2. Aktor, Chapter 2

INT. RUMAH ORANG TUA AGATHA - DAY

STANLEY (L, 65) sedang duduk di sofa. SANDY (L, 35), DEVINA

(P, 33) dan WIDI (P, 6) mendatangi Stanley.

SANDY

Selamat ulang tahun, pa.

Sandy memeluk Stanley, diikuti oleh Devina dan juga Widi.

DEVINA

Selamat ulang tahun, pa.

Widi memberikan hadiah kepada Stanley.

WIDI

Selamat ulang tahun, kakek.

Stanley tersenyum dan mengelus kepala Widi.

Juan dan Agatha mengintip.

AGATHA

Halo, pa.

Juan dan Agatha masuk ke dalam. Agatha memberikan hadiah

kepada Stanley dan memeluk Stanley.

AGATHA (CONT’D)

Selamat ulang tahun, pa.

Juan tidak mendekati Stanley, hanya berdiri di tempatnya. Di

sebelah Sandy.

JUAN

Selamat ulang tahun, pa.

Stanley hanya membalas Juan dengan senyuman kecil. Sedikit

terpaksa.

AUDRIA (O.S.)

Ayo, makanan udah siap.

Stanley berdiri dan berjalan menggendong Widi. Agatha dan

Devina berjalan mengikuti Stanley.

SANDY

Ayok, bro.

JUAN

Iya, kak.

Sandy berjalan. Juan mengambil nafas dalam-dalam. Berisap.

INT. RUMAH ORANG TUA AGATHA. RUANG MAKAN - CONTINUOUS

AUDRIA (P, 63) sedang menyiapkan piring, beberapa pembantu

sedang menyiapkan makanan di meja.

AUDRIA

Ayo makan, makan. Udah jadi nih.

Stanley duduk di ujung meja, seperti biasa. Keluarga Sandy

duduk di satu sisi dan keluarga Juan duduk di sisi yang lain

bersama dengan Audria. Makanan di meja sangat melimpah.

AUDRIA (CONT’D)

Sebelum makan kita buka kado dulu

ya. Gimana?

STANLEY

Boleh.

Seorang pelayan membawakan kado yang di terima Stanley.

AGATHA

Mama semangat banget sih.

AUDRIA

Mama senang karena sekarang

semuanya kumpul disini. Ayo bukabuka.

STANLEY

Widi, yang mana dulu yang harusnya

kakek buka?

Stanley menunjukan dua hadiah yang di terimanya. Widi

menunjuk hadiah yang diberikan Juan.

Juan dan Agatha saling berpandang, tersenyum.

Stanley melihat ke arah Juan, malas.

STANLEY (CONT’D)

Gak mau buka punya kamu dulu?

Widi menggeleng. Stanley membuka hadiahnya dan

mengeluarkannya dari kotak.

AUDRIA

Yeeyyy.

Stanley hanya melihat hadiah itu sekilas. Tidak tertarik.

AGATHA

Juan ngebeliin itu buat papa loh.

STANLEY

Oh. Makasih.

Stanley hanya melempar senyum kecil kepada Juan.

AUDRIA

Waah, bagus banget ikat

pinggangnya. Makasih ya, nak Juan.

JUAN

Sama-sama, Ma.

AUDRIA

Makasih ya, nak Juan.

Stanley menaruh ikat pinggangnya dan beralih ke hadiah

selanjutnya.

SANDY

Papa pasti suka hadiah ini.

STANLEY

Papa selalu suka hadiah dari kamu.

Audria mengelus Agatha yang terlihat sedikit kecewa. Stanley

membuka hadiahnya. Handphone apple terbaru.

Stanley tersenyum, memaksakan senyum.

STANLEY (CONT’D)

Wah, ini apple yang baru ya? Maksih

ya, Sandy, Devina, Widi.

DEVINA

Semoga papa suka, ya!

STANLEY

Suka kok, suka. Ayo kita mulai

makan.

Stanley mulai mengambil makanan, diikuti oleh orang-orang

lain yang ada di situ.

STANLEY (CONT’D)

Sandy, gimana pekerjaan kamu,

lancar?

SANDY

Lancar, Pa. Perusahaanku lagi

sounding buat merger bareng sama

OrangeCorp.

STANLEY

OrangeCorp? Wah hebat kamu, kalo

berhasil keuntungannya bisa besar.

Audria dan melihat ke arah Juan dan Agatha.

AUDRIA

Jangan ngomongin kerjaan yuk di

meja makan.

Stanley melihat ke arah Audria.

STANLEY

Gak apa-apa, memangnya kenapa?

Bagus buat memotivasi.

Stanley melirik ke arah Juan.

STANLEY (CONT’D)

Siapa tahu ada yang mau jadi kayak

Sandy, istrinya gak perlu susahsusah

kerja.

AGATHA

Pa, Juan juga lagi berusaha kok,

jangan disindir-sindir gitu dong.

STANLEY

Papa cuma mau motivasi dia, gak ada

maksud apa-apa.

AGATHA

Motivasi gak usah nyindir gitu.

STANLEY

Sekarang gini, kamu bahagia sama

dia? Masa anak perempuan papa yang lagi

hamil disuruh kerja, Suami macam

apa--

AUDRIA

Udah! Jangan berantem! Ini lagi

hari baik kenapa malah berantem

sih?

Stanley mulai menyantap makanannya.

INT. RUMAH ORANG TUA AGATHA. RUANG KELUARGA - LATER

Agatha sedang ngobrol dengan Audria dan Stanley sedang

bermain dengan Widi dan Sandy. Juan duduk di sebuah kursi,

hanya bermain handphone.

Sandy menghampiri Juan.

SANDY

Juan, gimana?

JUAN

Belom, kak. Gue belom bisa

ninggalin akting.

Sandy mengangguk.

SANDY

Yakin? Kantor gue bukan kantor

kecil loh, kalo lu gabung sama gue

gajinya bisa lumayan banget.

JUAN

Nggak, kak. Gue pengen buktiin kalo

gue bisa survive di industry ini.

Sandy mengangguk.

SANDY

Apa sih yang bikin lu secinta itu

sama akting?

JUAN

Gue pertama kali cinta akting itu

waktu SMP masuk teater. Gue ngerasa

bisa jadi diri sendiri waktu gue

akting. Ngerasa lebih pede aja. Gue

langsung ngerasa akting itu tujuan

hidup gue.

SANDY

Wow, tapi kalo... lu mau pindah

jalur, kantor gue selalu terbuka

buat lu.

Juan mengangguk. Sandy kembali bermain bersama Widi.

INT. CUTE RATS PICTURES - DAY

Sebuah meja press conference sudah di siapkan. Terdapat dua

microphone yang sudah disiapkan di meja. Para wartawan sudah

mempersiapkan kamera di belakang. Beberapa wartawan sedang

mencari kursinya, ada yang sudah duduk di kursinya.

Setelah semua wartawan duduk di kursinya. SHEILA LAURENS (P,

45) dan JOE (L, 50) berjalan masuk dan duduk di meja press

conferencenya.

Semua wartawan mulai menyorot ada juga yang mengambil foto.

JOE

Maksud kami membuat press

conference kali ini adalah kami

Cute Rats Pictures akan memberikan

pengumuman penting mengenai rencana

kami ke depannya. Untuk itu Sheila

Laurens selaku CEO dari Cute Rats

Pictures akan memberikan keterangan

resmi.

Joe melihat Sheila tersenyum.

SHEILA

Terima kasih, Joe. Jadi, seperti

yang kalian tahu saya sudah 5 tahun

istirahat dari dunia penyutradaraan

untuk fokus mengurus Cute Rats

Pictures. Sekarang Cute Rats sudah

berdiri selama 15 tahun. Cute Rats

sudah menjadi entertainment company

yang kuat dan sesuai dengan citacita

saya dahulu. Untuk itu saya

ingin mengumumkan kalau saya akan

kembali ke dalam dunia

penyutradaraan dan untuk film

terbaru kami, Cute Rats akan

membuka open casting. Di film kali

ini kami ingin mencari talentatalenta

baru yang bisa memajukan

industry perfilman Indonesia.

Terima kasih.

Suasana menjadi gaduh, semua wartawan berdesakan untuk saling

bertanya. Ini benar-benar berita penting untuk mereka. Sheila

berdiri dari kursinya tersenyum dan meninggalkan tempat.

JOE

(Sedikit berteriak,

suasana gaduh)

Mbak Sheila tidak akan menerima

pertanyaan lebih lanjut, terima

kasih untuk waktunya.

Para wartawan masih gaduh, berusaha bertanya. Joe

meninggalkan tempat.

EXT. RUMAH CASTING - DAY

Mobil Juan parkir di depan sebuah rumah casting. Rumah

casting itu cukup besar dan cukup banyak orang berlalu lalang

di depan situ. Juan turun dari mobil membawa satu buah tas

ransel, dia berjalan masuk ke dalam rumah casting.

Sebelum dia masuk, dia dihentikan oleh BUNDA (P, 45).

BUNDA

Hey, kamu mau shooting?

JUAN

Iya, nih.

BUNDA

Panggil aku Bunda. Baru pertama

kali casting?

JUAN

Nggak, udah lumayan sering.

BUNDA

Oh, tapi gak dapet-dapet ya? Udah

punya management? Nanti bawa nama

management bunda aja, dijamin deh

pasti bisa dapet peran.

JUAN

Oh, saya udah ada management.

Bunda cemberut.

BUNDA

Kenapa gak bilang dari tadi, buangbuang

waktu gue aja lu.

MICHAEL datang dan menghampiri Bunda.

MICHAEL

Heh, lo ganggu-ganggu anak gue aja

lo.

BUNDA

Oh, ini anak lo pantes ya gak sopan

kayak lo.

Juan tersenyum dan menarik Michael masuk. Saat Juan menarik,

Michael tetap berteriak ke arah Bunda.

MICHAEL

Lo tuh yang gak sopan! Berantem

sini kalo mau!

Juan tetap menarik Michael masuk ke dalam rumah casting.

INT. RUMAH CASTING - DAY

Di dalam rumah itu terdapat 5 ruangan. Orang-orang berlalu

lalang, ada yang sedang duduk mengantre ada yang sedang

mengisi nama mereka.

Juan berhenti.

MICHAEL

Kenapa sih lo narik gue.

JUAN

Mike, ngapain lu kesini?

MICHAEL

Boleh dong gue kesini, emang

kenapa?

JUAN

Ya... aneh aja.

MICHAEL

Yaudin lu ngapain ngurusin gue.

Sana, sana. cari castingan.

Juan mengangguk dan mulai berjalan mencari ruangan. Michael

berjalan keluar rumah casting. Juan berjalan melewati pintu

dengan tulisan “CASTING MIEINDO”, “CASTING INDOSUSU”,

“CASTING AIR MINERAL”.

Juan berhenti di depan pintu casting air mineral. Di sebelah

pintu itu terdapat sebuah papan dengan kertas pendaftaran

yang menempel di situ. Terdapat 3 lembar kertas dan dua

kertas sudah terisi penuh. Juan mengisi namanya di

pertengahan kertas ketiga.

Satu orang keluar dari ruang casting dan ada JAMAL (L, 40)

keluar dari ruangan.

JAMAL

Reza Rahmat!

Seseorang berdiri dan berjalan masuk ke dalam ruangan

casting. Ruangan casting itu di tutup.

Juan mencari nama Reza Rahmat di kertas pendaftaran. Nama

Reza Rahmat ada di pertengahan kertas pertama, masih jauh

dari nama Juan.

Juan berjalan mencari spot kosong yang tidak jauh dari

ruangan itu. Dia membuka tasnya dan mengeluarkan bangku lipat

kecil.

Juan membuka bangku lipat kecil dan duduk di situ. Juan juga

mengambil buku karangan Konstantin Stanislavski dan

membacanya.

Orang-orang berlalu lalang, Juan tidak bergerak. Dia benarbenar

fokus membaca buku.

EXT. RUMAH CASTING - CONTINUOUS

Michael berdiri di sebelah Bunda yang sedang mengajak seorang

artis baru untuk masuk ke dalam managementnya. Bunda tidak

menyadari Michael ada di situ.

BUNDA

Kalo kamu ikut management Bunda,

bisa banyak keuntungannya loh.

MICHAEL

Mending ikut management gue aja,

lebih berkualitas.

Artis baru memandang Michael, bingung. Bunda terlebih.

BUNDA

Heh lu ngadi-ngadi aja, eh iklan

yang di dapet artis lu itu iklan

ecek-ecek, mana bisa ngelawan

management gue.

MICHAEL

Lu gak tahu aja management gue lagi

mau besar, udah ada backing

beberapa ph nih, lu gak usah

ngalangin gue.

BUNDA

Eh kalo management lu udah besar lu

gak nyari talent di sini dong

bambang!

Artis baru menggeleng dan pergi meninggalkan Michael dan

Bunda yang sepertinya lebih asik berantem.

MICHAEL

Maksud lu apa ngomong gitu?

BUNDA

Lo yang maksudnya apa!

Mereka berdua mulai bertengkar.

INT. RUMAH CASTING - CONTINUOUS

Juan masih membaca bukunya. Orang-orang yang berlalu lalang

sudah semakin sedikit, hari semakin sore.

Seseorang keluar dari ruangan. Jamal juga dan melihat papan

nama.

JAMAL

Juan Alexander.

Juan menutup bukunya, berdiri dan melipat kursi lipatnya.

Juan menaruh kursi lipatnya ke dalam tas, bukunya juga dan

mulai berjalan masuk ke dalam ruangan casting.

INT. RUMAH CASTING. RUANG CASTING - CONTINUOUS

Juan masuk ke dalam dan langsung berjalan mengambil sebuah

formulir. Jamal berdiri bersandar di depan meja,

memperhatikan Juan.

JAMAL

Udah sering casting?

Sambil mengisi formulir.

JUAN

Udah sering, bang.

JAMAL

Oh. Lu bukannya yang ada di iklan

obat nyamuk aneh itu ya?

Juan tersenyum. Dia menuliskan namanya di papan nama, menaruh

tasnya lalu langsung berjalan ke depan kamera.

Ada satu operator kamera di situ. Juan berpose dengan papan

namanya. Depan, kiri dan kanan. Seperti orang yang baru masuk

penjara.

JAMAL (CONT’D)

Bagus.

Juan menaruh papan namanya.

JAMAL (CONT’D)

Oke sekarang coba lu bayangin kalo

lu baru pulang kantor dan baru

dipecat, terus lu sedih.

JUAN

Ini kerjaan gue apa, bang?

JAMAL

Ga penting itu, udah siap?

JUAN

Bukan gitu, kalo kerjaan gue

tentara dan kerjaan gue musisi kan

pasti beda dari gesture--

JAMAL

Jangan banyak nanya, udah praktekin

aja apa yang gue minta.

JUAN

Oke.

JAMAL

Udah siap, ya?

Juan berjalan mengambil sebuah kursi dan menaruhnya di tengah

ruangan.

JUAN

Siap.

Juan berjalan dengan perlahan. Lemas. Juan duduk di kursi itu

dan bersandar. Perlahan air mata Juan mulai turun. Juan mulai

menangis.

Jamal berdiri, menegakan badan dan tersenyum. Jamal berjalan

ke mejanya. Dia menuliskan sesuatu.

JAMAL

Ok.

Juan menghapus air matanya.

JUAN

Gimana, bang? Ada yang perlu

ditambah?

JAMAL

Sudah bagus kok. Terima kasih ya

mas...

Jamal mengambil formulir Juan dan membaca nama Juan.

JAMAL (CONT’D)

Juan.

JUAN

Terima kasih mas.

Juan mengambil tasnya dan berjalan keluar dari ruangan.

EXT. APARTMENT - NIGHT

Mobil Juan parkir di parkiran apartment, Juan keluar dan

berjalan masuk ke dalam lobby. Tampak kusut, kelelahan.

INT. APARTMENT. LOBBY - CONTINUOUS

Juan berjalan masuk ke dalam dan berjalan ke arah kotak

surat. Juan membuka kotak surat dan mengambil surat-surat

yang ada di dalamnya. Juan berjalan menuju lift.

INT. APARTMENT. KAMAR - CONTINUOUS

Juan masuk ke dalam. Dia menaruh tasnya dan berjalan ke arah

kamar. Agatha sudah tertidur di sofa dan di pangkuannya

seperti biasa ada laptopnya. Juan duduk di meja makan. Dia

melihat surat. “Tagihan Apartment” Juan menaruh surat itu di

meja.

Juan memandang Agatha, kasihan.

FLASH TO:

INT. RUMAH ORANG TUA AGATHA. RUANG MAKAN - DAY

Mereka sedang makan bersama ulang tahun Stanley.

STANLEY

Sekarang gini, kamu bahagia sama

dia? Masa anak perempuan papa yang

lagi hamil disuruh kerja, Suami

macam apa--

AUDRIA

Udah! Jangan berantem! Ini lagi

hari baik kenapa malah berantem

sih?

BACK TO:

INT. APARTMENT. KAMAR - NIGHT

Juan ke kamar, mengambil selimut. Juan memindahkan laptop

Agatha lalu menyelimuti Agatha. Dia memastikan Agatha tidur

dengan nyaman.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar