71. EXT. LINGKUNGAN SEKOLAHAN KARTIKA (LOKASI BEBAS). SIANG.
Cast : Karina.
FALSHBACK
Nampak Karina yang masih berpakaian sekolah tengah berjalan, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, tidak jauh terdengar suara isak tangis anak perempuan (Kartika) dan suara bentakan-bentakan pula. Karina menghampiri suara tersebut.
CUT TO
72. EXT. LINGKUNGAN SEKOLAHAN KARTIKA – TEMPAT SEPI (LOKASI BEBAS). SIANG.
Cast : Kartika - Karina – 5 orang siswa SMP (3 cewek dan 1 cowok).
Nampak Kartika tengah dianiaya (bullying) oleh kakak kelas SMP-nya, terlihat Kartika tersiksa sekali dengan perlakuan mereka. Mereka tidak menyadari akan kehadiran Karina, ketika tengah asyik menganiaya Kartika, tiba-tiba mereka terkejut dengan teriakan Karina.
KARINA (OS)
Wooii! … Berhenti nggak lo!
Kelima kakak kelas tersebut menoleh ke Karina, mereka menghentikan penganiayaannya pada Kartika. Mereka saling berpandangan.
KAKAK KELAS KARTIKA 1 (COWOK)
Bukan urusan lo!
Mereka kembali ingin menganiaya Kartika.
KARINA
Tunggu!
Mereka kembali menoleh ke arah Karina.
KARINA
Sekarang udah jadi urusan gue … Soalnya ada di depan mata gue … Sekarang lo lepasin deh tuh anak.
KAKAK KELAS KARTIKA 2 (CEWEK)
Emangnya lo siapa? … Biar lo lebih besar dari kita-kita … Tapi kita berlima.
KAKAK KELAS KARTIKA 3 (COWOK)
Cuma di film … Orang satu menang berantem sama lima orang.
Mereka berlima menghampiri dan mengurung Karina, sementara Kartika terlihat ketakutan. Maka terjadilah perkelahian yang seru antara Karina dan kelima anak SMP tersebut (perkelahian diatur dan diarahkan oleh fighting director). Kelima anak SMP tersebut dapat dikalahkan oleh Karina, maklum saja Karina menguasai bela diri taekwondo. Karina mengancam mereka berlima.
KARINA
Kalau sampe lo ganggu dia lagi … Gue patahin semua lo punya tangan sama lo punya kaki, paham!
KAKAK KELAS KARTIKA (SEREMPAK)
(ketakutan) Ampuuun, Kakak … pahaaam …
KARINA
Bagus! … Sekarang lo pada minggat, deh … Daripada nanti gue berubah pikiran … Cepat!
Kelima anak SMP tersebut kabur, Karina menghampiri Kartika.
KARINA
Kamu nggak apa-apa, kan?
Kartika menggeleng-gelengkan kepalanya.
KARINA
Ya udah, sekarang jangan takut … Mereka nggak bakalan ganggu kamu lagi.
Karina melangkah pergi, baru beberapa langkah, Kartika menegurnya.
KARTIKA (OS)
Kak …
Karina menghentikan langkahnya.
KARTIKA
(memegang handphone) Boleh foto sama aku?
Karina tersenyum.
KARINA
Kenapa nggak? … Ayo.
KARTIKA
Cuma … (memperlihatkan) HP aku rusak.
FADE OUT
FADE IN
Dengan mempergunakan kamera polaraid milik Karina, mereka beberapa kali foto bersama.
FLASHBACK CUT TO
BACK TO SCENE 69
KARINA
(terpana, heran) Jadi … Ini anak Bapak?
Kartaji tersenyum dan mengangguk pelan.
KARTAJI
Kar … ti… ka … na … ma … nya … Ba … pak … ber … ber … jan … ji … un … tuk … ber … teri … ma .. ka … sih … pada … ka … mu.
Kartaji menarik nafas berat. Ia mengambil sebuah postcard bergambar pantai yang indah, lalu ia berikan pada Karina.
KARTAJI
Tolong … antar Ti … kaa … ke … tempaat … yang Ba … pakk … jan … ji … kan pa … pa … daaa … nya … seper … ti … yang di post … card .. . ituuu …
Kartaji muntah darah dan batuk-batuk. Kartaji mencengkeram bahu Karina.
KARTAJI
(memelas) Jan … jiii?
KARINA
(terisak) Ya … Saya janji, Pak.
Kartaji terdiam. Ia mengeembuskan nafas terakhirnya. Kartaji mati dengan tenang. Perlahan-lahan Karina menutup mata Kartaji.
KARINA
(berlinang air mata) Maafkan saya, Pak … Saya tidak bisa menolong Bapak ..
Pandangan mata Karina tertuju pada Victor. Karina menghampiri mayat Victor. Ia mengambil kunci mobil di saku celana Victor, tiba-tiba (mengagetkan) tangan Karina dicengkeram Victor. Karina Kaget bukan main. Karina berusaha melepas tangan Victor. Tidak jauh darinya terlihat ada batu. Batu tersebut ia raih dan ia hantamkan pada wajah Victor. Cengkeraman Victor pun terlepas. Karina berlari menuju mobil. Ia masuk dalam mobil, menghidupkan mesin, dan pergi dari lokasi tersebut.
CUT TO
73. INT. RUMAH/PONDOKAN. SIANG.
Cast : Armand – Melly – Vincent.
Nampak Vincent tengah makan makanannya dengan lahapnya (masing–masing nasi bungkus sudah pakai piring plastik). Tinggal 2 bungkus makanan, yang satu gelang karetnya merah, yang satu gelang karetnya kuning. Sementara itu Melly dan Armand hanya memperhatikan Vincent makan,merasa makan dilihatin, Vincent merasa tidak enak.
VINCENT
Kenapa pada nggak makan? ... Takut gue racunin, ya?
Sambil membawa makanannya, Vincent melangkah keluar pondokan. Armand memandang tajam pada Melly. Armand menyodorkan makanannya pada Melly. Melly memandang tajam Armand.
Melly melirik ke meja, nampak gelang karet warna hijau tergeletak di meja. Makanan yang iketan gelang karet warna hijau yang sudah diberi racun oleh David dimakan Vincent. Melly mengambil bungkusan makanan yang ikatannya karet warna merah, lalu ia mengambil juga bungkusan makanan yang ikatannya warna kuning. Melly mencampur makanan tersebut menjadi satu, lalu ia makan.
FADE OUT
FADE IN
Nampak Melly dan Armand tetap di dalam pondokan menunggu reaksi racun, tidak ada satu pun yang keracunan. Tiba-tiba Armand mengarahkan pistolnya pada Melly.
ARMAND
Ternyata semua cerita lo bohong!
MELLY
Jangan salah ... Minuman belum kita cek ... Racunnya kalau nggak di makanan, berarti di minuman.
FADE OUT
FADE IN
Suasana jadi menegangkan, nampak di hadapan mereka tiga kaleng minuman ringan yang terlihat segelnya belum dibuka. Armand meletakkan pistolnya lalu mengacak–ngacak minuman tersebut. Armand memberi isyarat agar Vincent dahulu yang memilih minuman tersebut. Vincent memperhatikan beberapa minuman kaleng tersebut. Tak lama ia sudah menetapkan pilihannya. Tanpa ragu-ragu Vincent membuka segel minuman tersebut lalu dengan cepat ia meminumnya sampai habis. Ia menaruh kaleng minuman dengan kerasnya.
VINCENT
(memandang tajam Armand dan Melly) Puas?
Vincent melangkah keluar rumah, Armand memberi isyarat agar Melly memilih salah satu minuman yang kini tinggal dua buah. Sejenak Melly terpana dan sedikit ragu, suasana semakin tegang.
ARMAND
Tunggu apa lagi? Apa perlu gue yang pilihin? Terus gue yang minumin ke mulut lo?
Melly menarik nafas dalam-dalam dan mengambil salah satu minuman kaleng yang tersisa. Ia membuka segelnya, lalu siap untuk minum, tiba-tiba terdengar jeritan suara Vincent dari arah luar rumah.
VINCENT (OS)
(teriak) Aghhhhhhh ...
Armand dan Melly saling berpandangan. Armand berlari menuju pintu rumah, nampak tak jauh dari depan pintu rumah, Vincent tergeletak dengan mulut berbusa dan berlumuran darah.
VINCENT
(Batuk) Uhuk! Huk… Uhuk… huk… Uhukk ...
Dari mulut Vincent mengeluarkan darah segar, berwarna merah kehitam-hitaman.
VINCENT
(Sekarat memandang Armand) L … Lo ... berdua … ju … ju ...juga ... nggak ... nggak … bakal ... lan ... se … se ... la... la… mat (menunjuk Melly) Ma …ma … ti … ju … ga … peng … peng … khianat …
Vincent mati dengan mata terbuka memandang Melly, pandangan penuh dendam.
XCU > Mata Vincent.
CUT TO
74. EXT. HUTAN BELANTARA – INT. DALAM MOBIL. SIANG.
Cast : David – Vincent.
FLASHBACK : Ketika David dan Vincent dalam perjalanan membeli makanan, David mati dibunuh Vincent.
Nampak David dan Vincent tengah berada di mobil, tas ransel berisikan belanjaan makanan diletakkan di belakang mobil, tiba-tiba mobil berhenti di pinggir jalan.
VINCENT
Ada apa, kok berhenti?
DAVID
Gue pengen kencing, udah nggak tahan nih, bentar ya.
David turun dari mobilnya. Ia menuju pinggir jurang, Vincent menunggu di mobil. Vincent mengambil rokok dari tas ransel, lalu ia menyalakan rokoknya, dan mengisap dalam-dalam dan mengembuskannya. Tak lama David muncul.
DAVID (OS)
(berteriak) Vint!
Vincent menoleh pada David.
DAVID
Bantuin gue, dong!
Vincent menghampiri David.
VINCENT
Ada apa?
DAVID
Kunci mobil gue jatuh, bantuin cari.
Tanpa bicara Vincent keluar dari mobil menghampiri David.
CUT TO
75. EXT. PINGGIR JURANG. SIANG
Cast : David – Vincent.
Kini mereka tengah berada di pinggir jurang, mereka mencari-cari kunci mobil.
DAVID
Bentar ... Siapa tau masih nempel di kontak mobil.
David melangkah pergi, sedangkan Vincent terus mencari-cari kunci mobil. David datang dengan membawa pistol yang ia sembunyikan di bagasi mobil. Ia bermaksud membunuh Vincent, tetapi Vincent tidak ada. Pandangan David berkeliling, tidak nampak Vincent. David terheran-heran. Tiba-tiba Vincent berada di belakang David. Merasa ada orang di belakangnya, David menoleh/membalikkan badannya.
Kini David dan Vincent saling berhadapan. Tiba-tiba Vincent memukul kepala David dengan palu/martil, David terdiam. Sekali lagi Vincent memukul kepala David dengan palu/martil, pandangan David terlihat kosong, tatapannya nanar, pandangannya terlihat buram, perlahan-lahan dari kepala David mengucur deras darah yang mengalir ke wajahnya. Pistol yang David pegang jatuh ke tanah, tubuhnya pun sempoyongan ke belakang ke pinggir jurang. Vincent terus maju mengikuti David.
VINCENT
Good bye...
Vincent mendorong tubuh David. Tubuh David pun melayang jatuh ke dalam jurang, David tewas. Vincent memungut pistol David, nampak ia sedikit bingung untuk berbuat apa, lalu ia tempelkan moncong pistolnya di pahanya, pelatuk pistolnya ia siap tekan, tapi nampak Vincent terlihat gugup. Ia sedikit ragu dan tidak yakin dengan apa yang ia akan perbuat. Vincent membuka slayer yang ia pakai, lalu ia gigit slayer tersebut agar bisa menahan sakit. Mata Vincent terpejam, keringat dingin keluar dari keningnya. Vincent menarik pelatuk pistolnya, maka terdengarlah suara pistol menyalak (suara letusan pistol pertama). Paha Vincent mengucurkan darah.
VINCENT
(kesakitan) Aahhh …
Vincent menahan rasa sakit yang amat sangat, tak lama terdengar dari kejauhan suara Melly dan Armand.
MELLY & ARMAND (OS)
Vinceeeent … Vinceeent … Vinceeeent …
Vincent menembakkan sekali lagi pistolnya ke atas/ke udara (suara letusan pistol kedua).
FLASHBACK - CUT TO
76.EXT. DEPAN RUMAH/PONDOKAN. SIANG.
Cast : Armand–Melly - Vincent.
Armand terlihat terkesima memandang Vincent yang telah tewas. Tak lama pandangan Armand beralih kepada Melly yang berdiri di belakangnya. Melly berdiri di depan pintu, merekas ejenak saling berpandangan. Tak lama Melly meminum minumannya.
CLOSE UP> Wajah Melly >XCU> Mata Melly
FLASHBACK > Sambungan sebelum Armand datang (lihat Scene57).
MELLY
Gimana dengan Vincent?
DAVID
Nanti di jalan gue habisin dia, pistol udah gue sembunyiin di bagasi mobil.
MELLY
Bukannya pistol sama Armand?
David menatap Melly tajam, lalu tersenyum.
DAVID
Gue nggak sebodoh yang lo kira.
FLASHBACK > Sambungan Scene 25 (Lihat Scene 25).
DAVID
Beres, Beh. Pasti tepat waktu. Permisi, Beh.
BABEH
Iya … Iya Vid, hati-hati di jalan.
David melangkah pergi, tiba-tiba dia menghentikan langkahnya. David menoleh pada Babeh.
DAVID
Pesenan yang satunya lagi?
BABEH
Udah sekalian gue masukin ke kantong, coba aja lo periksa.
David membuka kantong kertas tersebut, dan melihat ke dalam kantong. David merogoh isi kantong dan mengeluarkan tiga pucuk pistol.
DAVID
Oke, Beh! Thanks, ya.
BABEH
Gue gak pernah bohong, Vid.
David tersenyum puas, David melangkah pergi sambil menyelipkan satu pistol di belakang pinggangnya.
FLASHBACK MASIH SAMBUNGAN SCENE 57
Nampak Vincent tengah mengintip dan mendengarkan pembicaraan Melly dan David.
VINCENT (VO)
(wajah kesal) Mau main-main sama gue ya.
Vincent melihat Armand tengah berjalan menuju rumah/pondokan (Armand selesai menerima telpon Kartaji), Vincent melangkah pergi.
DAVID
Armand ke mana ?.
MELLY
Tahu tuh, barusan keluar.
DAVID
Ya udah ... Sesuai dengan rencana kita, nanti gue beli makanan sama Vincent, bungkus makanan yang iketan karet warna hijau jangan lo makan, gue udah kasih racun buat Armand.
Tiba-tiba Armand muncul, David dan Melly sedikit kaget, mereka saling berpandangan, Melly dapat menguasai diri, lalu mengalihkan pembicaraan.
BACK TO SCENE 76
Melly menjatuhkan kaleng minuman yang telah kosong ke lantai. Melly melangkah masuk kedalam rumah/pondokan. Armand hanya terdiam berdiri mematung, Ia hanya menelan ludah.
Catatan :
Sebenarnya Vincent mati keracunan bukan dari minuman, tetapi dari makanan yang sudah diberi racun oleh David, bungkusan makanan berkaret warna hijau, karena proses racunnya agak lama.
CUT TO