06. EXT/INT. WARUNG BAKSO PAK PAIMAN – SORE
CAST : SASHA, GABRIEL
Suasana ramai pun tidak membuat sepasang kekasih ini risih. Terlihat Gabriel yang menyelipkan anak rambut Sasha ke belakang telinga dengan penuh kasih.
Rona merah menyapu pipi Sasha. Gabriel yang gemas pun langsung mencubit pipi sedikit chubby itu pelan.
Tanpa aba - aba, Sasha memukul lengan kekasihnya itu pelan. Lain bagi Gabriel yang hanya seperti sentuhan halus.
Gabriel mengulurkan tangan untuk mengelus pucuk kepala Sasha lembut.
Lagi dan lagi, pipi Sasha merona. Itu membuat Gabriel tersenyum lebar dan merasa sangat bahagia.
Gabriel dan Sasha tersentak. Sasha langsung menggeser mangkok beserta es tehnya ke Gabriel.
Gabriel dan Sasha mengangguk secara bersamaan.
Gabriel tidak menjawab, melainkan mengelap tempat kecil dengan tissue dan mulai menuangkan saos, sambal, kecap dan jeruk nipis, racikan favorit Sasha.
Sasha menyunggingkan kedua sudut bibirnya hingga sudut matanya menyipit.
Sasha mengangguk. Mereka berdua mulai makan sembari melakukan pembicaraan ringan.
FX : Drrttt.. Drrttt ( dering telpon )
Gabriel yang merasa saku celananya bergetar pun langsung meletakkan sendok dan mengambil benda pipih tersebut.
Sasha menguyah setengah pentol yang sudah masuk ke dalam mulutnya. Kemudian, melirik nama yang tertera pada layar cerah ponsel milik Gabriel.
Gabriel menaikkan pandangan.
Sasha mengangguk.
Detik itu juga, Gabriel langsung bangkit berdiri dari kursi dan berjalan jauh. Terlihat kunyahan Sasha yang melambat. Jari putih milik Sasha meremas ujung sendok. Sistem pernapasan Sasha mulai tercekat dan tidak beraturan. Hingga kedua netra coklat terang itu hanya menatap lurus, kosong.
Gabriel memegang pundak Sasha yang membuat Sasha terpelonjak kaget.
Sasha terdiam.
Gabriel menghembuskan napas dan berangsur duduk di kursi asalnya.
Sasha menelan ludah dengan susah payah.
Gabriel meraih tangan Sasha dan menggenggamnya.
Sasha melepaskan tangannya dari genggaman Gabriel.
Gabriel yang melihat hal itu hanya bisa menghela napas gusar.
Sasha memegang garpu dan mulai mencolokkan pada satu pentol yang tersisa.
Gabriel tahu bahwa Sasha--kekasihnya-- saat ini tengah cemburu. Terlihat dari nada yang sedikit bergetar.
Sasha tetap melanjutkan makannya dengan tanpa menatap wajah Gabriel.
FX : Drrttt.. Drrrttt
Sasha melirik ponsel yang menyala sekilas dan kembali menatap lurus. Gabriel menggeser tombol ke warna merah serta bangkit berdiri.
Sasha membuat mulutnya bisu.
CUT TO :
07. EXT/INT Warung Bakso Pak Paiman - Sore
Terlihat mangkok bakso yang hanya tersisa sedikit bihun dan kuah. Sasha mengelap mulutnya dengan tissue selepas menghabiskan es teh manis miliknya. Tanpa sadar, netra coklat terangnya melirik mangkok serta es teh yang masih utuh, tak tersentuh.
Tak ingin terlarut dalam kesedihan, Sasha memilih untuk bangkit dari kursi.
Hanya dua yang menjadi tujuannya, yaitu membayar bakso dan pulang.
Kelvin berjalan mendekati Sasha.
Sasha terdiam sejenak. Tampak Kelvin mengerutkan kening.
Sasha mengangguk - angguk, mengerti.
Kelvin mencekal pergelangan tangan Sasha.
Sasha melepaskan tangannya dengan pelan. Hal ini membuat netra coklat gelap milik Kelvin teralihkan sekilas.
Sasha berpikir. Otaknya tengah menimbang - nimbang.
Kelvin mengangguk dan mengeluarkan selembar uang merah dan uang biru.
Sasha menghela napas panjang dan berakhir mengangguk.
Kelvin menunjuk mobil putih berplat B 0710 KL. Kemudian, berjalan terlebih dahulu untuk membukakan pintu penumpang. Sasha yang sudah mengekor dari belakang, menatap Kelvin sebentar.
Terlihat Kelvin memberikan kode untuk langsung masuk saja dan dibalas anggukan kikuk dari Sasha.
Tampak Kelvin menutup pintu penumpang dan beranjak berjalan ke arah pengemudi.
CUT TO :
08. INT. SEKOLAH - KELAS - PAGI
Cast : Sasha, Rara, Gabriel
Terlihat suasana kelas yang cukup ramai. Gelak tawa dari bangku belakang pun seakan memenuhi ruangan. Tak hanya itu saja, bisikan - bisikan kecil mulai menyapu gendang telinga Sasha dan Rara ( 17 )
Rielle Arabella ( Rara ) tampak memiliki rambut sebahu yang indah. Bentuk wajah bulat, mata sedikit lebar, hidung mancung agak kecil, bibir tipis berwarna pink muda. Memiliki kulit kuning langsat yang cerah.
Sasha mengangguk lemah.
Sasha mengelus lengan Rara yang sudah memerah akibat emosi.
Sasha menyandarkan punggung pada kursi kelas yang terbuat dari kayu. Rasa pening mulai menyelimuti kepala Sasha hingga membuatnya memejamkan mata.
Belum lama, terasa sesuatu menusuk lengannya pelan.
Sasha membuka mata dan menegakkan tubuh.
Rara bangkit berdiri dari kursi.
Rara berlalu begitu saja, sebelum emosinya meledak. Wajah tampan yang menjijikkan itu sangat memperkuat keinginan Rara untuk menggeprek sampai hancur.
Sasha yang melihat sahabatnya sedang dalam mode brutal pun hanya bisa menghela napas panjang. Dia tidak membenarkan maupun menyalahkan.
Gabriel tertunduk lesu setelah menaruh coklat Ferrero di atas meja kekasihnya, Sasha.
Sasha menggeser coklat tersebut untuk mendekat kepada pemiliknya.
Gabriel resah.
FX : Kringggg.. Kringggg...
Gabriel berdecak kesal setelah mendengar bunyi bel masuk.
CUT TO :
09. EXT/INT. SEKOLAH - DEPAN KELAS - SIANG
CAST : SASHA, RARA, KELVIN, GABRIEL
Sasha menarik lengan Rara untuk segera pergi dari depan kelas.
Panggilan tersebut membuat langkah Sasha dan Rara berhenti di tempat. Keduanya menoleh secara bersamaan. Tampak Kelvin tengah berlari mendekat.
Rara bertepuk tangan sembari menatap Sasha bangga.
Sasha mengangguk dan menaikkan kedua sudut bibirnya sempurna.
Sasha membalas ucapan hangat dari Kelvin dengan melambaikan tangan. Rara yang melihat interaksi aneh ini pun tersenyum penuh arti. Pasalnya Kelvin dikenal sebagai pribadi dingin dan tidak banyak berbicara. Mengapa dengan Sasha berbeda?
CUT TO :
10. INT. SEKOLAH - RUANG 12 MIPA 1 - SORE
CAST : SASHA, KELVIN, 2 SISWI OLIMPIADE MATEMATIKA
Tatapan intens Kelvin terkunci pada Sasha yang tengah serius mengerjakan lembaran soal yang diberikan. Kelvin hanya menjaga sendirian, karena Agatha izin untuk menemani mamanya yang sakit.
Fx : Tit.. Tit.. Tit..
Kelvin melirik ponselnya yang bergetar, menandakan waktu tes telah usai.
3 siswi olimpiade Matematika ini langsung meletakkan pensil dan menatap Kelvin yang sudah berjalan dan mulai mengambil satu per satu.
Ketiga siswi tersebut langsung memasukkan tempat pensil dan bersiap untuk pulang.
Kelvin terkekeh.
CUT TO :