Alice in her own Wonderland
1. (1) ALICE

ACT 1

SCENE 1

INT. Lorong sekolah. Pagi hari.

CAMERA FOLLOW. Langkah kaki Alice yang berjalan dengan santai melewati lorong sekolah. Di sisi kiri dan kanannya, tampak para murid tercengang ketika menatap Alice yang berjalan melewati mereka.

ALICE (VO) :

Apa kau pernah mendengar dongeng Alice in Wonderland? Jika ya, apakah menurutmu Alice hanya membayangkan atau benar - benar menemukan Wonderland seperti cerita yang beredar?

Kalau menurutku, kedua jawaban itu salah. Alice tidak hanya membayangkan Wonderland. Dia menciptakannya. Wonderland dan segala hal yang ada di dalamnya adalah bagian dari kecerdasannya dalam menciptakan sebuah dunia. Dan bagaimana dia mengaturnya.

Kau tidak setuju? Menurutmu aku berkata bohong Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Tapi cobalah melihat ceritaku dan pikirkan kembali perkataanku.

(Langkah Alice berhenti di depan sebuah kelas.)

ZOOM OUT papan tanda kelas yang menunjukkan tulisan : 'XII - Bahasa 2"

(CREDIT SCENE)

SCENE 2

INT. KAMAR ALICE - MALAM HARI.

Cast : 

Sarah (ibu Alice) (P/35) 

Alice (P/10)

Di ruangan itu, terlihat seorang ibu dan putrinya yang berumur sebelas tahun sedang berbaring di atas ranjang. Sang ibu tengah memegang buku dongeng sedang putrinya memeluk guling sambil mendengar cerita tersebut dengan seksama. 

SARAH : 

Suatu hari, hiduplah seorang gadis bernama Alice. Pada sore hari yang cerah, Alice sedang duduk di pinggir danau bersama kakaknya. Dia tengah merasa bosan ketika mendadak saja ia melihat seekor kelinci berlari sambil berkata 'Astaga! Astaga! Aku terlambat!'

Pada awalnya, Alice tak benar - benar menyadari bahwa itu aneh. Tapi ketika ia melihat kelinci itu mengeluarkan arloji dari saku jasnya, ia mulai bertanya - tanya, 'Kenapa kelinci membawa arloji?' Lalu ia mulai mengikuti kelinci itu. Ketika kelinci tersebut melompat ke dalam lubang rahasia, Alice juga melompat tanpa takut. 

Setelah melompat ke lubang itu, Alice kemudian bertemu dengan sejumlah makhluk aneh, tapi semua kejadian yang ia alami akhirnya menuntunnya pada seorang ratu jahat bernama Ratu Hati. Setelah mengalami kejadian nyaris mati, dia akhirnya bisa mengalahkan Ratu Hati dan kemudian terbangun dari mimpinya. Selesai.

(Alice menatap ibunya dengan tatapan kesal.)

ALICE : 

Ma, itu terlalu singkat! (Alice berkata dengan nada kesal) 

Sarah tertawa. 

SARAH :

Alice sayang, kamu gak liat udah jam berapa? Udah jam sebelas sayang, dan kamu masih belum tidur! 

ALICE :

Pokoknya Alice gak mau tidur sebelum denger cerita lengkapnya! 

SARAH :

Ya ceritanya emang kaya gitu sayang. Alice masuk ke Wonderland, ketemu orang - orang baik, mengalahkan Ratu Jahat dan kemudian bangun dari mimpi dia. 

ALICE :

Tapi itu gak lengkap ma! Gimana caranya Alice ketemu orang - orang baik itu terus gimana Alice bisa ngelawan Ratu Jahat? 

SARAH:

Tapi udah malam sayang....

ALICE :

Mama sih, pulangnya jam segini terus. Kan jadinya ga pernah selesain dongengnya kan!

SARAH :

(membelai rambut Alice lembut) Kan mama harus kerja.

ALICE :

(Menghela napas) Yaudah, nanti janji ya, mama harus luangin waktu buat bacain cerita ini lebih lengkap?

SARAH :

Janji! Sekarang Alice tidur ya sayang. Besok kan senin, kamu harus sekolah. 

ALICE :

(Bersiap memejamkan mata, tapi kemudian ia membuka matanya lagi) Ma? Aku boleh tanya sesuatu gak?

SARAH :

Tanya apa? 

ALICE :

Nama aku, Alice ... Itu dari buku itu ma? 

SARAH :

Iya

ALICE :

Kenapa ma? 

SARAH :

Karena ... mama mau kamu menjalani petualangan menemukan Wonderland kamu sendiri. Seperti Alice di buku ini. Mama mau kamu selalu bahagia seperti dia. 

ALICE :

Menurut mama, apa aku bakal ketemu kelinci yang bisa bicara dan jatuh ke lubang juga? 

IBU :

(Tertawa) Ya gak harus gitu juga sayang. Wonderland versi kamu, itu kamu sendiri yang nentuin mau gimana. 

ALICE :

Tapi ma-- 

SARAV :

Udah ah, kamu sekarang tidur, ntar gak tidur - tidur kamunya.

(Kali ini Alice menurut, ia menaikkan selimutnya hingga ke bawah dagu lalu memejamkan matanya. Sarah menunduk untuk mencium kening Alice, mematikan lampu tidur dan turun dari ranjang) 

CU : Langkah Sarah berjalan keluar dan menutup pintu kamar Alice.

SCENE 2 

INT. RUANG TENGAH RUMAH ALICE - PAGI HARI 

ESTABLISH : Rumah Alice dipenuhi dengan orang - orang berbaju hitam yang duduk melingkar menghadapi mayat yang telah di tutup kain putih, lantunan ayat suci Al - Qur'an terdengar di semua tempat.

CU : Kumpulan ibu - ibu yang duduk di pojok ruangan.

Ibu - ibu 1 : 

Kasian ya, mana anaknya masih kecil. Bapaknya juga gak jelas, setiap hari pulang subuh terus. 

Ibu - ibu 2 : 

Iya, terus gosipnya suaminya selingkuh ya? Tega banget kalo beneran kaya gitu ya, bu? Istri udah banting tulang kerja sendirian, eh suaminya malah enak - enakan selingkuh.

Ibu - ibu 3 : 

Saya sih yakin bu kalo suaminya selingkuh. Liat deh, istrinya udah meninggal aja, dia masih bisa senyum - senyum nyambut tamu. Kaya gak ada sedihnya gitu.

Ibu - ibu 1 : 

Kalo saya cuma kasian sama anaknya aja, bu. Dia masih kecil, dia pasti gak ngerti gimana cara lindungin diri sendiri. 

Ibu - ibu 2 : 

Nah bener itu bu! Mana warisan mamanya jatuh ke anaknya semua lagi. Saya tuh cuma takut kaya kasus - kasus dulu, yang anaknya di apa - apain biar bisa nguasain hartanya itu loh. 

Ibu - ibu 3 : 

Iya bu bener, mana katanya Mbak Sarah ini gak punya keluarga lagi. Gak tega saya liat Alice di apa - apain. 

(Kedua ibu - ibu mengangguk menyetujui)

CUT TO:

SCENE 3

Cast : 

ALICE (P/11)

Bi Inah (P/35)

CU : Alice yang sedang duduk di samping jendela kamarnya. Ia menempelkan kepalanya di kaca jendela sedang tangannya memeluk buku berjudul Alice in Wonderland. Wajahnya sembab karena habis menangis, tapi pada saat itu ia sudah tidak menangis lagi.

SFX. Derit pintu lalu langkah seseorang

CAMERA PAN TO. Bi Inah yang tengah membawa makanan.

Bi Inah : 

Non, ayo makan dulu. 

Alice :

(menoleh sebentar kemudian menatap ke luar jendela lagi) Taro aja disitu, Bi. 

Bi Inah: 

Non, bibi tau non Alice sedih. Tapi non Alice harus makan ya? Kalo non Alice uring - uringan kaya gini, ntar mamanya non sedih lagi liatnya. 

Alice :

Bagus dong bi. Kalo mama liat aku sedih, mungkin mama mau balik lagi nemenin aku. Sejak dulu kan, mama yang selalu panik liat aku kenapa - napa. 

(Bi Inah menatap Alice dengan mata prihatin) 

Bi Inah : 

Non Alice sayang, mama udah gak bisa kembali. Kamu ikhlasin ya sayang, Insya Allah, mamanya Non Alice bakal selalu jaga non Alice dari atas sana. 

(Tangis Alice segera pecah lagi) 

ALICE :

Aku gamau dijagain mama dari atas sana bi! Apa gunanya? Aku mau mama kembali, aku mau mama tetep di sini! 

(Bi Inah segera meletakkan makanan yang dibawanya ke meja, lalu ia melangkah mendekati Alice kemudian memeluk gadis kecil itu.) 

Bi Inah : 

Bibi tau ini berat buat Non Alice. Tapi Non Alice gak boleh sedih terus. Non Alice harus bisa semangat lagi ya? 

(Alice tidak menanggapi, ia hanya terus terisak di pelukan Bi Inah)

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar