INT. RUANG MULTIMEDIA - SIANG (NOVEMBER 2007)
Randi, Aryo, dan Miss Ndari bersiap untuk melihat video yang tersimpan di dalam kartu memori handycam Pak Said. Randi memasukkan kartu memori itu pada pembaca kartu yang kemudian dihubungkan melalu USB ke komputer ruang multimedia.
Setelah mereka dapat mengakses isi kartu memori itu, mereka menemukan sebuah file video berdurasi satu jam empat puluh tiga menit.
RANDI
Semua siap?
Aryo dan Miss Ndari mengangguk. Randi memutar video itu.
Terlihat Arin berjalan menjauh dari kamera. Arin duduk di sofa, kemudian beberapa saat kemudian muncul Arif membawa buku.
Selama kurang lebih satu jam awal video ini menunjukkan kemampuan Arin mengajar. Miss Ndari berdecak kagum melihat Arin bisa membuat Arif mau fokus belajar.
Setelah mereka selesai, Arif keluar dari frame kamera dan tidak kembali lagi. Terdengar suara teriakan Arif yang pamit untuk pergi. Lalu datanglah Pak Said masuk ke dalam frame kamera. Randi menahan napas.
Scene yang tidak enak ditonton itu terjadi hanya sekitar empat menit, tapi efeknya cukup terasa. Miss Ndari menenangkan Randi dan Aryo yang murka melihat bagian itu.
Beberapa saat setelah Arin keluar dari frame kamera, Pak Said bangkit dari lantai dan duduk di sofa. Diambilnya kaleng biskuit penyok yang tadi digunakan oleh Arin dan dibantingnya ke tembok. Tutupnya terbuka dan isinya berhamburan keluar. Pak Said lalu berdiri dan keluar dari frame kamera. Sisa durasi video itu hanya menampilkan ruang keluarga yang kosong.
Randi tersungkur ke lantai.
RANDI
Videonya beneran ada...
ARYO
Gimana Miss Ndari? Ini barang bukti yang kuat kan?
MISS NDARI
Betul. Dengan ini bisa dipastikan Said terbukti bersalah di pengadilan. Tapi...
ARYO
Tapi apa lagi, Miss?
MISS NDARI
Bukti ini hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan kasus Arin. Bukan kasus perdagangan manusia yang kita berdua butuhkan.
RANDI
Miss Ndari ada ide nggak, bukti apa lagi yang kita perlu dapetin?
MISS NDARI
Ada satu. Bukti ini sebenarnya adalah tujuan utama saya masuk ke kehidupan Said. Namun saya belum berhasil menemukannya sampai sekarang.
ARYO
Apa itu Miss?
MISS NDARI
Sebuah buku kas tebal bersampul kulit warna cokelat. Dulu ketika Said datang ke Balai Latihan Kerja, dia selalu membawa buku itu ke mana pun. Saya yakin buku itu berisi pembukuan bisnis haram dia dari awal. Kalau kita bisa dapatkan buku itu, tamatlah Said Jayadi.
ARYO
Buku bersampul kulit cokelat? Saya tahu di mana buku itu disimpan.
MISS NDARI
Di mana? Bukan di rumahnya kan?
ARYO
Bukan. Buku itu disimpan di brankas kantor kepala sekolah.
MISS NDARI
Di kantor kepala sekolah ada brankas? Bagaimana kamu bisa tahu?
ARYO
Brankasnya diletakkan di dalam rak buku di belakang meja kepala
sekolah, di pintu laci sebelah kiri.
RANDI
(kembali berdiri)
Miss Ndari, anak ini udah memata-matai Pak Said sejak hari pertama dia masuk sekolah.
(meremas bahu Aryo)
Kadang gue ngerasa bangga sama lu Yo.
MISS NDARI
Oke. Kalau begitu tersisa satu masalah: bagaimana kita bisa mengambil buku itu. Said hampir selalu ada di kantornya, dan kunci pintunya hanya dia yang pegang. Itu berarti kalau dia pulang kita juga tidak bisa masuk. Selain itu, seperti kata Aryo, buku itu ada di dalam brankas. Bagaimana dengan kombinasi angkanya?
ARYO
Hampir satu semester bersekolah di sini saya sudah lihat Pak Said membuka brankas itu lebih dari sepuluh kali. Mungkin saya masih kurang yakin karena yang saya perhatikan adalah letak jarinya dan bukan angkanya, tapi saya bisa coba. Yang saya butuhkan adalah distraksi yang membuat Pak Said keluar dari kantornya untuk beberapa waktu, supaya saya bisa masuk ke dalam dan mengambilnya.
Randi memijit-mijit dagunya.
RANDI
Distraksi heh? Saya ada ide. Miss Ndari, saya boleh pinjam kamus Indonesia-Inggris karya Echols & Shadily itu?
MISS NDARI
Boleh.
Buku kamus tebal yang ada di meja Miss Ndari itu diambilnya dan diberikannya pada Randi.
ARYO
Apa yang lu mau lakuin Ran?
RANDI
(tersenyum lebar)
Hmm... mengajar Bahasa Inggris.