104 EXT. HOTEL MELATI – TEMPAT PARKIR – MALAM
Wizy berhasil menyusul sebelum Tenri sampai di mobil. Di belakangnya Rian mengekor, menjaga jarak sembari memegangi pipi kanannya. Boy turun dari mobil. Kedua alisnya terangkat.
WIZY
Aku akan jelaskan semuanya, Tenri.
Tenri berbalik dan menepis tangan Wizy.
TENRI
Pastikan dia (menunjuk Rian) menikahimu kalau masih ingin hidup.
WIZY
Tapi ayahku...
TENRI
Aku yang akan bicara padanya. Bersenang-senanglah.
CUT TO:
START OF MONTAGE
105 EXT. SEBUAH MOBIL DI JAKARTA – JALANAN – MALAM
Mobil melaju. Tenri menyandarkan kepalanya di jendela sambil merenung. Boy melirik lewat kaca spion, tidak berani bicara.
CUT TO:
106 INT. RUMAH KELUARGA WIZY – KAMAR – MALAM
Wizy menangis dalam pelukan Dita. Cindy menepuk-nepuk bahunya berusaha menenangkan.
CUT TO:
107 EXT. SEBUAH PESAWAT – DALAM – MALAM
Tenri termenung di dalam pesawat. Wajahnya menampakkan kekecewaan mendalam.
CUT TO:
108 INT. RUMAH KOS WENNI – TERAS - MALAM
Wenni menempelkan ponsel di telinganya. Tampak gelisah.
END OF MONTAGE
DISSOLVE TO:
109 INT. HOTEL ARYADUTA – KAMAR - PAGI
Pintu kamar terbuka, Tenri terlihat tertidur. Wenni muncul di pintu. Ia menyimpan tasnya di sofa lalu membuka tirai jendela. Setelah itu ia menghampiri Tenri dan menggelitik telapak kakinya. Tenri tak mengacuhkan Wenni.
WENNI
Sepertinya ada yang lagi galau.
Tenri masih diam.
WENNI (CONT’D)
(Berbisik) Calon pengantin tidak boleh galau. Pernikahannya bisa batal.
Tenri bangkit dan duduk di samping Wenni.
TENRI
Aku tidak akan menikah.
WENNI
Hari ini memang tidak. Kan pernikahannya baru Minggu depan.
Tenri menghela napas panjang. Wenni menoleh, menatap Tenri dengan keheranan.
TENRI
Wizy mengkhianatiku.
Mata Wenni membelalak karena terkejut. Ia terlihat kurang percaya.
WENNI
Jangan bercanda, Kak.
Wajah Wenni mulai cemas.
TENRI
Aku memergoki mereka di hotel.
WENNI
Serius, Kak?
Tenri mengangguk. Wenni menghambur memeluknya sambil menangis.
WENNI (CONT’D)
Sabar, Kak. Jangan sedih. Masih ada aku yang menyayangi Kakak.
CUT TO:
110 INT. KAFE RAHMAH – DALAM – SIANG
Gufron tampak kesal. Tangan kanannya terkepal di atas meja. Sementara Tenri duduk di depannya dengan kedua kaki di atas meja sambil kepalanya bersandar pada kedua tangannya.
GUFRON
Kurang ajar. Harusnya aku ada di sana. Aku ingin sekali menghajar bajingan itu.
Tenri menurunkan kakinya. Ia mengusap wajahnya beberapa saat lalu berpaling melihat ke arah Gufron yang masih marah.
TENRI
Sudahlah. Jodoh, mati, itu urusan Tuhan.
Gufron menepuk pundak Tenri.
GUFRON
Jadi apa rencanamu selanjutnya?
Tenri berpikir sejenak.
TENRI
Aku akan pindah ke sini. Ibu kota masih kejam, Bro.
DISSOLVE TO:
111 INT. RUMAH TENRI DI MAKASSAR – RUANG TAMU – SORE
BEBERAPA ORANG tampak sibuk mengangkat perabot ke dalam rumah. Kursi, meja, keramik, hingga televisi. Tenri mengarahkan mereka saat mengatur perabotan itu di ruang tamu. Wenni dan ibunya, BU HALIMAH memperhatikan mereka sambil duduk di sofa.
Setelah orang-orang itu pergi, Tenri bergabung duduk di sofa.
TENRI
Ibu tinggal saja di sini bersama kami.
BU HALIMAH
Tidak, Nak. Ibu tidak bisa.
TENRI
Kenapa, Bu?
Bu Halimah terdiam. Ia mengelus kepala Wenni.
TENRI
Tapi ibu haruS sering-sering datang ke sini.
CUT TO:
112 INT. RUMAH TENRI DI MAKASSAR – RUANG TAMU – MALAM
Tenri dan Wenni sedang duduk di ruang tamu. Wenni tampak bersandar di bahu Tenri yang sedang menonton TV.
WENNI
Besok aku ulang tahun, Kak.
TENRI
Kau mau hadiah apa?
Wenni memperbaiki posisi duduknya. Menatap Tenri yang masih asyik menonton.
WENNI
Kakak mau ngasih apa?
TENRI
Apa saja. Asal jangan calon ipar.
Wenni tersenyum.
WENNI
Jadi ceritanya sekarang Kakak tidak mau lagi menikah, begitu?
TENRI
Mungkin
WENNI
Aku aminkan ya?
Tenri buru-buru menoleh.
TENRI
Eh jangan, enak saja.
Mereka berdua tertawa. Wenni menatap Tenri yang langsung mendorong jidatnya lalu kembali tertawa. Setelah itu mereka terdiam. Wenni tampak berpikir.
WENNI
Kak,aku ingin jalan-jalan ke luar negeri. Aku mau ke Ngarai Fjaorargljufur di Islandia. Itu ngarai hijau yang sangat indah. Keren, Kak. Pernah muncul di video klipp Justin Bieber.
Tenri mengangguk.
WENNI
Serius boleh?
TENRI
Iya.
WENNI
Yes!
Wenni berseru sambil mengepalkan tangannya. Ia tampak sangat gembira. Bu Minah muncul dari dapur membawa segelas kopi dan teh. Ia tersenyum melihat Tenri dan Wenni tampak bahagia. Setelah meletakkan gelas di meja, Bu Minah segera pergi.
TENRI (CONT’D)
Ada lagi hadiah lain yang kau minta?
WENNI
Aku tidak ingin apapun lagi. Aku hanya mau kakak menyayangiku selamanya.
CUT TO:
113 INT. RESTORAN RAHMAH – DALAM - SIANG
Perayaan ulang tahun Wenni berlangsung meriah. Kepada tamu, Tenri memperkenalkan Wenni sebagai adiknya. Setelah acara selesai, Tenri dan Gufron kembali ke kafe meninggalkan Wenni, Titin dan Ririn yang mengobrol di sofa.
CUT TO:
114 INT. KAFE RAHMAH – DALAM - SIANG
Tenri dan Gufron duduk di salah satu meja.
TENRI
Aku benar-benar bahagia, Kawan.
GUFRON
Iya, tapi ingat, jangan lupa cari istri. Wenni itu hanya adikmu. Suatu saat ia akan menikah dan meninggalkanmu.
TENRI
Duh, mulai lagi.
GUFRON
Ini serius, Bro. Ingat umur. Kalau kau baru menikah di usia 40 dan istrimu baru melahirkan 5 tahun kemudian, bagaimana? Saat sudah 60 tahun, anakmu baru 15. Bayangkan kalau anakmu perempuan dan pemuda-pemuda tetanggamu mengganggunya? Kau hanya bisa berdoa. Apalagi kalau asam urat sudah merusak sendimu. Itu baru anak pertama.
TENRI
Hitung-hitunganmu benar-benar mengerikan.
GUFRON
Makanya, lupakan Wizy dan menikahlah secepatnya. Jangan egois. Kasihan anak-anakmu nanti.
TENRI
Iya, aku akan menikah.
GUFRON
Atau bagaimana kalau aku membantumu mencari calon istri? Aku jamin, kau pasti menyukainya. Bagaimana?
TENRI
Tidak perlu. Aku bisa cari sendiri.
GUFRON
Yakin?
CUT TO:
115 INT. RUMAH TENRI DI MAKASSAR – KAMAR – SORE
Wenni, Titin, dan Ririn baru saja datang dan langsung masuk ke kamar. Mereka membuka kado ulang tahun Wenni di atas tempat tidur. Terakhir mereka membuka kado dari Tenri. Kado itu berukuran kecil.
TITIN
Ayo cepat buka, Rin. Aku penasaran ingin tahu.
RIRIN
Sabar.
Wenni memperhatikan kedua sahabatnya sambil bersandar di sandaran tempat tidur. Ririn membuka kado itu langsung terpana. Terlihat kunci mobil.
RIRIN
Mobil Wen!
Bukan hanya Ririn dan Titin, Wenni juga tampak terkejut. Ia mendekat dan mengambil kado itu.
TITIN
Kau benar-benar sudah jadi seorang putri, Wen.
RIRIN
Iya, kau sangat beruntung, Wen.
Titin dan Ririn memeluk Wenni. Mereka tampak bahagia.
FADE IN: