94 INT. RUMAH KOS WENNI – KAMAR – MALAM
Wenni mengeluarkan satu per satu barang dari dalam tasnya. Tas, sepatu, baju, celana, sendal, jaket, kacamata, bedak, dan lain sebagainya, semuanya baru. Titin dan Ririn memperhatikan Wenni dengan ekspresi cemburu.
TITIN
Seperti mimpi ya?
WENNI
Makanya, perbanyak doa.
RIRIN
Kau benar-benar beruntung, Wen.
Ririn memeluk Wenni dan mencium pipinya. Setelah itu, Wenni membagi-bagikan hadiah kepada mereka. Mereka bertiga tertawa. Ibu kos melintas di depan kamar sambil geleng-geleng.
CUT TO:
95 INT. KANTOR TENRI – DALAM – MALAM
Wizy duduk di sofa sambil menatap Tenri dengan tatapan tajam dan menyelidik.
WIZY
Kau dari mana Tenri?
TENRI
Bali ... jalan-jalan
WIZY
Kenapa mematikan ponsel?
TENRI
Aku tidak ingin diganggu.
Wizy memalingkan wajah ke arah Tenri dengan mata membelalak. Ekspresi wajahnya kecewa bercampur tidak percaya mendengar apa yang baru saja diucapkan Tenri.
TENRI (CONT’D)
Maksudku .....
WIZY
Jadi selama ini, setiap kali aku menelepon, kau merasa terganggu?
Tenri tampak salah tingkah.
TENRI
Maksudku bukan begitu. Kau salah paham.
Wizy mendengus.
WIZY
Aku tidak tuli.
Tenri diam. Ia tak mau memperpanjang perdebatan.
WIZY (CONT’D)
Bersama siapa?
Wizy menatap Tenri dengan ekspresi curiga. Menelisik baju Tenri dengan matanya.
TENRI
Wenni, adik angkatku
Wizy tertawa dengan wajah masam. Setelah itu ia memandang Tenri dengan tatapan merendahkan sambil mendengus.
WIZY
Kakakmu sudah meninggal, Tenri. Kau harus bisa menerima kenyataan itu. Jangan bodohi dirimu dengan obsesi gila. Aku yakin dia hanya gadis penggoda yang mencoba memanfaatkan kebaikanmu. Dia hanya mengincar hartamu.
TENRI
Dia gadis baik-baik.
Wizy kembali mendengus. Tampak sebal dan tidak percaya.
WIZY
Kau tahu dari mana?
TENRI
Insting
WIZY
Omong kosong. Antar aku pulang.
Wizy langsung berdiri dan keluar dari ruangan Tenri. Tenri menggeleng sebelum menyusul Wizy.
CUT TO:
96 EXT. SEBUAH MOBIL DI JAKARTA – DALAM – MALAM
Tenri dan Wizy dalam perjalanan pulang. Amarah Wizy sudah mereda. Ia bersandar di bahu Tenri yang sedang menyetir.
WIZY
Maafkan aku. Belakangan ini aku sedang kesal. Kau tidak marah bukan?
Tenri menggeleng lalu mengacak-acak rambut Wizy.
TENRI
Bagaimana mungkin aku bisa marah pada calon istriku.
WIZY
Aku mencintamu, Sayang. Aku akan bilang ke Papa untuk mempercepat pernikahan kita. Kau setuju, bukan?
Wizy memperbaiki posisi duduknya lalu menatap Tenri. Tenri mengangguk.
CUT TO:
97 INT. RUMAH KELUARGA WIZY – RUANG TENGAH – MALAM
Pak Gatot dan Bu Susi sedang duduk di ruang tengah. Wizy yang baru datang langsung mendekat. Ia mencium kepala Bu Susi kemudian duduk di samping Pak Gatot.
WIZY
Pa, Aku ingin mempercepat pernikahanku.
Pak Gatot dan Bu Susi menatap Wizy, lalu saling berpandangan.
BU SUSI
Ada apa, Nak?
Wizy menggeleng.
PAK GATOT
Tanya Tenri dulu, dia bersedia, tidak?
WIZY
Tenri sudah setuju, Pa.
Pak Gatot dan Bu Susi sekali lagi saling berpandangan.
PAK GATOT
Aku harus tanya langsung ke dia.
CUT TO:
98 INT. KANTOR TENRI – DALAM - SIANG
Layar komputer di atas meja Tenri memperlihatkan Instagram Wenni. Foto ala Justin Bieber-nya mendapat banyak like dan komentar. Tenri tersenyum.
Pak Gatot muncul di pintu. Tenri berdiri dari kursinya lalu mempersilakan Pak Gatoto duduk.
PAK GATOT
Calon istrimu ingin pernikahan kalian dipercepat.
TENRI
Wizy sudah bilang tadi malam, Pak.
PAK GATOT
Jangan terus-terusan mengalah. Kalau memang tidak setuju, tolak. Jangan biasakan dia memutuskan segalanya sendiri. Kau akan repot nanti.
Tenri mengangguk.
PAK GATOT (CONT’D)
Oh, ya, bagaimana rencana impor rumput laut dan tambang nikel?
TENRI
Semuanya sudah beres, Pak. Tinggal persetujuan Bapak saja.
PAK GATOT
Sudahlah, Nak. Kau saja yang urus semuanya. Toh, perusahaan kita juga akan jadi milikmu. Setelah kalian nikah, saya akan fokus mengurus Ibu.
Pak Gatot berdiri dan keluar dari ruangan Tenri. Tenri baru saja ingin kembali ke mejanya, ketika Wizy muncul. Wizy berhenti sejenak di pintu sambil mengintip ke arah Pak Gatot yang berjalan pergi.
WIZY
Bagaimana?
TENRI
Bagaimana apanya?
WIZY
Kita nikah minggu depan.
TENRI
Aku kan sudah bilang, terserah kau.
WIZY
Terima kasih, calon suamiku.
Wizy mencubit kedua pipi Tenri lalu bergegas pergi. Tenri menyusulnya.
TENRI
Kau mau kemana?
WIZY
Aku ada janji dengan teman.
Wizy dan Tenri berhenti di pintu.
TENRI
Bisa tidak untuk sementara jaga jarak dulu dengan teman-temanmu. Aku takut terjadi ...
WIZY
(Menyela) Aku bisa jaga diri, Sayang.
Wizy memutar tubuhnya dan pergi. Tenri menatap punggungnya dari belakang sambil mendesah.
Sepanjang hari, Tenri menghabiskan waktu di kantor. Ia menandatangani beberapa berkas dan menelepon sejumlah orang. Terlihat di jendela suasana di luar perlahan mulai gelap dan lampu-lampu sudah menyala.
FADE OUT:
99 INT. RUMAH CINDY – TERAS – MALAM
Tiga gelas minuman dingin berwarna cokelat di atas meja. Titin dan Dita duduk mengapit Wizy yang tampak resah.
DITA
Itu terlalu berbahaya, Wiz.
CINDY
Iya, Wiz. Apa tidak ada jalan lain?
Wizy terdiam. Ia memandang jauh ke depan lalu berdiri.
WIZY
Kalian doakan saja.
CUT TO:
100 INT. RUMAH TENRI – KAMAR – MALAM
Pintu kamar terbuka. Tenri masuk sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ponselnya berdering. Pesan dari nomor tak dikenal: Aku tunggu di Hotel Melati kamar 13, ponselku lowbat. WIZY.
Sambil mengenakan baju, Tenri mencoba menghubungi Wizy. Ponselnya tidak aktif. Tenri tampak berpikir.
CUT TO:
101 EXT. RUMAH TENRI – TERAS DEPAN – MALAM
Tenri berdiri di teras. Tidak berselang lama mobil yang disupiri Boy muncul. Tenri langsung naik.
BOY
Kemana, Bos?
TENRI
Hotel Melati.
Mobil berjalan pelan keluar dari halaman. Tenri kembali mencoba menghubungi ponsel Wizy. Keningnya berkerut. Nomor Wizy belum aktif.
CUT TO:
102. EXT. HOTEL MELATI – TEMPAT PARKIR – MALAM
Tenri turun dari mobil dan masuk ke hotel. Boy menunggu di mobil sambil mendengarkan musik.
CUT TO:
103. INT. HOTEL MELATI – LANTAI 2 – MALAM
Lorong kamar hotel sepi. Tenri keluar dari lift dan melangkah mengikuti petunjuk posisi kamar yang tertulis di dinding. Ia mencari kamar nomor 13. Kamar itu paling ujung.
Tenri berdiri di depan pintu. Tampak ragu. Sekali lagi ia mengeluarkan ponselnya, mencoba menghubungi nomor Wizy. Masih belum aktif. Tenri mengantongi ponselnya dan menekan bel.
Rian membuka pintu.
RIAN
Ada apa, ya?
Tenri terlihat kebingunan. Dia menengok ke dalam kamar melalui bahu Rian. Tidak ada seorang pun di dalam kamar. Tenri mengetuk-ngetuk bibirnya dengan telunjuk. Lalu, tersenyum.
TENRI
Maaf, saya salah kamar.
Tenri memutar tubuhnya bersiap untuk pergi. Namun, langkahnya terhenti ketika terdengar suara Wizy.
WIZY (VO)
Ada apa, Yan?
Wajah Tenri merah padam. Ia menerobos masuk kamar. Rian menarik pundak Tenri yang sudah berada di dalam kamar. Tenri memutar tubuhnya dan memukul wajah Rian. Rian terjatuh ke lantai. Pada saat bersamaan, Wizy keluar dari kamar mandi dengan pakaian mandi dan handuk di kepalanya.
WIZY (CONT'D)
(tergagap) Ten .... Ri
TENRI
Dia yang akan jadi pengantin priamu.
CUT TO: