BIDUAN
8. BIDUAN Chapter #8
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

CUT TO

 

SCENE 53

EXT – MALIOBORO - MALAM

 

Dengan sedikit tergesa-gesa Pras dan juga teman-temannya melangkah menyusuri panjangnya Malioboro. Sementara itu Surti mencoba membujuk Pras agar dirinya mau menerimanya lagi.

 

SURTI

(sambil mengikuti langkah Pras)

Apa salah saya Mas?

Apa salah saya hingga saya nggak boleh lagi bergabung?

 

PRAS

(sambil berjalan)

Pikir sendiri salah kamu apa?

 

SURTI

Tolong Mas!

Ajak lagi saya!

Saya nekat pergi dari rumah karena saya hanya ingin bergabung sama Mas Pras!

 

CUT TO

 

SCENE 54

INT – DARI DALAM TAXI - MALAM

 

Dari dalam taxi ini Bonita bisa melihat saat Surti berusaha membujuk Pras. Taxi perlahan-lahan bergerak mengikuti langkah Pras. Bonita kemudian memencet HP-nya untuk menghubungi Pras. Dari dalam taxi terlihat Pras menghentikan langkahnya. Pras kemudian mengambil HP dari dalam saku celananya. Pras kemudian terlihat bicara sama Bonita Lewat HP-nya. Paralel cuting.

 

BONITA

(bicara lewat HP)

Lagi apa kamu?

 

PRAS

(bicara lewat HP)

Lagi nungguin kamu!

 

BONITA

(bicara lewat HP)

Maaf ya, aku nggak bisa.

PRAS

(bicara lewat HP)

Kenapa nggak bisa?

 

Bonita terdiam. Matanya mulai berkaca.

 

BONITA

(bicara lewat HP)

Karena aku mulai sadar kalau tempatku tidaklah bersama kamu dan juga teman-teman kamu!

Tapi kamu tahu nggak?

Saat-saat yang begitu indah yang pernah aku alami justru saat-saat berkumpul dengan kamu dan juga teman-teman kamu.

Terimakasih ya telah memberikan kesempatan aku untuk bergabung.

Biarlah semua itu akan menjadi kenangan.

Rawat baik-baik burung kenarinya ya!

Setelah mengucapkan hal itu Bonita mematikan HP-nya. Bonita menarik nafas dalam-dalam. Pandangannya lurus ke depan.

 

BONITA

Jalan pak!

 

Taxi itupun kemudian bergerak pergi. Air mata Bonita perlahan-lahan jatuh di pipinya. Flash Back.

 

-         Terbayang saat Bonitapertama berpapasan dengan Pras

-         Terbayang saat Bonita menawarkan untuk menolong teman Pras

-         Terbayang saat Bonita mengamen

-         Terbayang saat Bonita marah karena diberi amplop

-         Terbayang saat membeli burung kenari.

 

Air mata semakin banyak jatuh di pipinya. HP Bonita berbunyi. Monitornya menyala. Pada Monitor tertulis nama: Pras. Bonita membiarkan saja hingga HP itu tak berbunyi lagi.

 

CUT TO

 

SCENE 55

INT – KAMAR HOTEL DIMANA BONITA MENGINAP - MALAM

 

Ibunya Bonita, Anita dan juga Saskia ada di kamar hotel. Saskia mencoba menerangkan apa yang tengah terjadi pada Bonita.

 

SASKIA

Saya sendiri sampai hari ini begitu bingung dengannya.

Tadinya dia itu mau iseng, mau membantu pengamen itu karena salah seorang temannya sedang terkapar di rumah sakit.

Nggak tahunya sampai berlarut-larut sampai sekarang ini.

Aneh! Aneh sekali! Sampai nomor HP-nya yang barupun saya nggak dikasih tahu.

 

IBUNYA BONITA

Pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan akhir-akhir ini!

Hal seperti itu bukanlah sifat dia.

 

Tiba-tiba kamar hotel terbuka. Ternyata yang datang adalah Bonita. Bonita begitu terkejut melihat di dalam kamar sudah ada Ibu dan juga adiknya.

 

BONITA

(setengah tak percaya)

Ibu?

 

Bonita dan ibunya saling menatap. Bonita kemudian memeluk ibunya erat-erat.

 

IBUNYA BONITA

Ada apa sebenarnya Nita?

 

Bonita kelihatan begitu bingung.

IBUNYA BONITA

(pada Saskia dan Anita)

Tolong tinggalkan kami berdua!

 

Saskia dan Anitapun pergi dari kamar hotel. Kini tinggal mereka berdua.

 

IBUNYA BONITA

Katakan!

Ibu merasa kamu tiba-tiba tidak peduli dengan kariermu. Karier yang kamu rintis benar-benar dari bawah, sementara dengan tindakkanmu ini kehancuran kariermu itu benar-benar sudah ada di depan matamu!

Ada apa sebenarnya ini?

(pada saskia dan Anita)

Sas, An.....Keluarlah dulu!

 

Saskia dan Anita kemudian ke luar kamar hotel. Kini tinggal Bonita dan Ibunya saja. Bonita menarik nafas dalam-dalam.

 

 CUT TO SCENE 56EXT – MALIOBORO - MALAM

 

Surti nampak semakin mendesak Pras untuk bisa kembali bergabung. Sementara Pras masih begitu gelisah karena memikirkan Bonita.

 

SURTI

Sudahlah Mas!

Mas Pras nggak perlu memikirkan dia lagi.

Dia sudah nggak bakalan mau lagi.

Kenapa bingung, toh masih ada saya!

 

PRAS

Tidak!

Dia pasti akan kembali lagi.

 

SURTI

(dengan yakinnya)

Nggak mungkin!

Nggak mungkin Mas!

 

Mendengar apa yang dikatakan Surti, Pras jadi curiga.

 

PRAS

Tahu darimana kamu?

 

SURTI

Dia sendiri yang mengatakannya!

 

Kecurigaan Pras semakin tebal.

 

PRAS

Jadi kamu pernah menemuinya?

 

Surti tersudut dengan omongannya sendiri.

 

PRAS

(dengan tegas)

Pernah menemuinya?

 

SURTI

Iya Mas!

Tapi, semua itu saya lakukan karena saya nggak ingin keluar dari grupnya Mas Pras!

 

PRAS

Justru karena kebodohanmu itu mulai malam ini kamu saya coret dari grupku!

Pergi sana kamu!

 

Surti begitu kaget mendengar keputusannya Pras itu.

 

SURTI

Tapi Mas?

 

PRAS

Pergi!

Cari grup lain yang mau menerima kamu!

Pergi!

 

Dengan langkah gontai Surti pergi meninggalkan Pras dan teman-temannya.

 

 

CUT TO

 

SCENE 57

INT – KAMAR HOTEL DIMANA BONITA MENGINAP - MALAM

 

Selembar kertas keterangan hasil laborat sudah berada ditangan ibunya Bonita.

 

IBUNYA BONITA

Ya, Tuhan...

Cobaan apa lagi ini?

 

Ibunya Bonita sudah tak kuasa membendung tangisnya.

 

IBUNYA BONITA

Sekarang, ibu ngikut apa yang akan kamu lakukan.

Kamu sudah terlalu lama memikirkan nasib ibu, adikmu, dan juga saudara-saudaramu.

Kini saatnya bagi kamu untuk memikirkan dirimu sendiri.

Lakukan apa saja yang sekiranya harus kamu lakukan. Sini Bonita!

Peluk ibu sayang!

 

Bonitapun kemudian memeluk ibunya erat-erat.

 

CUT TO

 

SCENE 58

INT – RUMAH PAK BOB - MALAM

 

Di rumahnya Pak Bob tengah menemui pengacara pribadinya.

 

PAK BOB

Saya kira sudah cukup saya ini bertoleransi pada Bonita.

Biar tahu kalau saya ini nggak bisa dia permainkan.

Kita segera tuntut dia.

Saya pingin tahu akan jadi apa dia nantinya.

 

PENGACARA

Apa sudah Bapak pikirkan baik-baik hal ini?

 PAK BOB

Sudah!

 

PAK BOB

Sebagai pengacara saya, segera saja kamu ajukan tuntutan itu pada yang berwajib! Saya sudah nggak sabar melihat dia menderita!

 

PENGACARA

Siap Pak!

 

CUT TO

 

SCENE 59

EXT – SEBUAH TEMPAT YANG SEPI - MALAM

 

Surti tengah berkumpul dengan beberapa teman pengamen yang lainnya. Tampaknya malam ini Surti sudah dipengaruhi minuman keras. Dengan sedikit sempoyongan Surti ngaco bicaranya.

 

SURTI

(sembari membawa minuman yang masih ada minuman kerasnya)

Dia kira grup ngamen itu cuma dia saja?

 

PENGAMEN I

Tenggak lagi Sur!

 

Surti kemudian menenggak minuman itu sampai habis. Setelah itu Surti menyanyikan sebuah lagu sambil berjoged. Tahu kalau Surti menyanyi, rombongan pengamen itu kemudian mencoba untuk mengiringinya. Setelah bernyanyi, mulut Surtipun nrocos kembali.

 

SURTI

(dengan sempoyongan)

Okey nggak suaraku?

Orang tuli saja yang bilang kalau suaraku itu tidak okey!

Kalau dibandingkan Bonita sebenarnya aku ini nggak kalah!

Nggak kalah!

Pras itu bener-bener buta!

Bener-bener nggak bisa melihat mana yang bagus dan mana yang enggak!

 

Dari kejauhan muncul Bapaknya Surti dengan membawa beberapa wayang kulit dagangannya. Tentu saja Bapaknya Surti begitu kaget mengetahui apa yang tengah terjadi pada Surti.

 

BAPAKNYA SURTI

(dengan suara kencang)

Setan alas!

Kau apakan anakku?

 

Setelah tahu kemunculan Bapaknya Surti ,rombongan pengamen itupun langsung pada lari untuk menyelamatkan diri. Bapaknya Surtipun langsung menarik tangan Surti untuk diajaknya pulang.

 

BAPAKNYA SURTI

Kamu ini memang sudah edan!

 

Surti meronta.

 

BAPAKNYA SURTI

(menarik tangan Surti)

Pulang!

 

Karena sudah tak berdaya, Surtipun mengikuti saja perintah bapaknya.

 

CUT TO

 

SCENE 60

INT – KAMAR PRAS - MALAM

 

Pras sedang dikamar sendirian. Rasa rindu akan pertemuan dengan Bonita sedang menghajar hatinya. Pras mengambil HP-nya. Pras memencet-mencet HP-nya. Di monitor HP- terlihat nama Bonita. Ibu jari Pras hendak memencet tombol untuk bisa tersambung dengan Bonita, tapi niat itu Pras urungkan.

 

PRAS

Kenapa aku ini?

Apa aku ini tengah menyukainya?

Apa dia saat ini juga merasakan hal seperti sekarang aku rasakan?

 

Pikiran Pras menerawang menyusuri jalan terjal cintanya.

 

 

CUT TO

 

SCENE 61

INT – KAMAR HOTEL DIMANA BONITA MENGINAP - MALAM

 

Bonitita tengah tiduran sambil menatap layar HP-nya yang sudah ada nama Pras. Bonita ingin menghubungi Pras tapi dia juga mengurungkannya. HP itu kemudian ditaruh di dadanya. Mata Bonita menatap lurus langit-langit kamar hotel.

 

BONITA

Sedang apa dia sekarang ya?

 

Tatapan Bonita masih saja lurus ke langit-langit kamar hotelnya.

 

CUT TO

 

SCENE 62

EXT – SUMUR DI BELAKANG RUMAH SURTI - MALAM

 

Surti tengah diguyur air dari sumur oleh emaknya.

 

EMAKNYA SURTI

Mau jadi perempuan binal apa kamu?

Kalau mau minggat itu minggat saja yang jauh!

Biar kuping ini nggak denger lagi tingkah polahmu, biar mata ini nggak melihat lagi keberandalanmu!

Kalau cuma minum begituan itu nanggung!

Nanggung!

Kenapa nggak minum racun serangga sekalian?

 

Beberapa kali diguyur, tubuh Surti basah kuyup dan kedinginan.

 

 

CUT TO

 

SCENE 63

INT – KAMAR HOTEL DIMANA BONITA MENGINAP - SIANG

 

Binita tengah mempercatik diri di depan cermin. Tak lama kemudian muncul ibunya Bonita dengan senyum simpul di bibirnya.

 

IBUNYA BONITA

Coba terka kabar baik apa yang akan ibu katakan padamu?

 

Bonita berpikir.

 

BONITA

Kabar baik apa bu?

 

Ibunya Bonita menghampiri Bonita.

 

IBUNYA BONITA

Ibu baru saja nemuin orang yang ngontrak rumah kita di sini.

Dia menyetujui untuk ibu kontrakkan di tempat yang lain.

Jadi kita bisa secepatnya menempati rumah kita lagi!

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar