnya terlihat lelah dan letih. Dia kemudian membuka laci lemari dan mengeluarkan dua buah kertas.

11. INT. RUANG SANTAI - DAY

Nana dan Farel duduk berhadapan di kursi. Tangan mereka masing-masing memegang mug. Kue kering dalam toples. Saling bertatapan dengan dalam.

NANA

Kamu yakin sama keputusan ini?

FAREL

Yakin, yakin banget.

NANA

Alasan utamanya?

FAREL

Nih, denger ya. Kita bisa nikah karena perjodohan dua keluarga. Emang kamu pikir, aku berusaha cinta sama kamu? Enggak Na.


Nana terdiam dan terlihat menahan rasa sedih dan kecewa. Farel tersenyum tipis sambil menyeruput isi mug. Nana terlihat berpikir keras, mug masih dia pegang erat. Nana menyerahkan dua lembar kertas di atas meja. Farel melihat kertas itu dengan senyum puas.


NANA

Baiklah, kalo itu yang kamu mau. Mari kita berpisah, bercerai.


Farel terkejut sekali, kedua bola matanya merekah lebar. Dia meletakan gelas dan meraih dua kertas tersebut. Membacanya sekilas.


NANA

Tapi, dengan satu syarat.


Farel mengerutkan kening. Menatap penuh kebingungan.


FAREL

Syarat?


Nana mengangguk. Menunjuk dua kertas yang masih di pegang Farel.

NANA

Kertas pertama itu surat persetujuan perceraian. Kertas kedua kontrak perceraian, baca aja kertas kedua. Syarat tertulis jelas di sana.


Farel buru-buru membuka kertas kedua dan membacanya dengan cepat. Wajahnya tambah mengkerut dan menatap tajam Nana. Nana hanya diam dan santai.


FAREL

Kamu gak salah-kan Na? Kamu pikir aku bercanda sama perceraian ini!!

NANA

Kamu pikir aku gak serius Rel.. Apa sulitnya kita menulis dan saling menukar diary selama 31 hari.


Farel berdiri dengan marah, dia lalu merobek kertas itu di depan wajah Nana.


FAREL

Lebih baik kamu tuntut saja semua harta, saham dan aset yang kita miliki.

NANA

Aku gak tertarik Rel, kamu pikir aku bakal melarat hidup tanpa kamu.
Kalau kita berhasil menyelesaikan kontrak perceraian. Surat persetujuan perceraian akan di tandatangani dan gak ada perebutan harta goni gini.

FAREL

Dasar wanita gila! Jangan harap aku setuju sama cerai kontrak bodoh ini!!


Farel bangkit dari kursi dan meninggalkan Nana begitu gusar. Sedangkan Nana hanya tersenyum tipis sambil menyeruput isi mug perlahan.


12. EXT. ARENA PACUAN KUDA - DAY

Empat penunggang kuda saling memacu kecepatan dan berlarian memutari arena. Hingga kuda nomor 12 berhasil menang.

Setelah pertandingan selesai, 4 penunggang kuda berjalan santai dengan kuda mereka masing-masing. Mereka saling melempar tawa.

13. INT. RUANG SANTAI- DAY

Mereka berempat adalah Farel,Dion, Nathan dan Maria. Mereka masih menggunakan seragam berkuda. Mereka bersantai di sofa sambil menikmati koktail dan bir.

DION

Ayolah Rel, sekali-kali ajak istri kamu. Di antara kita, cuman kamu doang selalu pergi sendirian.


Mereka tertawa serentak, Farel menunduk malu.


NATHAN

Kamu masih tinggal di lingkungan kumuh itu? Iiihh.. gak percaya deh. Kamu direktur utama sekarang, masa rumah kaya kandang anjing saja!


Semua kembali tertawa, lebih kencang. Farel masih diam dan sibuk menyeruput isi gelas. Maria menatap Farel dalam.


FAREL

Kalian tau sendiri-kan, Nana suka banget tinggal di rumah sederhana. Aku juga bingung kenapa dia betah sama lingkungan rumah kami. Padahal nih ya... sesak, bau dan gak nyaman.

MARIA

(Geleng-geleng kepala)

Istriku kamu emang aneh.

DION

(Penuh antusias)

Nana emang aneh dari dulu. Asal kalian tau,aku pernah satu mata pelajaran science sama dia. Dulu lagi praktek anatomi hewan mamalia. Dia sendirinya membelah perut kelinci pake pisau besar. Heboh banget deh, gempar satu sekolah.


Semua merinding, tertawa kecil. Farel tercengang mendengar hal tersebut. Dia hanya bisa menghela nafas.

14. INT. KANDANG KUDA - DAY

Farel dan Maria berdua di kandang kuda. Mereka merawat masing-masing kuda.

MARIA

Aku lihat kamu murung terus dari tadi. Ada masalah sama Nana ya...

FAREL

(Fokus dengan kuda)

Kamu emang wanita paling peka.

MARIA

(Mulai genit)

Kenapa sih? Ayo dong cerita, kita- kan udah temenan sejak lama.

FAREL

Aku udah minta cerai sama Nana.

MARIA

(Terkejut tapi senang)

Apa? Cerai!

FAREL

Dia mengajukan kontrak perceraian. Kesepakatan aneh dan bikin frustasi saja .

MARIA

Kontrak perceraian? Emang kesepakatannya apa?


Farel melirik Maria dalam. Tangannya sudah tidak sibuk dengan kuda. Maria balas menatap Farel dengan penuh keyakinan.


FAREL

Selama 31 hari, kami harus nulis dan tukeran diary. Kalau cerai kontrak itu berhasil, dia sepakat menandatangani surat perceraian dan gak akan menuntut harta goni gini.


Maria tercengang sekaligus tertawa kecil.


MARIA

Sudahlah, turuti saja isi kontrak tersebut. Kamu kaya gak tau Nana gimana, dia emang aneh dari dulu.


Farel tambah kebingungan.Farel mulai bengong, dahinya semakin mengkerut.

CUT TO:


15. INT- RUANG TENGAH- NIGHT

Dari jauh, Farel melihat Nana sedang asyik menonton TV. Nana tertawa terbahak-bahak melihat layar TV.

Insert: Acara pencarian bakat dangdut.

Farel berdiri di samping Nana.

FAREL

Besok kita beli buku diary.

NANA

(Melirik Farel samping)

Yang bener! Jadi kamu setuju nih sama isi cerai kontrak kita?

FAREL

Iya... iya.. kenapa juga harus nulis diary? Itu kegiatan konyol dan kekanak-kanakan banget.


Nana tersenyum lebar, matanya kembali melihat lurus layar TV

NANA

Aku suka cerita. Aku mau kita saling bercerita. Anggap aja ini pelajaran SD yang menyenangkan.

FAREL

Aku terpaksa Na, demi cerai aku pasti bisa melewati kontrak itu.


Farel mengendus hidung, wajahnya kesal namun terlihat pasrah.

Kita mendengar suara bel. (O.S)

Farel bergegas menuju pintu depan.

16. INT. DEPAN PINTU RUMAH- NIGHT

Agus (30) berdiri di depan pintu yang sudah terbuka. Agus tersenyum lebar dan penuh kehangatan. Farel melihat penampilan Agus dari ujung kaki sampai kepala.

Insert: Kaos atasan lusuh , celana jeans kumal, rambut berantakan & wajah kusam.

FAREL

(Tatapan curiga)

Maaf cari siapa?

AGUS

Boleh aku bertanya sesuatu?

FAREL

Maaf, aku gak bicara sama orang asing.


Wajah Farel tidak bersahabat menyambut Agus. Farel menutup pintu, Agus berusaha untuk menahan pintu itu agar tidak tertutup.


AGUS

Tunggu.. tunggu.. Gak boleh dong liat orang dari penampilannya aja. Gini-gini aku tuh polisi.


Farel mengkerut-kan kening,semakin curiga. Wajahnya penuh kewaspadaan.

FAREL

Polisi?


Agus mengeluarkan lencana polisi untuk meyakinkan Farel. Farel melihat sekilas identitas tersebut.

Insert : Agus Malik

Farel membuka kembali pintu lebar-lebar. Menatap Agus lebih santai.

FAREL

Perlu apa polisi ke rumah ku?

AGUS

(Senyum terpaksa)

Aku cuman mau nanya seputar pembunuhan di lingkungan sekitar sini, bolehkan pak Farel?

CUT TO:


17. INT. TOKO BUKU- DAY

Farel dan Nana sibuk memilih deretan buku diary yang terpajang di dalam rak.

NANA

(Sibuk memilih buku)

Kemarin malam siapa yang ketuk pintu?

FAREL

(Sibuk memilih buku)

Agus, dia polisi sekaligus tetangga baru kita. Masa kamu gak tau kalo dia anak bu Surti.

NANA

Oh ya! Aah.. aku baru ingat kalo ibu Surti sering curhat masalah anaknya. Tapi ko bisa dia pindah ke rumah ibunya?

FAREL

Tau sendiri lingkungan kita lagi gak aman. Wajarlah ibunya minta buat nemenin.


Nana mengambil 3 buku diary berbeda. Dia menunjukan semua diary pada Farel. Farel melihat cover diary dengan tawa sinis.

Insert: 3 buku diary dengan cover princess Disney warna warni.

NANA

Farel, pilihin dong. Aku bingung, semuanya pada bagus.

FAREL

(Tertawa menghina)

Norak, gak cocok buat kamu!


Farel mengambil satu diary dalam rak buku.

Insert: Buku diary dengan ilustrasi gambar nenek sihir berada di atas sapu terbang. Cover buku keseluruhan berwarna hitam.

NANA

Ko nenek sihir sih?

FAREL

Kamu mirip banget ama nenek sihir. Cerewet, jelek.


Nana tersenyum, dia mengambil buku diary di tangan Farel. Nana memilih satu diary di dalam rak. Menyerahkan pada Farel.

Insert: Buku diary dengan ilustrasi gambar jamur totol merah putih. Cover buku keseluruhan berwarna kuning.

FAREL

(Sambil melihat buku)

Coba jelasin, kenapa kamu milih gambar jamur ini?

NANA

(Menunjuk kepala Farel)

Bentuk rambut kamu kaya jamur. Aneh, jelek dan gak jelas.


Farel meraba rambut,wajahnya jengkel setengah mati. Dia mengacak-ngacak rambutnya.

FAREL

Sssssshhh.. sial!


18. INT. MOBIL/ REL PERLINTASAN KERETA - DAY

Nana dan Farel berada di mobil. Mereka sedang menunggu kereta lewat. Nana terus melihat diary di tangannya.

NANA

(Senyum sumringah)

Keren banget pilihan kamu Rel! Aku suka!


Farel geleng-geleng kepala. Farel melihat dari jauh segerombolan anak punk sedang berkerumun tak jauh dari rel kereta api.

Insert: Para anak punk tertawa dan mengobrol satu sama lain. Mereka merokok dan mabuk bersama.

FAREL

Kenapa manusia kaya mereka masih bertahan hidup! Style baju aneh, tindik dimana-mana, rambut norak. Menjijikan!


Nana melihat segerombolan anak punk dari kaca mobil.

NANA

Kamu tahu Rel, apa yang aku suka dari mereka?

FAREL

(Terkejut)

Kamu bisa suka sama mereka? Oh.. why?

NANA

Mereka hidup bebas, jauh dari keluarga dan gak ada yang peduli sama mereka. Menghilang pun, gak bakal ada yang nyari.

FAREL

(Keheranan)

Ko bisa kamu jauh mikir kesana? Ada-ada aja.


19. EXT. REL KERETA API - DAY

Kereta api sudah melintas, plang pembatas mulai naik ke atas. Mobil melaju dan melewati gerombolan anak punk. Dari kaca mobil, Nana melihat mereka dengan mata tajam.

CUT TO:


20. EXT. JALUR REL KERETA API- NIGHT

Seorang misterius (X) memakai baju serba hitam dengan penutup kepala hitam. X berjalan lurus di tengah jalur rel kereta api.

Insert: sepatu boots hitam berjalan di atas batu kerikil. Kepala yang terus menunduk. Sebuah palu dengan gagang merah yang di bawa oleh X.

X berjalan menghampiri anak punk, Jony, (26). Jony berjalan terhuyung huyung sambil teler. X dan Joni saling berhadapan dan bertatapan satu sama lain. Mereka berhenti berjalan.

JONY

(Sambil teler, tersenyum senyum)

Hei, lu malaikat ya! Wah.. wajah lu putih banget!!!


X masih diam. Jony kembali berjalan terhuyung-huyung meninggalkan X. X mengikuti Jony pergi,kemudian X menghantamkan sebuah palu ke arah kepala Jony dari belakang. Diikuti hantaman berulang kali menggunakan palu oleh X.

Kepala Jony hancur dan bersimbah banyak darah. X lalu menyeret Jony masuk ke dalam semak-semak besar. X mengeluarkan sebuah pencukur rambut dari saku. Dengan benda itu X mencukur habis kumis yang tumbuh di bawah hidung Jony.


21. INT. RUANG TENGAH - NIGHT

Farel berjalan mondar mandir di dalam rumah. Tangannya membawa diary jamur. Tidak ada Nana di dalam. Farel berjalan kebelakang rumah.

22. EXT. PEKARANGAN RUMAH BELAKANG- NIGHT

Farel menemukan Nana sedang mengobrak abrik alat perkakas rumah.

FAREL

(Terheran)

Ngapain kamu Na?

NANA

(Fokus dengan box perkakas)

Aku lagi beresin palu aja.

FAREL

(Ngotot)

Palu? Buat apa sih. Udah larut malam, masih aja banyak ulah. Ini aku udah selesai nulis, tinggal tuker sama yang kamu. Maanaaa??


23. INT. KAMAR FAREL - NIGHT

Farel duduk di kursi, buku diary milik Nana ada di depan-nya. Farel memakai kacamata bulat. Membuka halaman pertama.

FAREL

(O.S)

Insert : Suara Farel membaca sambil memperlihatkan tulisan diary Nana.

Minggu, 1 April 2022

Aku ketemu sama si kumis. Dia kotor, bau, bercorak putih cokelat dan sangat kurus. Perasaan pas pertama kali ketemu sama dia, cukup lah membuat perasaan senang.

Aku sedikit tau perilakunya yang buruk. Suka nyerang sesuatu yang lebih lemah dan kecil. Terus, dia gak segan nyolong yang bukan miliknya.

Tapi tetep aja, dia tuh gemesin banget. Harus buru-buru bawa pulang ke rumah. Aku bakal ngerawatnya dengan baik, sayangnya si kumis agak menyeramkan, harus sedikit dijinakkan.


Farel melotot setelah membaca tulisan Nana. Di menarik nafas dan bersandar pada kursi. Melihat langit- langit kamar sambil melamun.

FAREL

(V.O)

Siapa ya si kumis?
Pria atau perempuan?
Kok, aku gak paham sama tulisan Nana. Aneh tapi...


Farel menggelengkan kepala dan mengacak-ngacak rambutnya.

FAREL

(V.O)

Ayo sadar Farel, ini cuman cerita doang. Udah cuek aja, gitu aja dipikirin.


Pintu terbuka, Nana menggebrak meja. Farel terperanjat dari kursi, dia sangat terkejut. Nana memandang tajam Farel. Farel terlihat bingung.

NANA

(Membuka lembar diary)

Ini apa sih Rel?

FAREL

(Pura-pura polos)

Ya.. nulis dong. Bercerita, kamu suka cerita kan?


Dengan kesal, Nana melempar diary tepat ke arah Farel. Farel makin terkejut lagi.

NANA

Belajar lagi nulis, masa cerita diary kamu cuman satu kalimat doang.


Farel membuka diary miliknya. Melihat satu kalimat yang di maksud Nana.

Insert: penggalan tulisan diary,"Aku sedang duduk dan nulis diary bodoh ini."

Farel tersenyum puas, dia terlihat tidak peduli. Meremehkan omelan Nana.

NANA

Besok, kamu harus banyak belajar lagi, perbaiki tulisanmu, pake hati lah Rel!






Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar