EXT. KALI KUNGING - SIANG
CAST: RAKA, FIRA
Raka dan Fira tiba di Kalikuning dengan suasana tempat yang sepi.
CUT TO:
EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH NENEK - SIANG
CAST: ADIT, NABILA
Adit dan Nabila tiba di halaman rumah nenek dengan memakai motor honda 70 Adit, mereka turun dari motornya dan berjalan ke teras rumah, lalu Adit mengetuk pintu.
ADIT
(Mengetuk pintu)
Assalamualaikum.
CUT TO:
INT. DAPUR RUMAH NENEK - SIANG
CAST: GITA,
Gita sedang mencuci mangkuk yang baru ia pakai buat makan, Gita mendengar suara Adit yang mengucapkan salam.
ADIT (O.S)
Assalamualaikum.
Gita menaruh mangkuk yang sudah dicuci di rak piring disampingnya, lalu Gita berjalan menuju ke depan.
CUT TO:
EXT. TERAS RUMAH NENEK - SIANG
CAST: ADIT, NABILA, GITA
Adit dan Nabila berdiri didepan pintu, lalu Gita membukakan pintunya.
GITA
Eh mas Adit, mbak Nabila.
NABILA
Hay Gita, gimana? udah sehat?
GITA
Alhamdulillah mbak, udah baikan lah, masuk mbak, mas.
NABILA
Udah sini aja.
GITA
Yaudah silahkan duduk mbak, mas.
Adit melepas jaketnya dan menaruh tas pinggang dimeja, Nabila menaruh tasnya di samping kursi, lalu Adit, Nabila dan Gita duduk di kursi teras.
ADIT
Nenek dimana git?
GITA
Lagi di tempat tetangga.
ADIT
La Raka?
GITA
Lagi kencan dong.
Adit kaget mendengar kalimat itu.
ADIT
Weh, kencan sama siapa?
GITA
Itu cewek yang kemarin ikut ke rumah sakit itu, Fira namanya.
NABILA
Wah cinlok.
ADIT
Kemarin kayaknya diem-dieman, sekarang udah kencan aja.
Gita dan Nabila tertawa.
GITA
Yaudah aku buatin minum dulu ya?
Gita berdiri dari kursi, lalu masuk ke dalam.
ADIT
Gausah repot-repot Git.
GITA
Engga kok nyante aja.
NABILA
Yaudah aku bantuin Git.
Nabila berdiri dari kursinya dan nyusulin Gita masuk kedalam.
CUT TO:
EXT. KALI KUNGING - SIANG
CAST: RAKA, FIRA
Raka dan Fira duduk di jembatan sambil ngobrol dan menikmati suasana alam.
FIRA
Asik ya disini.
RAKA
Sering aku kesini, kalau lagi stres, pingin nenangin diri.
FIRA
Aku baru sekali ini kesini, paling main ke Kaliurang itupun acara makrab.
Raka terdiam dengan sedikit senyum.
FIRA
Mas emang orangnya pendiem gitu ya?
Raka tersenyum lalu menatap Fira.
RAKA
Biasa aja, menurutmu aku ini pendiem?
FIRA
Yaa lumayan.
RAKA
Engga lah.
FIRA
Mas berarti kalau main sama temen-temen apa pacar gitu ya gini, banyak diem?
RAKA
Gaada pacar aku.
FIRA
Kenapa?
RAKA
Belum mikir kesitu, kamu kalau main sama temen apa pacarmu gitu banyak nanya gini?
Fira menatap Raka dengan muka kesal tetapi Raka tertawa, lalu Fira tertawa.
FIRA
Aku gaboleh nanya?
RAKA
(Berjalan pergi)
Engga-engga, becanda, dah ah, ngopi aja yok, bisa minum kopi kan?
FIRA
Bisa, kenapa emang?
RAKA
(Menhentikan langkahnya)
Takutnya asam lambung.
Fira tersenyum ngeliatin Raka.
CUT TO:
EXT. TERAS RUMAH NENEK - SIANG
CAST: RAKA, FIRA
Adit dan Nabila sedang meminum teh sambil ditemani Gita, lalu seketika nenek datang dari dalam rumah.
NENEK
Eh Adit, Nabila.
NABILA
Nek.
Nenek tersenyum , Adit dan Nabila meletakkan minumanya di meja dan mereka berdiri lalu menjabat dan mencium tangan nenek.
NENEK
Udah dari tadi?
ADIT
Baru aja nek.
NABILA
Nenek dari mana.
NENEK
Habis dari tempat tetangga, rumah sebelah, yaudah silahkan dilanjut, nenek mau masak dulu.
Adit dan Nabila tersenyum kepada Nenek.
NENEK
Raka belom pulang Git?
GITA
Belum nek, tadi udah pulang tapi pergi lagi sama mbak Fira.
Nenek tersenyum mendengar itu.
NENEK
Oalah, yaudah nenek tinggal masuk dulu ya.
NABILA
Iyaa nek.
Nenek lalu masuk kembali kedalam rumah.
CUT TO:
INT. WISANGGENI COFFE - SORE
CAST: RAKA, FIRA, PENJAGA KASIR, PELAYAN CAFE
Fira menemani Raka memesan kopi di penjaga kasir.
RAKA
Mas signature nya dua ya.
PENJAGA KASIR
Oke mas, ada tambahan lain? cemilannya mungkin?
Raka bertanya ke Fira.
RAKA
Mau tambah apa?
FIRA
Engga deh, masih kenyang soalnya.
RAKA
Yakin?
FIRA
Iyaa.
RAKA
Itu aja mas.
PENJAGA KASIR
Baik mas, ditunggu ya.
RAKA
okee.
Raka dan Fira berjalan menuju tempat duduk, lalu mereka duduk sambil melihat gunung Merapi.
FIRA
Mas juga sering kesini?
RAKA
Engga sering, cuma beberapakali aja, disini tenang tempatnya makanya aku suka aja kesini, sambil liat pemandangan.
FIRA
Mas emang gitu ya? suka di tempat tenang sepi, terus pendiem.
Raka tersenyum.
RAKA
Kamu nanya Gitu aja terus.
FIRA
Yaa aneh aja, cowok dengan style gini rock n roll, tapi ternyata orangnya pendiem.
Raka tertawa.
RAKA
Apa yang salah dengan style gini dengan karakter ku yang seperti ini, aku nyaman aja gini, pakaianku juga punyanya kayak ginian, emang aku harus urakan gitu? engga juga kan.
FIRA
Yaiyaa si.
Pelayan datang dengan membawakan pesanan mereka dan meletakkannya dimeja.
PELAYAN CAFE
Permisi mas.
RAKA
Makasih mas.
Pelayan cafe berjalan pergi.
FIRA
Yaa aku merasa bingung aja, pertama kali liat udah takut, gondrong gitu kan style nya berantakan terus mukulin panitia ospek, terus abis itu tiap liat mas-masnya diem terus, aku mikir apa ini preman kampus.
RAKA
Yaa ngga preman kampus juga, ya kan kemarin aku dah bilang, ya siapa yang nerima liat adeknya cewek lagi di gituin sama cowok yang sok sokan senior.
FIRA
Iyaa iyaa, mas care banget ya sama keluarga, sama adeknya sama nenek.
RAKA
(Berbicara dengan serius)
Yaa aku berusaha ada aja buat mereka, ya walaupun caraku kemarin agak sedikit arogan dalam memberikan pembelaan kepada Gita yang digembleng sama temen-temenmu, tapi ya itu bentuk perlindungan yang aku berikan kepada adekku disaat semua pikiran sudah kacau, karena memang aku sangat ngga bisa melihat siapapun bagian dari keluargaku yang dikerasi, ditekan ataupun dikasari oleh orang lain siapapun orangnya, apalagi bagian dari keluargaku itu perempuan dan dilawan oleh laki-laki, ya aku jelas nggak bakal tinggal diam, aku akan mempertaruhkan diriku sendiri untuk siapapun orangnya yang berani nyenggol keluargaku, dari kecil melihat bapaku ribut dengan ibu, pergi meinggalkan kami, itu merupakan pukulan yang keras bagi aku, bahkan bapak pergi meninggalkan kami sampai ibu meninggal dunia, tapi fine, karena disitu juga aku menjadi tau apa arti sebuah tanggung jawab, arti sebuah keluarga, arti sebuah kebahagiaan, dan tau bagaimana menjadi sosok laki-laki yang sebenarnya, jujur aku masih banyak belajar tentang cara memberikan dedikasi dan kasih sayang kepada yang aku punya sekarang seperti adek sama nenek, aku selalu berusaha ga nyianyiain mereka, dulu almarhum ibu bilang, jadi anak cowok harus bisa menjunjung tinggi martabat keluarga, kalau orang jawa bilang "mikul duwur mendhem jero" yang artinya junjung tinggi martabat, nama baik keluarga dan tutupilah sedalam mungkin kekurangan atau aib keluarga
Fira terdiam dan terlihat kagum mendengar perkataan Raka.
RAKA
Diminum kopinya.
FIRA
Iyaa mas.
Raka dan Fira meminum kopinya.
RAKA
Enak?
FIRA
Enak mas.
Lalu Raka dan Fira menikmati suasana keindahan lereng Merapi