INT. KAMAR ROSSE-DAY
Alarm di ponsel Rosse berbunyi. Rosse terbangun dari tidurnya. Ia tertidur di atas meja. Rosse langsung beranjak dan mengambil handuk pergi ke kamar mandi.
CUT TO:
INT. DAPUR RUMAH ROSSE-DAY
Rosse berjalan ke dapur dan mengambil dua telur dari kulkas. Rosse mengocok kedua telur dan menggorengnya.
Aril berjalan ke luar rumah melewati dapur. Rosse menyadari keberadaan Aril.
ROSSE
Aril, mau ke sekolah sekarang? Sarapan dulu sini, bentar lagi mateng
Aril berhenti.
ARIL
Paling telur lagi, gak bisa ya, makan daging, ayam, kayak dulu? Ah iya, lupa, kan kita udah miskin
ROSSE
Aril, bisa ga sih kamu berhenti ngomong kayak gitu?
ARIL
Bisa, kalau Kak Rosse menghadirkan ibu dalam hidup aku lagi
ROSSE
Ril, kamu ga ngerti masalahnya, jadi Kak Rosse harap kamu-
Aril menoleh menatap Rosse tajam
ARIL
Kak Rosse juga ga ngerti seberapa dalam aku terluka ngeliat kepergian ibu, sedangkan Kak Rosse..
Aril memutar bola mata lalu pergi ke luar rumah. Rosse menutup mata menahan amarah lalu menghela napas panjang.
Elise keluar dari kamar mandi.
ELISE
Kak, ada apa sih? Kok tadi aku denger ribut banget di rumah
Rosse menoleh menatap Elise.
ROSSE
Nggak ada apa-apa, kok
Elise menatap sekitar
ELISE
Kak Rosse adu mulut lagi ya sama Kak Aril?
ROSSE
Siapa bilang?
ELISE
Bukannya udah jadi rutinitas?
Elise mengambil teko lalu menuangkan air ke dalam gelas.
ELISE
Kak Aril pasti berangkat sekolah duluan lagi,kan, terus aku berangkat sekolah sama siapa?
ROSSE
Kalo Kak Rosse anterin, mau ngga?
Elise mengangguk lalu meminum air.
ROSSE
Ya udah kalo gitu kamu siap-siap dulu, terus sarapan
ELISE
Ok, Kak
Elise berjalan menuju kamarnya.
CUT TO:
EXT. RUMAH ROSSE-DAY
Rosse mengunci pintu rumah lalu memberikannya pada Elise.
ROSSE
Nih kunci rumah, dijaga ya
Elise mengangguk lalu menyimpan di saku roknya. Matanya beralih pada kebun bunga mawar. Wajahnya sayu.
ELISE
Mawarnya layu
Elise menghampiri mawar di kebunnya yang layu. Rosse tersenyum samar lalu menghampiri Elise dan merangkulnya.
ROSSE
Udah ga apa, bunga mawar aja loh, namanya juga tanaman, akan ada saatnya dia mati. Udah yuk, berangkat sekolah
Elise mengangguk lalu pergi ke sekolah bersama Rosse. Mereka berjalan beriringan sambil mengobrol dan tertawa.
CUT TO:
EXT. SMP N 2-DAY
Elise dan Rosse berdiri di depan pagar SMP N 2. Elise mencium tangan Rosse.
ELISE
Makasih ya Kak, udah nganterin
Rosse mengangguk lalu membelai rambut Elise.
ROSSE
Semangat ya sekolahnya, yang rajin belajarnya
Elise mengangguk sambil tersenyum lebar.
ELISE
Ya udah kalau gitu aku duluan ya Kak, dahh!
Elise melambaikan tangan lalu berjalan ke dalam sekolah. Rosse membalas lambaian Elise lalu menarik napas panjang. Ia mengambil ponsel di sakunya. Jam menunjukkan pukul setengah tujuh. Ia kembali berjalan menuju sekolahnya.
CUT TO:
PINGGIR JALAN-DAY
Rosse berjalan cepat menuju sekolahnya. Beberapa kali ia melihat jam di ponselnya.
Motor dengan kecepatan tinggi menabrak sisi kanan tubuhnya. Rosse jatuh tersungkur, namun motor itu tetap melaju.
ROSSE
AARRGGH!
Siku dan lutut Rosse berdarah. Rosse mencoba bangkit dan berjalan namun tertatih. Sepanjang perjalanan, Rosse merintih.
CUT TO:
INT. KELAS 11 IPA 3-DAY
Rosse memasuki kelas lalu langsung duduk di kursinya. Beberapa murid di kelasnya memperhatikan Rosse dengan tangan dan kaki berdarah namun tidak ada satu pun yang menghampirinya. Di sudut kiri belakang nampak kerumunan murid laki-laki.
FARRELL
Eh, nomor 10, dong!
HAMZAH
Nomor 9 belum gue, nomor 9 dulu
BAGAS
Jawaban gue nomor 15 sama kan, kayak punya lo?
Fathy menaruh buku catatan di atas meja.
FATHY
Dah, nih! Liat sendiri jawaban PR Fisika gue
FARRELL
Nah, kayak gini dong daritadi
Farrell mengambil buku catatan Fathy lalu menyalin jawaban.
Rosse yang memerhatikan mereka menaikkan sebelah alis. Sesaat kemudian mata Rosse membulat lalu mengeluarkan buku fisikanya.
ROSSE(VOICE OVER)
Gawat! gue belum ngerjain samsek, ada 20 soal lagi, mana keburu, waktu tinggal 7 menit
Tangan Rosse langsung sibuk menghitung.
Berlian duduk di depan Rosse.
BERLIAN
Hai Rosse, eh siku kamu kenapa? Berdarah gitu, ga diobatin dulu?
Rosse menghiraukan. Berlian menatap buku catatan Rosse.
BERLIAN
Kamu lagi ngerjain PR fisika, ya? Mau aku bantuin ngga? Waktunya tinggal 7 menit, loh sebelum bel masuk
Rosse menghiraukan. Berlian langsung mengambil buku catatannya di tas lalu menaruhnya di meja Rosse.
BERLIAN
Salin punyaku aja, aku bantuin nomor 11 sampe 20, ya?
Rosse menatap Berlian tajam.
ROSSE
Lo pikir gue mau nyontek jawaban, lo?
Berlian menggeleng.
BERLIAN
Aku tau kamu bakal nolak ini, tapi waktunya sebentar lagi, ga keburu kalau ngerjain sendiri
Rosse terdiam sesaat. Berlian menggeser buku Rosse sehingga Berlian bisa menulis di sisi kanan. Berlian langsung menulis di atas buku catatan Rosse. Rosse terdiam menatap Berlian.
BERLIAN
Kok kamu berhenti nulis? Waktunya bentar lagi loh
Rosse langsung menatap buku catatannya dan menyalin jawaban Berlian di bukunya.
Bel sekolah berbunyi, tepat setelah Rosse dan Berlian selesai menuliskan nomor terakhir.
BERLIAN
Akhirnya selesai juga, nyampe kan kalau dikerjain bareng-bareng?
Rosse membuang muka. Berlian tersenyum.
BERLIAN
Siku kamu gak diobatin dulu?
ROSSE
Gak, gue gak mau ketinggalan pelajaran
BERLIAN
Perawat di UKS bisa ngoba-
ROSSE
Gue ga butuh diobatin!
Bu Rita masuk ke ruangan kelas.
BU RITA
Selamat pagi anak-anak
MURID-MURID
Selamat pagi, Bu..
Bu Rita duduk di kursi guru
BU RITA
Sekarang, silakan kumpulkan PR kalian
Berlian berdiri dan mengangkat tangan
BERLIAN
Bu
BU RITA
Ya Berlian?
BERLIAN
Tangan Rosse berdarah, boleh saya antar ke UKS dulu
Rosse memutar bola mata kesal. Bu Rita menghampiri Rosse.
BU RITA
Ya ampun, lutut kamu juga berdarah loh, kenapa ga diobatin dari tadi
Rosse menunduk.
BU RITA
Berlian silakan antar Rosse ke UKS, ya
BERLIAN
Iya Bu, oh iya ini PR kami berdua, Bu
Berlian menyerahkan buku catatan Rosse dan Berlian. Bu Rita menerimanya. Berlian menuntun Rosse berjalan.
AZEYA
(bisik)
Berani juga Berlian deketin Rosse
KAY
(bisik)
Bisa juga ya, cewek bodoh kayak Berlian mau berteman sama cewek buas kayak Rosse
MELODY
(bisik)
Namanya juga manusia bawah kasta, emang ga jelas deh mereka berdua
CUT TO:
KORIDOR SEKOLAH-DAY
Rosse berjalan ditumpu oleh Berlian menuju UKS.
ROSSE
Lo ngerti ga sih ucapan gue? Gue ga mau ketinggalan pelajaran! Gue ga mau ninggalin kelas!
BERLIAN
Aku tau, akademik begitu berharga di mata kamu, tapi kamu harus merhatiin diri kamu sendiri, kamu kalo belajar tapi kamu terluka belum diobatin apa kamu bisa fokus?
Rosse terdiam sesaat.
ROSSE
Bisa lah!
BERLIAN
Ada masanya kamu ga perlu pura-pura kuat, Rosse, ada masanya kamu harus perhatikan dirimu sendiri sebelum memerhatikan orang lain
Rosse menatap Berlian. Langkah Rosse dan Berlian terhenti di depan UKS.
BERLIAN
Udah sampe, nih
CUT TO:
INT.UKS-DAY
Rosse dan Berlian masuk ke UKS.
BERLIAN
Permisi Bu Irma, bisa tolong obati teman saya?
Bu Irma menoleh
BU IRMA
Ooh iya bisa, duduk di sini
Bu Irma menyodorkan kursi pada Rosse. Rosse duduk di atasnya.
BU IRMA
Lukanya besar juga, kamu kenapa kok bisa sampai luka gitu?
Bu Irma membersihkan luka Rosse. Rosse beberapa kali menahan ringisan perih.
ROSSE
Tadi cuman jatuh aja di pinggir jalan
Bu Irma mengoleskan obat luka
BU IRMA
Kok bisa jatuh? Jangan-jangan ada yang nabrak kamu, ya?
Rosse menggigit bibir menahan perih.
ROSSE
Ng-nggak kok Bu, tadi aku kurang hati-hati aja jalannya
Bu Irma mengangguk-angguk lalu memberikan plester di luka Rosse sedangkan Berlian menaikkan alis mendengar jawaban Rosse.
BU IRMA
Kalau gitu lain kali hati-hati, ya!
Rosse mengangguk
BU IRMA
Nah, udah selesai
Rosse melihat kedua luka yang sudah ditutupi perban
ROSSE
Terima kasih ya, Bu
BU IRMA
Iya sama-sama, boleh langsung kembali ke kelas ya
Rosse beranjak dari kursi.
BERLIAN
Terima kasih ya Bu, saya dan Rosse duluan, Bu
BU IRMA
Iya, Rosse kamu hati-hati ya, jangan lari-lari dulu
Rosse mengangguk lalu ditopang Berlian mereka pergi ke luar UKS.
CUT TO:
KORIDOR SEKOLAH-DAY
Rosse berjalan ditopang Berlian menuju kelas. Rosse berhenti.
ROSSE
Gue bisa jalan sendiri
Rosse melepas tangannya di bahu Berlian.
BERLIAN
Yakin?
Rosse langsung berjalan pincang ke kelas. Berlian menyamakan langkah Rosse.
BERLIAN
Kamu nanti pulang jalan kaki?
ROSSE
Bukan urusan lo, kan?
BERLIAN
Urusan aku juga, dong!
Rosse berhenti.
ROSSE
Kenapa sih, lo suka banget ikut campur urusan gue?!
BERLIAN
Karena kamu temen aku, Rosse
ROSSE
Tapi gue ga nganggep lo temen
Berlian menggeleng
BERLIAN
Aku ga peduli, Rosse, gimanapun kamu mau anggep aku, kamu adalah temen aku
Rosse menatap Berlian. Berlian menatap Rosse dengan senyum lebar. Rosse melanjutkan langkah lagi menuju kelas. Berlian menyamakan langkah.
CUT TO:
INT.KELAS 11 IPA 3-DAY
Berlian mengetuk pintu. Seluruh perhatian tertuju pada Berlian dan Rosse.
BU RITA
Lukanya udah diobatin?
ROSSE
Sudah, Bu
BU RITA
Ya sudah kalau gitu silakan masuk ke kelas
Berlian dan Rosse memasuki kelas dan duduk di kursi masing-masing.
BU RITA
Oke, kita lanjut pelajarannya
CUT TO:
Bel istirahat berbunyi.
PAK REMO
Karena sudah bel istirahat, bapak akhiri dulu materi hari ini, khusus hari ini Bapak tidak kasih PR
MURID-MURID
Terima kasih, Pak
Beberapa murid langsung berkeliaran ke luar. Beberapa lainnya riuh di kelas. Berlian beranjak dari kursi lalu menoleh ke belakang pada Rosse.
BERLIAN
Rosse, mau ke kantin ga?
Rosse tidak mengalihkan pandangan dari buku pelajaran.
ROSSE
Gak
BERLIAN
Kamu gak laper?
ROSSE
Gak
AZEYA
Berliaan!
Berlian menoleh pada Azeya.
BERLIAN
Iya?
AZEYA
Kalau dia gak mau ke kantin, sama kita aja
Berlian menoleh sesaat pada Rosse. Rosse tetap sibuk menatap buku pelajaran. Berlian menghampiri Azeya, Kay, dan Melody. Rosse diam-diam menatap Berlian.
BERLIAN
Ya udah, yuk!
KAY
Aduh, tapi kaki gue lagi pegel banget, nih! Kayaknya gak bisa ke kantin, deh
MELODY
OMG! Lo ga boleh kemana-mana dulu! Gue temenin ya, di sini
AZEYA
Gue juga pasti temenin lo, Kay
BERLIAN
Mmm, terus kalian jadi ke kantin?
KAY
Lo tega liat kaki gue keseleo terus desek-desekan di kantin?
BERLIAN
Mmm, kalau gitu, kalian mau beli apa? Aku pesenin, deh!
AZEYA
Lo emang baik banget, deh!! Kalau gitu beliin kita 3 dimsum, ya! Sama 3 cappuccino
Azeya memberikan Berlian uang Rp 50.000,00. Berlian menerimanya.
BERLIAN
Kalau gitu aku ke kantin dulu, ya. Semoga kaki Kay cepet sembuh
MELODY
Oh iya! Habis ini pelajaran apa, sih?
KAY
Habis ini matematika! Gue belom ngerjain PR! Mampus!
AZEYA
OH IYA! Duh gimana dong?! Bu Reni kan galak banget! Gue bisa kena marah sama Bu Reni!!
BERLIAN
Mm, kalian mau lihat jawaban PR aku, ngga?
Berlian mengambil buku dari tas. Di sisi lain Azeya, Kay, dan Melody ber-tos pelan. Berlian menghampiri Azeya, Kay, dan Melody sambil membawa buku catatannya.
BERLIAN
Ini, kalian lihat aja jawabannya di buku catatanku
Berlian menyodorkan buku catatan matematika. Melody mengambil buku catatan Berlian.
MELODY
Makasih banyak, yaaa!
BERLIAN
Iya, kalau gitu aku ke kantin dulu ya, dahh!
Berlian melambaikan tangan
KAY
Daaahh!
Berlian keluar dari kelas. Azeya, Melody, dan Kay langsung tertawa terbahak-bahak.
Rosse mengeluarkan ponsel lalu menekan aplikasi perekam suara.
AZEYA
Bodoh banget emang Berlian!
MELODY
Iya! Percuma nilai tinggi kalau mudah banget dimanfaatin! Ahahahah
KAY
Otaknya cuman di atas kertas aja, tuh!
Rosse menatap Kay, Melody, dan Azeya tajam. Rosse menunduk dalam lalu mengepalkan tangannya dan memukul meja. Kay, Melod, dan Azeya langsung menoleh pada Rosse.
MELODY
(bisik)
Rosse denger ucapan kita, ya?
KAY
(bisik)
Tapi kelihatannya dia fokus gitu belajarnya
AZEYA
(bisik)
Mungkin dia lagi stress kali belajar, lagian kalaupun dia denger dia ngga akan peduli
KAY
(bisik)
Iya juga, ya
Rosse memutar bola mata. Menutup kedua mata sambil menggigit bibir menahan amarah.
ROSSE(VOICE OVER)
Aneh, gue marah atas nama orang lain, tapi gue ga bisa biarin bedebah kayak mereka masih bertahan di bumi ini