Betapa bahagianya hati Bonita mendengar kabar itu. Bonita kemudian memeluk ibunya.
Tiba-tiba HP-nya Binita berdering. Bonita menatap HP-nya yang tergeletak di atas meja. Ternyata yang menelpon adalah Pras.
IBUNYA BONITA
Kenapa nggak kamu angkat?
BONITA
Pasti dari dia lagi bu!
IBUNYA BONITA
Kalau dari dia, kenapa nggak kamu angkat?
Nita...
Kamu jangan mbohongi ibu.
Kamu juga menyukainya kan?
Bonita terdiam.
IBUNYA BONITA
Terima telponnya Nita!
BONITA
Tidak!
IBUNYA BONITA
Kenapa tidak?
Bonita menarik nafas dalam-dalam.
BONITA
Karena nanti ada orang yang akan tersakiti bu!
IBUNYA BONITA
Dalam hidup itu sudah wajar.
Kita menderita, ada yang sakit.
Kita kaya, ada yang sakit.
Kita susah, bahagia, juga ada yang merasa tersakiti.
HP Bonita sudah tak berdering lagi.
CUT TO
SCENE 64
EXT – DEPAN KONTRAKKANNYA PRAS - SIANG
Beberapa burung-burung kesayangan Pras sudah ada yang akan membelinya. Yang akan membeli burung itu masih melihat-lihat burung-burungnya Pras dari sangkar ke sangkar. Dari wajah Pras terbersit belum begitu ikhlas untuk menjual burung-burungnya itu. Kun, Sarpo dan juga Anton sibuk mengeluarkan beberapa burung lagi dari dalam rumah.
PEMBELI BURUNG
Pasnya berapa semua Mas?
PRAS
Satu juta setengah.
Kalau enggak, nggak usah saja.
Dari kejauhan terlihat Bonita sedang mengamati Pras. Bonita kemudian mengambil HP-nya untuk menghubungi Pras. Dari kejauhan terdengar HP-Pras berdering. Pras menatap layar pada HP-nya. Setelah tahu yang menelpon adalah Bonita, rasa bahagia langsung membanjiri hati Pras.
PRAS
(bicara lewat HP)
Syukurlah kamu mau menghubungiku!
BONITA
(bicara lewat HP)
Memangnya kenapa?
PRAS
(bicara lewat HP)
Saya hanya kepingin menjelaskan saja.
Pasti Surti sudah bicara nggak benar sama kamu!
BONITA
(bicara lewat HP)
Hanya itu?
Hanya itu kamu nelpon aku?
Nggak ada yang lainnya?
Diam sesaat. Pras jadi bingung.
PRAS(bicara lewat HP)Ya!Hanya itu!
Bonita kemudian mematikan HP-nya. Tahu Bonita mematikan HP-nya, Pras jadi sangat bingung.
PRAS
(bicara lewat HP)
Halo?
Halo?
Bonita?
Setelah terputus, Pras jadi sangat gelisah. Sementara Bonita masih mengawasi Pras dari kejauhan.
PRAS
Bodoh!
Bodoh benar aku ini!
(berteriak)
Bodoh bener aku ini!
Kenapa aku nggak berani bicara terus terang padanya?
Bonita....
Aku merindukanmu!
Aku mencintaimu!
Mendengar apa yang dikatakan Pras, tentu saja membuat hati Bonita sangat bahagia. Bonita kembali menghubungi Pras dengan HP-nya. Praspun kemudian langsung menerimanya.
PRAS
Bonita?
Jangan ditutup dulu!
Ada yang akan aku katakan selain itu.
Terserah apa nanti pendapatmu? Aku nggak mau tahu!
Dengarkan!
BONITA
(sambil melangkah menghampiri Pras)
Aku sudah dengar!
Kemudian Praspun begitu kaget setelah mengetahui kemunculan Bonita.
BONITA
(melangkah tapi masih bicara dengan Pras lewat HP-nya)
Tapi nggak apa-apa, aku pingin dengar sekali lagi.
Bonita menghentikan langkahnya. Mereka berdua saling beradu pandang dari kejauhan. Mereka masih saling bicara dengan HP-nya.
PRAS
(bicara lewat HP-nya)
Tapi sebelumnya maafkan aku.
Orang kecil yang memberanikan diri...
BONITA
(bicara lewat HP)
Nggak usah terlalu banyak basa-basi.
Cepat katakan apa HP ini segera aku matikan dan aku segera pergi dari sini.
Pras kelihatan gugup. Teman-teman Pras juga menyaksikan kejadian ini sambil senyum-senyum.
PRAS
(bicara lewat HP)
Aku mencintaimu!
Bonita mencoba menggoda Pras.
BONITA
(bicara lewat HP)
Aku tidak mencintaimu!
Pras kaget. Bonita kemudian tersenyum. Tahu kalau Bonita tersenyum, Pras kemudian mematikan HP-nya. Pras kemudian berlari untuk segera memeluk Bonita. Bonitapun menyambut pelukkan itu dengan hangatnya. Teman-teman Pras langsung bertepuk tangan. Tentu saja hal ini membuat bingung orang yang akan membeli burung-burungnya Pras.
ORANG YANG MEMBELI BURUNG
Baik Mas, saya ambil semua burungnya!
Kalau boleh sama kenarinya sekalian.
Tentu saja hal itu membuat Bonita kaget.
PRAS
Kan sudah saya katakan sebelumnya, tanpa kenari!
BONITA
Kamu jual berapa semuanya?
PRAS
Satu setengah juta.
BONITA
Kalau begitu semuanya aku beli dua juta.
PRAS
Nita...
BONITA
Cukup!
Aku nggak mau ribut lagi sama kamu!
PEMBELI BURUNG
Jadi gimana ini?
BONITA
Apa mas nggak dengar sudah saya beli semua?
Orang yang membeli itupun langsung melangkah pergi dengan kejengkelannya.
BONITA
Sekarang juga kita ke rumah sakit untuk menyelesaikan administrasinya temanmu itu!
Praspun mengikuti saja perintah Bonita. Pras mengambil motor besarnya.
PRAS
(pada Sarpo)
Ambil uangnya!
Sarpo bergeges mengambil uang. Tak lama kemudian uang yang sudah dimasukkan ke dalam amplop diberikan pada Pras.
Bonita langsung memboncengnya. Tak lama kemudian Pras dan Bonita sudah meninggalkan rumah kontrakkannya Pras. Teman-teman Pras jadi saling tertawa.
CUT TO
SCENE 65
INT – LOBBY HOTEL DIMANA BONITA MENGINAP - SIANG
Terlihat Pak Sudurgo, pemilik Hotel dimana Bonita menginap ini tengah mengunjungi hotelnya. Beberapa karyawan begitu menaruh hormat jika berpapasan dengannya. Han, orang kepercayaan Pak Dirgo untuk mengelola hotel ini langsung menyambut kedatangan Pak Dirgo.
PAK DIRGO
Han...
Biduan dari Jakarta itu masih menginap di sini?
HAN
Masih pak!
PAK DIRGO
Dia ada sekarang?
HAN
Tadi saya lihat dia sedang keluar Pak!
Ada apa ya Pak?
PAK DIRGO
Saya ingin ketemu dia.
Kalau dia sudah datang, tolong suruh menghadap di ruangan saya.
HAN
Baik Pak!
Pak Dirgo kemudian melangkah menuju ruangannya.
CUT TO
SCENE 66
INT – RUMAH SAKIT - SIANG
Pras masih membayar biaya rumah sakit. Karena kurang, Bonitapun langsung mengeluarkan dompetnya. Muncul Dokter Anin. Dokter Anin sempat beradu pandang dengan Pras.
PRAS
(pada Bonita)
Saya mau nemuin Dokter Anin dulu.
Bonita menatap Dokter Anin. Praspun langsung menemui Dokter Anin.
PRAS
(dengan suara tertahan)
Lihat apa yang sudah didapatkan adikmu ini!?
(menatap Bonita)
Dia perempuan luar biasa.
Mau sama manusia yang bernama Prasetyo yang hanya pengamen jalanan.
DOKTER ANIN
Kalau dia hanya akan kamu permainkan, aku suntik mati kamu!
PRAS
Siap Dokter!
Lalu Dokter Aninpun melangkah pergi. Pras kembali ke Bonita.
CUT TO
SCENE 67
INT – LOBBY HOTEL DIMANA BONITA MENGINAP - SIANG
Pengacaranya Pak Bob tengah menemui ibunya Bonita di lobby hotel dimana Bonita menginap.
PENGACARANYA PAK BOB
Terus terang, saya sampai di Yogya ini atas inisiatip saya sendiri.
Sebelum berkas-berkas aduan saya ajukan ke Polisi, tolong ibu bujuk lagi agar Putri ibu mau menemui Pak Bob di Jakarta.
Saya tahu betul siapa dia.
Dibalik kekarasan, ketegasan beliau, beliau juga mudah untuk memaafkannya.
IBUNYA BONITA
Saya tahu itu!
PENGACARANYA PAK BOB
Diatas kertas, Putri ibu akan kalah.
Selain masa depannya sebagai biduan tenar, dia juga akan kehilangan banyak hartanya.
IBUNYA BONITA
Saya tahu itu!
Tapi...
PENGACARANYA PAK BOB
Mudah-mudahan ibu bisa meluluhkan hatinya.
Ibunya Bonita hanya bisa menundukkan kepalanya saja.
CUT TO
EXT – DEPAN HOTEL DIMANA BONITA MENGINAP - SIANG
Saskia hanya bisa mondar-mandir di depan Hotel karena menunggui Bonita yang tak kunjung muncul. Tak lama kemudian Bonita datang dengan membonceng motor besarnya Pras. Saskia langsung menghampiri Bonita.
SASKIA
Darimana saja sih kamu?
Ini bener-bener kiamat Nit!
Kiamat!
Tahu nggak kamu?
Pengacaranya Pak Bob datang ke sini!
Katanya, Pak Bob sudah akan menggugat kamu di pengadilan!
Kamu akan kalah! Akan hancur! Kiamat!
Pras kelihatan sangat penasaran.
PRAS
Ada apa sih?
SASKIA
Ada perlunya apa kamu tanya-tanya?
Semua ini gara-gara kamu tau nggak!
BONITA
Sudah!
Sudah!
(pada Pras)
Lebih baik kamu pulang saja dulu!
PRAS
Tapi kamu nggak apa-apa kan?
BONITA
Nggak apa-apa!
Praspun kemudian pergi dengan motor besarnya. Setelah Pras pergi, saskia menarik tangan Bonita untuk diajak masuk ke dalam hotel.
CUT TO
SCENE 68
INT – LOBBY HOTEL - SIANG
Pengacara Pak Bob masih bersama ibunya Bonita. Muncul Bonita dengan Saskia. Bonita melangkah menghampiri Pengacaranya Pak Bob. Ibunya Bonita melangkah pergi membiarkan mereka berdua saja.