Bisikan Tsabur
Daftar Bagian
1. Leak di Pinggir Hutan
Agni bermimpi didatangi sosok leak bernama Tsabur. Ketika dia terbangun, sosok menakutkan itu benar-
2. Psikopat
Asa, kekasih Agni, mendatangi LP anak bersama Bahasa, teman sekelasnya. Mereka mewawancarai remaja p
3. Dukun Ramal
Agni meminta Asa mengantarnya ke Pasar Malam. Dia ingin bernostalgia. Kejadian tak mengenakkan membu
4. Rahasia Murti
Saat makan malam keluarga, Agni menyebut perihal Dukun Ramal yang membuat Sasongko, ayahnya, marah.
5. Suara di Lorong
Murti terpengaruh oleh cerita Agni tentang bapaknya. Suatu malam Murti sendirian di rumah dan menden
6. Kamar Kosong Sasongko
Murti menghilang. Agni mencurigai bapaknya yang bertanggungjawab. Dia memaksa masuk ke kamar keramat
7. Darah Dukun Ramal
Agni bersikeras mencari jejak ibunya. Dia lalu melaporkan bapaknya ke polisi. Agni juga mendatangi D
8. Tamu Bella
Seorang pembunuh tengah berkeliaran. Agni yakin dia tahu siapa korban selanjutnya setelah kematian D
9. Jeritan Sitta
Agni dan Asa gagal menyelamatkan korban kedua: Bella. Keduanya lalu bertekad untuk mencegah pembunuh
10. Korban Terakhir
Kali ini Agni bersumpah melakukan apa saja untuk mencegah pembunuhan terakhir. Dia mendatangi aparte
11. Wajah Bersimbah Darah
Kegagalan Agni menyelamatkan para korban Tsabur justru menjadi bumerang. Polisi menangkap dan mendug
12. Ruang Anggur Bawah Tanah
Sasongko menyerahkan diri kepada polisi demi menyelematkan Agni. Lalu, dia memberitahu Agni bahwa ja
13. Bisikan Tsabur
Baha dan Asa berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan Agni. Mereka tidak menemukan Agni di rumah ora
11. Wajah Bersimbah Darah

FADE IN

62. EXT. INT. DALAM MOBIL ASA (MALAM)

Cast: Asa, Agni

Asa dan Agni di dalam mobil. Asa menyetir ngebut. 

AGNI

(Gemetaran)

Makasih udah mau jemput aku, Sa.

ASA

Sudah kubilang, ini sudah diluar kendali, Ni. 

Kalau dari awal kamu lapor polisi, semua tak akan serumit ini.

AGNI

Kalau aku lapor polisi, sekarang aku dipenjara, Sa.

ASA

Paling nggak, kamu nggak dikaitkan dengan tiga pembunuhan lainnya, Ni. 

AGNI

(Menatap layar HP)

Live IG nya sudah di- off.

ASA

Polisi pasti sudah ngubungin IG.

AGNI

(Histeris)

Ngeri, Sa. Aku tadi sempat mengingatkan Lestarinta tapi dia malah ngamuk. Aku turun lagi ke lobi. Aku nyoba ngubungin lewat IG lagi, tapi malah dia live pembunuhannya sendiri. 

Bapak makin kesetanan, Sa.

ASA

Kamu yakin pelakunya bapakmu?

AGNI

Aku liat dia di lobi sebelum aku naik, Sa. Makanya aku turun lagi untuk menghadapi dia langsung di lobi. Sudah kepalang basah. Tapi, dia udah tidak ada. Petugas lobi bilang, bapak sempat nanya-nanya tentang Lestarinta lalu pergi lagi.

ASA

Lalu gimana dia bisa naik?

AGNI

(Menggeleng)

Aku nggak tahu. Tapi aku yakin dia pelakunya.

 

ASA

Aku nggak tahu lagi mau gimana, Ni. 

Lestarinta bilang live kalau ada cewek yang ngedatengin apartemennya. Semua netizen menyaksikan. 

Orang lobi pasti juga ngasih kesaksian kalau kamu nyogok biar biasa naik ke apartemen Lestarinta.

AGNI

Kamu tidak yakin kalau aku bukan pembunuhnya, Sa?

ASA

Bukan aku yang harus kamu yakinkan, Ni. Tapi polisi.

AGNI

(menahan tangis)

Kalau orang lain yang ngomong gitu aku bisa ngerti. Tapi ini kamu, Sa.

ASA

(mengulurkan tangannya, hendak menggenggam tangan Agni)

Bukan gitu, Sayang.

AGNI

(Menepis tangan Asa)

Dari awal kamu memang tidak percaya aku.

Pada saat itulah terdengar sirene polisi datang mendekat. 

SOUND EFFECT: SIRINE POLISI

AGNI

(panik)

Polisi! Gimana ini, Sa?

ASA

(Memandang Agni tanpa berkata-kata)

FADE IN: 

63. INT. RUANG PEMERIKSAAN I, MAPOLRESTA (SORE)

Cast: IPTU Jazuli, Agni

Agni berhadapan dengan IPTU Jazuli. Intrograsi sudah berjalan beberapa waktu. IPTU Jazuli membolak-balik buku klien milik Dukun Ramal. Lembar kertas mantra di atas meja.

IPTU JAZULI

Empat orang tewas, satu hilang. Titik temunya cuma kamu. 

Bagaimana kamu menjelaskannya, Agni?

AGNI

(Menyusut air mata)

Saya tidak membunuh siapa pun, Pak. Justru saya mau mencegah pembunuhan itu.

IPTU JAZULI

(Mengangkat buku)

Berdasar pada daftar nama di buku ini?

AGNI

(Mengangguk)

Iya. Empat orang itu adalah empat sedulur dalam tumbal sedulur papat lima pancer.

IPTU JAZULI

Empat orang termasuk dukun ramal itu?

AGNI

(Menggeleng)

Empat orang termasuk ibu saya.

IPTU JAZULI

Belum ada yang tahu bagaimana nasib ibu kamu.

AGNI

Sewaktu dukun ramal itu masih hidup, dia bilang ke saya, ibu saya adalah korban pertama dari tumbal empat sedulur papat.

IPTU JAZULI

Tunggu tunggu. Kamu sering datang ke dukun ramal itu?

AGNI

(Menggeleng)

Awalnya iseng, Pak. Lalu saya kembali ke sana untuk menanyakan arti mantra dalam kertas itu.

IPTU JAZULI

(Mengangkat kertas)

Kertas ini?

AGNI

Iya. Mantra itu punya bapak saya.

IPTU JAZULI

Dari mantra ini, kamu menyimpulkan hilangnya ibu kamu berkaitan dengan tumbal sedulur papat limo pancer?

AGNI

(Mengangguk)

Ketika saya mau tanya siapa korban berikutnya, dukun ramal itu sudah mati di tendanya.

IPTU JAZULI

Kenapa tidak melapor polisi waktu itu?

AGNI

Saya berlumur darah. Larut malam datang ke tendanya. 

Saya tahu apa yang akan dipikirkan polisi.

IPTU JAZULI

Kalau kamu lapor sejak awal, bisa jadi tidak terjadi tiga pembunuhan lainnya.

AGNI

Saya berusaha mengingatkan para korban, tetapi mereka tidak percaya. Sedangkan bapak saya terus menguntit saya. Dia membunuh mereka.

IPTU JAZULI

Semua bukti dan saksi mata memberatkan kamu, Agni. 

AGNI

Tidak berarti saya membunuh.

FADE OUT:

64. INT. RUANG KELUARGA, RUMAH SASONGKO (MALAM)

Cast: Sasongko, Murti, Mbok Usrek, Anchor TV

Sasongko menyimak ulasan berita kematian empat orang di televisi. TV mengekspose gambar sekilas Leak Rangda pembunuh Lestarinta. Meng-capture senjata di tangan Leak Rangda. Sasongko terbelalak. Dia mengenali senjata itu.

ANCHOR TV

Polisi belum menemukan senjata pembunuh yang digunakan untuk membunuh Selebgram Lestarinta Putri. 

Namun, polisi tengah meminta keterangan sepasang kekasih Agni Widodari dan Asa Putra yang dikaitkan dengan kematian empat orang sepanjang pekan ini. 

Pada live IG Lestarinta Putri terekam pembunuh kemungkinan mengenakan kostum Leak Rangda.  

SASONGKO

(Terduduk di kursi)

Agni anakku. 

MURTI

(Dingin)

Semua salah kamu, Pak.

SASONGKO

(Terkesiap, takut)

Bu, kamu .... kamu.

MURTI

(Menoleh, wajahnya bersimbah darah, dua matanya hitam, berlelehan darah)

Kamu budak Tsabur!

Sasongko kaget melihat wajah Murti. Dia lalu bangun hendak lari ke lorong. Mbok Usrek muncul mengagetkan.

MBOK USREK

(mengadang)

Pulangkan saya, Pak.

SASONGKO

Pergi! Pergi kalian!

CUT TO:

65. INT. RUANG KERAMAT, RUMAH SASONGKO (MALAM)

Cast: Sasongko, Tsabur.

Di dalam ruang pesugihan, Sasongko bersujud mengiba-ngiba. Lalu terdengar suara serak, dalam, mengerikan yang memanggil nama Sasongko.

(V. O.) TSABUR

Sasongko kamu ingkar janji.

SASONGKO

Ya, Tsabur, saya mohon jangan seret anak saya.

(V.O.) TSABUR

Terlambat, Sasongko. 

Agni akan melunasi hutang-hutangmu. 

Agni telah membuat perjanjian baru denganku. 

SASONGKO

Ambil jiwa saya! Ambil jiwa saya! Saya mohon, tinggalkan anak saya.

V. O. TSABUR

Tertawa menakutkan. Tidak terbahak, tapi menyengal-nyengal, ditahan-tahan, menggema)

Sampai bertemu di neraka, Sasongko.

Pada salah satu dinding, muncul bayangan makhluk bertanduk.

FADE OUT:

66. INT. RUANG INTROGRASI 2, KANTOR POLISI (MALAM)

Cast: Polisi 2, Asa

Polisi 2 mengintrograsi Asa di ruang berbeda dengan Agni. Asa berusaha tenang.

POLISI 2

(Suara datar)

Mengapa tidak melapor sejak awal? Sejak kamu tahu dukun ramal itu terbunuh.

ASA

Saya hanya ingin melindungi kekasih saya, Pak. 

POLISI 2

Kamu tahu kamu bisa dianggap sebagai kaki tangan pembunuh?

ASA

(Sedikit menunduk)

Agni meyakinkan saya, bapaknyalah yang membunuh semua korban, Pak. Saya percaya kepadanya.

POLISI 2

Kamu menemani Agni mendatangi semua korban?

ASA

(Mengangguk)

Kecuali Lestarinta Putri, Pak. Saya meminta Agni untuk menghentikan usahanya, tetapi dia melihat bapaknya di sekitar apartemen. 

Agni lalu minta kembali, tapi saya nggak mau. Saya mau pulang ke kost, Agni pergi ke apartemen itu lagi. 

Sekitar satu jam kemudian dia menelepon saya minta dijemput. 

POLISI 2

Waktu itu kamu tahu Lestarinta tewas?

ASA

(Menggeleng)

Saya jarang main IG, Pak.

POLISI 2

Jadi kamu yakin, pacar kamu bukan pembunuh?

ASA

(Tertegun. Tak menjawab)

CUT TO:

67. INT. LORONG ANTAR RUANGAN, KANTOR POLISI (MALAM)

Cast: Asa, Baha, Agni

Selesai diperiksa Asa berjalan menuju lobi kantor polisi. Sepanjang lorong dia melewati ruang-ruang pemeriksaan lain. Pada ruang pertama dia menoleh ke dalam ruangan. Dia lihat Agni yang masih menjawab pemeriksaan petugas. 

INSERT: AGNI DALAM PEMERIKSAAN.

Asa mau memanggil Agni tetapi urung. Dia terus berjalan. Kali ini di ruangan kedua dia iseng melongok juga dan matanya melebar. Dia melihat Baha. Sahabatnya itu juga diperiksa oleh polisi. 

INSERT: BAHA DALAM PEMERIKSAAN

Asa berjalan terus sepanjang lorong.

CUT TO:

68. INT. RUANG BALOK ES SASONGKO (MALAM)

Cast: SASONGKO

Sasongko terisak-isak sambil berkomat-kamit. Dia melirik ke samping berkali-kali, lalu memejamkan mata. Ada ceceran darah di atas balok es tapi tidak tampak sumbernya. Sasongko terus terisak, melirik ke kiri. Berkali-kali begitu. Dia ada di ruangan pendingin. Semacam container. Duduk di atas balok es, bersila, mencoba berkonsentrasi.

SASONGKO

Ini satu-satunya tempat yang tidak bisa kamu datangi, Tsabur. Kaukirim Agni ke sini. Kaumengejekku. Tapi aku akan melawanmu. Aku tidak akan membiarkan kamu menang kali ini.

FADE IN:

69. INT. RUANG PEMERIKSAAN, KANTOR POLISI (MALAM)

Cast: IPTU Jazuli, Baha

IPTU Jazuli meminta keterangan Baha. Duduk berhadapan. Baha tampak serius.

IPTU JAZULI

Sejauh apa kamu mengenal Agni?

BAHA

Saya kawan akrab Asa, pacar Agni, Pak. Tetapi dengan Agni saya baru sekali bertemu.

IPTU JAZULI

Selama mereka pacaran kamu tidak pernah dikenalkan?

BAHA

(Menggeleng)

Asa agak tertutup soal pacarnya. Belakangan baru dia cerita.

IPTU JAZULI

Apa yang dia ceritakan?

BAHA

Asa berpikir keluarga pacarnya pengidap skizofren. Bapaknya, ibunya, bahkan Agni.

IPTU JAZULI

(Keheranan)

Apa dasarnya?

BAHA

Kami mahasiswa psikologi, Pak. Jadi cukup punya bekal untuk menganalisis.

IPTU JAZULI

Indikasinya apa?

BAHA

Kata Asa, Pak Sasongko punya kebiasaan-kebiasaan yang aneh. Kadang dia melihat dia berbicara sendiri. Juga percaya pada hal-hal klenik. Maksudnya, bisa melihat makhluk halus.

IPTU JAZULI

Tapi kalau bertemu, gitu, normal komunikasinya?

BAHA

Normal, Pak. Hanya kikuk.

IPTU JAZULI

Bagaimana ibunya Agni?

BAHA

Menurut Asa, dia sering melamun. Seperti tertekan hidupnya. 

IPTU JAZULI

Bisa melihat makhluk halus juga?

BAHA

(Tertawa kikuk)

Soal itu, Asa belum cerita.

IPTU JAZULI

Agni bagaimana?

BAHA

Waktu kami bertemu, Agni cerita detail, Pak. Dia meyakini bapaknya sebagai Pancer pembunuh.

IPTU JAZULI

Apa itu maksudnya?

BAHA

Orang yang menyelewengkan ajaran Sedulur Papat Limo Pancer demi mendapatkan kejayaan, Pak. Dia menumbalkan empat jiwa untuk hajatnya sendiri.

IPTU JAZULI

(Tersenyum, apreori)

Agni percaya itu?

BAHA

Kalau Agni tidak percaya hal-hal supranatural, Pak. Tapi dia yakin bapaknya melakukan pembunuhan dengan alasan itu.

IPTU JAZULI

Termasuk membunuh istrinya sendiri?

BAHA

(Mengangguk)

Agni sangat yakin bapaknya mampu melakukan itu.

IPTU JAZULI

Kamu sendiri bagaimana? 

Kamu, kan, anak psikologi juga. Kamu percaya teori Agni itu?

BAHA

(Berhati-hati)

Sebenarnya, saya punya teori sendiri, Pak.

IPTU JAZULI

(Mengerut dahi)

O, ya? Saya ingin dengar.

CUT TO: 

70. EXT. PARKIRAN, KANTOR POLISI (MALAM)

Cast: Asa, Sasongko

Asa hendak membuka pintu mobil ketika dikagetkan oleh seseorang yang menepuk bahunya. Dia adalah Sasongko. Meski was-was, Asa berusaha bersikap biasa saja. 

ASA

(Kikuk)

Eh Om.

SASONGKO

Kamu bebas, Sa?

ASA

Sementara pemeriksaan selesai, Om. Tapi saya tidak boleh ke luar kota.

SASONGKO

Agni bagaimana?

ASA

Dia dia masih diperiksa, Om. Saya juga cuma mau ke kost sebentar. Nanti balik lagi menemani Agni.

SASONGKO

(Mengangguk-angguk)

Bagus bagus.

ASA

Om mau menengok Agni?

SASONGKO

(Menggeleng)

Saya mau menyerahkan diri.

ASA

(Kaget)

Menyerahkan diri, Om?

SASONGKO

Saya yang membunuh empat orang itu.

ASA

(Gugup)

Om....Om benar-benar membunuh mereka?

SASONGKO

Agni tidak boleh dipenjara, Sa. Kamu harus menjaga Agni.

ASA

Menjaga dari apa, Om?

SASONGKO

Dari Tsabur.

ASA

Tsabur?

SASONGKO

(Mencengkeram leher Asa)

Apa kamu benar-benar mencintai Agni?

ASA

(Gelagapan, mengangguk-angguk)

Iya, Om. 

SASONGKO

Kamu harus janji untuk mencegah Agni menuruti Tsabur.

ASA

Sa .. saya tidak paham, Om.

SASONGKO

(Mengendurkan cengkeramannya)

Agni dalam pengaruh Tsabur, Sa. Dia berusaha membangkitkan ibunya dari kematian.

ASA

(Wajahnya memucat)

Mak maksud, Om?

SASONGKO

Turuti saja apa kata saya. 

ASA

Iy iya, Om.

Sasongko menepuk bahu Asa lalu meninggalkannya. Sasongko berjalan menuju Mapolresta.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar