BIDUAN
6. BIDUAN Chapter #6
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

Nampaknya Surti telah selesai berkemas. Surti langsung bergegas keluar rumah dengan membawa tasnya. Sementara terlihat Emaknya Surti menangis sambil tersengal-sengal nafasnya.

CUT TO

 

SCENE 37

INT – RUANGAN DOKTER ANIN - SIANG

 

Bonita tengah diperiksa Dokter Anin.

 

DOKTER ANIN

Kamu hanya kelelahan dan juga banyak pikiran.

 

Diam sesaat.

DOKTER ANIN

Aku baca di tabloid, kamu ikut ngamen di Malioboro ya?

 

Bonita tersenyum.

 

DOKTER ANIN

Kenapa sih kamu mau melakukan?

 

BONITA

Senang aja!

(diam sesaat)

Mungkin orang lain menganggap saya ini gila.

Mau-maunya ngamen dipinggir jalan.

Tapi apa yang saya rasakan saat ini sulit untuk diceritakan.

Saya bener-bener merasa bahagia melakukan hal itu.

Sebuah kebahagiaan yang belum pernah saya capai selama ini.

(diam sesaat)

Dok, tahu nggak saya ngamennya sama siapa?

 

DOKTER ANIN

Sama siapa?

 

BONITA

Sama pengamen yang pernah marah-marah di ruangan ini!

 

DOKTER ANIN

(spontan karena kaget)

Sama Pras?

 

BONITA

Dokter kenal sama dia?

 

Nampaknya Dokter Anin tengah menyembunyikan sesuatu di benaknya.

 

DOKTER ANIN

Dari temannya yang sakit di sini.

Alamat dan nomor HP-nya saya juga tahu!

Untuk jaga-jaga saja siapa tahu dia akan lari dari tanggung jawabnya.

Apa kamu juga mau tahu?

 

Bonita tersenyum.

 

DOKTER ANIN

Ah, bodohnya saya ini nawarin alamat dan nomor HP-nya pengamen sama Biduan tenar seperti kamu!

Lupakan sajalah tawaran saya tadi!

 BONITA

Tapi boleh juga Dok!

 

DOKTER ANIN

Bener?

 

BONITA

Bener!

 

Dokter Anin kemudian mencatatkan alamat dan juga nomor HP-nya Pras. Catatan itu kemudian diberikan pada Bonita. Rasa senang karena mendapatkan alamat dan juga nomor HP tak bisa disembunyikan dari sorot mata Bonita. Dokter Aninpun tersenyum. Kini kita tahu apa yang ada di benak Dokter Anin.

 

DOKTER ANIN

(narative)

Nampaknya dia sedang jatuh hati sama adikku yang tengil itu.

 

CUT TO

 

SCENE 38

INT – KONTRAKKANNYA PRAS - SIANG

 

Surti sudah berada di rumah kontrakkannya Pras dengan membawa tas yang berisi pakaiannya. Tentu saja hal itu membuat Pras jadi kebingungan.

 

PRAS

Jadi kamu ini kabur dari rumah?

 

SURTI

Ya, mas!

Saya sudah nggak betah!

Tinggal di sana seperti tinggal di neraka!

 

PRAS

Kamu nggak boleh seperti itu!

Bagaimanapun juga, apa yang dilakukan orang tuamu, pasti yang terbaik untukmu.

SURTI

Nyatanya enggak!

(diam sesaat)

Apa mas Pras nggak suka saya akan total bergabung sama Mas Pras?

 

PRAS

Surti...

Masalahnya ini bukan suka apa tidak suka!

Tapi ini menyangkut keluargamu!

 

SURTI

Saya harus katakan berapa kali lagi?

Saya sudah lepas dari mereka.

 

PRAS

Tidak semudah itu Sur!

 

SURTI

Saya kalau dibandingkan sama Mbak Bonita, biduan terkenal itu, saya memang nggak ada apa-apanya.

 

Tiba-tiba HP-nya Pras berbunyi. Pras melihat layar HP-nya.

 

PRAS

Siapa lagi ini?

(Pras kemudian menekan tanda ok pada HP-nya)

Halo? Siapa ini?

CUT TO

 

SCENE 39

EXT – DEPAN KONTRAKKAN PRAS - SIANG

 

Bonita berdiri tak jauh dari rumah kontrakkan Pras sambil bicara lewat HP-nya. Sementara terlihat sebuah taxi yang tengah menunggui Bonita. Dari kejauhan terlihat Saskia sedang membuntuti Bonita. Di depan rumah kontrakkan Bonita ada sebuah motor besar. Motor besar ini adalah motor kesayangannya Pras.

 

SASKIA

Norak!

Bener-bener Norak!

 

Bonita kemudian mencoba membikin penasaran Pras.

BONITA

(bicara lewat HP)

Coba tebak siapa saya?

Sebutin deh semua cewek-cewek yang deket sama kamu, siapa tahu aku salah satu diantaranya.

 

Bonita tersenyum.

 

 

CUT TO

 

SCENE 40

INT – KONTRAKKANNYA PRAS - SIANG

 

Pras kelihatan semakin penasaran.

 

PRAS

Aduh...

Siapa sih kamu?

Kamu jangan bikin bingung aku!

Aku nggak punya temen cewek yang dekat sama aku!

 

Mendengar apa yang dikatakan Pras, karena Surti ada hati sama Pras, Surti hanya bisa menundukkan kepalanya saja. Tiba-tiba muncul Bonita yang masih bicara sama Pras lewat Hp-nya.

 

BONITA

(masih bicara lewat HP)

Halo?

Masih nggak kenal?

 

Pras menoleh pada Bonita yang masih bicara lewat HP-nya. Betapa terkejutnya Pras tahu kalau yang nelpon dan juga yang datang adalah Bonita.

 

PRAS

Bonita?

 

BONITA

Surpraise!!!

 

Hati Surti bener-bener membara setelah melihat kedatangan Bonita. Surti langsung mengambil tasnya dan kemudian pergi dari rumah kontrakkannya Pras. Tentu saja kepergian Surti yang tiba-tiba itu membuat bertanya-tanya hati Bonita.

Tahu gelagat ini Pras langsung mengalihkan perhatian Bonita.

 

PRAS

Darimana kamu tahu alamat dan nomor HP saya?

 

BONITA

Jadi kamu merasa jadi orang yang begitu penting hingga nggak akan ada orang yang bisa tahu alamat maupun nomor telpon kamu?

 

PRAS

Bukan!

Bukan begitu!

 

Bonita melihat banyak burung di rumah kontrakkannya Pras.

 

BONITA

Suka burung ya?

 

PRAS

Untuk iseng saja!

Kebetulan kamu datang ke sini, tadinya aku akan nemui kamu di hotel.

 

BONITA

Ada apa ini?

 

PRAS

(pada sarpo)

Bawa ke sini bagiannya Bonita!

 

Bonita begitu penasaran dengan ucapan Pras.

 

CUT TO

 

SCENE 41

EXT – SEKITAR KONTRAKKANNYA PRAS - SIANG

 

Dengan rasa kesal, sambil membawa tas besar yang berisi pakaiannya Surti melangkah pergi. Tiba-tiba muncul Saskia dan langsung menarik tangan Surti. Surti begitu kaget. Tahu kalau yang melakukan itu saskia, teman Bonita, Surti jadi semakin singit saja.

 

SURTI

Ada apa kamu narik-narik aku?

 

SASKIA

Ada yang perlu saya bicarakan sama kamu!

 

SURTI

(sambil melangkah pergi)

Nggak perlu!

 

Saskia kembali menarik tangan Surti. Dengan cepat Suri menepiskannya.

 

SASKIA

Ini juga untuk kepentinganmu!

 

SURTI

Gombal!

Orang-orang besar seperti kamu ini memang pada rakus!

Nggak ada kenyangnya!

Kurang apa temanmu yang jadi biduan top itu?

Masih mau-maunya saja nyikat rejekinya orang kecil seperti saya!

Gara-gara dia ikut ngamen, rombongan saya jadi nggak tertarik lagi sama saya!

 

SASKIA

Justru itu saya datang ke sini nemuin kamu!

Percayalah aku mau menolong kamu, asalkan kamu juga mau membantu saya!

Kamu kira aku ini suka melihat Bonita bergabung dengan gembel-gembel....e....

Maksud saya rombongan pengamen itu! Gerah tau nggak?

Kita harus secepatnya memisahkan Bonita dengan rombonganmu itu!

Gimana?

 

SURTI

Terus, aku kamu suruh apa?

 

Sembari menarik tangannya Surti untuk diajak ke suatu tempat. Surti terpaksa mengikuti saja perintah Saskia.

 

 

CUT TO

 

SCENE 42

INT – RUMAH KONTRAKKANNYA PRAS - SIANG

 

Bonita sudah memegang amplop pemberian Pras. Bonita menatap tajam mata Pras sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

 

BONITA

(dengan suara dalam dan tegas)

Kenapa tuhan menciptakan mahluk seperti kamu ini?

Mahluk yang hanya bisa menyakiti perasaan orang lain.

Tega-teganya kamu melakukan ini padaku!

 PRAS

(mencoba untuk menerangkan)

Bonita...

 

BONITA

Jadi sampai saat ini kamu beranggapan aku mau ikut ngamen itu mengharapkan dapat ini?

 

PRAS

Bukan!

Bukan seperti itu!

 

BONITA

Nyatanya?

 

Bonita meletakkan amplop itu di atas meja.

 

BONITA

Nampaknya aku telah salah pilih orang untuk aku tolong!

 

Bonita melangkah pergi. Pras mencoba untuk menerangkan tapi Bonita sudah tak mau menggubrisnya.

CUT TO

 

SCENE 43

EXT – HALAMAN KONTRAKKANNYA PRAS - SIANG

 

Bonita melangkah menghampiri taxi yang sedari tadi menungguinya. Pras mencoba mencoba untuk menerangkannya tapi nampaknya sia-sia saja. Beberapa teman-temannya Pras hanya bisa menyaksikan ini dari depan rumahnya Pras.

 

PRAS

Dengarkan dulu Bonita!

Dengarkan dulu!

 

Bonita masih saja tak menggubris omongan Pras. Bonita langsung masuk ke dalam taxi. Taxi itupun tak lama kemudian pergi meninggalkan pekarangan kontrakkannya Pras. Pras kelihatan begitu menyesali akan perbuatannya. Sarpo menyuruh Pras untuk mengejar Bonita.

 

SARPO

Kejar dia Pras!

Kejar dia!

 

Pras nampak ragu-ragu.

 

ANTON

Jangan bodoh kamu Pras!

Kejar dia!

 

Praspun langsung menaikki motor besarnya untuk mengejar Bonita.

 

 

CUT TO

 

SCENE 44

INT - SEBUAH RUMAH MAKAN - SIANG

 

Saskia tengah mengatur siasat dengan Surti.

 

SASKIA

Pertamakali kamu harus temui Bonita. Ajak bicara dia baik-baik.

Katakan kalau selama ini dirinya telah mengambil posisimu sebagai biduan.

Ancam dia seolah-olah kamu akan mengadakan jumpa pers.

 

SURTI

Apa itu mbak?

 

Saskia baru menyadari tengah bicara dengan siapa kini.

 

SASKIA

Wartawan!

Kalau perlu katakan juga kalu kamu ini sebenarnya kekasihnya...

Siapa nama temanmu itu?

 

SURTI

Mas Pras!

 

SASKIA

Yak!

Kekasihnya Pras!

Bisa saja kamu dramatisir sedikit!

 

SURTI

Apa itu mbak?

 SASKIA

Sebangsa reka yasalah!

Bisa sambil menangis kamu katakan semua itu.

Dengan begitu Bonita akan segera menyadari kesalahannya. Kemudian saya dan dia akan segera kembali ke Jakarta. Berkumpul dengan orang-orang yang memang layak untuk kita kumpuli.

Dan tentunya kamu akan segera menjadi primadona di Malioboro kembali.

Paham?

 

Surti tersenyum.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar