LAPANGAN SMA N 3-DAY
Rosse berjalan menuju koridor kelas. Tatapannya tajam dan wajahnya datar. Seluruh siswa yang memandangnya memalingkan wajah.
INT.KELAS 11 IPA 3-DAY
Rosse memasuki kelas lalu duduk di kursinya. Ia mengambil buku dari tasnya lalu mengerjakan pekerjaan rumah yang belum sempat dikerjakan. Beberapa murid mencuri pandang padanya lalu berbisik pada temannya.
AZEYA
Eh, liat deh Rosse, dia baru ngerjain pr nya sekarang, padahal kan lima belas menit lagi bel masuk, pelajaran pertama lagi, memangnya dia bisa ngerjain secepet itu?
KAY
Soalnya banyak banget lagi, gue aja ngerjainnya semaleman
MELODY
Biasalah orang jenius
Azeya dan Kay mengangguk menyetujui.
KAY
Jenius tapi apatis, percumalah!
Rosse mendengar pembicaraan tersebut namun ia tetap fokus mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Berlian memasuki kelas dengan senyum lebar. Azeya yang mengetahuinya langsung mengode teman-temannya
AZEYA
(bisik)
Eh Berlian, Berlian
Azeya, Kay, dan Melody menghampiri Berlian.
MELODY
Hai Berlian
KAY
Berlian udah sarapan?
Berlian tersenyum dan mengangguk
BERLIAN
Udah kok
AZEYA
Berlian makin hari makin cantik aja deh
Azeya mengelus kerudung Berlian. Berlian tersenyum
BERLIAN
Kalian juga makin hari makin cantik, kok
MELODY
Itu sih jelas
Azeya, Kay, dan Melody mengibaskan rambut mereka.
BERLIAN
Ya udah aku duduk dulu ya
Kay menginjak tali sepatu Azeya lalu menariknya sehingga talinya terlepas. Melody menoleh ke arah sepatu Azeya.
MELODY
OMG, Azeya, tali sepatu lo lepas
Azeya menunduk menatap sepatunya
AZEYA
Eh iyaa
KAY
Diiket dong, Zey, nanti lo kesandung, loh
AZEYA
Aduh, jari-jari gue pegel banget nih, habis ngerjain pr semaleman
BERLIAN
Biar aku aja yang iket
Berlian jongkok lalu mengikatkan tali sepatu Azeya. Azeya, Kay, dan Melod menatap Berlian sambil menahan tawa.
BERLIAN
Udah, nih
Berlian berdiri lalu menatap Azeya dengan senyuman lebar
AZEYA
Makasih ya, Berlian, lo memang temen paling baik yang pernah gue temuin
BERLIAN
Iya, sama-sama
Berlian berjalan ke kursinya yang berada di depan Rosse.
BERLIAN
Hai Rosse
Rosse tidak menoleh. Berlian mengintip lembar kertas yang sedang dikerjakan Rosse.
BERLIAN
Rosse, kamu lagi ngerjain PR ya? Mau aku bantuin?
Rosse menatapnya sinis. Berlian mengeluarkan buku catatan dari tas.
ROSSE
Lo ngapain?
BERLIAN
Mau bantuin kamu ngerjain PR, bentar lagi Pak Syahid dateng, loh
ROSSE
Lo pikir gue butuh bantuan lo?
BERLIAN
Biar makin cepet ngerjainnya, aku bisa bantuin, kok!
ROSSE
Gue ga suka ada orang lain ikut campur urusan gue
BERLIAN
Mmm maaf ya, aku ganggu kamu ya
Rosse menatap Berlian tajam
ROSSE
Banget
Berlian mengangguk mengerti lalu menghadapkan tubuhnya ke depan.
Tangan Rosse bergerak cepat menyusuri soal demi soal. Bel sekolah berbunyi. Pak Syahid memasuki ke kelas.
PAK SYAHID
Selamat pagi, Anak-anak
MURID-MURID
Pagi, Pak
PAK SYAHID
PR nya sudah dikerjakan semua?
MURID-MURID
Sudah, Pak
PAK SYAHID
Kalau begitu...
Pak Syahid menatap seisi kelas.
PAK SYAHID
Rosse, maju ke depan, tuliskan jawaban PR kamu di papan tulis
Rosse berdiri lalu berjalan ke depan kelas. Ia mengambil spidol papan tulis lalu menuliskan jawabannya di papan tulis.
AZEYA
Kok jawaban nomor 12 beda sama gue
KAY
Iya, beda juga sama gue
MELODY
Namanya juga orang ngerjain kepepet, paling salah hitung
Rosse meletakkan spidol papan tulis ke meja guru. Pak Syahid memperhatikan semua jawaban Rosse.
PAK SYAHID
Semua jawaban Rosse benar, PR kamu memang ga pernah mengecewakan,ya Rosse, silakan kembali ke tempat duduk
Rosse berjalan ke tempat duduk sedangkan murid-murid lain gaduh.
BAGAS
Mohon maaf Pak, bukannya jawaban nomor 12 itu A, ya?
Pak Syahid tersenyum lalu menggeleng.
PAK SYAHID
Sudah saya duga kalian akan terjebak dengan soal ini, kalian pasti kurang teliti, jawaban yang benar memang D seperti jawaban yang Rosse tulis
Mulut Azeya terbuka lebar.
AZEYA
Masa usaha gue semaleman kalah sama usaha lima belas menit dia?!
EXT. KELAS 11 IPA 3-DAY
Rosse keluar dari kelas disusul oleh Berlian yang mengejarnya.
BERLIAN
Rosse, kamu keren deh, bisa jawab pertanyaan tadi dengan bener, aku aja salah
Berlian menyamakan langkah dengan Rosse
BERLIAN
Rosse, mau pulang bareng?
Rosse mempercepat langkah
BERLIAN
Bakal capek kalo jalan kaki, naik mobil bareng aku gimana?
Rosse tetap menghiraukan Berlian. Berlian mempercepat langkah.
NATHAN
Berlian!
Nathan berdiri lima meter di depan Rosse dan Berlian. Berlian melambaikan tangan pada kakaknya.
BERLIAN
Kakakku udah dateng, kamu mau ikut pulang sama aku?
Rosse menghentikan langkah lalu menghela napas.
ROSSE
Bisa ga, ga usah ganggu gue?
Nathan berjalan menghampiri Rosse dan Berlian
BERLIAN
Maaf Rosse, aku cuman pengen pulang bareng sama kamu aja, kita kan temenan
ROSSE
Lo bilang gue temenan sama lo?
Berlian mengangguk
ROSSE
Gak mungkin gue temenan sama orang bego kayak lo
NATHAN
Jangan sembarangan lo ngatain adek gue
Rosse menoleh ke belakang. Nathan berdiri di belakangnya.
ROSSE
(dingin)
Gue ga sembarangan, memang kenyataan
Rosse pergi meninggalkan Nathan dan Berlian. Nathan menarik tangan Rosse.
NATHAN
Sekali lagi lo ngatain adek gue, lo-
ROSSE
Apa? Mau lo apain gue?
Rosse melepas paksa tangan Nathan.
ROSSE
Gue ga akan takut sama senior kayak lo
Rosse pergi meninggalkan Nathan dan Berlian. Nathan menatap Rosse dari belakang penuh amarah. Berlian menggenggam tangan Nathan.
BERLIAN
Kak, udah ngga apa, dia temen aku, kok
NATHAN
Mana ada temen ngatain
BERLIAN
Ada, Kak Nathan baru aja liat buktinya
NATHAN
Kamu ga marah dikatain sama dia
BERLIAN
Nggak, udahlah biarin aja
NATHAN
Hmm ya deh, ya udah yuk, pulang
Milan dari belakang menatap kejadian tadi lalu mengerutkan dahi. Sesaat kemudian Milan tersenyum.
INT. RUMAH ROSSE-DAY
Rosse membuka pintu.
ROSSE
Aril, Elise, Kak Rosse pulang
Rosse melepas sepatu lalu menaruhnya di rak. Elise keluar dari kamar.
ELISE
Hai Kak
Rosse menatap sekitar.
ROSSE
Aril mana?
ELISE
Kak Aril tadi nganterin aku pulang, terus katanya mau pergi bentar
ROSSE
Aril kebiasaan
Rosse menghela napas.
ROSSE
Elise udah makan?
ELISE
Udah kok, Kak
Rosse melepas tasnya dan menaruhnya di sofa.
ROSSE
Kak Rosse mandi dulu ya?
Rosse mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi. Elise mengangguk lalu kembali ke kamar setelah melihat Rosse ke kamar mandi.
CUT TO:
Rosse keluar dari kamar mandi dengan handuk yang mengalungi lehernya. Rosse berjalan menuju kamarnya.
CUT TO:
Rosse keluar dari kamar dengan kemeja berwarna biru muda dan rok biru donker selutut. Wajahnya tak dilapisi make up dan rambutnya dibiarkan tergerai. Rosse mengetuk kamar Elise.
ROSSE
Elise, Kak Rosse berangkat dulu ya
ELISE
Iya, hati-hati ya, Kak
Elise menghampiri Rosse dan mengecup punggung tangan Rosse. Rosse mengusap kepala Elise.
ROSSE
Hati-hati ya di rumah
Rosse berjalan ke pintu depan. Rosse menoleh lalu melambaikan tangan pada Elise. Elise membalas lambaian Rosse. Rosse menutup pintu rumah.
EXT. RUMAH ROSSE-DAY
Rosse menutup pintu lalu pandangnya beralih pada bunga mawar merah di sisi rumah. Tatapannya tajam menyiratkan benci. Tangannya ingin menggenggam batang mawar.
IBU ROSSE (OFF SOUND)
Sentuh sedikit, maka kau akan berdarah
Tangan Rosse mematung sebelum memegang batang mawar. Rosse tidak jadi memegang bunga mawar itu lalu membuka pagar rumah. Ia keluar dan menutup pagar rumah.
CUT TO:
INT. KAFE KOPI BERCERITA-DAY
Rosse membuka pintu kafe. Seorang barista kafe langsung menghampirinya.
ARKA
Rosse, udah dateng?
ROSSE
Kalau belum ga mungkin gue di sini, kan
Arka meringis. Rosse pergi menghiraukan Arka ke panggung mini kafe.
ARKA
Memang juteknya ga pernah berubah
Arka tersenyum memperhatikan Rosse. Farhan menepuk bahu Arka.
FARHAN
Ngeliatinnya begitu amat, suka?
Arka terkejut lalu menoleh pada Farhan.
ARKA
Eh, apa sih ngga, kok
FARHAN
Kalau suka ga mungkin ngeliatin ampe senyum-senyum sendiri gitu dong, lagian suka kok sama abg galak
ARKA
Sst, udah, apaan sih, balik-balik kerja
Arka mendorong Farhan menuju meja kasir.
Rosse memegang mic lalu mulai bernyanyi di atas panggung mini kafe.
EXT. KAFE KOPI BERCERITA-NIGHT
Rosse keluar dari kafe lalu membuka ponselnya. Jam menunjukkan pukul 19.45 Rosse berjalan cepat menuju kafe berkelana.
INT.KAFE BERKELANA-NIGHT.
Rosse membuka pintu kafe. Ia langsung menuju ke panggung mini kafe. Seorang barista menghampirinya
DEA
Mau minum dulu, Kak?
Rosse menggeleng, ia mengambil botol minum yang ia bawa dari rumah menunjukkan bahwa Rosse sudah memiliki minumannya sendiri. Dea mengangguk lalu berjalan meninggalkan Rosse.
Rosse dan bandnya mempersiapkan diri. Rosse menoleh pada personil-personil bandnya, semuanya mengangguk. Suara biola mengalun, Rosse mulai bernyanyi.
EXT. KAFE BERKELANA-NIGHT
Rosse membuka pintu dan mengeluarkan ponsel di sakunya. Jam menunjukkan pukul 10 malam. Ia menghela napas panjang lalu berjalan menuju halte bus.
INT. RUMAH ROSSE-NIGHT
Rosse membuka pintu rumah
ROSSE
Kak Rosse pulang
Aril yang sedang bermain game online di ruang tamu hanya menoleh lalu matanya kembali berfokus pada ponsel.
ROSSE
Aril, tadi kamu ke mana aja?
ARIL
Memangnya Kak Rosse harus tau?
ROSSE
Iya dong, aku ini kakak kamu, loh
Aril beranjak lalu menatap Rosse tajam.
ARIL
Kak Rosse bukan ibu aku!
Rosse menghela napas pasrah.
ROSSE
Justru karena ibu gak ada, Kak Rosse ada tanggung jawab untuk-
ARIL
Jangan berlagak kayak ibu kalau Kak Rosse sendiri yang bunuh ibu!
Aril memalingkan muka lalu pergi ke kamar dan membanting pintunya. Rosse membuka sepatu dan menaruhnya di rak. Rosse berjalan gontai ke kamar Elise. Ia membuka pintu kamar Elise dan menemukan Elise sudah tertidur di sana. Rosse duduk di tepi kasur Elise dan membelai rambut Elise.
ROSSE
Elise, maaf ya, kamu harus hidup penuh kesengsaraan kayak gini, Kak Rosse janji, Kak Rosse akan buat kamu dan Aril bahagia
Rosse keluar dari kamar Elise dan menutup pintu kamar Elise. Rosse pergi ke kamarnya.
INT.KAMAR ROSSE-NIGHT
Rosse merebahkan diri di atas kasur. Matanya terpejam sesaat. Rosse membuka mata dan menatap nanar atap kamar.
ROSSE(VOICE OVER)
Kadang gue merasa itu tindakan terbaik yang bisa gue lakukan, tapi terkadang gue juga merasa bersalah sama Aril dan Elise, mereka harus ngerasain hidup susah dan ngejar beasiswa demi bertahan hidup
Rosse beranjak lalu duduk di kursi, ia mengambil buku-buku pelajaran besok lalu meletakkannya di atas meja. Rosse mengambil buku matematika lalu mengerjakan pekerjaan rumahnya.