INT.KAMAR BERLIAN-DAY
Berlian mengelap wajahnya dengan handuk di depan cermin. Nathan membuka pintu kamar dan masuk lalu merebahkan diri di atas kasur Berlian. Berlian melirik Nathan.
BERLIAN
Kak Nathan ngapain di sini?
NATHAN
Kamu sendiri ngapain pulang sama Milan?
BERLIAN
Salah sendiri gak mau nganterin Rosse
Nathan beranjak duduk.
NATHAN
Kamu marah?
BERLIAN
Aku gak marah
NATHAN
Aku minta maaf deh
Berlian menoleh lalu menatap Nathan.
BERLIAN
Jangan minta maaf sama aku, Kak, Kak Nathan gak ada salah sama aku, yang ada Kak Nathan punya salah sama Rosse
Nathan menarik Berlian untuk duduk di sisinya.
NATHAN
Berlian, kamu tau Rosse sendiri yang ngehina aku duluan, masa aku yang harus minta maaf?
BERLIAN
Nggak salah kan Kak, kalau minta maaf duluan, malahan Rosse bukannya unik, Kak?
Nathan menaikkan sebelah alis.
BERLIAN
Selama ini yang Kak Nathan denger pasti cuman pujian, meskipun Kak Nathan bersikap dingin dan kasar pasti cewek-cewek tetep lihat tampang dan prestasi Kak Nathan
Nathan menyeringai lalu menyisir rambut dengan tangannya.
NATHAN
Ya mau gimana, udah takdir terlahir ganteng, cerdas lagi
Berlian mendorong Nathan.
BERLIAN
Bukan itu maksud akuu! Narsis banget ih jadi orang!
NATHAN
Kalau memang kenyataannya begitu, mau gimana lagi?
Berlian mendengus.
BERLIAN
Dari sekian banyak cewek di hidup Kak Nathan, aku berani jamin Rosse satu-satunya orang yang udah menghina Kak Nathan dari awal-awal ketemu, ya kan?
Nathan mengangkat bahu
BERLIAN
Iih, pokoknya Kak Nathan harus minta maaf sama Rosse!
NATHAN
Nggak, nggak mau!
BERLIAN
Iih, harus mauu!
Nathan menengadahkan tangan.
BERLIAN
Apa?
NATHAN
Imbalan?
Berlian bernapas kasar lalu mendorong Nathan keluar
NATHAN
Kok aku malah disuruh keluar sih!
BERLIAN
Kak Nathan gak berhak ada di kamarku! Pergii!
NATHAN
Iya deh, iyaa
Nathan pergi keluar kamar dengan dorongan Berlian. Berlian menutup dan mengunci kamar.
INT.KAMAR ROSSE-NIGHT
Rosse masih sibuk belajar meskipun mulai menguap. Ia melirik ponsel di sisinya. Jam menunjukkan pukul dua belas. Rosse beranjak dari kursi lalu membuka pintu kamar.
ROSSE
Aril pulang kapan, sih? Udah jam segini dia masih belum pulang juga
Rosse kembali duduk.
ROSSE
(lirih)
Sebenci itu Aril sama gue, kalau gue di posisi Aril apa gue bakal sebenci ini?
CUT TO:
INT.KELAS 11 IPA 3-DAY
Rosse sedang duduk di kursinya sambil mengerjakan soal matematika. Berlian menoleh ke belakang.
BERLIAN
Hai Rosse, kamu lagi ngerjain soal matematika?
ROSSE
Lo bisa lihat sendiri
BERLIAN
Kamu memang rajin banget, ya
Berlian melirik soal yang dikerjakan Rosse.
BERLIAN
Loh, ini kan materi semester dua, kamu udah pelajarin materi ini?
Rosse menutup bukunya lalu menatap Berlian tajam.
ROSSE
Kenapa? salah?
Berlian menggeleng.
BERLIAN
Nggak, nggak salah sama sekali, aku baru pertama kali lihat murid serajin kamu
Berlian menyodorkan dua jempol pada Rosse.
ROSSE
Kamu pulang naik apa kemarin?
ROSSE(VOICE OVER)
Sial, ngapain gue tanya ?!
BERLIAN
Aku.. Aku naik angkot, Alhamdulillah sisa uang kemarin cukup buat pulang ke rumah
Rosse diam tak merespon. Bel masuk berbunyi. Bu Reni memasuki kelas.
BU RENI
Selamat pagi Anak-anak
MURID-MURID
Selamat pagi, Bu
BU RENI
Jadi, hari ini kita akan membahas tentang materi selanjutnya yaitu matriks
CUT TO:
Bel istirahat berbunyi. Murid-murid berhamburan ke luar kelas. Berlian menoleh ke belakang.
BERLIAN
Rosse, mau ke kantin ngga?
Rosse melirik Berlian
ROSSE
Lo aja
KAY
Berliaan!
Berlian menoleh lalu menghampiri mereka
MELODY
Lo mau ke kantin ya?
Berlian mengangguk. Azeya menyodorkan Rp50.000 pada Berlian.
AZEYA
Boleh minta tolong? Biasa, ya
BERLIAN
Memangnya kalian lagi kenapa?
AZEYA
Mmm, kita, aduh aduh gue pusing banget
KAY
Aduh Azeya, gimana dong, lo mau gue anterin ke UKS ngga?
Azeya menggeleng.
AZEYA
Nggak, nggak usah, mungkin karena gue belum sarapan aja tadi pagi
BERLIAN
Azeya, kamu belum sarapan? Ya udah kalau gitu aku buruan ke kantin biar kamu bisa cepetan makan, ya
Berlian langsung berlari ke luar kelas. Sesaat kemudian mereka tertawa terbahak-bahak.
MELODY
Bego bego, kapan pinternya sih?
Kay, Melody, dan Azeya tertawa terbahak-bahak. Rosse mengepalkan tangan lalu memukul meja. Rosse beranjak lalu berlari keluar kelas mengejar Berlian.
INT.KANTIN SEKOLAH-DAY
Rosse berlari ke dalam lalu menoleh ke segala arah mencari Berlian.
ROSSE
Berlian!
Berlian yang sedang mengantri membeli dimsum menoleh. Rosse menghampiri Berlian.
BERLIAN
Kamu ke kantin, Rosse?
ROSSE
Lo ngapain di sini?
BERLIAN
Beli dimsum
Rosse menghela napas
ROSSE
Memangnya lo suka dimsum?
BERLIAN
Kurang suka, sih
ROSSE
Terus lo ngapain di sini?
BERLIAN
Aku mau beliin dimsum buat Azeya, Kay, sama-
Rosse menarik tangan Berlian keluar dari antrian.
BERLIAN
Eh, Rosse, kok aku ditarik? bentar lagi giliranku loh
ROSSE
Lo gak laper?
BERLIAN
Laper sih
ROSSE
Ya udah sana beli batagor aja
BERLIAN
Hmm
ROSSE
Lo gak suka batagor?
BERLIAN
Suka
ROSSE
Ya udah beli sana
BERLIAN
Terus dimsumnya?
Rosse memutar bola mata
ROSSE
Nanti gue urus, udah lo beli batagor dulu
BERLIAN
Kamu mau juga?
ROSSE
Nggak!
Berlian menghampiri stand batagor. Rosse berdiri menunggu Berlian.
ROSSE(VOICE OVER)
Kenapa gue mesti peduliin dia sih? Kenapa gue merasa marah ketika tau Berlian lagi dimanfaatin?
Berlian menghampiri Rosse dengan tangan menggenggam plastik berisi dua bungkus batagor. Berlian melirik jam tangannya lalu melihat stand dimsum yang ramai.
BERLIAN
Duh, cukup gak ya waktunya, dimsumnya rame banget
Rosse menarik tangan Berlian menuju bangku dan meja kantin yang masih kosong. Rosse duduk di bangku. Berlian masih berdiri.
ROSSE
Lo ngapain? Duduk!
BERLIAN
Tapi aku belum beli dim-
Rosse menatap Berlian tajam.
ROSSE
Duduk!
Berlian duduk di depan Rosse.
ROSSE
Makan!
BERLIAN
Tapi aku belum-
Rosse mengepalkan tangan lalu memukul meja. Seluruh perhatian murid di kantin tertuju pada mereka.
BERLIAN
(bisik)
Kamu mukul mejanya jangan keras-keras dong! Pada ngelihatin kita, loh
ROSSE
Gue bilang makan ya makan! Denger gak sih lo?!
Berlian menunduk lalu memakan batagornya.
BERLIAN
Kamu mau? Aku beli dua bungkus loh
Berlian menyodorkan seplastik batagor.
ROSSE
Gak!
BERLIAN
Padahal aku beli dua karena satunya mau kukasih ke kamu
ROSSE
Nggak usah berlagak peduli gitu, deh, di dunia ini gak semua orang itu baik
BERLIAN
Tapi gak salah kan kalau kita selalu berbuat baik sama semua orang
Rosse menatap tajam Berlian.
ROSSE
Terus itu alasan lo untuk selalu iyain kemauan Azeya sama temen-temennya itu?
BERLIAN
Memangnya salah ya kalau aku bantuin mereka?
ROSSE
Bantuin?! Berlian, lo boleh baik, tapi jangan mengatasnamakan semua permintaan dengan kebaikan, karena setelah itu orang jahat yang akan memberimu tawaran
Berlian mengangkat sebelah alis
BERLIAN
Maksud kamu?
ROSSE
Udahlah, lo ga bakal ngerti
CUT TO:
INT.KELAS 11 IPA 3-DAY
Rosse dan Berlian memasuki kelas. Azeya, Kay, dan Melody sedang menatap mereka.
AZEYA
Hai Berliaan!
Rosse menoleh pada Berlian.
ROSSE
Mana uang mereka?
BERLIAN
Biar aku yang kasih
ROSSE
Gue bilang mana?
Berlian menyodorkan Rp50.000
ROSSE
Lo lihat dan lo pelajari, setelah ini lo harus ngelakuin apa yang gue lakukan hari ini
Berlian mengerutkan alis. Rosse menghampiri Azeya, Kay, dan Melody.
AZEYA
Rosse, kok lo yang ke sini? Kan tadi gue manggilnya Berlian
Rosse mendengus.
ROSSE
Memangnya kenapa? Salah kalau gue yang ke sini, hah?!
Rosse memukul meja. Azeya, Kay, dan Melody tersentak. Murid seisi kelas memperhatikam mereka. Ros merobek uang Rp50.000 menjadi dua lalu menaruhnya di atas meja.
ROSSE
Nih, duit lo!
Mulut Azeya terbuka lebar lalu berdiri menatap Rosse tajam.
AZEYA
Lo! Berani-beraninya-
ROSSE
Kenapa gue harus takut?
Rosse menatap sangat tajam Azeya
Memangnya lo siapa? Keturunan Nyi Roro Kidul? Atau Malin Kundang? hhh, pantes aja hatinya gak dipake udah jadi batu
Kay berdiri menatap Rosse tajam lalu menampar Rosse keras. Rosse mendengus.
ROSSE
Gampang ya lo nampar orang, pantes tangan lo kan murah, pasaran ya?
Melody berdiri namun Rosse langsung menatapnya tajam.
ROSSE
APA? Lo mau nabok juga?!
Melody mematung. Rosse menatap Azeya lalu memasang wajah berlagak kasihan.
ROSSE
(kasihan)
Aduh, lo belum sarapan ya? Kalau lo pingsan gimana dong?
Rosse mengelus rambut Azeya
ROSSE
(dingin)
Tinggal ke UKS kan, tah lo jadi bisa bolos pelajaran
Rosse mengangkat tangannya dari rambut Azeya lalu meniup telapak tangannya. Rosse menarik Berlian menuju bangku masing-masing. Beberapa murid saling berbisik. Azeya, Kay, dan Melody menatap Rosse kesal.
CUT TO:
EXT.KELAS 11 IPA 3-DAY
Waktunya pulang sekolah. Rosse berjalan keluar kelas. Berlian menyusul dan menyamakan langkah dengan Rosse.
BERLIAN
(lirih)
Rosse
Rosse berhenti lalu menoleh.
ROSSE
Kenapa?
BERLIAN
(lirih)
Mmm, nggak apa sih, aku cuman mau bareng sama kamu aja
Rosse mendengus.
ROSSE
Lo takut sama gue?
Berlian menggeleng.
BERLIAN
Ng-nggak, kok
Rosse menyeringai.
ROSSE
Bagus, lo bisa bohong
BERLIAN
I-iya deh, abisnya tadi kamu serem banget ke Azeya, kan masalah tadi bisa diselesein baik-baik
Rosse kembali berjalan. Berlian mengikuti.
ROSSE
Menurut gue ini baik, impas kan? Gue membalas semua perlakuan mereka ke lo, wait, belum semua
BERLIAN
Tapi mereka gak pernah jahat kok ke aku
Rosse menghela napas.
ROSSE
Padahal kelakuan kakak lo begitu, kenapa lo bisa sepolos ini sih?
Rosse berjalan lebih cepat. Berlian mengikuti Rosse.
BERLIAN
Rosse, luka kamu udah mendingan ya?
ROSSE
Udah
BERLIAN
Tadi Kay namparnya keras banget ya?
ROSSE
Gak
BERLIAN
Mau pulang bareng aku lagi nggak?
ROSSE
Gak, lo pulang aja sama kakak brengsek lo, gue bisa pulang sendiri
Rosse berjalan lebih cepat. Berlian mengejar Rosse namun terjatuh. Milan lari dari kejauhan mendekati Berlian. Rosse berhenti.
MILAN
Berlian lo nggak apa?
BERLIAN
Nggak apa kok, Kak
Berlian berusaha berdiri dibantu Milan namun Berlian menjauh selangkah dari Milan. Rosse menatap tajam Milan dari jauh.
ROSSE
Berlian!
Rosse menghampiri Berlian.
ROSSE
Gue pulang sama lo
Mata Berlian membulat.
BERLIAN
Beneran Rosse?!
Rosse melirik Milan tajam. Milan juga melirik Rosse.
ROSSE
Iya, ayo gue buru-buru, nih!
Rosse menarik Berlian, namun Milan menahan Rosse.
MILAN
Lo yakin? Setelah kejadian kemarin lo sekarang malah minta dianterin sama Nathan? Harga diri lo ke mana?
Milan mendengus.
ROSSE
Harga diri itu gak selalu terlihat, tapi orang yang SOK menunjukkan harga dirinya adalah orang yang sebenernya lupa kemana harga dirinya berada
Mulut Milan terbuka lebar.
ROSSE
Lo tau gak contohnya siapa?
Rosse melepaskan tangan Milan dengan paksa.
ROSSE
Lo!
Rosse menarik Berlian pergi.
MILAN
Tunggu aja Rosse, lo ga akan ngomong kayak gitu lagi ke gue, mungkin gue akan menyulut lo suatu saat nanti
Milan menyeringai.