BFF (Script)
1. Pecundang Tulen (Scene 1-5)

1. EXT. HUTAN. MALAM

Cast : Desta (20), ekstrass

ESTABLISH : HUTAN

Desta berada di tengah hutan dengan seorang pria. Bayangan mereka berdiri berhadapan. Pria itu berjalan mendekati Desta perlahan. Desta melangkah mundur sampai tersudut di tepi jurang. Pria itu mendorong Desta. Desta terjatuh ke jurang.

Slow Motion : Desta melayang-layang di tengah jurang. Kakinya bergerak-gerak. Tangannya menggapai ke atas.

CU : Mata Desta membelalak. Mulutnya terbuka lebar. Desta berteriak histeris. 

DESTA
Bapak ....

Fade in

2. INT. RUMAH DESTA.KAMAR TIDUR. SIANG

Cast : Desta

Desta mendarat di lantai kamar dengan posisi miring. Bagian kanan badannya membentur lantai kamar.

DESTA
Aduh!

CU : Mata Desta terbuka. Bola matanya bergerak-gerak. Setelah menyadari dia berada di kamar, Desta mengembuskan napas lega. 

Desta mengusap sikut dan lututnya sambil berjalan terpincang-pincang menuju kamar mandi.

Sampai disana, Desta tidak mandi tapi cuma mencuci muka, menyikat gigi dan mengikat rambutnya yang berantakan. Tanpa mengganti celana panjang dan kaos oblong yang dikenakannya, dia berjalan ke arah pintu.

Baru akan menutup pintu kamar, dia teringat sesuatu. Desta kembali masuk ke kamar. Dia memakai jaket dan mengambil tas ranselnya di meja belajar lalu memanggulnya. Dia menoleh pada poster tim nasional Indonesia di dinding kamarnya dan memberikan kissbye.

DESTA
Mmuah! Love you, guys!

Desta berjalan keluar dari kamar dan menuruni tangga.

CUT TO

3. INT. RUMAH DESTA. RUANG MAKAN. PAGI

Cast : Desta, Bapak Desta (55), Mamak Desta (52)

Desta menuruni tangga dengan langkah berderap-derap dan cepat. Saat Desta sudah sampai di ruang makan, orang tuanya sedang sarapan sambil mengobrol di meja makan.

BAPAK DESTA
Bangun kesiangan terus! Mau jadi apa nanti?

Desta tak merespon. Dia sibuk mencari sepatunya. Dia lupa dimana terakhir meletakkannya. Desta bolak balik ke ruang makan, dapur, dan ruang tamu.

BAPAK DESTA
Orang yang sering terlambat itu ndak mungkin sukses, Desta.
Ndak bisa, kah, kamu rubah sifatmu itu?

Desta mendengar tapi tidak menggubrisnya. Setelah menemukan sepatunya di bawah kolong meja makan, dia langsung memakainya.

Desta mencium tangan bapak dan mamaknya seperti yang biasa dia lakukan dan langsung berlari keluar rumah sambil berteriak.

DESTA
Assalamualaikum!

MAMAK DESTA
Waalaikumsalam.

Bapak Desta tidak menjawab salam.

Bapak Desta menoleh pada istrinya yang sedang membuat kopi. Bapak Desta menampilkan ekspresi kesal.

BAPAK DESTA
Desta itu makin ndak bisa diatur, Mak.
Lama-lama Bapak bisa darah tinggi lihat kelakuannya.

Mamak Desta memandang suaminya sambil tersenyum.

MAMAK DESTA
Sabar, Pak. Dia kan masih muda. Kita orang tua yang maklumi dia.
Ndak mungkin selamanya dia begitu.

Mamak Desta meletakkan cangkir kopi di hadapan suaminya. Bapak Desta langsung menyeruputnya. Wajahnya masih tegang menahan marah.

CUT TO

4. EXT. JALANAN. PAGI

Cast : Desta, ekstrass

Desta berlari kencang menyusuri gang kecil yang berbelok-belok. Dia mengambil jalan pintas agar bisa lebih cepat sampai di kampus. Daerah yang dilewatinya padat penduduk.

Orang-orang yang dilewatinya cuma geleng-geleng kepala karena selalu melihat Desta begitu setiap hari. Desta tidak menoleh dan menyapa mereka. Dia terus saja berlari.

CUT TO

5. INT. KAMPUS. RUANG KELAS. PAGI

Cast : Desta, Pak Surya (40), Shira (20), Syahrul (20), teman-teman sekelas Desta

Desta sampai di depan pintu kelas dengan napas tersengal. Tangan kanannya memegang pintu, tangan kirinya memegang dada. Dia berusaha mengatur napas sebelum masuk ke kelas.

Pak Surya, dosen jurnalisme internasional yang sudah berada di dalam kelas melirik jam tangannya dan memandang sinis pada Desta.

Teman-teman sekelasnya menoleh serempak pada Desta. Mereka sudah hapal kebiasaan Desta yang selalu datang paling terakhir. Mereka memandang Desta sekilas dan kembali ke aktifitas sebelumnya.

POV Desta : Kinar yang sedang bercermin, biasanya dia melakukan itu setiap lima menit. Ody, satu-satunya cowok di tim cheerleaders sedang melamun. Syahrul, si tukang interupsi sedang mendengarkan Pak Surya. Risna si menteri penerangan alias tukang gosip sedang mengamati gerak-gerik Pak Surya. Yoyo, vokalis band gagal yang suaranya fals sedang mengantuk. Keka sedang menulis di buku catatannya, apapun mata kuliahnya, Keka selalu saja mencatat. Dahri yang selalu duduk di pojok ruangan sedang membaca Al Qur’an kecil.

VO Desta : Major losers!

Tanpa meminta maaf, Desta masuk dengan wajah datar.

Desta duduk di samping Shira. Desta mengajak Shira untuk tos tapi Shira malah meletakkan jari telunjuk di bibir agar Desta tidak ribut.

DESTA
Farah mana?

Shira menjawab dengan gelengan kepala. Dia memandang Pak Surya dan langsung menunduk.

Pak Surya menghembuskan napas. Dia semakin kesal. Sebelum melanjutkan mengajar, Pak Surya memberikan kata-kata motivasi.

PAK SURYA
Saya ada sebuah quotes.
Disiplin adalah jembatan antara cita-cita dan pencapaiannya.
Jadi kalau kalian ingin sukses, kalian harus selalu tepat waktu.
Merugilah orang-orang yang selalu terlambat.

Desta merasa tersindir. Dalam rentang waktu setengah jam, sudah 2 orang yang mengatakan soal dirinya yang tidak ada harapan untuk sukses.

CU : Memutar bola mata dengan bosan.

VO Desta : Whatever.

Tiba-tiba Syahrul mengangkat tangan. Ekspresinya penuh kekaguman.

PAK SURYA
Ya. Ada apa, Syahrul?

SYAHRUL
Itu quotes-nya Bapak yang bikin?

PAK SURYA
Bukan. Saya kutip dari Jim Rohn.

SYAHRUL
Padahal saya udah kagum banget, loh, Pak.

Syahrul cengar-cengir.

Pak Surya menunjuk Syahrul hendak memarahi Syahrul. Tapi kemudian menghembuskan napas dan menurunkan telunjuknya. Wajahnya merah menahan marah.

Desta menutup mulutnya berusaha menahan tawa. Dia menyikut Shira. Tapi Shira lagi-lagi meletakkan jari telunjuk di bibir agar Desta tidak ribut.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar