SCENE 18
INT – RUMAH BU SUKMA – MALAM HARI/PAGI HARI
CAST : MEYSHA, BU SUKMA
MEYSHA
Ma, Meysha pergi mandi dulu ya..
BU SUKMA
Iya, nak
Bu Sukma duduk di sofa panjang dengan ditemani secangkir teh di meja dengan televisi yang menyala.
CU : Bunyi ponsel bu Sukma, pesan dari bu Saras
Bu Saras : Maaf, bu Sukma. Saya minta waktunya besok pagi untuk bertemu di caffe taria rumah sakit saya bekerja. Ada hal yang ingin saya sampaikan.
Bu Sukma hanya membacanya. Ia tahu bu Saras akan membicarakan mengenai perkembangan Meysha.
BU SUKMA (V.O)
Maaf, nak. Karena masalalu yang membentukmu menjadi seperti ini(pelupuk matanya membendung air mata)
CUT TO FLASHBACK
INT – RUMAH PAK ADNAN – MALAM HARI
CAST : BU SUKMA, PAK ADNAN
Bu Sukma mondar - mandir di ruang tamu menunggu pak Adnan yang tak kunjung pulang. Ia melirik jam dinding menunjukkan pukul 12 malam.
CU : Bunyi pintu terbuka belum menutup pintu dengan rapat, bu Sukma sudah berada tepat di belakang pak Adnan yang membuat pak Adnan terkejut.
BU SUKMA
Darimana saja selarut ini?
PAK ADNAN
Kenapa baru ditanyakan? Bukankah dari dulu kamu ngga pernah mempermasalahkan hal ini?
BU SUKMA
Aku diam bukan berarti aku ngga kenapa – napa ya, mas. Akan selalu ada tidak kenapa – napa dibalik aku ngga papa.
PAK ADNAN
Lantas?
BU SUKMA
Aku selalu berharap yang terbaik buat pernikahan kita mas, buat Meysha. Tapi aku ngga pernah melihat ada perubahan dalam dirimu.
PAK ADNAN
Hahahaha, tidak usah berharap lebih yang ujungnya akan membuatmu lebih sakit. Sudahlah, jangan mencoba membuatku emosi(meninggalkan bu Sukma).
Bu Sukma mencoba meredam amarahnya agar tidak ada keributan dan membuat Meysha terbangun dari tidur lelapnya.
CUT BACK TO
INT – RUMAH BU SUKMA – MALAM HARI
Bu Sukma menggaruk – garuk kepalanya yang tak gatal dengan keras.
BU SUKMA
Sukma, pikirkan kondisi mental Meysha. Masa lalu terlalu sakit untuk kamu bangkitkan kembali dalam ingatan(menghembuskan nafas pelan)
Meysha beranjak dari tempat tidurnya dengan malas, ia bergegas ke kamar mandi setelah itu ia turun ke tangga menuju ruang makan. Ia tak mendapati mamanya seperti biasa, yang ia lihat hanya pembantunya.
MEYSHA
Kok tumben mbok Rati yang nyiapin sarapan(menunjuk mbok Rati), mama mana mbok?
MBOK RATI
Nyonya udah berangkat dari tadi non, kata nyonya non Meysha naik angkutan umum dulu.
Meysha mengangguk paham kemudian ia duduk untuk sarapan terlebih dahulu sebelum ia berangkat.
SCENE 19
EXT – DEPAN GERBANG SEKOLAH/LAPANGAN – PAGI HARI
CAST : MEYSHA, ATHAR, GURU
Setibanya di depan sekolah, Meysha berdecih kesal karena sudah terdapat guru di depan gerbang yang berarti ia terlambat.
MEYSHA (V.O)
Sial!!
Meysha berjalan menuju gerbang, disana ia diminta guru untuk berdiri.
CU : Suara motor Athar.
Motor Athar berhenti tepat di depan Meysha, kemudian Athar turun dan langsung memposisikan dirinya berdiri disamping Meysha.
ATHAR
Gue kira lo anaknya disiplin(bisik Athar tepat di kuping kiri Meysha)
Meysha hanya melirik Athar tajam. Athar yang dilirik dengan tajam ia memalingkan mukanya ke arah depan sembari bersiul posisi kedua tangan berada di belakang.
GURU
Setelah ini, kalian saya strap di lapangan.
Meysha dan Athar distrap untuk hormat di depan tiang bendera dengan terik panas matahari tepat di atas kepala mereka.
Selang beberapa menit mereka berdiri, Meysha jatuh pingsan dihadapan Athar. Athar yang sigap langsung menolong Meysha dan membawanya ke UKS.
SCENE 20
INT/EXT – UKS/KORIDOR – PAGI HARI
CAST : MEYSHA, ATHAR, RASSYA
Meysha tak kunjung sadarkan diri, sedangkan Athar masih tetap menunggu Meysha dengan duduk disamping kanannya.
ATHAR (V.O)
Separah itu ya, sakitnya. Baru beberapa menit berdiri aja lo langsung jatuh pingsan(menatap Meysha)
Perlahan Meysha membuka matanya, ia mendapati Athar yang sedang menunggu. Meysha berusaha bangun dari posisi tidurnya namun Athar menahan.
ATHAR
Istirahat aja dulu, supaya kondisimu jauh lebih membaik
MEYSHA
(Menatap Athar tak suka) Tahu apa lo tentang kondisi gue?
ATHAR
Karena tadi lo pingsan ya(beat) gue pikir kondisi lo lagi ngga baik.
MEYSHA
Karena tadi gue pingsan bukan berarti gue lagi ngga baik – baik aja.
ATHAR
Kalo emang ngrasa baik – baik aja, ya. Seengganya lo tunggu dulu dokter datang buat pastiin keadaan lo.
MEYSHA
(Membuang nafas kasar) Gue aja ngga bisa pastiin keadaan gue sendiri, apa lagi orang lain.
Athar mengrenyitkan dahi. Ia bingung apa yang dikatakan Meysha. Dengan lemah Meysha turun dari ranjang yang terus saja ditahan oleh Athar.
ATHAR
Plis, dengerin gue buat tetap disini sebentar(menatap Meysha sembari memegang kedua bahu Meysha)
MEYSHA
Tolong, ngertiin. Gue muak dengan keterbiasaan gue yang berada di ranjang seperti ini(menatap Athar)
Tiba – tiba Athar menurunkan tangannya dari bahu Meysha. Ia membiarkan Meysha pergi sendiri ke kelas.
ATHAR
Sudah tahu sakit, batu banget si jadi cewe(geram)
Meysha berjalan menyusuri koridor dengan pelan karena kondisinya yang lemah. Rassya yang melihat Meysha, ia berlari dari belakang Meysha untuk membantunya.
RASSYA
Lo, kenapa lagi?(memapah Meysha dari arah samping)
MEYSHA
(Tercengang sembari melirik tangan Rassya yang ada dibahu kanannya) Ngga papa kok
RASSYA
Kenapa harus bohong si?
MEYSHA
Selemah itu, ya keadaan gue sekarang? Sampe bisa ketebak sama lo(menatap Rassya)
RASSYA
(Menatap Meysha) Biar gue bantu lo ke kelas.
Rassya memapah Meysha dengan pelan penuh perhatian. Meysha sebagai cewe yang diberi perhtaian lebih merasa nyaman dengan Rassya.
MEYSHA (V.O)
Jadi gini rasanya dikasih perhatian lebih(beat). Duhh.. apaansi gue, ingat, Meysha. Lo, ngga boleh jatuh pada lubang yang sama(mengehla nafas)
Meysha tiba – tiba melepaskan tangan Rassya yang berada di pundaknya.
MEYSHA
Sorry, gue kurang nyaman(terus berjalan)
Rassya hanya menatap punggung Meysha, belum jauh Meysha berjalan tiba – tiba ia terjatuh kemudian Rassya mendekat membantu membangunkannya.
RASSYA
Lo ngga papa kan?
Meysha hanya tersenyum dan mengangguk lemah menatap Rassya.
RASSYA
Kita, duduk dulu ya?(menunjuk bangku panjang)
Rassya memapah Meysha kembali menuju bangku panjang yang berada di depan kelas Rassya.
RASSYA
Tunggu sebentar ya, biar ku ambilkan air mineral(berdiri disamping)
Meysha hanya mengangguk mengiyakan. Tak lama kemudian Rassya kembali dengan menyodorkan sebotol air mineral untuknya.
Meysha menerimanya dan langsung meneguk minuman tersebut.
MEYSHA
Thank’s ya, lo udah sering mau bantuin gue (menatap Rassya yang duduk disamping kirinya)
Rassya hanya tersenyum mengangguk. Saat Athar akan kembali ke kelasnya, ia melihat Rassya dan Meysha duduk berdua.
ATHAR (V.O)
Sejak kapan mereka dekat? Kenapa gue ngga suka ya, melihat mereka dekat.
Athar berjalan menuju Meysha dan Rassya.
ATHAR
Kok, lo disini? Bukannya lo udah balik ke kelas?(menujuk Meysha)
RASSYA
Iya, tadi gue bantuin dia(menatap Athar yang berdiri di sampingnya)
MEYSHA
Kenapa lo disini?(menatap Athar yang berdiri)
ATHAR
Ini kan depan kelas gue(ibu jarinya menunjuk ke arah kelasnya)
Mata Meysha melotot kaget karena ternyata Rassya dan Athar satu kelas.
MEYSHA
Gue, balik kelas dulu ya(berdiri dari tempat duduk)
RASSYA
Gue antar ya?
MEYSHA
(Tersenyum tipis sembari menggelengkan kepala) Ngga usah, terimaksih buat bantuannya dan air mineralnya(menunjukkan sebotol air yang dibawanya)
Rassya tersenyum sembari mengangguk pelan, sedangkan Athar yang masih berdiri disamping Rassya memasang muka cemberut.
SCENE 21
INT – CAFFE TARIA – PAGI HARI
CAST : BU SUKMA, BU SARAS
Bu Sukma menemui bu Saras yang sudah menunggunya di caffe taria rumah sakit tempat bu saras bekerja.
BU SUKMA
Bu, Saras. Maaf ya udah bikin nunggu(menarik kursi ke belakang)
BU SARAS
Ohh, iya ngga papa(tersenyum)
BU SUKMA
Apa yang perlu dibiacarakan, bu?
BU SARAS
Mengenai perkembangan Meysha, dari hari ke hari. Saya tidak melihat ada perubahan dalam diri Meysha sedikitpun.
Bu Sukma tertegun mendengar pernyataan bu Saras. Tidak bisa ia pungkiri, sebab keadaan Meysha terakhir kali yang ia lihat menyakiti dirinya sendiri.
BU SUKMA
(Mengangguk) Saya mengerti, bu Saras. Semua hal terbaik untuk Meysha sudah saya lakukan. Lantas, sesuatu hal apa yang harus saya lakukan?
BU SARAS
Bu Sukma tidak perlu melakukan sesuatu untuk Meysha. Karena dia yang akan melakukan sesuatu tersebut untuk dirinya sendiri.
BU SUKMA
Lalu, bagaimana jika ia tidak ada perkembangan sama sekali? Saya takut ia merasakan apa yang saya rasakan dahulu. Saya takut jika Meysha juga harus mengalami rehabilitasi seperti saya dahulu.
BU SARAS
(Menggelengkan kepala) Tidak. Meysha anak yang cerdas, ia tahu mana yang terbaik untuk dirinya. Hanya saja ia belum dapat menemukannya.
Bu Sukma menghela nafas, seengganya apa yang dikatakan bu Saras membuat dia sedikit lega.
SCENE 22
INT – KANTIN – SIANG HARI
CAST : RYN, NADA, ATHAR, RASSYA, ILHAM
Kali ini Meysha tak dapat ikut dengan anak – anak ke kantin. Karena badannya masih terasa lemas.
ATHAR
Meysha, ngga ikut?(menatap Ryn)
Nada yang merasa cemeburu memasang muka kesal, Rassya yang menyadarinya menahan tawa akan raut muka cemburu Nada.
NADA(V.O)
Kenapa Meysha? Emang Athar kenal? Ahh kesel.
RYN
Dia bilang si ngga enak badan(menyeruput es miliknya)
ATHAR
(Mengangguk)
NADA
Sejak kapan lo kenal Meysha?
ATHAR
Sejak, tadi pagi(memasukkan siomay ke dalam mulutnya)
Nada mengrenyitkan dahinya bingung, Athar yang melihat wajah Nada bingung membiarkan Nada mati kebingungan, ia tak akan menjelaskan apapun ke Nada.
CU : Bunyi lonceng pulang sekolah.
Semua siswa – siswi dengan semangat berkemas – kemas untuk pulang.