Bloody Rose
1. Gletser
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

LAPANGAN SMA N 3-DAY

Rosse berjalan menuju koridor kelas. Tatapannya tajam dan wajahnya datar. Seluruh siswa yang memandangnya memalingkan wajah. 

INT.KELAS 11 IPA 3-DAY

Rosse memasuki kelas lalu duduk di kursinya. Ia mengambil buku dari tasnya lalu mengerjakan pekerjaan rumah yang belum sempat dikerjakan. Beberapa murid mencuri pandang padanya lalu berbisik pada temannya. 

AZEYA

Eh, liat deh Rosse, dia baru ngerjain pr nya sekarang, padahal kan lima belas menit lagi bel masuk, pelajaran pertama lagi, memangnya dia bisa ngerjain secepet itu?

KAY

Soalnya banyak banget lagi, gue aja ngerjainnya semaleman

MELODY

Biasalah orang jenius

Azeya dan Kay mengangguk menyetujui. 

KAY

Jenius tapi apatis, percumalah!

Rosse mendengar pembicaraan tersebut namun ia tetap fokus mengerjakan pekerjaan rumahnya. 

Berlian memasuki kelas dengan senyum lebar. Azeya yang mengetahuinya langsung mengode teman-temannya

AZEYA

(bisik)

Eh Berlian, Berlian

Azeya, Kay, dan Melody menghampiri Berlian.

MELODY

Hai Berlian

KAY

Berlian udah sarapan?

Berlian tersenyum dan mengangguk

BERLIAN

Udah kok

AZEYA

Berlian makin hari makin cantik aja deh

Azeya mengelus kerudung Berlian. Berlian tersenyum

BERLIAN

Kalian juga makin hari makin cantik, kok

MELODY

Itu sih jelas

Azeya, Kay, dan Melody mengibaskan rambut mereka.

BERLIAN

Ya udah aku duduk dulu ya

Kay menginjak tali sepatu Azeya lalu menariknya sehingga talinya terlepas. Melody menoleh ke arah sepatu Azeya.

MELODY

OMG, Azeya, tali sepatu lo lepas

Azeya menunduk menatap sepatunya

AZEYA

Eh iyaa

KAY

Diiket dong, Zey, nanti lo kesandung, loh

AZEYA

Aduh, jari-jari gue pegel banget nih, habis ngerjain pr semaleman

BERLIAN

Biar aku aja yang iket

Berlian jongkok lalu mengikatkan tali sepatu Azeya. Azeya, Kay, dan Melod menatap Berlian sambil menahan tawa.

BERLIAN

Udah, nih

Berlian berdiri lalu menatap Azeya dengan senyuman lebar

AZEYA

Makasih ya, Berlian, lo memang temen paling baik yang pernah gue temuin

BERLIAN

Iya, sama-sama

Berlian berjalan ke kursinya yang berada di depan Rosse.

BERLIAN

Hai Rosse

Rosse tidak menoleh. Berlian mengintip lembar kertas yang sedang dikerjakan Rosse.

BERLIAN

Rosse, kamu lagi ngerjain PR ya? Mau aku bantuin?

Rosse menatapnya sinis. Berlian mengeluarkan buku catatan dari tas.

ROSSE

Lo ngapain?

BERLIAN

Mau bantuin kamu ngerjain PR, bentar lagi Pak Syahid dateng, loh

ROSSE

Lo pikir gue butuh bantuan lo?

BERLIAN

Biar makin cepet ngerjainnya, aku bisa bantuin, kok!

ROSSE

Gue ga suka ada orang lain ikut campur urusan gue

BERLIAN

Mmm maaf ya, aku ganggu kamu ya

Rosse menatap Berlian tajam

ROSSE

Banget

Berlian mengangguk mengerti lalu menghadapkan tubuhnya ke depan.

Tangan Rosse bergerak cepat menyusuri soal demi soal. Bel sekolah berbunyi. Pak Syahid memasuki ke kelas. 

PAK SYAHID

Selamat pagi, Anak-anak

MURID-MURID

Pagi, Pak

PAK SYAHID

PR nya sudah dikerjakan semua?

MURID-MURID

Sudah, Pak

PAK SYAHID

Kalau begitu...

Pak Syahid menatap seisi kelas.

PAK SYAHID

Rosse, maju ke depan, tuliskan jawaban PR kamu di papan tulis

Rosse berdiri lalu berjalan ke depan kelas. Ia mengambil spidol papan tulis lalu menuliskan jawabannya di papan tulis.

AZEYA

Kok jawaban nomor 12 beda sama gue

KAY

Iya, beda juga sama gue

MELODY

Namanya juga orang ngerjain kepepet, paling salah hitung

Rosse meletakkan spidol papan tulis ke meja guru. Pak Syahid memperhatikan semua jawaban Rosse.

PAK SYAHID

Semua jawaban Rosse benar, PR kamu memang ga pernah mengecewakan,ya Rosse, silakan kembali ke tempat duduk

Rosse berjalan ke tempat duduk sedangkan murid-murid lain gaduh.

BAGAS

Mohon maaf Pak, bukannya jawaban nomor 12 itu A, ya?

Pak Syahid tersenyum lalu menggeleng.

PAK SYAHID

Sudah saya duga kalian akan terjebak dengan soal ini, kalian pasti kurang teliti, jawaban yang benar memang D seperti jawaban yang Rosse tulis 

Mulut Azeya terbuka lebar. 

AZEYA

Masa usaha gue semaleman kalah sama usaha lima belas menit dia?!

EXT. KELAS 11 IPA 3-DAY

Rosse keluar dari kelas disusul oleh Berlian yang mengejarnya.

BERLIAN

Rosse, kamu keren deh, bisa jawab pertanyaan tadi dengan bener, aku aja salah

Berlian menyamakan langkah dengan Rosse

BERLIAN

Rosse, mau pulang bareng?

Rosse mempercepat langkah

BERLIAN

Bakal capek kalo jalan kaki, naik mobil bareng aku gimana?

Rosse tetap menghiraukan Berlian. Berlian mempercepat langkah.

NATHAN

Berlian!

Nathan berdiri lima meter di depan Rosse dan Berlian. Berlian melambaikan tangan pada kakaknya. 

BERLIAN

Kakakku udah dateng, kamu mau ikut pulang sama aku?

Rosse menghentikan langkah lalu menghela napas.

ROSSE

Bisa ga, ga usah ganggu gue?

Nathan berjalan menghampiri Rosse dan Berlian

BERLIAN

Maaf Rosse, aku cuman pengen pulang bareng sama kamu aja, kita kan temenan

ROSSE

Lo bilang gue temenan sama lo?

Berlian mengangguk

ROSSE

Gak mungkin gue temenan sama orang bego kayak lo

NATHAN

Jangan sembarangan lo ngatain adek gue

Rosse menoleh ke belakang. Nathan berdiri di belakangnya.

ROSSE

(dingin)

Gue ga sembarangan, memang kenyataan

Rosse pergi meninggalkan Nathan dan Berlian. Nathan menarik tangan Rosse.

NATHAN

Sekali lagi lo ngatain adek gue, lo-

ROSSE

Apa? Mau lo apain gue? 

Rosse melepas paksa tangan Nathan.

ROSSE

Gue ga akan takut sama senior kayak lo

Rosse pergi meninggalkan Nathan dan Berlian. Nathan menatap Rosse dari belakang penuh amarah. Berlian menggenggam tangan Nathan.

BERLIAN

Kak, udah ngga apa, dia temen aku, kok

NATHAN

Mana ada temen ngatain

BERLIAN

Ada, Kak Nathan baru aja liat buktinya

NATHAN

Kamu ga marah dikatain sama dia

BERLIAN

Nggak, udahlah biarin aja

NATHAN

Hmm ya deh, ya udah yuk, pulang

Milan dari belakang menatap kejadian tadi lalu mengerutkan dahi. Sesaat kemudian Milan tersenyum.

INT. RUMAH ROSSE-DAY

Rosse membuka pintu. 

ROSSE

Aril, Elise, Kak Rosse pulang

Rosse melepas sepatu lalu menaruhnya di rak. Elise keluar dari kamar.

ELISE

Hai Kak

Rosse menatap sekitar.

ROSSE

Aril mana?

ELISE

Kak Aril tadi nganterin aku pulang, terus katanya mau pergi bentar

ROSSE

Aril kebiasaan

Rosse menghela napas.

ROSSE

Elise udah makan?

ELISE

Udah kok, Kak

Rosse melepas tasnya dan menaruhnya di sofa.

ROSSE

Kak Rosse mandi dulu ya?

Rosse mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi. Elise mengangguk lalu kembali ke kamar setelah melihat Rosse ke kamar mandi.

CUT TO:

Rosse keluar dari kamar mandi dengan handuk yang mengalungi lehernya. Rosse berjalan menuju kamarnya. 

CUT TO:

Rosse keluar dari kamar dengan kemeja berwarna biru muda dan rok biru donker selutut. Wajahnya tak dilapisi make up dan rambutnya dibiarkan tergerai. Rosse mengetuk kamar Elise.

ROSSE

Elise, Kak Rosse berangkat dulu ya

ELISE

Iya, hati-hati ya, Kak

Elise menghampiri Rosse dan mengecup punggung tangan Rosse. Rosse mengusap kepala Elise.

ROSSE

Hati-hati ya di rumah

Rosse berjalan ke pintu depan. Rosse menoleh lalu melambaikan tangan pada Elise. Elise membalas lambaian Rosse. Rosse menutup pintu rumah.

EXT. RUMAH ROSSE-DAY

Rosse menutup pintu lalu pandangnya beralih pada bunga mawar merah di sisi rumah. Tatapannya tajam menyiratkan benci. Tangannya ingin menggenggam batang mawar.

IBU ROSSE (OFF SOUND)

Sentuh sedikit, maka kau akan berdarah

Tangan Rosse mematung sebelum memegang batang mawar. Rosse tidak jadi memegang bunga mawar itu lalu membuka pagar rumah. Ia keluar dan menutup pagar rumah.

CUT TO:

INT. KAFE KOPI BERCERITA-DAY

Rosse membuka pintu kafe. Seorang barista kafe langsung menghampirinya.

ARKA

Rosse, udah dateng?

ROSSE

Kalau belum ga mungkin gue di sini, kan

Arka meringis. Rosse pergi menghiraukan Arka ke panggung mini kafe.

ARKA

Memang juteknya ga pernah berubah

Arka tersenyum memperhatikan Rosse. Farhan menepuk bahu Arka.

FARHAN

Ngeliatinnya begitu amat, suka?

Arka terkejut lalu menoleh pada Farhan.

ARKA

Eh, apa sih ngga, kok

FARHAN

Kalau suka ga mungkin ngeliatin ampe senyum-senyum sendiri gitu dong, lagian suka kok sama abg galak

ARKA

Sst, udah, apaan sih, balik-balik kerja

Arka mendorong Farhan menuju meja kasir. 

Rosse memegang mic lalu mulai bernyanyi di atas panggung mini kafe.

EXT. KAFE KOPI BERCERITA-NIGHT

Rosse keluar dari kafe lalu membuka ponselnya. Jam menunjukkan pukul 19.45 Rosse berjalan cepat menuju kafe berkelana.

INT.KAFE BERKELANA-NIGHT.

Rosse membuka pintu kafe. Ia langsung menuju ke panggung mini kafe. Seorang barista menghampirinya

DEA

Mau minum dulu, Kak?

Rosse menggeleng, ia mengambil botol minum yang ia bawa dari rumah menunjukkan bahwa Rosse sudah memiliki minumannya sendiri. Dea mengangguk lalu berjalan meninggalkan Rosse.

Rosse dan bandnya mempersiapkan diri. Rosse menoleh pada personil-personil bandnya, semuanya mengangguk. Suara biola mengalun, Rosse mulai bernyanyi.

EXT. KAFE BERKELANA-NIGHT

Rosse membuka pintu dan mengeluarkan ponsel di sakunya. Jam menunjukkan pukul 10 malam. Ia menghela napas panjang lalu berjalan menuju halte bus. 

INT. RUMAH ROSSE-NIGHT

Rosse membuka pintu rumah

ROSSE

Kak Rosse pulang

Aril yang sedang bermain game online di ruang tamu hanya menoleh lalu matanya kembali berfokus pada ponsel.

ROSSE

Aril, tadi kamu ke mana aja?

ARIL

Memangnya Kak Rosse harus tau?

ROSSE

Iya dong, aku ini kakak kamu, loh

Aril beranjak lalu menatap Rosse tajam.

ARIL

Kak Rosse bukan ibu aku!

Rosse menghela napas pasrah.

ROSSE

Justru karena ibu gak ada, Kak Rosse ada tanggung jawab untuk-

ARIL

Jangan berlagak kayak ibu kalau Kak Rosse sendiri yang bunuh ibu!

Aril memalingkan muka lalu pergi ke kamar dan membanting pintunya. Rosse membuka sepatu dan menaruhnya di rak. Rosse berjalan gontai ke kamar Elise. Ia membuka pintu kamar Elise dan menemukan Elise sudah tertidur di sana. Rosse duduk di tepi kasur Elise dan membelai rambut Elise.

ROSSE

Elise, maaf ya, kamu harus hidup penuh kesengsaraan kayak gini, Kak Rosse janji, Kak Rosse akan buat kamu dan Aril bahagia

Rosse keluar dari kamar Elise dan menutup pintu kamar Elise. Rosse pergi ke kamarnya.

INT.KAMAR ROSSE-NIGHT

Rosse merebahkan diri di atas kasur. Matanya terpejam sesaat. Rosse membuka mata dan menatap nanar atap kamar. 

ROSSE(VOICE OVER)

Kadang gue merasa itu tindakan terbaik yang bisa gue lakukan, tapi terkadang gue juga merasa bersalah sama Aril dan Elise, mereka harus ngerasain hidup susah dan ngejar beasiswa demi bertahan hidup

Rosse beranjak lalu duduk di kursi, ia mengambil buku-buku pelajaran besok lalu meletakkannya di atas meja. Rosse mengambil buku matematika lalu mengerjakan pekerjaan rumahnya. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar