FADE IN
62. EXT. INT. DALAM MOBIL ASA (MALAM)
Cast: Asa, Agni
Asa dan Agni di dalam mobil. Asa menyetir ngebut.
AGNI
(Gemetaran)
Makasih udah mau jemput aku, Sa.
ASA
Sudah kubilang, ini sudah diluar kendali, Ni.
Kalau dari awal kamu lapor polisi, semua tak akan serumit ini.
AGNI
Kalau aku lapor polisi, sekarang aku dipenjara, Sa.
ASA
Paling nggak, kamu nggak dikaitkan dengan tiga pembunuhan lainnya, Ni.
AGNI
(Menatap layar HP)
Live IG nya sudah di- off.
ASA
Polisi pasti sudah ngubungin IG.
AGNI
(Histeris)
Ngeri, Sa. Aku tadi sempat mengingatkan Lestarinta tapi dia malah ngamuk. Aku turun lagi ke lobi. Aku nyoba ngubungin lewat IG lagi, tapi malah dia live pembunuhannya sendiri.
Bapak makin kesetanan, Sa.
ASA
Kamu yakin pelakunya bapakmu?
AGNI
Aku liat dia di lobi sebelum aku naik, Sa. Makanya aku turun lagi untuk menghadapi dia langsung di lobi. Sudah kepalang basah. Tapi, dia udah tidak ada. Petugas lobi bilang, bapak sempat nanya-nanya tentang Lestarinta lalu pergi lagi.
ASA
Lalu gimana dia bisa naik?
AGNI
(Menggeleng)
Aku nggak tahu. Tapi aku yakin dia pelakunya.
ASA
Aku nggak tahu lagi mau gimana, Ni.
Lestarinta bilang live kalau ada cewek yang ngedatengin apartemennya. Semua netizen menyaksikan.
Orang lobi pasti juga ngasih kesaksian kalau kamu nyogok biar biasa naik ke apartemen Lestarinta.
AGNI
Kamu tidak yakin kalau aku bukan pembunuhnya, Sa?
ASA
Bukan aku yang harus kamu yakinkan, Ni. Tapi polisi.
AGNI
(menahan tangis)
Kalau orang lain yang ngomong gitu aku bisa ngerti. Tapi ini kamu, Sa.
ASA
(mengulurkan tangannya, hendak menggenggam tangan Agni)
Bukan gitu, Sayang.
AGNI
(Menepis tangan Asa)
Dari awal kamu memang tidak percaya aku.
Pada saat itulah terdengar sirene polisi datang mendekat.
SOUND EFFECT: SIRINE POLISI
AGNI
(panik)
Polisi! Gimana ini, Sa?
ASA
(Memandang Agni tanpa berkata-kata)
FADE IN:
63. INT. RUANG PEMERIKSAAN I, MAPOLRESTA (SORE)
Cast: IPTU Jazuli, Agni
Agni berhadapan dengan IPTU Jazuli. Intrograsi sudah berjalan beberapa waktu. IPTU Jazuli membolak-balik buku klien milik Dukun Ramal. Lembar kertas mantra di atas meja.
IPTU JAZULI
Empat orang tewas, satu hilang. Titik temunya cuma kamu.
Bagaimana kamu menjelaskannya, Agni?
AGNI
(Menyusut air mata)
Saya tidak membunuh siapa pun, Pak. Justru saya mau mencegah pembunuhan itu.
IPTU JAZULI
(Mengangkat buku)
Berdasar pada daftar nama di buku ini?
AGNI
(Mengangguk)
Iya. Empat orang itu adalah empat sedulur dalam tumbal sedulur papat lima pancer.
IPTU JAZULI
Empat orang termasuk dukun ramal itu?
AGNI
(Menggeleng)
Empat orang termasuk ibu saya.
IPTU JAZULI
Belum ada yang tahu bagaimana nasib ibu kamu.
AGNI
Sewaktu dukun ramal itu masih hidup, dia bilang ke saya, ibu saya adalah korban pertama dari tumbal empat sedulur papat.
IPTU JAZULI
Tunggu tunggu. Kamu sering datang ke dukun ramal itu?
AGNI
(Menggeleng)
Awalnya iseng, Pak. Lalu saya kembali ke sana untuk menanyakan arti mantra dalam kertas itu.
IPTU JAZULI
(Mengangkat kertas)
Kertas ini?
AGNI
Iya. Mantra itu punya bapak saya.
IPTU JAZULI
Dari mantra ini, kamu menyimpulkan hilangnya ibu kamu berkaitan dengan tumbal sedulur papat limo pancer?
AGNI
(Mengangguk)
Ketika saya mau tanya siapa korban berikutnya, dukun ramal itu sudah mati di tendanya.
IPTU JAZULI
Kenapa tidak melapor polisi waktu itu?
AGNI
Saya berlumur darah. Larut malam datang ke tendanya.
Saya tahu apa yang akan dipikirkan polisi.
IPTU JAZULI
Kalau kamu lapor sejak awal, bisa jadi tidak terjadi tiga pembunuhan lainnya.
AGNI
Saya berusaha mengingatkan para korban, tetapi mereka tidak percaya. Sedangkan bapak saya terus menguntit saya. Dia membunuh mereka.
IPTU JAZULI
Semua bukti dan saksi mata memberatkan kamu, Agni.
AGNI
Tidak berarti saya membunuh.
FADE OUT:
64. INT. RUANG KELUARGA, RUMAH SASONGKO (MALAM)
Cast: Sasongko, Murti, Mbok Usrek, Anchor TV
Sasongko menyimak ulasan berita kematian empat orang di televisi. TV mengekspose gambar sekilas Leak Rangda pembunuh Lestarinta. Meng-capture senjata di tangan Leak Rangda. Sasongko terbelalak. Dia mengenali senjata itu.
ANCHOR TV
Polisi belum menemukan senjata pembunuh yang digunakan untuk membunuh Selebgram Lestarinta Putri.
Namun, polisi tengah meminta keterangan sepasang kekasih Agni Widodari dan Asa Putra yang dikaitkan dengan kematian empat orang sepanjang pekan ini.
Pada live IG Lestarinta Putri terekam pembunuh kemungkinan mengenakan kostum Leak Rangda.
SASONGKO
(Terduduk di kursi)
Agni anakku.
MURTI
(Dingin)
Semua salah kamu, Pak.
SASONGKO
(Terkesiap, takut)
Bu, kamu .... kamu.
MURTI
(Menoleh, wajahnya bersimbah darah, dua matanya hitam, berlelehan darah)
Kamu budak Tsabur!
Sasongko kaget melihat wajah Murti. Dia lalu bangun hendak lari ke lorong. Mbok Usrek muncul mengagetkan.
MBOK USREK
(mengadang)
Pulangkan saya, Pak.
SASONGKO
Pergi! Pergi kalian!
CUT TO:
65. INT. RUANG KERAMAT, RUMAH SASONGKO (MALAM)
Cast: Sasongko, Tsabur.
Di dalam ruang pesugihan, Sasongko bersujud mengiba-ngiba. Lalu terdengar suara serak, dalam, mengerikan yang memanggil nama Sasongko.
(V. O.) TSABUR
Sasongko kamu ingkar janji.
SASONGKO
Ya, Tsabur, saya mohon jangan seret anak saya.
(V.O.) TSABUR
Terlambat, Sasongko.
Agni akan melunasi hutang-hutangmu.
Agni telah membuat perjanjian baru denganku.
SASONGKO
Ambil jiwa saya! Ambil jiwa saya! Saya mohon, tinggalkan anak saya.
V. O. TSABUR
Tertawa menakutkan. Tidak terbahak, tapi menyengal-nyengal, ditahan-tahan, menggema)
Sampai bertemu di neraka, Sasongko.
Pada salah satu dinding, muncul bayangan makhluk bertanduk.
FADE OUT:
66. INT. RUANG INTROGRASI 2, KANTOR POLISI (MALAM)
Cast: Polisi 2, Asa
Polisi 2 mengintrograsi Asa di ruang berbeda dengan Agni. Asa berusaha tenang.
POLISI 2
(Suara datar)
Mengapa tidak melapor sejak awal? Sejak kamu tahu dukun ramal itu terbunuh.
ASA
Saya hanya ingin melindungi kekasih saya, Pak.
POLISI 2
Kamu tahu kamu bisa dianggap sebagai kaki tangan pembunuh?
ASA
(Sedikit menunduk)
Agni meyakinkan saya, bapaknyalah yang membunuh semua korban, Pak. Saya percaya kepadanya.
POLISI 2
Kamu menemani Agni mendatangi semua korban?
ASA
(Mengangguk)
Kecuali Lestarinta Putri, Pak. Saya meminta Agni untuk menghentikan usahanya, tetapi dia melihat bapaknya di sekitar apartemen.
Agni lalu minta kembali, tapi saya nggak mau. Saya mau pulang ke kost, Agni pergi ke apartemen itu lagi.
Sekitar satu jam kemudian dia menelepon saya minta dijemput.
POLISI 2
Waktu itu kamu tahu Lestarinta tewas?
ASA
(Menggeleng)
Saya jarang main IG, Pak.
POLISI 2
Jadi kamu yakin, pacar kamu bukan pembunuh?
ASA
(Tertegun. Tak menjawab)
CUT TO:
67. INT. LORONG ANTAR RUANGAN, KANTOR POLISI (MALAM)
Cast: Asa, Baha, Agni
Selesai diperiksa Asa berjalan menuju lobi kantor polisi. Sepanjang lorong dia melewati ruang-ruang pemeriksaan lain. Pada ruang pertama dia menoleh ke dalam ruangan. Dia lihat Agni yang masih menjawab pemeriksaan petugas.
INSERT: AGNI DALAM PEMERIKSAAN.
Asa mau memanggil Agni tetapi urung. Dia terus berjalan. Kali ini di ruangan kedua dia iseng melongok juga dan matanya melebar. Dia melihat Baha. Sahabatnya itu juga diperiksa oleh polisi.
INSERT: BAHA DALAM PEMERIKSAAN
Asa berjalan terus sepanjang lorong.
CUT TO:
68. INT. RUANG BALOK ES SASONGKO (MALAM)
Cast: SASONGKO
Sasongko terisak-isak sambil berkomat-kamit. Dia melirik ke samping berkali-kali, lalu memejamkan mata. Ada ceceran darah di atas balok es tapi tidak tampak sumbernya. Sasongko terus terisak, melirik ke kiri. Berkali-kali begitu. Dia ada di ruangan pendingin. Semacam container. Duduk di atas balok es, bersila, mencoba berkonsentrasi.
SASONGKO
Ini satu-satunya tempat yang tidak bisa kamu datangi, Tsabur. Kaukirim Agni ke sini. Kaumengejekku. Tapi aku akan melawanmu. Aku tidak akan membiarkan kamu menang kali ini.
FADE IN:
69. INT. RUANG PEMERIKSAAN, KANTOR POLISI (MALAM)
Cast: IPTU Jazuli, Baha
IPTU Jazuli meminta keterangan Baha. Duduk berhadapan. Baha tampak serius.
IPTU JAZULI
Sejauh apa kamu mengenal Agni?
BAHA
Saya kawan akrab Asa, pacar Agni, Pak. Tetapi dengan Agni saya baru sekali bertemu.
IPTU JAZULI
Selama mereka pacaran kamu tidak pernah dikenalkan?
BAHA
(Menggeleng)
Asa agak tertutup soal pacarnya. Belakangan baru dia cerita.
IPTU JAZULI
Apa yang dia ceritakan?
BAHA
Asa berpikir keluarga pacarnya pengidap skizofren. Bapaknya, ibunya, bahkan Agni.
IPTU JAZULI
(Keheranan)
Apa dasarnya?
BAHA
Kami mahasiswa psikologi, Pak. Jadi cukup punya bekal untuk menganalisis.
IPTU JAZULI
Indikasinya apa?
BAHA
Kata Asa, Pak Sasongko punya kebiasaan-kebiasaan yang aneh. Kadang dia melihat dia berbicara sendiri. Juga percaya pada hal-hal klenik. Maksudnya, bisa melihat makhluk halus.
IPTU JAZULI
Tapi kalau bertemu, gitu, normal komunikasinya?
BAHA
Normal, Pak. Hanya kikuk.
IPTU JAZULI
Bagaimana ibunya Agni?
BAHA
Menurut Asa, dia sering melamun. Seperti tertekan hidupnya.
IPTU JAZULI
Bisa melihat makhluk halus juga?
BAHA
(Tertawa kikuk)
Soal itu, Asa belum cerita.
IPTU JAZULI
Agni bagaimana?
BAHA
Waktu kami bertemu, Agni cerita detail, Pak. Dia meyakini bapaknya sebagai Pancer pembunuh.
IPTU JAZULI
Apa itu maksudnya?
BAHA
Orang yang menyelewengkan ajaran Sedulur Papat Limo Pancer demi mendapatkan kejayaan, Pak. Dia menumbalkan empat jiwa untuk hajatnya sendiri.
IPTU JAZULI
(Tersenyum, apreori)
Agni percaya itu?
BAHA
Kalau Agni tidak percaya hal-hal supranatural, Pak. Tapi dia yakin bapaknya melakukan pembunuhan dengan alasan itu.
IPTU JAZULI
Termasuk membunuh istrinya sendiri?
BAHA
(Mengangguk)
Agni sangat yakin bapaknya mampu melakukan itu.
IPTU JAZULI
Kamu sendiri bagaimana?
Kamu, kan, anak psikologi juga. Kamu percaya teori Agni itu?
BAHA
(Berhati-hati)
Sebenarnya, saya punya teori sendiri, Pak.
IPTU JAZULI
(Mengerut dahi)
O, ya? Saya ingin dengar.
CUT TO:
70. EXT. PARKIRAN, KANTOR POLISI (MALAM)
Cast: Asa, Sasongko
Asa hendak membuka pintu mobil ketika dikagetkan oleh seseorang yang menepuk bahunya. Dia adalah Sasongko. Meski was-was, Asa berusaha bersikap biasa saja.
ASA
(Kikuk)
Eh Om.
SASONGKO
Kamu bebas, Sa?
ASA
Sementara pemeriksaan selesai, Om. Tapi saya tidak boleh ke luar kota.
SASONGKO
Agni bagaimana?
ASA
Dia dia masih diperiksa, Om. Saya juga cuma mau ke kost sebentar. Nanti balik lagi menemani Agni.
SASONGKO
(Mengangguk-angguk)
Bagus bagus.
ASA
Om mau menengok Agni?
SASONGKO
(Menggeleng)
Saya mau menyerahkan diri.
ASA
(Kaget)
Menyerahkan diri, Om?
SASONGKO
Saya yang membunuh empat orang itu.
ASA
(Gugup)
Om....Om benar-benar membunuh mereka?
SASONGKO
Agni tidak boleh dipenjara, Sa. Kamu harus menjaga Agni.
ASA
Menjaga dari apa, Om?
SASONGKO
Dari Tsabur.
ASA
Tsabur?
SASONGKO
(Mencengkeram leher Asa)
Apa kamu benar-benar mencintai Agni?
ASA
(Gelagapan, mengangguk-angguk)
Iya, Om.
SASONGKO
Kamu harus janji untuk mencegah Agni menuruti Tsabur.
ASA
Sa .. saya tidak paham, Om.
SASONGKO
(Mengendurkan cengkeramannya)
Agni dalam pengaruh Tsabur, Sa. Dia berusaha membangkitkan ibunya dari kematian.
ASA
(Wajahnya memucat)
Mak maksud, Om?
SASONGKO
Turuti saja apa kata saya.
ASA
Iy iya, Om.
Sasongko menepuk bahu Asa lalu meninggalkannya. Sasongko berjalan menuju Mapolresta.