BIDUAN
4. BIDUAN Chapter #4
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

Bonita menutup telponnya. Saskia tentu saja nggak mengira kalau Bonita bisa senekat itu. Bonita kembali melangkah menyusuri Malioboro. Sambil berjalan Saskia mencoba menyadarkan Bonita.

 

SASKIA

Kiamat! Kiamat!

Bakal kiamat deh kita!

(menarik tangan Bonita. Menatap tajam mata Bonita)

Nita...

Please...

Nasib saya juga ada ditanganmu.

Kamu ingat saat kita mau beli bedak yang murahan saja nggak bisa?

Jangan Nit! Jangan buang begitu saja sesuatu yang sudah kamu dapatkan dengan banyak mencucurkan keringat ini.

 

(menyodorkan HP) Telpon Pak Bob! Cabut lagi omonganmu!

Bonita kembali meneruskan langkahnya. Disini kita sudah mendengar suara Pras saat memarahi Sarpo.

 

PRAS (OS)

Kamu tadi bener-bener seperti pengemis.

Kita memang lagi terjepit, terdesak dengan keadaan...

 

CUT TO

 

SCENE 25

EXT – MALIOBORO - MALAM

 

Pras tengah memarahi Sarpo. Nampaknya Pras bener-bener nggak suka dengan apa yang tadi dikatakan Sarpo. Sementara dari wajah Sarpo bisa kita lihat sebuah rasa sesal.

 

PRAS

Tapi kita ini tidak sedang menjual belas kasihan!

 

Bonita yang diikuti Saskia lewat di depan Pras. Pras dan Bonita sempat beradu pandang. Setelah melihat Pras, Bonita memelankan langkahnya.

 

PRAS

Biarkan orang-orang memberikan uang karena suka dengan apa yang kita suguhkan.

Kita ini memang pengamen jalanan, tapi jangan sampai kita ini punya mental jalanan.

 

SARPO

Tapi, bukankah kita saat ini perlu banyak uang untuk biaya rumah sakitnya Bismo?

 

PRAS

Ya! Tapi tidak dengan cara begitu!

Kita ini bukan pengemis!

Ingat baik-baik itu!

 

Tampakkan Bonita bicara dengan Saskia.

 

BONITA

Bukankah laki-laki itu yang tadi ketemu saya di rumah sakit?

Saya akan bantu mereka.

 

SASKIA

Jangan gila kamu!

Jangan aneh-aneh!

Kamu ini nggak nyadar apa?

Kamu ini Bonita!

Penyanyi top!

Lagipula siapa dia? Siapa kita?

Masalah dia butuh uang banyak untuk temannya, itu bukan urusan kita.

Emangnya kamu ini Emaknya?

Bonita tak menghiraukan omongan Saskia. Bonita berjalan menghampiri Pras.

 

BONITA

Maaf...

Saya mengganggu?

 

Pras terdiam. Beberapa teman Pras saling menyenggol. Tahu kalau di depannya itu Bonita, biduan terkenal, Surti langsung menghampirinya.

 

 

SURTI

(penuh kekaguman)

Bonita?

 

Kaki Sarpo menendang Surti.

 

SURTI

Maksud saya, Mbak Bonita ini kan?

 

Bonita tersenyum.

 

SURTI

Gustialah...

Kenapa orang seterkenal embak bisa jalan-jalan ke sini?

 

SASKIA

Orang terkenal yang lagi kacau!

 

SURTI

Kalau saya Surti Mbak! Juga biduan seperti Embak! Tapi biduan pinggiran jalan!

 

Bonita dan Pras saling beradu pandang. Pras kelihatan biasa-biasa saja menghadapi Bonita.

 

PRAS

Mau apa kamu?

 

Berhadapan dengan Pras yang tampan dan berpenampilan dingin-dingin saja ini membuat Bonita jadi salah tingkah.

 

BONITA

Maaf...

Sebenarnya kita ini pernah bertemu di rumah sakit.

 

PRAS

O,ya?

 

BONITA

Selain itu, saya tadi juga mendengar apa yang kalian bicarakan.

(diam sesaat)

Siapa tahu saya ini bisa membantu, bisa sedikit meringankan.

 

Nampaknya Pras jadi tersinggung.

 

PRAS

Saya tahu, kamu ini penyanyi terkenal!

Punya banyak uang!

Tapi maaf, kalau kamu punya tujuan untuk bersedekah, kamu salah orangnya.

Berikan saja sedekahmu ini pada pengemis, bukan pada kami!

 

Kata-kata Pras justru menyulut kemarahan saskia.

 

SASKIA

Sombong banget sih kamu?

Masih jadi gembel, belagu!

 

Bonita mencoba menenangkan Saskia.

 

SASKIA

Sas...

 

Tiba-tiba muncul Dartik, kakaknya Surti.

 

DARTIK

(sambil menarik tangan Surti)

Pulang kamu!

Pulang!

Bikin pusing saja!

 

Surti mencoba meronta. Nampaknya tenaga Dartik lebih kuat dari Surti.

 

SURTI

Nggak mau!

Lepaskan!

 

DARTIK

Bikin malu saja!

 

Suasana semakin memanas. Saskia menarik tangan Bonita.

SASKIA

Sebelum semuanya jadi kacau, kita harus segera meninggalkan gembel-gembel ini!

 

BONITA

Sas, aku minta kamu untuk menjaga omonganmu!

 

Surti sudah menjauh. Bonita menghampiri Pras.

BONITA

Kalau kamu nggak mau menerima uang saya, gimana kalau saya ikut ngamen bersama kalian untuk menggantikan biduanmu itu?

 

Mata Saskia terbelalak mendengar tawaran Bonita.

 

SASKIA

(keget)

What?

 

CUT TO

 

SCENE 26

EXT – LESEHAN DI MALIOBORO - MALAM

 

Pras dan teman-temannya menghentakkan alat musiknya. Bonita mulai beraksi. Suasana malam ini begitu meriah dengan penampilan Bonita yang ikut ngamen. Para penonton semakin lama semakin banyak. Praspun mulai bisa tersenyum.

 

CUT TO

 

SCENE 27

EXT – DEPAN RUMAH SURTI - MALAM

 

Keributan antara Surti dan Dartik terbawa sampai depan rumahnya.

 

SURTI

Kamu itu cuma iri sama aku kan?

Iri karena kamu nggak bisa nyanyi kan?

 

DARTIK

Diam!

 

SURTI

Atau kamu cemburu karena aku semakin dekat saja dengan Mas Pras!

 

DARTIK

Tutup mulutmu!

 

SURTI

Memangnya aku nggak tahu kalau kamu naksir Mas Pras?

 

Dartik tak kuasa lagi menahan amarahnya. Ketika tangannya diayunkan untuk menampar Surti, Emaknya Surti muncul dari dalam rumah.

 

EMAKNYA SURTI

Dartik!

Kamu itu hanya Emak suruh mencari dia, bukan untuk nggebukki dia!

 

Dartikpun mengurungkan niatnya untuk menampar Surti. Dartikpun kemudian masuk ke dalam rumah. Ketika Surti mau kembali pergi, Emaknya langsung mengejarnya.

 

EMAKNYA SURTI

(Sembari menarik tangan Surti)

Mau minggat lagi kamu?

 

SURTI

Mak, sekali ini saja Mak!

 

Emaknya Surti langsung menarik Surti masuk kedalam rumah.

 

EMAKNYA SURTI

Enggak!

Kalau Emak sampai dengar, apalagi melihat sendiri kamu ngamen, tak bakar kamu!

 

Di hadapan Emaknya Surti nggak bisa berbuat apa-apa.

 

SURTI

Sekali ini saja Mak!

Sekali ini saja!

 

Surti kemudian diseret di bawa masuk ke dalam rumah.

 

 

CUT TO

 

 

SCENE 28

EXT – LESEHAN MALIOBORO - MALAM

 

Penampilan Bonita begitu menyedot perhatian orang-orang yang kebetulan lewat di Malioboro. Dengan topinya Sarpo mengumpulkan uang saweran. Banyak sekali orang yang memberikan sawerannya. Terlihat Saskia begitu gelisah.

 

 

DISSOLVE INTO

 

SCENE 29

EXT – MALIOBORO - MALAM

 

Hari yang lain. Bonita semakin menikmati sebagai Biduanita jalanan. Sementara Sarpo semakin bersemangat mengumpulkan uang sawerannya. Sementara terlihat Saskia dengan lesunya duduk di trotoar Malioboro. Dari kejauhan Surti juga melihat saat Bonita beraksi.

 

 

DISSOLVE INTO

 

SCENE 30

EXT – MALIOBORO - MALAM

 

Hari yang lainnya lagi. Tampakkan Bonita masih bergabung dengan kelompoknya Pras. Sementara Saskia masih belum percaya dengan apa yang dilakukan Bonita. Terlihat ada salah seorang Wartawan yang akan mengambil gambarnya Bonita. Saskia langsung menghalang-halanginya. Terjadilah adu mulut antara Saskia dan Wartawan itu. Wartawan itu ngotot untuk mengambil gambar Bonita. Semakin lemaslah Saskia mengetahui hal ini. Surti kembali mun-

Cul. Saat ini terbersit rasa jengkel pada Bonita mulai merayapi hati Surti.

 

CUT TO

 

SCENE 31

INT – RUANG TAMU RUMAH BONITA - SIANG

 

Terlihat gambar Anita yang masih ngamen dengan kelompoknya Pras terpampang di depan sebuah tabloid. Ternyata yang sedang membaca tabloid itu adalah mamanya Bonita. Sementara pak Bob hanya terdiam menunggu reaksi dari Mamanya Bonita.

 

PAK BOB

Hal itulah yang menyebabkan saya ke sini nemuin ibu!

Karena saya lihat tidak ada etiket baik dari Bonita untuk menyelesaikan masalah yang ada sangkutannya dengan saya, produsernya.

Sementara saya sudah mengatur segala sesuatunya untuk album terbarunya. Dan itu uang semua.

Kalau Bonita masih saja tidak ada reaksi, maaf, dengan terpaksa saya akan menggunakan jalur hukum.

Mudah-mudahan ibu bisa membujuknya agar dia mau pulang ke Jakarta untuk nemuin saya.

(bangkit dari duduknya)

Selamat siang bu!

 

Pak Bob itupun langsung melangkah pergi. Bola mata ibunya Bonita langsung berkaca. Nafas ibunya Bonita nampak terasa berat.

 

IBUNYA BONITA

Ya, Tuhan...

Ada apa sebenarnya dengan dia?

Dia tidak biasanya seperti ini.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar