INT. TEMPAT KERJA AKU — SIANG
Di tempat kerja aku berupa departemen dengan bilik-bilik kerja yang memisahkan antara setiap pekerja. Suasana yang diisi dengan suara ketikan keyboard komputer dan mouse, decit kursi, jam putih adalah benda satu-satunya yang mendekorasi ruangan, warna tembok bernuansa bosan yang jauh dari kata menyegarkan.
TEMAN KERJA AKU 3 (33), wanita karir yang baru menikah dengan pria yang dijodohkan orang tuanya, akhir-akhir ini, baru tersadar keadaan aku yang aneh, seringkali bolak-balik ke dispenser minum, dan seringkali khawatir dengan aku yang dilimpahkan terlalu banyak tugas. Ingin mendekat dengan aku karena merasa ada perasaan senasib dengan aku.
NARATOR
Bilik kerjanya nampak baru meskipun dia telah bekerja disini selama lebih dari 5 tahun. Tidak ada satu benda pun yang bersifat personal, dia berkata agar memudahkannya jika ia dipindahkan atau dipecat.
TEMAN KERJA AKU 1
(menghampiri aku)
Mohon maaf sebelumnya, boleh saya minta tolong? Saya sedang ada urusan penting mendadak jadi saya tidak bisa mengerjakan tugas untuk hari ini. Saya janji saya akan mencover tugasmu jika kamu memiliki urusan mendadak juga. Saya mohon.
AKU
Ah, iya tidak apa-apa. Semoga urusannya berjalan lancar.
TEMAN KERJA AKU 1
(sembari kembali ke bilik kerjanya)
Terima kasih, terima kasih. Saya akan mengirim filenya. Kabari saya nanti jika ada perlu ada hal yang dibantu.
AKU
(tersenyum kepada teman kerja aku 1, langsung berubah ke wajah kesalnya ketika teman kerja aku 1 sampai di biliknya)
TEMAN KERJA AKU 1
(Suara samar-samar terdengar oleh aku)
Akhirnya aku bisa kencan dengan gebetanku. Dia tadi baru mengajakku kencan, bisa kau bayangkan itu, tidak sia-sia aku mengejarnya selama ini.
TEMAN KERJA AKU 2
Bukannya kamu ada tugas deadline hari ini? sudah selesai?
TEMAN KERJA AKU 1
Beres kalau itu, udah ada yang ngurus. Ah, nggak sabar aku.
TEMAN KERJA AKU 2
Oh, selamat menempuh malam baru, ditunggu ya undangannya, hehehe
AKU
(V.O, sambil membuka file dari teman kerja aku 1)
Ya, selamat menempuh malam baru untukmu dan neraka bagiku. File yang kau beri benar-benar belum selesai, ini sama saja aku mengerjakan seluruh tugasmu. Aku harus mengerjakan semalaman untuk ini.
Jika saja aku bisa mengatakan, aku juga memiliki teman kencan yang menunggu, bernama selimut dan netflix. Mengapa diri kita sendiri tak cukup kuat untuk menjadi suatu alasan? berapa harga untuk diri kita sendiri?
NARATOR
Itu seperti alasanmu saja untuk mendukung kemalasanmu, kan?
AKU
(V.O)
Apa salahnya dengan itu? Semua selalu saja menyalahkan pada satu faktor itu. Bukankah kau tak sadar jika dunia ini berjalan terlalu cepat di beberapa bagian dan bagian lainnya tertinggal bahkan terinjak-injak. Kapan kata cukup dikumandangkan?
TEMAN KERJA AKU 3
(mengintip ke bilik aku)
Maaf, tadi saya kedengaran, kalau ada yang perlu dibantu, forward saja ke saya filenya. Pekerjaan saya hampir selesai jadi saya ada waktu luang untuk mengerjakan pekerjaan lain.
AKU
(menoleh ke teman kerja 3, sembari tersenyum)
Ah, tidak usah repot-repot. Ini pekerjaan saya juga hampir selesai. Tenang saja, saya bisa selesaikan ini sendiri.
TEMAN KERJA AKU 3
Apakah benar tidak apa-apa? Sepertinya pekerjaan titipannya masih banyak yang belum dikerjakan.
AKU
Ya, saya yakin 100% bisa menyelesaikan hari ini. Anda besok ada presentasi penting, kan? Jadi lebih baik pulanglah cepat dan persiapkan yang terbaik untuk besok.
TEMAN KERJA AKU 3
(Kembali ke biliknya)
Baiklah, semangat untuk kita.
AKU
(kembali ke raut kesalnya dan menatap layar komputernya, lalu beranjak ke dispenser minum)
Time lapse aku mengerjakan tugasnya dan beberapa kali bolak-balik ke dispenser minum dan suasana kantor dari ramai ke sepi, jam berputar hingga jam 22.00, aku selesai mengerjakan pekerjaannya lalu mematikan lampu.
EXT. TROTOAR SEPI — MALAM
NARATOR
Kau tidak ingin mengisi energimu seperti biasa?
AKU
(V.O, mengecek jam)
Kemarin, aku sudah pergi kesana, jika aku kesana setiap hari, dia bisa mengira jika aku stalker.
NARATOR
Malam ini kau sudah bekerja lebih keras dari biasanya, tak apa lah, sekali-kali
AKU
(terdiam dan tetap melanjutkan berjalan ke kostnya)
INT. KOST — MALAM
Telepon aku berbunyi saat aku di depan pintu kostnya. Aku mengeluarkan kunci dan membuka pintu sambil menjawab telpon dari ibu. Kamar kost lampu belum dinyalakan, hanya ada cahaya yang masuk melalui angin-angin di atas kamarnya.
IBU AKU (57), wanita yang melahirkan 3 anak dan berperan sebagai orang tua hanya ketika ada acara di sekolah dan menyerahkan segala keperluan ke pengasuh, mengikuti segala kegiatan sosial yang dia tau, memiliki harga diri tinggi dan selalu berusaha menjadi terdepan di kelompoknya, suaminya pernah menjadi orang terkaya di desanya di masa jayanya adalah salah satu pengaruh besar kepribadiannya saat ini.
AKU
Ya, Ibu. Bagaimana kabar ibu? Maaf belum bisa nelpon akhir-akhir ini, ada proyek besar di kantor.
IBU AKU
(V.O)
Ibu baik-baik, nak. Ini ibuk tadi baru pulang dari acara kumpul tetangga. Itu ada tetangga baru punya baju, bajunya bagus, katanya beli di toko baru buka di kota. Ibu kan sudah lama nggak beli baju, besok kamu gajian, kan? Bisa langsung transfer kirim uang bulanan ke ibu?
AKU
(masuk ke kost, langsung duduk menyandar ke pintu, memandang ke lampu kamarnya)
Iya, baik bu. Ada perlu apa lagi?
IBU AKU
(V.O)
Udah itu aja, nak. Ibu mau tidur, udah malam. Ibu tutup ya telponnya.
Suara telpon terputus.
AKU
Apakah kau membohongiku ketika kau mengatakan jika aku tokoh utama?
NARATOR
Tidak, kau benar-benar tokoh utama di cerita ini. Cerita ini sepenuhnya berputar dengan dirimu sebagai pusatnya.
AKU
Jika aku benar-benar utama cerita ini, berarti cerita ini hanyalah sampah yang tak layak untuk dilihat. Kau bisa menemukan cerita menyedihkan dan mengenaskan seperti ini dimana-mana. Apakah penulis cerita ini memang bisa menulis?
NARATOR
Aku tak pernah bertemu dengannya tapi setidaknya menurutku cerita ini sedikit berbeda daripada cerita biasanya. Yah, semuanya kembali ke selera masing-masing.
AKU
Tetapi jika ceritaku akan berlanjut hanya berpola seperti ini saja, lebih baik bunuh aku. Aku...
Aku tertidur kelelahan dan matanya mengeluarkan air mata.