INT. RUANG KEPALA SEKOLAH - SIANG (SEPTEMBER 2007)
Pak Said sedang memeriksa sebuah dokumen ketika pintu kantornya diketuk seseorang. Kepala sekolah itu mempersilakan orang itu masuk.
ARIN
Selamat siang pak, Pak Said memanggil saya?
PAK SAID
Oh, Arin. Ya, ya, silakan duduk.
Arin duduk di sofa tamu ruangan itu. Pak Said berdiri dari kursinya dan pindah duduk ke sofa yang sama.
PAK SAID (CONT'D)
Kamu sudah tahu kenapa saya panggil kamu kemari?
ARIN
Belum pak.
PAK SAID
Annisa Arinta, betul? Satu dari sedikit siswa yang mendapatkan beasiswa penuh di sekolah ini. Saya dengar, kamu dan beberapa teman kamu membuat semacam bimbingan belajar di sekolah. Betul itu?
ARIN
Betul pak.
PAK SAID
Kamu sudah izin?
ARIN
Kami meminta izin ke tata usaha untuk memakai kelas dan meminjam kunci kelas dari satpam, pak.
PAK SAID
Tapi apa kamu minta izin menggunakan kelas untuk aktivitas yang bersifat komersial?
ARIN
(menggelengkan kepalanya)
Tidak, pak.
PAK SAID
Nah, di sini kekeliruannya. Sekolah tidak dapat mengizinkan ruang kelas untuk digunakan sebagai fasilitas komersial seperti bimbingan belajar kamu. Saya tidak melarang kamu menyelenggarakan bimbingan belajar, tapi mengadakannya di sekolah adalah keputusan yang kurang tepat.
Arin menundukkan kepalanya, otaknya berpikir keras. Namun sebelum dia sempat berkata sesuatu, Pak Said melanjutkan kalimatnya.
PAK SAID (CONT'D)
Tapi pengecualian selalu bisa dilakukan. Saya lihat ini adalah kegiatan positif bagi para murid, jadi saya bisa mengerti. Saya bisa bantu agar kamu bisa melanjutkan kegiatan ini seperti biasa.
ARIN
Betul begitu, pak? Terima kasih banyak, pak!
PAK SAID
Sama-sama. Tapi kalau boleh, saya juga memerlukan bantuan kamu. Kamu bersedia?
ARIN
Membantu dalam hal apa ya pak?
PAK SAID
(menghela napas)
Ini tentang putra saya, Arif. Nilai ulangannya di semester ini, terutama untuk mata pelajaran Matematika, bisa dikatakan... kurang memuaskan. Kebetulan ketika saya mendengar reputasi kamu dan kabar bahwa kamu bersedia menjadi pengajar bagi rekan-rekan kamu, saya mendapatkan ide. Bagaimana kalau kamu menjadi tutor privat putra saya?
ARIN
Privat?
PAK SAID
Ya, privat. Arif itu anaknya agak sulit. Saya kira bimbingan belajar yang sifatnya umum akan kurang efektif. Tetapi jika diajar secara privat, saya yakin dia bisa meningkat. Kalau masalah biaya, kamu tidak perlu khawatir. Tentu saja saya akan bayar jasa kamu dengan layak. Bagaimana?
Arin nampak terkejut mendengar proposal yang mendadak dari kepala sekolah itu. Dia terdiam sejenak, kemudian ditatapnya mata Pak Said.