FADE IN:
36.INT. KAFE (PAGI)
Cast: Asa, Agni, Anchor TV
Asa dan Agni duduk berdekatan di kafe. Di meja, selain dua gelas minum, ada buku klien milik Dukun Ramal. Asa dan Agni sedang membuat rencana.
SOUND EFFECT: Siaran TV di kafe. Acara musik.
ASA
(Separuh berbisik)
Apa tiga orang itu akan percaya jika kita mengingatkan mereka?
AGNI
(Ekspresi tak yakin)
Paling tidak kita coba.
ASA
Harus sekarang?
AGNI
Hari pasaran itu berurutan, Sa. Aku yakin, pembunuh itu akan mencari korbannya sesuai hari pasaran. Sekarang hari pasaran Pahing. Dia akan membunuh lagi.
ASA
(menunjuk daftar nama di buku)
Dia lahir pasaran Pahing. Alamat paling dekat. Sebelah stasiun kereta. Namanya Bella.
AGNI
(Mengangguk)
Bella lahir pasaran Pahing. Ibuku lahir pasaran Legi. Korban berikutnya lahir pasaran Pahing. Urutan pasaran setelah Legi adalah Pahing, Pon, dan Wage. Baru Kliwon, Sang Pancer. Bapakku lahir pada pasaran Kliwon.
Dia menganggap dirinya pancer alias aether.
ASA
(menunjuk satu alamat)
Dua lagi di luar kota. Aku tahu lokasi apartemen ini.
BIG CLOSE UP: Nama Lestarinta Putri dan alamat sebuah apartemen yang digaris dengan darah.
AGNI
(Menoleh)
Beneran?
ASA
(mengangguk)
Itu apartemen elit. Terkenal.
AGNI
Satu lagi, kayaknya perumahan.
ASA
Iya. Belum pernah dengar. Tapi alamatnya lengkap. Bisa kita cari.
AGNI
Ada nomor handphone-nya juga.
ASA
Kita berangkat sekarang?
AGNI
Ke lokasi paling dekat dulu.
SOUND EFFECT: Breaking News. Penemuan mayat Dukun Ramal di tenda Pasar Malam Alun-alun Kota.
AGNI
(Khawatir)
Sa...
ASA
(Menoleh ke TV)
CLOSE UP: Tayangan TV, Anchor membaca berita
ANCHOR
Pemirsa, warga kota pagi tadi digemparkan oleh penemuan mayat Dukun Ramal di tenda Pasar Malam Alun-alun Kota. Perempuan Dukun Ramal yang telah puluhan tahun mengisi salah satu tenda atraksi Pasar Malam itu ditemukan bersimbah darah oleh pemimpin rombongan karnaval. Polisi belum banyak memberikan keterangan perihal kejadian ini. Meski begitu, polisi tidak menampik ketika wartawan menanyakan kemungkinan perempuan tua itu adalah korban pembunuhan.
Beralih ke informasi selanjutnya....
AGNI
(Sedikit gugup)
Kita pergi sekarang, Sa.
ASA
(Mengangguk)
Oke.
FADE IN:
37. EXT. INT. KAMAR KONTRAKAN (SIANG)
Cast: Agni, Asa, Bella.
ESTABLISH: KAMAR KONTRAKAN PINGGIR KOTA
Agni dan Asa berdiri di depan pintu kontrakan berbanjar. Agni mengetuk perlahan.
SOUND EFECT: Ketukan pintu.
AGNI
Kulonuwun. Permisi, Mbak.
BELLA
(Membuka pintu, keheranan)
Cari siapa?
AGNI
Mbak Bella?
BELLA
(Ketus)
Benar. Ada apa?
AGNI
Boleh masuk, Mbak?
BELLA
(Menoleh ke dalam)
Di sini aja, deh. Ada perlu apa?
AGNI
(Menoleh ke Asa)
Mbak sudah lihat berita?
BELLA
Saya nggak suka acara berita. Ada apa, sih? Langsung aja deh.
AGNI
Mbak dalam bahaya.
BELLA
(Alis terangkat)
Bahaya apa?
AGNI
Ada seseorang yang mau membunuh Mbak. Mbak harus pergi dari kontrakan ini.
BELLA
(Mau masuk ke ke kamar)
Apa sih ini? Prank ya? Jangan gila deh.
AGNI
Tunggu, Mbak. Ini serius. Orang itu sudah tahu alamat Mbak. Bahkan nomor kontak Mbak.
BELLA
Aku udah ganti nomor telepon. Udah lama.
AGNI
Pembunuh itu sudah tahu alamat ini juga.
BELLA
(Bicaranya mengeras)
Terserah kamu deh. Aku mau mandi sekarang. Mau ada tamu.
AGNI
Mbak...
BELLA
(Menutup pintu dan menguncinya)
Kalau kamu nggak buruan pergi aku lapor polisi.
AGNI
Dukun Ramal Alun-alun Kota semalam dibunuh orang, Mbak.
Ada nama Mbak Bella dalam daftar calon korban.
BELLA
(Membuka pintu lagi)
Apa kamu bilang?
AGNI
Saya tahu Mbak Bella klien Dukun Ramal di Alun-alun Kota. Ada orang yang menggunakan daftar klien Dukun itu untuk mencari korbannya.
BELLA
(Menggeleng)
Gila kamu, ya?
AGNI
Korban pertama adalah ibu saya Mbak. Ibu saya lahir pasaran Legi. Mbak pasaran Pahing. Mbak korban selanjutnya.
BELLA
(Bengong, khawatir, ragu)
Aku mau ada tamu.
Udah, kamu pergi saja. Aku mati juga bukan urusanmu.
ASA
(Menahan pintu)
Tolong pikirkan lagi, Mbak.
BELLA
(Tersenyum genit)
Mendingan bawa pacar kamu ke dokter jiwa, Mas.
Kalau kamu, boleh ke sini lagi. Tapi sendirian aja.
ASA
Kami serius mengingatkan, Mbak. Demi kebaikan Mbak.
BELLA
(Menutup pintu)
Kalau kalian pergi, hidupku akan baik-baik saja.
ASA
(Melihat ke Agni, menggeleng)
Kamu sudah usaha, Sayang.
AGNI
(Kecewa)
Kita ke orang berikutnya gitu?
ASA
(Mengangguk)
Aku antar kamu ke kost dulu. Mungkin ada yang perlu kamu siapkan. Ini perjalanan ke luar kota.
AGNI
Iya juga, sih.
ASA
Aku juga mau mampir ke Baha. Mau bilang nggak bisa ikut menyusun makalah penelitian.
AGNI
Maaf kamu malah jadi kebawa-bawa, Sa.
ASA
Aku yang minta maaf karena sebelumnya kurang percaya ke kamu.
AGNI
(Tersenyum, mengangguk)
Aku tidak tahu mau bagaimana kalau tidak ada kamu.
ASA
(Merangkul bahu Agni)
Aku akan mendukung kamu, apa pun yang terjadi.
CUT TO:
38. EXT. INT. DALAM MOBIL SUV(SIANG)
Cast: Agni, Asa, Sasongko.
Sebuah SUV parkir di pinggir jalan, pengemudinya mengamati Agni dan Asa yang ke luar dari kontrakan. Dari mulutnya mengepul asap rokok. Dia berkacamata hitam. Ketika Asa dan Agni masuk ke mobil, dia membuang putung rokok. Dia adalah Sasongko.
FADE IN:
39. INT. KOST BAHA (MALAM)
Cast: Asa, Baha
Asa di kost Baha. Keduanya sudah mengobrol beberapa lama.
BAHA
(Serius)
Ini sudah terlalu jauh, Sa. Kamu harus lapor polisi.
ASA
(Memohon-mohon)
Please, Ha. Rahasiakan ini. Aku tahu ini rumit banget. Tapi aku nggak mungkin membiarkan Agni sendiri.
BAHA
Bagaimana kamu yakin Agni benar-benar tidak bersalah?
ASA
Apa motif dia membunuh Dukun Ramal itu? Nggak ada.
BAHA
Apa alasan kamu yakin bukan Agni pelakunya.
ASA
(agak ragu)
Ya aku kenal Agni. Dia nggak mungkin melakukan itu.
BAHA
Semakin kamu melibatkan diri, semakin susah solusinya, Sa.
Kamu bisa dianggap kaki tangan pembunuhan.
ASA
Kamu, kok, yakin banget Agni yang membunuh Dukun Ramal itu, Ha?
BAHA
Aku tidak bilang yakin. Aku bilang, lapor polisi. Polisi yang akan mencoret dia dari daftar tersangka jika memang benar-benar tidak terbukti.
ASA
Nggak mungkin Agni lapor polisi.
BAHA
Kenapa tidak mungkin?
ASA
Bagaimana menerangkan alasan dia datang ke tenda Dukun itu padahal praktiknya sudah tutup? Lalu darah itu. Lalu alasan dia mengambil buku klien dukun itu.
BAHA
Terangkan saja apa adanya.
ASA
(Diam sebentar)
Bagaimana pun aku tetap akan membela Agni, Ha. Aku cuma minta kamu nggak ngebocorin informasi ini. Beri aku waktu untuk meyakinkan Agni agar mau lapor polisi. Sementara ini aku ikut mau dia dulu.
BAHA
(Berkacak pinggang, berpikir)
Aku bisa untuk pura-pura tidak tahu, Sa. Tapi, kalau polisi datang ke sini dan minta keteranganku, aku tidak bisa berbohong.
ASA
(Menepuk bahu Baha)
Aku tahu kamu bisa diandalkan. Sekarang aku harus berangkat mengantar Agni ke luar kota.
BAHA
Cepat-cepat kamu sadarkan Agni.
ASA
(Menoleh ke tas laptop di atas kasur)
Kamu ambil saja bahan yang kamu perlu di laptopku. Nggak aku kasih password. Semua makalahku di situ.
BAHA
(Mengangguk)
Oke.
ASA
(Membuka pintu kamar)
Cabut dulu, Ha.
BAHA
Hati-hati.
Asa pergi, Baha masih tertegun beberapa lama. Dia lalu menghampiri kasur, meraih tas laptop. Mengeluarkannya laptop Asa. Dia nyalakan.
CLOSE UP: Layar laptop, folder Penelitian Lapangan
Baha hendak menyimpan tas laptop, ketika amplop coklat jatuh dari saku tas laptop. Selembar foto ke luar dari amplop. Baha menggapai foto. Dia menatap foto itu. Foto Asa kecil yang dipeluk seorang perempuan dewasa. Ada tulisan di lembar belakang foto.
BAHA
(Tersenyum)
Anak Mama rupanya. Pantas saja.
FADE OUT:
40. INT. KAMAR KONTRAKAN (MALAM)
Cast: Bella, Leak Rangda
Bella sedang mematut-matut diri, menunggu pelanggan. Beberapa waktu kemudian, pintu diketuk.
SOUND EFFECT: Ketukan pintu.
BELLA
(Manja)
Sebentar.
Bella membuka pintu. Seseorang berkostum Leak Rangda berdiri di pintu. Tidak jelas lelaki atau perempuan.
BELLA
(Kaget, tersenyum kikuk)
Pakai kostum, Mas?
Ayo masuk.
Leak Rangda masuk, Bella menutup pintu. Leak Rangda duduk di atas tempat tidur.
BELLA
(Tersenyum, mendekat ke tempat tidur)
Waktu itu juga ada yang pakai kostum Superman. Seksi, deh.
Leak Rangda itu bersiul, menyanyikan lagu anak yang penuh kegembiraan. Bella keheranan. Mulai meyadari ada hal yang aneh. Dia berjalan mundur ke pintu. Leak Rangda itu menghamburinya. Menusukkan linggis ke perutnya. Mata Bella melotot kesakitan.
FADE IN:
41. INT. TENDA DUKUN RAMAL (MALAM)
Cast: Bella, Dukun Ramal
Bella duduk berhadapan dengan Dukun Ramal.
BELLA
Kasih saya jimat pengasih, dong, Mbah. Biar pelanggan saya tambah banyak. Saya sedang mengumpulkan modal untuk buka salon.
DUKUN RAMAL
(Terkekeh)
Bisa diatur.
FADE OUT: