EXT.KAFE KOPI BERCERITA-DAY
Berlian dan Nathan ke luar dari mobil.
NATHAN
Yakin mau di sini? Ga di kafe biasa aja?
BERLIAN
Sini aja deh Kak, lagian kafe biasa juga masih jauh
Nathan dan Berlian berjalan ke dalam kafe.
CUT TO:
INT.KAFE KOPI BERCERITA-DAY
Berlian dan Nathan berjalan ke dalam kafe lalu menuju ke meja kasir
ARKA
Selamat datang di kafe kopi bercerita, mau pesan apa?
BERLIAN
Hmm, ice americano satu Mas, sama hot cappuccino satu
Arka menyentuh layar memilih pesanan
ARKA
Ada lagi Kak? Dessertnya lagi promo 20% nih, Kak
NATHAN
Nggak, itu aja
ARKA
Totalnya tiga puluh ribu ya Kak
Nathan mengambil dompet lalu mengeluarkan uang dua puluh ribuan dan sepuluh ribuan dan menyerahkan pada Arka.
ARKA
Uangnya pas ya Kak
Arka mencetak struk
ARKA
Ini struknya Kak, silakan ditunggu 10 menit
BERLIAN
Makasih Kak
Nathan dan Berlian duduk di meja nomor delapan tepat di hadapan panggung mini dengan posisi duduk Nathan menghadap ke panggung sedangkan Berlian membelakangi panggung.
Nathan mendengarkan lagu lalu menoleh pada penyanyi. Matanya membulat menatap Rosse.
BERLIAN
Eh ini kan lagu yang pernah dinyanyiin sama bandnya Kak Milan
Dahi Nathan berkerut.
NATHAN
Kok kamu tahu?
BERLIAN
Kan waktu itu aku nonton sama Kak Nathan
NATHAN
Jangan-jangan selama ini kamu merhatiin Milan ya?
BERLIAN
Apaan sih Kak, nggak
NATHAN
Awas aja ya kalau kamu deket-deket sama dia
BERLIAN
Iya iya, lagian ngapain juga deket-deket Kak Milan
Berlian menoleh ke belakang pada panggung mini. Matanya membulat.
BERLIAN
Eh itu kan Rosse, Kak
NATHAN
Oh ya?
BERLIAN
Rosse kerja part time kah di sini?
Nathan mengangkat bahu.
BERLIAN
Ternyata suaranya bagus banget ya Kak
Berlian melambai pada Rosse. Rosse menoleh pada Berlian sambil lanjut bernyanyi. Air mata Rosse justru deras mengalir namun segera diseka.
BERLIAN
Kak, kok kayaknya Rosse keliatan sedih gitu sih?
NATHAN
Alay itu mah, mendalami lagu aja, biar keliatan tulus
BERLIAN
Beneran Kak, ekspresinya gak bohong, kayaknya Rosse memang lagi sedih, deh
Nathan melirik Rosse.
NATHAN
Udahlah Berlian, gak usah ikut campur urusan orang lain, Rosse juga gak suka kan kalo urusannya lo campurin
BERLIAN
Kira-kira Rosse kenapa ya?
Nathan menghela napas.
NATHAN
Kamu kalau ketemu Rosse aku terlupakan ya?
Berlian nyengir.
BERLIAN
Bukannya gitu
NATHAN
Terus?
BERLIAN
Dia itu beda Kak, ucapannya memang kadang agak kasar, tapi sebenernya dia baik, kok
NATHAN
Kok kamu tahu
BERLIAN
Karena Rosse kayak Kak Nathan, Kak Nathan memang kadang lupa saringan kalau ngomong tapi sebenernya di balik itu semua Kak Nathan itu tulus, kan
Nathan menatap Berlian lalu menyeringai
NATHAN
Sok tau kamu
BERLIAN
Memang tau kok
Berlian mengangkat bahu. Nathan menatap Rosse.
BERLIAN
Kak, nanti kita pulangnya nunggu Rosse selesai nyanyi ya
Nathan menggeleng.
NATHAN
Nggak! Nanti kemaleman, kita masih seragaman gini
BERLIAN
Please lah Kak, ya?
NATHAN
Nggak
BERLIAN
(melas)
Kak, ya? Please?
Nathan memejamkan mata lalu menghela napas.
NATHAN
Iya deh, kali ini aja ya?
BERLIAN
Iyaa
Arka datang membawa satu cangkir dan gelas berukuran sedang lalu meletakkannya di meja
ARKA
Ini ice americano sama hot cappuccinonya ya Kak
BERLIAN
Ok, makasih ya Mas
ARKA
Selamat menikmati, jika ada perlu bisa panggil saya di meja kasir
BERLIAN
Mas, mau tanya
ARKA
Iya
BERLIAN
Rosse udah lama nyanyi di sini, Mas?
ARKA
Udah lumayan lama, sejak dia masih SMP
Nathan menatap Rosse
BERLIAN
Ooh
ARKA
Maaf, kakak berdua teman sekolahnya Rosse ya?
BERLIAN
Iya nih
NATHAN
Lo deket sama dia?
Nathan menatap Rosse.
ARKA
Nggak Kak, hanya sebatas rekan kerja
NATHAN
Oh
BERLIAN
Ya udah makasih ya Mas
ARKA
Iya
Arka membungkuk lalu pergi ke kasir. Berlian menatap Nathan yang terus memperhatikan Rosse. Berlian tersenyum.
BERLIAN
Ngomongnya aja kasar terus, eh diem-diem dilihatin terus
Nathan menoleh cepat.
NATHAN
Apaan sih
Berlian tersenyum lebar sambil menyeruput ice americano dengan sedotan.
NATHAN
Gak usah mikir aneh-aneh
BERLIAN
Memangnya aku mikir apaan
NATHAN
Tau ah
Berlian tertawa kecil.
Milan datang dan menghampiri mereka.
MILAN
Eh kalian di sini?
Berlian dan Nathan menoleh.
NATHAN
Lo kok bisa di sini, Lan?
MILAN
Iya nih, gue lagi pengen ngopi sebelum pulang
Mm, gue boleh duduk sini ga?
NATHAN
Duduk aja
Milan duduk di sebelah Nathan. Nathan mencengkram kepala.
MILAN
Lo kenapa? Kepala lo sakit?
NATHAN
Nggak, nggak apa kok, mmm lo udah mesen minum
MILAN
Udah
Milan menatap Berlian yang sedang menyaksikan panggung. Nathan melirik Milan. Ia menggaruk kepalanya. Tak lama, ia berdiri
NATHAN
Eh gue ke toilet dulu ya
BERLIAN
Iya Kak
MILAN
Iya
Nathan berjalan ke toilet. Arka berjalan sambil membawa hot americano.
ARKA
Ini hot americano nya Kak
MILAN
Iya. Makasih ya Mas
ARKA
Ya, kalau ada perlu apa-apa, bisa panggil saya di meja kasir
Arka menunduk lalu pergi. Milan menatap gelas di hadapan Berlian.
MILAN
Itu americano juga ya?
BERLIAN
Iya Kak, kok tahu?
Milan tersenyum.
MILAN
Keliatan loh, dari warnanya
BERLIAN
Waw, Kak Milan pernah jadi barista
Milan tertawa.
MILAN
Memangnya harus jadi barista untuk tahu jenis-jenis kopi?
Berlian tertawa.
BERLIAN
Nggak sih
MILAN
Aku memang tertarik dalam dunia perkopian sih
BERLIAN
Ooh
MILAN
Mmm btw, Lo lebih suka kopi dingin ya? Jadi lo milih ice americano?
BERLIAN
Iya Kak, aku lebih suka yang dingin
MILAN
Padahal yang panas lebih enak loh
Berlian menaikkan satu alis.
MILAN
Mau coba?
BERLIAN
Nggak usah Kak, namanya juga selera, tiap orang kan beda-beda kesukaannya
Milan menaruh cangkir di hadapan Berlian.
MILAN
Cobain
BERLIAN
Harus banget Kak?
Milan mengangguk. Berlian tertawa pelan.
BERLIAN
Ya udah aku cobain
MILAN
Eitss, tapi kita buat kesepakatan dulu
BERLIAN
Kesepakatan?
MILAN
Kalau menurut lo gak enak, gue harus tanggung jawab
BERLIAN
Tanggung jawab gimana?
MILAN
Gue akan ajak lo keliling kafe di kota sampai lo temuin hot americano yang enak versi lo
Berlian tertawa
BERLIAN
Gak usah sampe segitunya kali, Kak
Milan meletakkan telunjuk di depan mulut Berlian. Berlian terkejut menatap Milan gugup.
MILAN
Pokoknya itu perjanjian kita, cobain dulu, gih!
BERLIAN
I-iya
Berlian menyeruput hot americano milik Milan lalu terdiam sesaat. Matanya membulat.
BERLIAN
Kak, aku baru tahu kalau rasanya seenak ini
MILAN
Bener, kan kata gue
Berlian mengangguk.
MILAN
Tapi kok gue sedih ya kalau lo suka
BERLIAN
Kok gitu?
MILAN
Karena gue gak bisa ajak lo keliling kota
Berlian tersenyum malu lalu tertawa.
BERLIAN
Apaan sih, Kak
Milan tersenyum.
MILAN
Tapi bisa gak minumnya yang rapi jangan belepotan?
Milan mengambil tissue lalu mengusap tepi bibir kiri Berlian. Berlian menatap Milan gugup. Milan tersenyum menatap Berlian.
Rosse yang sedang bernyanyi menatap mereka intens.
CUT TO:
INT.TOILET KAFE KOPI BERCERITA-DAY
Nathan mondar-mandir di depan cermin sambil menggaruk-garukkan kepala.
NATHAN
Kenapa sih Milan muncul mulu? Gak cukup apa ketemu di sekolah?
Nathan berhenti.
NATHAN
Gue harus cari cara biar Milan cepetan balik, tapi gimana? Gue juga ga bisa cepetan pulang karena Berlian mau nungguin Rosse, tapi kalau kayak gini terus bisa bahaya
Mata Nathan membulat
NATHAN
Kok bego banget, sih, gue?! Yang ada kalau gue biarin mereka berdua Milan malah modus ke Berlian
Nathan mengacak-acak rambutnya lalu ke luar toilet.
CUT TO:
INT.KAFE KOPI BERCERITA-DAY
Nathan menghampiri Berlian dan Milan yang sedang akrab berbicara.
NATHAN
Ngobrolin apa kalian?
MILAN
Ngobrol santai aja, bro
Nathan melirik Berlian yang tersenyum lebar. Milan menyaksikan panggung.
MILAN
Eh kok kayaknya gue kenal sama yang nyanyi
BERLIAN
Itu Rosse Kak, Kak Milan masih inget?
MILAN
Ooh, yang ngatain lo brengsek itu, ya?
Nathan mengangguk.
MILAN
Kerja part time dia?
Berlian mengangguk.
NATHAN
Kelihatannya lo tertarik ama dia, Lan?
Milan tertawa.
MILAN
Nggak lah! Gue gak suka cewek kasar kayak dia, gue sukanya sama cewek yang ceria dan sopan
Milan bersitatap dengan Berlian. Nathan melirik Milan dan Berlian bergantian.
NATHAN
Ehm, ehm ehm ehmh, duh kok tenggorokan gue gak enak banget, ya
Berlian membuyarkan pandang kembali menyaksikan Rosse. Milan tersenyum.
Rosse turun dari panggung. Berlian melambaikan tangan. Rosse menghampiri Berlian.
BERLIAN
Rosse, penampilan kamu keren banget!
ROSSE
Kok kalian bisa di sini?
NATHAN
Dipuji bilang makasih dulu, kek
ROSSE
Gue gak butuh pujian
MILAN
Penampilan lo jelek banget tadi
ROSSE
Makasih
Nathan membuang muka.
BERLIAN
Duduk dulu sini, Rosse
ROSSE
Gak ah
MILAN
Lo mau langsung pulang?
ROSSE
Bukan urusan lo
Rosse berjalan meninggalkan mereka. Nathan menarik tangan Rosse.
ROSSE
Gak tau sopan santun banget sama cewek
Rosse melepas paksa genggaman Nathan
NATHAN
Memangnya lo ada sopan santun sama cowok? Sama yang lebih tua lagi
ROSSE
Suka-suka gue lah
NATHAN
Ya udah suka-suka gue juga
Rosse hendak berjalan namun tangannya kembali ditarik Nathan.
ROSSE
Gak usah pegang-pegang juga kali
NATHAN
Berlian udah nungguin lo sampe selesai nyanyi, dan lo mau langsung ngacir gitu aja?
ROSSE
Memangnya gue minta ditungguin?
Nathan menghela napas.
BERLIAN
Rosse, kamu sibuk, ya?
ROSSE
Banget
BERLIAN
Ooh gitu, hmm aku lagi gabut, nih, aku boleh ikut kamu pergi, nggak?
Nathan menatap Berlian terkejut.
ROSSE
Gak!
BERLIAN
Kenapa?
Rosse menghela napas.
ROSSE
Gue bilang nggak ya nggak, lo bisa ga sih ga usah ikut campur urusan gue?
Rosse menatap tangannya yang digenggam Nathan.
ROSSE
Modus lo?
Nathan langsung menarik tangannya
NATHAN
Dih amit-amit
Rosse berjalan meninggalkan mereka. Nathan, Milan, dan Berlian melirik Rosse.
MILAN
Gak waras tuh orang
NATHAN
Banget!
Milan mengambil ponsel dari saku.
MILAN
Eh gue mesti pergi duluan, nih
NATHAN
Ooh oke bro, hati-hati ya
Nathan menepuk bahu Milan. Milan mengangguk lalu beranjak.
MILAN
Berlian, gue pamit ya
BERLIAN
Iya Kak, hati-hati
Nathan melirik Berlian. Milan pergi ke luar kafe.
BERLIAN
Kak, kita ikutin Rosse, yuk!
Nathan menatap Berlian dengan mulut terbuka.
NATHAN
Berlian, kamu bercanda, kan?
BERLIAN
Nggak
Nathan menutup wajahnya dengan telapak tangan.
NATHAN
Berlian, kan tadi dia bilang, dia gak mau urusannya diikutcampuri, dia gak bakal suka kalau kita ikutin terus
BERLIAN
Kak, terkadang orang yang bilang bahwa dia gak ingin ada orang yang mencampuri hidupnya adalah orang yang sebenernya sedang butuh perhatian, dan aku ngeliat itu di mata Rosse
Nathan menggaruk kepala
NATHAN
Kamu tuh psikolog atau gimana sih?
Berlian tersenyum
BERLIAN
Aamiin, udah yuk Kak, kita ikutin dia
NATHAN
Seriusan?
BERLIAN
Dua rius, ayo Kak! Tuh Rosse udah ke luar kafe
Berlian berdiri.
BERLIAN
Kak, kok masih duduk?
NATHAN
Udah capek, nih, gak usah, ya? Udah malem juga loh
BERLIAN
Ya udah kalau gitu aku sendiri aja
Nathan berdiri.
NATHAN
Iya iya deh
Berlian menarik tangan Nathan ke luar kafe.
MOBIL NATHAN-NIGHT
Nathan dan Berlian duduk bersebelahan.
NATHAN
Susah kalau mau ikutin, dia jalan kaki, pasti keliatan banget kalau kita ikutin
BERLIAN
Hmm iya juga
NATHAN
Ya udah kalau gitu nggak usah, ya?
BERLIAN
Pokoknya kita harus tetep ikutin Rosse
Nathan menghela napas.
NATHAN
Kalau gitu kita mesti gimana biar gak ketahuan?
BERLIAN
Hmm, ini bukan jalan pulang ke rumah Rosse sih, sekitaran sini ada kafe gak, Kak?
NATHAN
Kayaknya ada deh
BERLIAN
Ya udah ke sana aja, tapi pakai jalur lain
NATHAN
Kamu yakin?
BERLIAN
Banget!
NATHAN
Beneran?
BERLIAN
Iya Kak
NATHAN
Ya udah kita ke sana ya, kalau nanti kita kehilangan jejak salah kamu sendiri
BERLIAN
Iyaa
Mobil berputar balik lalu melaju ke kafe berkelana.