1. INT. RUMAH LEA&RYAN : RUANG MAKAN – MALAM
LEA, MANDA
LEA masih memakai baju kantor tapi sudah sibuk memasak sup ayam di depan kompor. Sebelah tangannya menelepon RYAN.
MANDA duduk menunggu di meja makan, tampak kelaparan.
LEA
MANDA makan donatnya aja dulu.. (berpaling pada MANDA)
MANDA
Ih, bosen donat! (melipat kedua tangan di depan dada)
LEA
Itu kan kesukaanmu... Halo.. Ayah, jadi lembur? Pulang jam berapa?? (suaranya meninggi, agak panik dan gelisah)
Beneran nggak bisa pulang sekarang?
(melirik jam dinding)
CU: jam dinding menunjuk pukul enam sore lewat lima menit
LEA
Aku harus keluar lagi nih.. Ada yang penting banget.. Klien.. Biasa.. Nggak bisa dicancel. Dadakan juga.. Oke, oke.. Cepetan ya YAH!
Telepon ditutup.
MANDA
BUNDA mau ke mana?
LEA
(terdiam)
Ada klien. Penting.
(berbalik, mencoba tersenyum)
MANDA
BUNDA sibuk terus.. Padahal MANDA dah seneng BUNDA pulang awal. Kirain mau makan malem ama MANDA..
LEA
Nggak sempet sayang... Masih ada besok kan? Oke?
MANDA cemberut.
LEA bergegas masuk kamar untuk berganti pakaian dan menyemprot parfum.
MANDA
Kenapa BUNDA harus ganti baju?
LEA membelalakkan matanya.
LEA
BUNDA... (tampak berpikir dan terbata)
Bajunya kan udah dipake seharian...
MANDA
Tapi kan masih keluar lagi, masih kerja lagi. Kan masih bagus.
LEA
BUNDA pengen selalu tmapil bagus di depan klien.
(membungkuk, menyamai posisi MANDA)
Sudah bagus, tapi lebih bagus lagi, nggak apa-apa kan? Kan BUNDA juga belum mandi sore..
MANDA
Iya seharusnya sekalian kotor aja BUN...
SFX: bel pintu
LEA bergegas membukanya.
RYAN berdiri di ambang pintu dan tampak ngos-ngosan.
RYAN
Belum terlambat kan kamu?
LEA
Belum, oke see you! (menyambar tasnya lalu mengecup RYAN dengan cepat)
MANDA
AYAH masakan mau ngebludak tuuuh!!!
RYAN
E, eh... Iya.. Aduh, aduh.. BUNDA....
CUT TO.
2. INT. BANDARA : MALAM
RAY, LEA
RAY dan LEA saling tersenyum dari jauh. RAY kemudian memeluk LEA dengan erat.
LEA
Udah, ayo..
Keduanya berjalan berdampingan layaknya pasangan kekasih.
LEA
RYAN tau kamu sudah sampai?
RAY
Aku belum kasih kabar, gila apa. Haha.
LEA
Mau makan apa?
RAY
Kupikir kamu sudah makan. Sama MANDA.. (tersenyum)
LEA
Mana sempat.. Sudah, nggak perlu bahas keluargaku. Oke?
RAY
Oke.. Tapi MANDA kan keponakanku juga.
CUT TO.
3. INT. RUMAH MAKAN / RESTO – MALAM
LEA, RAY
MEREKA mengobrol dengan akrab dan mesra smabil menyantap makanan.
RAY
Yakin nggak mau ikut pulang?
LEA
Nggak semudah itu, RAY... (sambil mengiris daging)
Jika harus milih antara kamu dan keluargaku...
RAY
Oke, nggak perlu dilanjutkan..
Hening beberapa saat.
RAY
Kalo gitu aku yang ke sana. Ide bagus? Ayo, aku antar pulang.
LEA
Lalu alasannya?
RAY
(menaikkan alisnya)
Kamu jemput klien di bandara, aku juga di bandara, terus makan di rumah makan yang sama.. Not big deal..
LEA manggut-manggut.
RYAN menelepon.
RAY
Jangan diangkat
(meraih jemari LEA)
Namun LEA justru mengisyaratkan pada RAY untuk diam.
LEA
Ya sayang..
RAY mendengus kesal.
INSERT:
RYAN
Kamu ketinggalan notebook-mu ya? Kan selalu harus dibawa kalo ketmeu klien?
LEA langsung memegangi kepalanya.
LEA
Oh.. Enggak.. Aku nggak lupa kok.. Ini cuma pertemuan pertama.. Belum ada deal... (berbisik)
RYAN (OS)
Oh. Yakin? Nggak perlu aku antar?
MANDA (OS)
Ayo susul BUNDA!
LEA
Nggak, nggak.. Ini sudah mau pulang..
(memberi isyarat pada RAY untuk bangkit berdiri).
Oke, see you. Muaach...
RAY lalu menggandeng tangan LEA dan mengecup kepalanya.
RAY
Buru-buru banget... Aku nggak pernah rela ngeliat kamu mesra ama kakakku...
CUT TO.
4. INT. RUMAH LEA&RYAN : MALAM
LEA, RAY, RYAN
RYAN
Wow, kebetulan banget ya ini?
(senang melihat istri dan adiknya datang bersama)
RAY
Yaah... Dunia kan hanya sempit aja. Mana nih keponakan centilku?? (membawa kantong belanjaan oleh-oleh di kedua tangannya)
RYAN dengan sigap membantu membawa kantong belanjaan itu.
RYAN
Udah tidur. Habis ngerjain PR.
RAY
Oh.
RYAN
Gimana tadi sayang? (mencium dan memeluk LEA dari belakang)
RAY
EHEM!
LEA
Oke.. (canggung)
RYAN
Deal?
LEA
Belum..
RAY
EHEM, EHEM!
RYAN
Sirik aja.. Makanya cari pacar.. (berpaling pada RAY)
RAY
Haus..
(duduk di sofa sambil menaruh kakinya bersilangan di atas meja)
LEA
Oke, aku bikinin minuman dulu ya? Kayak biasa kan?
RYAN
Duh, kayak tamu aja.. Mana ada tamu tingkahnya kayak dia.. Thanks sayang. Iya kayak biasa..
LEA dan RAY saling berpandangan tanpa RYAN tahu.
LEA
Kamu juga?
RYAN
Kamu cuma mau bikin buat RAY?
RAY
Kan Bang RYAN bukan tamu...
RYAN
Tapi aku suaminya..
RAY
Hehehe... Milih oleh-oleh dulu ni BANG..
RYAN
Apa aja boleh. Biar LEA pilih.
RAY pun mulai membuka kantong-kantong yang dibawanya. Ada topi, dompet, kaos, pashmina dan lainnya.
RYAN
Apa nih kaos couple? Kamu punya cewe?
(membentangkan kaos tulisan I love Singapore)
RAY
Mau tau aja.. (menyambar kaos di tangan RYAN)
RYAN
Nice try! Good luck! (menepuk-nepuk pundak RAY)
RAY
Aku patah hati kok. Jadi kaosnya buat LEA aja nggak pa-pa (tersenyum licik)
LEA
(menjawab cepat)
Nggak usah.
RYAN
Wow.. couple-an sama kakak ipar? Antimaenstream..
RAY
Nggak masalah kan? Atau Bang RYAN mau?
RYAN
Duh, nggak penting. Nggak masalah. Toh nggak pernah jalan bareng juga. Lumayan nih sayang buat di rumah.
LEA membawakan kopi untuk RYAN dan minuman lemon hangat dengan dua takar gula untuk RAY.
LEA
Udah ini mah kekecilan.. (menaruh kaos di atas meja)
RAY menatap LEA penuh arti. Sementara LEA berusaha menghindari tatapan RAY.
RYAN
Sayang, kopinya terlalu manis..
LEA
Aduh.. sorry... (langsung mengambil kembali cangkir RYAN)
Sementara RAY menikmati minuman lemon dengan tenang.
RYAN
Udah nggak apa-apa... Biasanya juga aku bikin sendiri. Udah istirahat aja.. Tidur yuk sayang. Kami duluan ya bro. Besok lagi ceritanya.
RYAN pun menggiring LEA ke kamar. Sementara RAY hanya termenung.
CUT TO.