SCENE 40
INT – RUANG TAMU – MALAM HARI
CAST : ATHAR, PAK ADNAN, BU FARAH
Athar masuk ke dalam rumah yang sudah dihadang oleh pak Adnan di ruang tamu.
PAK ADNAN
(Berdiri dari sofa mendekati Athar) Darimana aja kamu, jam segini baru pulang?
Athar menghembuskan nafas dan terpaksa menghentikan langkahnya.
ATHAR
(Menatap depan) Darimana pun saya, itu bukan urusan anda.
Pak Adnan menatap Athar tajam sembari berjalan untuk tepat dihadapan Athar.
PAK ADNAN
Kalo ada orang ngajak ngomong itu tatap matanya! Ini yang kamu pelajari dari ayah sialmu?!
Athar menatap pak Adnan penuh amarah.
ATHAR
Anda siapa? Berani sekali menyebut alm ayah saya dengan sebutan yang tak seharusnya?(beat) Alm ayah saya dengan anda, anda tidak ada apa – apanya dibandingkan dengan anda yang rela meninggalkan anak istri anda demi wanita lain.
Amarah pak Adnan mulai memuncak ia melepas ikat pinggangnya dan mulai mencambuk punggung Athar.
PAK ADNAN
Anak kurang ajar!! Tanpa saya, hidupmu dan hidup ibumu akan terlantar!!(menatap Athar yang tertunduk)
Pak Adnan terus saja mencambuk Athar dan memukuli Athar. Bu Farah yang melihat dibalik tembok hanya menahan tangis tak dapat berbuat apa – apa.
SCENE 41
INT – KAMAR ATHAR – MALAM HARI
CAST : ATHAR, BU FARAH
Athar duduk di atas kasur dengan membuka seragamnya, terlihat punggung Athar penuh bekas luka cambuk.
Bu Farah mengendap – endap memasuki kamar Athar untuk membantu mengobatinya. Athar sontak menoleh saat ia mendengar bunyi seseorang membuka pintu.
ATHAR
Mama. Ngapain mama masuk ke kamar Athar?
Bu Farah hanya memberi bahasa badan untuk Athar agar ia tidak berisik.
BU FARAH
(Sedikit berbisik sembari meletakkan kotak P3K) Mama bantu kamu obatin lukanya ya nak?
Athar mengangguk tersenyum kemudian bu Farah mengobati Athar dengan hati – hati.
BU FARAH
Ini salah mama, nak. Coba saja mama tidak takut hidup miskin, mungkin keadaannya tidak begini
Athar menghembuskan nafas pelan, kemudian ia menoleh menghadap bu Sukma.
ATHAR
Athar tahu ini salah mama, karena dari awal Athar tidak memiliki kemistri dengan dia. Tapi ini semua sudah terjadi ma, Athar ngga papa. Athar sudah biasa diperlakukan seperti ini(tersenyum)
Bu Farah menatap Athar nanar, kemudian ia memeluk Athar sembari menumpahkan air mata yang sedari tadi ia bendung.
ATHAR
(Mengusap punggung bu Farah) Ma, melihat mama menangis lebih sakit jika dibandingkan dengan cambukkan dari ikat pinggang andalannya.
Bu Farah melepaskan pelukannya, kemudian ia menatap Athar dan mencium keningnya.
BU FARAH
Kamu kenapa sekarang sering pulang terlambat?
ATHAR
(Tersenyum) Athar sekarang lagi deket sama cewe, ma. Dia cantik, ma. Baik juga
Bu Farah tersenyum menatap Athar sembari mengusap kepala Athar.
BU FARAH
Lalu bagaimana dengan Nada?
ATHAR
(Menelan ludah) Dari awal Athar tidak pernah bisa suka sama Nada, ma. Toh, dari awal juga Rassya yang suka sama Nada, teman Athar sendiri.
BU FARAH
Nak, kamu boleh dekat dengan wanita manapun, kamu boleh suka sama siapa saja. Tapi terlepas dari itu semua, jangan pernah kamu menyakiti hati perempuan manapun. Karena pada dasarnya perasaan wanita itu sangat lembut nak, sangat mudah robek. Terlalu tulus ia saat mencintai, terlalu mudah pula ia sakit hati.
Athar tersenyum mengangguk menatap bu Farah.
ATHAR
Athar janji ma, untuk tidak membuat perempuan manapun merasa tersakiti karena Athar.
Bu Farah tersenyum sembari memeluk Athar.
SCENE 42
INT – KELAS – PAGI HARI
CAST : ATHAR, RASSYA, ILHAM
Athar berjalan ke kelas dengan lemas, dengan keadaan wajah yang meninggalkan bekas luka. Setalah ia duduk, Ilham yang melihat menghampiri Athar di bangkunya.
ILHAM
Lo Thar, lo berantem lagi sama Rassya? Tapi kok Rassya mukanya mulus alus(menunjuk Rassya)
RASSYA
(Menatap Ilham) Seudzon aje lu cowo.
ILHAM
Lah siapa juga yang bilang gue cewe
ATHAR
(Menghela nafas) Udah lah, kalian berdua kan juga tahu dari awal gue begini karena apa
Rassya dan Ilham serentah mengangguk paham siapa yang membuat Athar babak belur.
RASSYA
Kenapa lo ngga coba lawan aja si Thar. Dia ngga berhak atas diri lo, dia bukan siapa – siapa.
ILHAM
(Mengangguk) Betul tuuu
ATHAR
Gue diam bukan karena gue takut. Tapi gue diam karena gue menghargai dia sebagai orangtua.
Ilham mengacungkan jempol ke arah Athar yang dibalas senyum miring oleh Rassya. Athar hanya menatap Ilham mengrenyitkan dahi.
SCENE 43
EXT – DEPAN KELAS – SIANG HARI
CAST : MEYSHA, RYN, ATHAR
Meysha dan Ryn beranjak dari bangku berjalan keluar. Mereka berdua berhenti tepat di depan pintu kelas.
MEYSHA
Emm lo duluan aja, nanti gue nyusul.
RYN
Yaudah gue duluan ya, daa(berjalan meninggalkan Meysha)
Meysha berjalan mendekati bangku depan kelas, kemudian ia duduk sendirian di depan kelas.
MEYSHA(V.O)
(Menghembuskan nafas) Mana bisa gue pergi ke kantin melihat Nada dan juga Rassya ada disana(menyenderkan punggung ke belakang)
Athar melihat Meysha yang duduk sendiri di depan kelasnya. Dengan sigap ia menemui Meysha dan duduk di seblahnya.
MEYSHA
(Menatap Athar kaget) Muka lo kenapa? Lo berantem?
Athar menyipitkan matanya menatap Meysha.
ATHAR
Khawatir ya?(nyengir)
MEYSHA
(Mengehmbuskan nafas) Gue serius.. kenapa demen banget berantem si Thar?
ATHAR
Ngga ada yang berantem Meysha..
Meysha mengrenyitkan dahi menatap Athar tak percaya.
MEYSHA
Terus muka lo kenapa kalo ngga berantem?
ATHAR
Gue.. semalem dihajar sama bokap tiri gue
Meysha sontak menghadap ke Athar terkejut.
MEYSHA
Pasti gara – gara lo anterin gue semalem ya?
Athar terkekeh mendengar pertanyaan Meysha.
MEYSHA
Lucu gitu?!
ATHAR
Engga lah. Gila kali gara – gara lo. Emang dari dulu hubungan gue sama bokap tiri gue ngga baik, dan gue kaya gini itu udah biasa..
MEYSHA
(Menggerutu kesal) Gila emang ya bokap tiri lo. Kalo emang ngga bisa memberikan kasih sayang, seenggaknya ngga usah main fisik. Toxic emang.
ATHAR
(Tertawa kecil) Gue udah kebal ini mah..
Meysha menatap Athar kasihan.
MEYSHA
Ngga usah pura – pura kuat deh lo. Gue bantu ke UKS buat obatin luka lo ya?
Athar mengangguk tersenyum menatap Meysha.