12. EXT. HALAMAN SEKOLAH - SIANG (JULI 2007)
Randi dan Aryo terlihat berjalan membawa formulir mereka ke arah kantor bimbingan dan konseling, tempat pengumpulan formulir tersebut. Di dekat pintu kantor itu, ada seorang murid laki-laki yang menghentikan murid lainnya yang akan masuk untuk mengumpulkan formulir. Mereka menginspeksi formulir murid-murid, lalu mengembalikannya dan memperbolehkan mereka masuk.
RANDI (V.O)
Anak itu adalah penyebab kenapa kami mengisi dua lembar formulir. Namanya Dimas Aradhana, murid kelas sebelas sekaligus salah satu pentolan sekolah. Maklum, orangtuanya salah satu penyumbang terbesar yayasan sekolah ini. Dia anggota tim basket dan digadang-gadang bakal jadi kapten tim tahun ini. Gue gatau alesannya, tapi dia ga mau ada anak kelas sepuluh yang daftar ekskul basket tahun ajaran ini.
Seorang murid memberikan formulirnya kepada Dimas. Temannya menunggu di sampingnya, terlihat gelisah.
DIMAS
Pencak silat? Oke, masuk sana.
Murid kedua memberikan formulirnya.
DIMAS
(menampar pipi si murid)
Enak aja lu mau gabung tim basket! Sekarang lu balik ke kelas, ganti ekskul lain! Badan pendek begitu jangan banyak gaya!
Murid itu memegangi pipinya yang merah dan berlari pergi ketakutan. Randi dan Aryo datang menghampiri Dimas.
DIMAS
Siniin formulir lu.
Randi menyerahkan formulirnya.
DIMAS
Seni tari? Yakin lu?
RANDI
Seratus persen.
Aryo juga mengulurkan formulirnya pada Dimas.
DIMAS
Lu juga?
ARYO
Ada yang aneh, kak?
DIMAS
Nggak, nggak aneh. Lucu aja. Nih, kumpulin sana.
Dimas mengembalikan kedua kertas formulir itu pada Randi dan Aryo, lalu kembali menghentikan dan menginspeksi murid yang lain. Randi dan Aryo masuk ke kantor bimbingan dan konseling. Mereka melipat formulir yang sebelumnya mereka berikan kepada Dimas, dan mengeluarkan formulir lainnya dari saku celana mereka, formulir yang menyatakan mereka memilih ekstrakurikuler basket. Randi dan Aryo lalu menaruhnya di tempat pengumpulan formulir. Keduanya tertawa ringan.