SCENE 38
EXT – TAMAN – MALAM HARI
CAST : RYN, ILHAM
Ryn dan Ilham berjalan berdua membawa es krim sembari saling berbagi dan tertawa bercanda.
RYN
(Melangkahkan kaki pelan) Emm, bi. Meysha ada hubungan spesial ya sama Athar?
Ilham menjawab sembari menikmati es krim yang ia bawa.
ILHAM
Kurang lebih si mereka lagi dekat. Tapi aku rasa mereka ngga ada hubungan deh, bi(beat) Nada ya, yang suruh kamu tanya soal mereka?
RYN
Engga. Ya memang Nada penasaran, tapi engga suruh tanya soal mereka ke kamu kok..
Ilham mengangguk mengiyakan. Kemudian mereka duduk berdua di bangku panjang taman.
RYN
Sebenarnya aku ngga masalah kalo Meysha memang ada hubungan sama Athar, cuma ngga tega aja sama Nada..
ILHAM
(Meletakkan wadah es krim di sampingnya) Kalo Athar sukanya sama Meysha mau gimana lagi. Namanya orang mampu mencintai, juga harus mampu menerima sakit hati.
RYN
(Menghembuskan nafas) Nada juga kenapa si terlalu cinta sama Athar. Udah tahu sakit, diterusin lagi.
ILHAM
(Tersenyum menatap Ryn) Bi, Nada ngga salah. Athar juga ngga salah. Nada berhak mencintai orang yang dia suka, Athar pun sebaliknya.
RYN
Ya, seenggaknya ada salah satu diantara mereka yang sadar. Atau ngga, Nada belajar mencintai Rassya gitu
ILHAM
Itu urusan masing – masing bi.. udahlah orang niat mau quality time malah bahas kisah mereka yang rumit nan sulit
RYN
(Terkekeh menatap Ilham) Iya iya bi..
Ryn dan Ilham bercanda tertawa. Tak lupa mereka berdua juga mengabadikan setiap moment bahagia yang melekat dalam hubungan mereka.
CUT TO
SCENE 37
INT – RUMAH SAKIT – MALAM HARI
CAST : MEYSHA, ATHAR
Meysha keluar dari ruangan dan berdiri mematung di depan ruangan. Athar yang sadar keberadaan Meysha kemudian ia berdiri menemui Meysha.
ATHAR
Lo ngga papa kan?(memgang satu bahu Meysha)
Meysha menghembuskan nafas pelan dan mengangguk, kemudian ia pergi meninggalkan rumah sakit dan juga Athar. Athar tak tinggal diam, ia mengejar Meysha.
ATHAR
(Meraih tangan Meysha) Gue ngga pernah tahu kapan lo ada masalah dan masalah apa yang sedang lo hadapi, Mey. Kalo emang ada masalah ngomong Mey, bukannya lari seperti tadi.
Meysha menahan tangis menatap bawah lantai, kemudian ia mendongak menatap Athar.
MEYSHA
(Tersenyum miring) Lo ngga akan pernah paham gue, Thar.
ATHAR
(Mengusap wajahnya) Gimana gue bisa paham kalo lo nya aja bungkam(beat) Mey, gue mau jadi tempat pelarian lo saat lo lagi ada masalah(memegang kedua bahu Meysha)
Meysha melirik tangan Athar yang berada di bahunya kemudian ia menatap Athar dengan tersenyum.
MEYSHA
(Mengangguk) Makasih, Thar. Lo mau peduli ke gue. Makasih lo mau menjadi garis terdepan gue.
SCENE 39
EXT – DATARAN TINGGI – MALAM HARI
CAST : MEYSHA, ATHAR
Melihat lampu – lampu malam di atas menjadi tempat favorit mereka berdua.
ATHAR
Kalo lo emang ngga mau cerita, lo bisa teriak agar tahu rasa lega
Meysha mengangguk tersenyum menatap Athar kemudian ia teriak sekencang mungkin. Setelahnya mereka berdua duduk.
MEYSHA
Sorry, ya. Gue tadi ngga terima aja sama apa yang dokter katakan
Athar mengrenyitkan dahi kebingungan.
MEYSHA
(Tersenyum menatap Athar) Gue..
CUT TO FLASHBACK
INT – RUMAH SAKIT – SORE HARI
CAST : MEYSHA, DOKTER
Meysha duduk berhadapan dengan dokter Meysha.
DOKTER
Maaf, Meysha mungkin ini sulit kamu terima apa yang saya katakan, tapi ini saya harus katakan. Kamu sesegera mungkin menemukan pendonor hati yang cocok untuk kamu. Karena obat yang saya beri hanya memperlambat kerusakan hati kamu, bukannya mencegah ataupun menyembuhkan..
Meysha menatap meja yang ada di depannya dengan tatapan nanar.
CUT TO BACK
SCENE 39
EXT - DATARAN TINGGI - MALAM HARI
CAST : MEYSHA, ATHAR
Athar menatap Meysha kasihan. Athar tidak begitu terkejut dengan apa yang Meysha ceritakan. Karena ia lebih dulu tahu sebelum Meysha cerita.
ATHAR
Jadi lo sakit apa butuh donor hati segala?
MEYSHA
(Menatap depan) Hepatitis B dan C. Gue udah dari kecil mengidap sakit ini, secara perlahan penyakit ini merusak hati gue dan diharuskan untuk transplantasi hati.
ATHAR
Karena itu lo sering pingsan?
Meysha mengangguk menatap Athar.
MEYSHA
Sebenarnya gue ngga butuh obat – obatan, gue juga ngga butuh pendonor hat..
Belum selesai Meysha bicara sudah lebih dulu Athar memotong pembicaraan menatap Meysha tajam.
ATHAR
Ngga seharusnya lo ngomong kaya gitu, Mey. Lo harus sembuh. Gue percaya lo orang yang kuat.
MEYSHA
(menghembuskan nafas) Gue ngga pernah berharap gue sembuh, Thar. Berharap itu sakit(beat) Dan gue juga ngga takut kalo gue mati. Cuma gue ngga mau bikin mama gue sedih karena kehilangan harapannya.
ATHAR
Harapannya?
MEYSHA
Setiap hari mama gue selalu berharap buat kesembuhan gue.
ATHAR
Kenapa lo takut? Bukannya secara tidak langsung lo udah membuat mama lo kehilangan harapannya?
MEYSHA
Gue capek, Thar. Gue capek harus pura – pura sanggup berjuang demi kelangsungan hidup gue..
Meysha menangis yang kemudian Athar menggeser badannya kesamping Meysha agar ia dapat memeluk Meysha.
ATHAR
(Mengusap rambut Meysha) Lo benar Mey, gue ngga akan pernah paham apa yang lo rasakan. Tapi gue cuma mau lo semangat, gue mau lo sembuh. Karena bukan hanya mama lo yang berharap lo sembuh, tapi gue juga Mey. Gue berharap lo bisa sembuh.
Meysha melepaskan pelukan Athar kemudian ia menatap Athar dan mengusap air matanya sendiri.
MEYSHA
Makasih Thar lo udah jadi teman baik buat gue. Gue juga berharap terus ada di samping lo. Dan gue juga mau, cukup lo teman gue yang tahu permasalahan ini.
Athar mengangguk tersenyum menatap Meysha, begitupula dengan Meysha.
MEYSHA
Btw, lo belom kasih tahu ke gue siapa wanita beruntung yang akan diperjuangkan oleh laki – laki payah
ATHAR
Dih, mau tahu aja lo
MEYSHA
(Mengrenyitkan dahi menatap Athar) Ihh lo mah gitu ya ke gue(memalingkan wajahnya sembari cemberut)
Athar menonyor bibir Meysha yang ditekuk sembari terkekeh sehingga membuat Meysha melotot.
ATHAR
Hmm sebenarnya si bukan gue ngga mau beritahu, cuma yahh, cukup Tuhan saja yang tahu..
MEYSHA
(Menatap depan) Cinta itu kadang terasa abstrak ya. Ditahan sakit, diungkapkan kemungkinannya juga akan terasa sakit. Apa lagi kita lebih dulu tahu jawabannya akan lebih terasa menyakitkan(menghembuskan nafas)
ATHAR
(Tersenyum miring menatap Meysha) Gue ngga peduli siapa seseorang yang dicintai orang yang gue cinta. Tapi gue lebih peduli siapa seseorang yang membuat luka orang yang gue cinta. Karena saat ia mencintai seseorang, ia ngga akan pernah membutuhkan gue. Tapi saat ia terluka karena seseorang, ia butuh tempat untuk merasakan lega, dan gue akan menjadi tempat yang ia butuhkan. Tanpa memiliki hatinya pun, gue bahagia saat dia membutuhkan gue.
MEYSHA
(Mengrenyitkan dahi) Kenapa lo bahagia saat dia datang ke lo pas lagi butuh doang?
ATHAR
Karena dia butuh gue, jadi dia ngga bisa jauh dari gue. Ya ngga? Hahaha
Meysha dan Athar terkekeh sembari Meysha menampol pundak Athar.
MEYSHA
Apa gue juga harus jadi garda depan buat Rassya seperti yang lo lakukan?
ATHAR
(Menghembuskan nafas pelan) Lo ngga perlu juga melakukan apa yang gue lakukan, Mey. Ikuti kata hati lo maunya gimana. Bukannya ikutin apa yang gue lakuin.. emangnya gue google maps lo
MEYSHA
Canda google maps..