EXT. LAPANGAN BASKET - SIANG (NOVEMBER 2007)
Randi bermain kucing-kucingan dengan Arif dan gengnya. Kelincahan Randi membuat mereka kesulitan, tapi semakin lama mereka membuat Randi semakin terdesak dan terkepung. Akhirnya setelah pengejaran yang melelahkan, Randi tertangkap. Tanpa basa-basi Arif memukulinya.
Pemukulan ini disaksikan seluruh warga sekolah. Semua murid dan guru yang ada menyaksikan kejadian itu tanpa berbuat apa-apa. Perasaan mereka ada di antara terlalu takjub, atau terlalu takut.
Pak Said akhirnya tiba di lokasi. Suaranya menggelegar.
PAK SAID
Berhenti!
Arif dan kawan-kawannya langsung berhenti menghajar Randi dan mundur. Randi tergeletak tak berdaya di halaman sekolah, halaman kamus yang dibawanya tercerai berai.
Pak Said menghampiri Randi dan mencengkeram lengannya. Dia lalu menarik anak itu ke atas untuk berdiri. Dengan tangan satunya yang bebas ditamparnya pipi Randi berulang kali.
Sekolah hening. Semua yang menonton menahan napas mereka.
PAK SAID
Memalukan! Mau jadi apa kamu?
Di luar dugaan semua orang, Randi tertawa.
RANDI
Tampar lagi, Pak! Tampar lagi! Asal anda tahu ya, kepala sekolah cabul seperti anda nggak pantas memimpin sekolah ini! Ayo tampar lagi! Saya tidak takut!
Ekspresi wajah Pak Said murka. Dia mendorong Randi hingga dia tersungkur lagi.
PAK SAID
Mulai hari ini, kamu saya keluarkan! Kamu bukan murid sekolah ini lagi!
Pak Said memandangi orang-orang yang menonton.
PAK SAID
Kenapa semuanya bengong begitu?! Kembali ke kelas masing-masing!
Kerumunan warga sekolah pun membubarkan diri. Pak Said kembali berpaling pada Randi yang duduk di lapangan.
PAK SAID
Kamu... Kamu akan menyesal. Saya akan buat kamu sangat menyesal.
RANDI
(menyeka darah dari sudut bibirnya, menggelengkan kepala dan tersenyum)
Yang bersalah... harus bertanggung jawab, Pak Said.
FADE TO BLACK