Bloody Rose
5. Pain (1)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

LAPANGAN PARKIR-DAY 

Nathan berdiri memainkan ponsel sambil bersandar di mobil. Ia menatap Berlian dan Rosse yang mendekat. 

NATHAN

Yuk Berlian pulang

Nathan menarik tangan Berlian. Rosse menahan tangan Berlian. dan menatap Nathan.

ROSSE

Gue ikut

NATHAN

Gak!

ROSSE

Lo gak berhak nolak gue

Nathan membuang muka.

NATHAN

Lo yang gak berhak buat masuk ke mobil gue

BERLIAN

Kak, jangan kayak gini ah, kan aku udah bilang untuk min-

NATHAN

Aku nggak bilang kalau aku akan mengiyakan permintaan kamu, kan?

Berlian melepas paksa tangan Nathan.

BERLIAN

Ya udah aku pulang sama Kak Milan

Nathan menarik tangan Berlian. Rosse menatap Nathan. 

NATHAN

Iya deh iya, Rosse juga pulang sama kita

Berlian tersenyum lalu menarik tangan Rosse

BERLIAN

Yuk masuk Rosse

Rosse menoleh pada Nathan lalu menjulurkan lidah. Nathan memejamkan mata kesal.

CUT TO:

MOBIL NATHAN-DAY

Rosse dan Berlian duduk di kursi belakang. Nathan menyetir di kursi pengemudi. Nathan melirik cermin mobil. Rosse menatap ke luar kaca mobil.

NATHAN

Lo gak pernah naik mobil ya?

Nathan mendengus. Berlian meninju pelan bahu Nathan

BERLIAN

(bisik)

Kak

Rosse diam. Tetap menatap ke luar kaca mobil. Nathan kembali melirik cermin mobil. Dahinya mengerut. Berlian menoleh pada Rosse.

BERLIAN

Rosse, ga usah diambil hati ya, Kak Nathan kalau ngomong emang ga bisa disaring dulu

ROSSE

Bukannya gak disaring, lo memang sengaja kan bikin gue gak nyaman? 

NATHAN

Yap

Gimana? Udah mulai merasa gak nyaman? Lo mau turun di sini? 

Rosse menyeringai.

ROSSE

Gue justru tambah nyaman di sini

Nathan berdecak.

NATHAN

Mau lo apa sih?

ROSSE

Gue gak mau apa-apa

NATHAN

Kelakuan lo aneh tau ga, lo kemarin ngatain gue brengsek terus sekarang malah minta gue anterin ke rumah lo

BERLIAN

Kak..

ROSSE

Memangnya kenapa kalau gue minta dianterin sama cowok brengsek?

Nathan menghentikan mobilnya ke tepi jalan.

NATHAN

Turun

Rosse membuka pintu mobil lalu menutupnya. Rosse berdiri di depan kaca pengemudi lalu meminta Nathan menurunkannya.

ROSSE

Pas banget, itu depan gang rumah gue

Nathan membuang muka lalu menutup kaca mobil.

ROSSE

Eh gue belum selesai ngomong

Nathan membuka kembali kaca mobil lalu melirik pada Rosse.

ROSSE

(bisik)

Lo jadi kakak yang bener dong, jagain adek lo baik-baik, sengsara tau gak gue lihatnya

NATHAN 

Lo ga usah ikut campur kalo gak tau apa-apa

Rosse membuang muka

ROSSE

Lo yang ga tau apa-apa

Rosse berjalan meninggalkan mobil. Nathan memukul kemudi.

BERLIAN

Kak, udah ayo pulang, ga usah marah-marah

Nathan menarik napas lalu menghembuskannya. Mobil Nathan melaju. 

CUT TO:

INT.RUMAH ROSSE-DAY

Rosse memasuki rumah, meletakkan sepatu.

ROSSE

Kak Rosse pulang

Rosse berjalan ke kamar Aril lalu membuka pintunya. 

INT.KAMAR ARIL-DAY

Aril sedang tidur dengan kasur berantakan. Elise diam-diam berdiri di samping pintu kamar Aril.

ROSSE

Aril, bangun!

Aril tidak bergerak.

ROSSE

Aril, Kak Rosse tau kamu ga tidur, ga usah pura-pura tidur, bangun!

Aril tetap tak bergerak.

ROSSE

Aril, Kak Rosse tau kamu punya telinga dan masih berfungsi, jadi kamu sekarang dengerin kata-kata Kak Rosse!

Rosse meletakkan tasnya di atas lantai.

ROSSE

Kak Rosse ga mau lihat Aril kayak kemarin lagi, bolos sekolah, ga pulang ke rumah, kamu mau jadi anak jalanan, hah?!

Aril beranjak dari kasur lalu menatap Rosse tajam.

ARIL

Aku lebih suka jadi anak jalanan daripada hidup serumah sama pembunuh!!!

ROSSE

Ril, ini semua ga seperti apa yang kamu pikirin

Aril mendengus.

ARIL

Kak Rosse gak usah ngelak, deh, aku lihat dengan mata kepalaku sendiri Kak, aku lihat dengan mata kepalaku sendiri kalau Kak Rosse yang bunuh ibu!

Mata Elise membulat.

ROSSE

Ril, oke, oke, Kak Rosse gak akan mengelak, Kak Rosse akui Kak Rosse yang bunuh ibu, tapi kamu harus denger dulu alasan Kak Rosse

Elise melemparkan tas pada kepala Rosse. Mata Elise berkaca-kaca. Rosse menoleh. 

ELISE

Jadi ternyata Kak Rosse?!

Elise mulai menangis.

ELISE

Jadi selama ini Elise menyayangi seseorang yang bunuh ibu?!

Rosse menghampiri Elise lalu menggenggam bahu Elise.

ROSSE

Elise, kamu dengerin penjelasan Kak Rosse dulu ya

ELISE

GA ADA YANG PERLU DIJELASIN!!

Elise melepas paksa tangan Rosse dari bahunya.

ROSSE

Elise, kamu tenang dulu kamu-

ELISE

KAK ROSSE PIKIR AKU BISA TENANG?! KAK ROSSE PIKIR AKU BISA TENANG SETELAH TAHU KALAU TERNYATA ORANG YANG PALING AKU CINTAI SELAMA INI TERNYATA UDAH BUNUH IBU AKU SENDIRI?!

Rosse memejamkan mata dan menunduk.

ARIL

Kak, ke luar, aku ga mau lihat wajah Kak Rosse lagi

Rosse menoleh pada Aril.

ROSSE

Kak Rosse jelasin dulu alasan-

ARIL

KITA GAK BUTUH ALASAN!! YANG KITA TAHU KAK ROSSE UDAH BUNUH IBU, DAN KITA GAK MAU HARUS SERUMAH SAMA PEMBUNUH IBU KITA SENDIRI!!!

Aril menghampiri Elise.

ARIL

Kak Rosse belum puas ya lihat Elise sampai nangis kayak gini?! 

ROSSE

Kalian harus denger penjelasan Kak Rosse dulu, setelah itu kalian mau usir Kak Rosse, pukul Kak Rosse, atau mau-

ELISE

KAK ROSSE KE LUAR!! AKU MAUNYA SEKARANG KAK ROSSE KE LUAR!! AKU GAK MAU LIHAT WAJAH KAK ROSSE, AKU BENCI SAMA KAK ROSSE!!

Rosse manatap nanar Elise lalu memejamkan mata. Rosse membawa tasnya lalu pergi ke luar kamar Aril.

CUT TO:

INT.KAMAR ROSSE-DAY 

Rosse duduk bersandar pada pintu. Kedua tangan menutupi wajahnya yang sedang menangis deras. 

CUT TO:

INT.RUMAH ROSSE-DAY 

Rosse ke luar kamar membawa tas besar. Tangannya menggenggam amplop tebal. Rosse menaruh amplop di atas meja makan lalu berjalan ke pintu. Rosse menarik napas lalu menatap seisi rumah.

ROSSE

(lirih)

Aril, Elise, maafin Kak Rosse ya, kalian sehat-sehat, semoga ketika gak ada Kak Rosse, kalian lebih bahagia, setiap minggu Kak Rosse bakal ke sini kirim uang untuk kalian, Kak Rosse pamit

Rosse membuka pintu lalu ke luar rumah. 

CUT TO:

EXT.RUMAH ROSSE-DAY

Rosse kembali menangis. Rosse menyeka air mata lalu menarik napas panjang. Berjalan menjauh dari rumah. 

Elise melihat kepergian Rosse dari jendela sambil menangis.

CUT TO:

PINGGIR JALAN. DAY

Rosse berjalan di tepi jalan sambil membawa tas besar. Wajahnya sembap. Beberapa kali mengusap air mata di pipi. Milan yang menaiki motor dari arah berlawanan lalu menoleh pada Rosse namun motornya tidak berhenti.

CUT TO:

INT.KAFE KOPI BERCERITA-DAY

Rosse masuk ke dalam kafe. Arka menghampiri Rosse. 

ARKA

Hai Rosse

Rosse menoleh

ROSSE

Gue titip tas ya

Rosse memberikan tasnya pada Arka lalu berjalan ke panggung mini. Arka menarik tangan Rosse

ARKA

Rosse, kamu gak apa? Kok kelihatannya sedih gitu?

Rosse melepas paksa tangan Arka

ARKA

Eh, maaf

Rosse berjalan ke panggung mini kafe. Arka menatap Rosse cukup lama lalu kembali ke meja kasir.

Rosse menyanyikan lagu sambil air matanya turun membasahi pipi. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar