29. INT. RESTO RAY : HALL – PAGI
MIRNA, RAY, PELAYAN
RAY duduk di salah satu sudut ruangan yang menghadap jendela ke luar kemudian membuka laptopnya. MIRNA duduk di hadapannya.
RAY
Katanya mau bantu-bantu? Sana ke dapur.
MIRNA
(mengangkat bahu) Aku berubah pikiran. Aku mau pesan makanan aja.
Aku tamu sekarang.
MIRNA melambaikan tangan agar pelayan datang. Seorang pelayan pun menyodorkan buku menu. MIRNA membaca buku menu itu dengan sangat teliti
NO SOUND: MIRNA menanyakan hampir setiap detail.
CU: RAY sebal.
MIRNA
Oke, bawain aja menu andalan kalian (menutup buku menu)
RAY
Es lemon.
PELAYAN pergi.
RAY
Jadi... apa yang ingin kamu tahu tentang aku?
Tidak menatap MIRNA dan berpura-pura sibuk dengan laptopnya padahal hanya bermain game online.
MIRNA
Ck, apa kita ini sedang interview kerja? Seenggaknya kamu simpan laptopmu dan lihat ke sini.
RAY
(mendengus kesal)
Wanita aneh. Kamu sendiri yang bilang belum tentu memilihku. Kupikir itu kalimat perpisahan. Kenapa sekarang repot-repot datang?
MIRNA
Siapa tahu kamu potensial.
RAY
(tertawa sinis) Kita nggak lagi bisnis.
MIRNA
Tapi cinta mirip semacam itu. Apa yang kamu suka, apa yang bisa dia beri, apa yang bisa kamu beri.
RAY
(menggelengkan kepala).
Kita nggak akan cocok. Aku nggak memandang cinta seperti itu
RAY menutup laptopnya dan menatap MIRNA dengan tajam.
MIRNA
Oh. Aku paham. Itulah kenapa kamu bisa jatuh cinta pada kakak iparmu sendiri.
RAY
Aku bukan pria baik seperti yang kamu kira. Jadi, sebaiknya jangan buang waktu. Kamu pramugari hebat banyak pilot yang bisa jadi pilihanmu, right?
MIRNA
Menurutmu.. Jika ada seseorang yang mengatakan kalau dia bukan orang baik apakah kamu percaya dia bukan orang baik?
RAY
Apa maksudmu?
MIRNA
Nggak ada orang jahat yang mau mengakui dirinya jahat. Aku juga bukan wanita baik-baik.
RAY
Aku serius
(bangkit berdiri sambil menenteng laptopnya lalu pergi).
MIRNA tersenyum culas sambil menatap kepergian RAY.
CUT TO.
30. INT. RUMAH RYAN & LEA : RUANG TAMU – PETANG
MANDA, LEA, RYAN, RAY, MIRNA
MANDA
Yeaaaay!! Ayaaaah!
(langsung melompat ke pelukan RYAN begitu RYAN muncul di ambang pintu).
RYAN
Hallo princess! (memeluk dan menggendong MANDA erat).
LEA
Udah mandi dulu sana. Kita udah nyiapin barbekyu di belakang.
MANDA
Ini oleh-oleh ya! Yeaaay! Roti bolu kesukaaan MANDAAA! (langsung melompat turun dan meraih kantong plastik yang dibawa oleh RYAN dan berlari ke ruang makan).
LEA dan RYAN lalu berciuman dengan mesra.
FX: bel pintu rumah
RYAN
Mungkin RAY atau MIRNA. Aku undang mereka.. (tersenyum jahil)
LEA membelalakkan mata.
RYAN
Mirna lagi nggak ada flight. Besok sudah terbang jauh, jadi mumpung di sini...
LEA membuka pintu dan mendapati MIRNA dan RAY berdiri di muka pintu.
RYAN
Wow, apa kalian berangkat bareng? Kamu jemput MIRNA? (bercanda)
RYAN
Ini kesempatan RAY.. (berbisik pada LEA)
MIRNA
Hanya ketemu di muka pintu (tersenyum genit pada RAY)
RAY langsung melengos.
LEA
Jadi ramai ya. Kupikir ini acara keluarga kita.
RYAN
Demi Hendy... Miranti itu wanita sibuk (berbisik lagi pada LEA)
MIRNA
Maaf sudah merusak acara keluarga kalian (tersenyum culas)
RYAN
Enggak lah.. Ya kan sayang? (berpaling pada LEA yang tampak beku) Ayo anggap aja rumah sendiri.
CUT TO.
31. EXT. RUMAH RYAN & LEA : HALAMAN BELAKANG – MALAM
LEA MANDA, RYAN, RAY, MIRNA
Kebetulan cuaca sedang tidak bagus, hujan mengguyur tepat ketika mereka selesai membakar sosis dan beberapa tusuk sate terakhir. Setelah itu mereka semua pindah ke dalam untuk makan.
MANDA
Waaaa..... Hujan! Hujan! (menudungi kepalanya dengan kipas sate)
RAY
Ayo, sini bareng Om! (menudungi kepala MANDA dengan tangannya sambil membawa sepiring sate)
Semua bekerja sama memindahkan makanan ke dalam.
CUT TO.
32. INT. RUMAH RYAN & lEA – RUANG MAKAN – MALAM
LEA MANDA, RYAN, RAY, MIRNA
LEA sesekali menyuapi RAY dengan mesra setiap kali ada kesempatan untuk memamerkannya di depan MIRNA.
MANDA
Aaa... Aaaa... (minta disuapin juga)
RAY memperhatikan LEA dan RYAN menjadi kesal. IA pun memotongkan daging untuk LEA.
MIRNA
Aku juga mau dipotongkan. Seharusnya kamu lebih perhatian padaku bukan pada istri orang (menyeringai).
RAY
Istri orang? Dia kakak iparku.
RYAN menyikut RAY lalu mengangkat piring MIRNA ke hadapan RAY. Mau tak mau RAY memotongkan daging di piring MIRNA juga.
MIRNA
Seharusnya kamu lebih peka. Perhatian kepada wanita single bikin kamu lebih cepat bertemu jodoh.
RAY
Aku nggak berniat nikah.
RYAN
Apa sih.. Bener itu yang dibilang MIRNA. Nggak ada salahnya kasih perhatian lebih dulu. Sebagai pria memang harus tahu memperlakukan wanita.
RYAN lalu berpaling pada MIRNA.
RYAN
Aku lihat dia sangat bisa memperlakukan LEA dengan baik. Jadi, tadinya aku nggak khawatir dia pasti bisa dapat cewek yang dia suka. Tapi yah.. Ternyata dia hanya sekedar baik sama keluarganya aja.
MIRNA tersenyum dengan semakin licik.
MIRNA
Keluarga? Ya, seharusnya RAY tidak perlu khawatir soal LEA. Terutama jika ada Bang RYAN, betul? (menenggak minumannya).
LEA tiba-tiba terbatuk-batuk.
RYAN
Jangan buru-buru makan (menepuk punggung LEA pelan). Kalau aku sendiri sih memang berharap RAY dan LEA bisa dekat seperti layaknya kakak adik. Lagipula kedekatan mereka cuma sebatas ini. Nggak ada hal-hal kurang pantas yang mereka lakukan.
MIRNA kembali tersenyum puas.
RAY
Ngomong-ngomong, aku dan LEA sekarang jadi rekan bisnis.
RYAN
Wow. Soal apa nih?
RAY
Grand-opening resto kedua. Perusahaannya yang handle.
RYAN
Ide bagus itu. LEA nggak perlu susah-susah cari klien.
MIRNA
Ngomong-ngomong, kamu nggak berminat bikin buku, RAY?
RYAN
Bisa juga tuh, RAY. Memang orang seperti RAY udah pantas buat punya buku.
RAY
Ah, nggak tertarik.
LEA
Setiap orang punya kisah yang bisa ditulis jadi buku. Nggak perlu menunggu sukses untuk kisah hidupmu ditulis.
RYAN
Ya tentu. Kamu juga mau kisah cinta kita dijadikan buku? (nyengir pada LEA)
MIRNA
Tapi menurut kalian apa highlight dari kisah hidup RAY yang menarik untuk diangkat? Kisah cintanya?
RYAN
Kisah cinta.... Seorang model yang berkali-kali ditolak cintanya. Ck, kayaknya kurang menarik haha.
MIRNA
Ditolak cinta? Beneran Bang? Siapa tahu sekarang dia memendam cinta yang bertepuk sebelah tangan? (pura-pura polos)
RAY
Oke cukup.
RYAN
Dia populer waktu di sekolah tapi selalu sukanya sama cewek yang nggak suka dia.
RAY lalu bangkit berdiri dan menyerahkan sebuah t-shirt I Love Singapore pada LEA. “
RAY
Ini ambil aja. MIRNA bener. Cintaku emang bertepuk sebelah tangan.
(menatap Lea penuh cinta).
LEA
RAY..... Waktu itu kan udah aku bilang nggak mau ini kaos...
RYAN sibuk menyuapi MANDA yang tiba-tiba ngambek tidak mau makan.
RYAN
RAY, kasih ke MIRNA dong...
MIRNA
Boleh aja. Walau nggak spesial buat aku, tapi lumayan buat santai-santai, sini (meraih kaos di tangan LEA).
LEA terbengong kesal.
MIRNA
Nih lihat. Aku cukup pakai kaos ini. Aku bahkan lebih kecil dari Kak Lea. Wah.. thank you RAY (menempelkan kaos itu di badannya)
RYAN
Jadi kalian punya kaos couple nih ceritanya.. (goda RYAN).
LEA
Iya ambil aja, kita bertiga udah punya banyak barang kembaran. Kita kan keluarga.
MIRNA melebarkan matanya.
CUT TO.