SCENE 46
EXT – WARUNG NASGOR – MALAM HARI
CAST : MEYSHA, RASSYA
Meysha dan Rassya duduk di atas bangku dengan view jalanan yang lalu lalang.
RASSYA
Gue sering ngga lihat lo ke kantin, makannya gue ajak lo makan dulu
Meysha tersenyum menatap Rassya.
RASSYA
Lo ngga dicariin mama lo kan?
MEYSHA
(Menggelengkan kepala) Engga kok, gue udah kabarin mama gue tadi
Rassya mengangguk mengiyakan kemudian menyeruput minuman yang ada dihadapannya.
RASSYA
(Menoleh ke Meysha) Lo lagi deket ya sama Athar?
Meysh menatap Athar sembari mengrenyitkan dahi.
MEYSHA
(Mengangguk) Kalo deket temen si iya
RASSYA
(Mengangguk) Ohhh
MEYSHA
Lo sendiri sama Nada gimana?
Rassya sontak menatap Meysha dan hanya tersenyum tipis kembali melanjutkan makan. Meysha hanya menghela nafas karena tak dapat jawaban.
SCENE 47
EXT – TROTOAR – MALAM HARI
CAST : MEYSHA, RASSYA
Meysha dan Rassya jalan berdua beriringan.
RASSYA
Rasa si ada, tapi hubungan ngga pernah ada
Meysha menatap Rassya bingung, Rassya yang juga menatap Meysha terkekeh kecil.
RASSYA
Itu jawaban atas pertanyaan lo tadi
Meysha mengangguk tersenyum dan kembali menghadap depan.
RASSYA
(Menatap Meysha) Athar bilang ke lo soal gue sama Nada?
MEYSHA
Athar ngga ada tu pernah bilang lo dan Nada
RASSYA
(Mengangguk paham sembari menatap ke bawah)
MEYSHA
Terus, lo kan suka sama Nada. Kenapa ngga jadian aja?
Rassya menoleh ke arah Meysha dengan posisi kedua tangan ia masukkan ke dalam saku celana dan terus berjalan. Kemudian Rassya duduk di pinggir trotoar yang diikuti oleh Meysha.
RASSYA
(Tersenyum menatap langit) Gue bukan pilihan yang tepat atas rasa dia
Meysha menatap Rassya datar begitu juga dengan Rassya menatap Meysha tersenyum.
MEYSHA
Ber..tepuk sebelah tangan maskut lo?
Rassya tersenyum miring mengangguk. Meysha mengangkat kedua alisnya sembari mengangguk dan menghadap depan.
MEYSHA
Gue yakin kok lo bisa dapatkan hati Nada(Menatap Rassya tersenyum)
RASSYA
(Menatap Meysha sembari mangangguk) Gue harap diri gue sendiri bisa yakin akan hal tersebut
Meysha menatap Rassya sembari mengrenyitkan dahi.
MEYSHA
Lo nya sendiri aja ngga bisa yakin, terus gimana Nada bisa yakin dengan perasaan lo buat dia
RASSYA
(Menatap Meysha tersenyum) Doain yang terbaik aja ya buat gue dan juga Nada
MEYSHA
Pastilah, Sya. Kalian berduakan teman gue..
RASSYA
Lo sendiri kenapa ngga jadian sama Athar? Kalian juga udah lengket kan?
MEYSHA
Dekat belum tentu jadian. Lengketpun belum tentu ada perasaan lebih
Rassya tersenyum menatap Meysha. Meysha pun juga menatap Rassya.
RASSYA
(Menatap langit) Gue juga ngga tahu kapan perasaan gue ini berakhir. Semakin Nada menghindar dari gue, semakin gue cinta akan dia. Gue selalu berharap agar Nada bisa terima gue apa adanya
Meysha mengrenyitkan dahi menatap Rassya.
MEYSHA
Lo suka Nada karena apa?
Rassya menoleh menatap Meysha balik.
RASSYA
Parasnya yang cantik membuat gue cinta dia, Mey
MEYSHA
(Berdecih) Memang ya dunia tidak berlaku adil untuk wanita. Laki – laki selalu mengharapkan wanita bisa terima dia apa adanya. Sedangkan lo sendiri mencintai karena fisik.
Rassya tertegun mendengar pernyataan dari Meysha. Ia diam dan menunduk.
MEYSHA
Kenapa diam? Gue tahu sekarang kenapa Nada ngga bisa cinta lo balik.
Rassya menatap datar Meysha.
MEYSHA
Insting wanita itu kuat, Sya. Nada mungkin tahu cinta lo ke dia itu ngga benar – benar tulus. Lo cuma mau dia karena dia cantik, bukan karena cinta.
RASSYA
Kalo memang gue ngga tulus ke Nada, gue ngga akan pernah makan hati tiap hari tahu Nada sukanya sama Athar, Mey.
Meysha tercengang menatap Rassya.
MEYSHA
Nada suka sama Athar?
RASSYA
(Tersenyum miring) Lo baru tahu?(beat) Setiap hari gue selalu berusaha yang terbaik buat Nada, Mey. Gue selalu berusaha terlihat baik – baik saja saat ia memperhatikan Athar. Gue sakit, tapi gue diem. Karena gue sadar diri sadar posisi, Mey.
Meysha tertegun mendengar perkataan Rassya.
MEYSHA
Gue ngga tahu kalo ternyata perasaan lo ke Nada sedalam itu. Gue minta maaf atas perkataan gue tadi.
RASSYA
(Tersenyum menatap Meysha) Memang itu awalnya, Mey. Tapi semakin kesini perasaan gue ke Nada ngga bisa buat gue lupain.
Meysha menatap Rassya datar.
MEYSHA(V.O)
Bukan hanya lo yang sakit, Sya. Tapi hati gue juga ikutan sakit. Yang lebih meyakitkan lagi karena gue tahu hati lo terkikis sedikit demi sedikit.
MEYSHA
(Tersenyum) Lo tetap kuat ya. Karena rasa sakit itu ngga selamanya menyakitkan. Lo perlu rasa sakit agar tahu rasa bahagia yang sesungguhnya.
RASSYA
Kita emang ngga terlalu dekat, Mey. Tapi gue merasa lega ada teman untuk berbagi cerita.
Meysha menatap Rassya kemudian ia mengusap pundak kanan Rassya sembari melirik tangannya sendiri.
MEYSHA
Gue disini ada buat lo. Meskipun gue ngga punya cara buat Nada cinta ke lo, seenggaknya gue bisa jadi telinga untuk mendengar apa isi hati lo.
Rassya tersenyum lebar menatap Meysha.
SCENE 48
INT – RUMAH ES KRIM – MALAM HARI
CAST : ATHAR, NADA
Athar dan Nada duduk berdampingan di kursi menghadap tembok.
NADA
Gue juga suka lo rasa coklat favoritmu(sembari menjilat es krimnya)
Athar menjilat es krimnya pelan sembari menatap meja.
ATHAR
Gue pernah memiliki rasa favorit. Semua rasa sama.
Nada berhenti menjilat es krimnya sembari menatap Athar cemberut.
NADA
Lo kenapa si Thar? Setiap jalan sama gue muka lo pasti datar. Gue tahu lo ngga suka sama gue, tapi apa salahnya si bikin gue seneng sedikit? Itu lebih dari cukup buat gue.
Athar menatap datar Nada.
ATHAR
Bedanya sama lo waktu jalan sama Rassya apa?
NADA
(Mendengus kesal) Kan, ujung – ujungnya pasti soal gue sama Rassya
ATHAR
Terus mau lo sama siapa?
NADA
Thar, ini quality time kita berdua lo. Suka banget si merusak suasana.
Athar berdecih sembari memutar bola matanya.
ATHAR
Quality time? Itu hanya lo yang menikmati, gue ngga pernah merasa nyaman ada didekat lo.
NADA
(Menatap datar) Tajem banget si mulut lo Thar? Apa karena gue suka dan cinta mati sama lo, lo jadi seenaknya gini sama gue?
Suara Nada terdengar parau, ia menahan isak tangis.
NADA
(Menekan dada Athar) Gue kaya gini karena gue berharap sama lo Thar(beat) Lo pikir gue mau cinta sama lo? Lo pikir gue mau setiap hari menahan rasa sakit karena sikap lo? Gue ngga pernah mau kaya gini Thar. Yang gue mau perasaan gue ke lo itu cepat hilang, tapi kenyataannya apa? Setiap hari gue jatuh cinta sama lo yang ngga tahu hatinya untuk siapa. Atau mungkin, gue cinta sama seseorang yang ngga punya hati.
Athar terdiam sembari menatap bawah lantai. Nada menatap nanar wajah Athar.
NADA
Gue sendiri juga ngga tahu Thar, kapan gue bisa berhenti buat lo merasa ngga nayaman karena perasaan gue.
Nada berdiri dari kursi dan meninggalkan Athar yang masih terdiam. Di depan pintu, Nada berhenti dan menoleh ke arah Athar. Nada menghembuskan nafas pelan kemudian ia melanjutkan langkahnya untuk pergi meninggalkan Athar.