1. Aktor, Chapter 1

INT. GUDANG - NIGHT

JUAN ALEXANDER (L, 30) membuka pintu, pandangannya tajam.

Gudang itu berantakan dan penuh debu. Di depan Juan terdapat

BENNY SANDERS (L, 27) yang sedang diikat di kursi. Benny memakai pakaian laboratoriaum. Di belakang Benny terdapat dua

orang pria berpakaian polisi yang menjaga Benny. Juan berjalan perlahan. Membuka ikatan di mulut Benny.

JUAN

Apa yang kau ciptakan?

Benny tertawa, cukup keras.

BENNY

Kebaikan gak akan menang.

Juan memukul perut Benny. Benny semakin tertawa, seperti

seorang psikopat.

JUAN

Beritahu apa yang kau ciptakan?

BENNY

Sudah terlambat, sudah terlambat.

Benny tertawa, suaranya lebih kencang.

Terdengar suara nyamuk. Satu lampu pecah. Juan melihat

sekitar, kedua polisi itu jadi waspada.

BENNY (CONT’D)

Dia datang, dia datang.

Benny terus-terusan tertawa.

Pintu didobrak dengan sangat kencang. Seorang pria berkostum nyamuk masuk ke dalam.

JUAN

Keluarkan senjata rahasia, saya

akan menahannya.

Satu polisi mengangguk dan berlari. Polisi satu lagi masih

menjaga Benny. Juan berlari dia memukul pria nyamuk.

Perkelahian sangat tidak imbang, Juan benar-benar kalah. Juan

tetap berusaha berdiri. Benny tertawa, polisi yang menjaga

Benny berusaha untuk menolong Juan.

JUAN (CONT’D)

Jangan. Jaga dia saja!

Juan mengerahkan seluruh tenaganya, tetap saja pertandingan

tidak berimbang. Polisi yang tadi disuru juan mengambil

senjata rahasia datang dan melempar sebuah obat nyamuk

semprot.

Slow motion obat nyamuk itu di lempar. Obat nyamuk merek

“Pukul”

Juan mengambil obat nyamuk pukul lalu--

INT. APARTMENT - NIGHT

Adegan tadi berlanjut di dalam screen TV. Juan menyemprot

obat nyamuk ke pria nyamuk dan pria nyamuk itu mati. Juan

berdiri dan menunjukan obat nyamuk itu ke layar.

AGATHA (P, 30) duduk di depan TV, dengan laptop di pangkuannya.

AGATHA

Iklan kamu udah tayang tuh. Bagus

banget.

Juan Alexander sedang berada di dapur dan memasak, dia

tersenyum mendengarnya.

JUAN

Kamu belom lihat kalo aku main

film. Main iklan mah gitu-gitu aja,

gak bisa eksplor.

Juan menaruh omlette sayur ke piring yang sudah ada nasi di

atasnya. Juan memisahkan porsi omlette itu untuk dua porsi.

Juan membawa kedua piring itu ke tempat Agatha.

Juan duduk di sebelah Agatha, memberikan piring kepada

Agatha. Agatha menyingkirkan laptopnya dan mengambil piring

tersebut.

AGATHA

Pasti ada waktunya, sabar aja. Aku

yakin bentar lagi kamu pasti dapet

job film.

JUAN

Amin, salah satu alasan aku nikahin

kamu karena doa kamu manjur.

Agatha memukul Juan. Mereka berdua tertawa.

AGATHA

Kalo gitu aku doa minta duit. 2

Milyar aja.

JUAN

Kenapa 2 milyar?

AGATHA

Satu milyar buat aku, satu milyar

buat anak kita.

JUAN

Aku gak di kasih?

AGATHA

Kalo kamu nemenin pas aku lahiran,

aku kasih 10 juta.

JUAN

Deal!

AGATHA

Jadi kamu mau temenin aku pas

lahiran cuma karena duit?

JUAN

100 buat kamu!

Agatha menaruh piringnya dan memukul-mukul Juan. Mereka

tertawa bersama.

JUAN (CONT’D)

Hey...

Juan menaruh piringnya. Pembicaraannya mulai serius.

JUAN (CONT’D)

makasih ya udah mau dukung ngejar

passion aku.

Agatha mengelus kepala Juan.

Juan tersenyum dan memeluk Agatha.

INT. APARTMENT - LATER

Jam menunjukan pukul 05.00. Juan bangun dari kasurnya. Agatha

masih tertidur. Juan bergerak sangat minim, mencoba untuk

tidak membangunkan Agatha.

Juan melihat handphone sambil memilih beberapa baju, celana

dan handuk. Memasukannya ke dalam tas. Juan berjalan ke arah

dapur, memakan satu buah pisang dan minum.

Juan beranjak ke kamar mandi dan dia mandi. Keluar dari kamar

mandi, dia memasukan sabun cuci muka ke dalam tas.

Juan memakai baju dan celana, menguap lalu perlahan dia

keluar dari apartmentnya.

EXT. JALANAN - DAY

Juan mengendarai mobil bututnya, ajaib mobil itu masih bisa

menyala. Mobil butut itu melintasi kota Jakarta dan sampai di

depan sebuah rumah. Matahari sudah mulai terbit.

EXT. RUMAH ISMAIL - CONTINUOUS

Juan memarkir mobilnya, dia melihat beberapa crew film

berusia sekitar 20an sedang mengangkat-angkat peralatan

shooting. Stand, sandbag, dan satu tas kamera. Juan turun

dari mobilnya. Dia mengambil handuk dari tasnya, mengelap

keringatnya.

ISMAIL (L, 21) yang sedang mengobrol dengan beberapa rekannya

menghampiri Juan.

ISMAIL

Bang Juan.

JUAN

Halo.

ISMAIL

Ismail, gue director di project

ini.

JUAN

Salam kenal ya.

ISMAIL

Gimana bang, macet ga?

JUAN

Oh, gak terlalu kok.

ISMAIL

Yuk masuk, bang. Pemain yang dateng

baru lu doang.

Juan mengikuti Ismail yang berjalan masuk ke dalam rumah.

INT. RUMAH ISMAIL - CONTINUOUS

Juan masuk ke dalam, lokasi shooting itu sangat simple,

sedikit sekali dekorasi yang ada di ruangan. Meskipun begitu

tata ruangannya tetap niat. Ada sebuah komputer di meja.

Juan melihat sekeliling.

JUAN

Jadi, takenya jam berapa?

ISMAIL

Oh, adegan lu nanti takenya jam

09.00 Bang. Nanti lu di make up

dulu. Buat awal, gue mau ambil

scene 3 dulu.

JUAN

Okedeh.

ISMAIL

Gue tinggal dulu ya, bang.

Juan mengangguk, Ismail meninggalkan Juan. Juan mengeluarkan

kertas script dari tasnya. Kertas itu sudah lecek dan

berisikan coret-coret Juan, hasil analisisnya. Juan membaca

script itu kembali, dia benar-benar fokus dengan script yang

dia baca.

DISSOLVE TO:

Juan masih membaca script, sudah ada 1 orang pemain yang

datang. FITRI (P, 28) dia sedang melihat handphone dan

suaranya kencang sekali. Ismail datang.

ISMAIL (CONT’D)

Yuk, siap-siap. Adegan kak Fitri

sama Kak Juan. Aku tunggu di set

ya, kak.

Juan membawa scriptnya.

FITRI

Halo, Fitri.

JUAN

Juan.

Juan berdiri dari tempatnya dan berjalan ke set lokasi.

FITRI

Mau kenalan dari tadi cuma lu lagi

serius banget, gak enak nyapanya.

JUAN

Sapa aja lagi, gak apa.

Ismail berdiri di tengah set lokasi sedang mengatur angle

kamera. Juan dan Fitri berjalan mendekati Ismail.

ISMAIL

Oke kak, jadi kita bakalan shooting

scene 3.

Juan membuka script yang dia bawa. Fitri hanya celingakcelinguk.

Berusaha melihat script Juan. Juan membagi

scriptnya bersama dengan Fitri.

ISMAIL (CONT’D)

Nanti kak Fitri duduk di sini terus

jadi tamu detektif gitu ya. Aku mau

kakak terlihat panik disini.

FITRI

Panik ya, oke, oke.

ISMAIL

Ada pertanyaan lagi gak kak kirakira?

JUAN

Karakter gue ada kebiasaan tertentu

gitu gak? Atau misalkan dia kidal?

ISMAIL

Oh, itu gak ada sih kak, biasa aja.

Juan mengangguk.

JUAN

Oke.

Juan berdiri di posisi, camera di adjust, Juan menyamankan

diri di posisinya. Fitri berdiri di posisinya.

Seorang art merapikan sedikit benda di belakang Juan. Ismail

fokus pada monitornya. Seorang soundman bersiap di posisinya.

SOUNDMAN

Sound roll.

DP

Camera roll

Seorang clapper masuk ke depan Juan.

CLAPPER

Scene 3, take 1, shot 1.

Clapper meng-clap clapboard.

Terdengar suara orang tertawa, Juan melirik ke arah suara

orang itu. Terganggu.

ISMAIL

Silent please!

Orang yang tertawa diam.

ISMAIL (CONT’D)

And... Action!

Juan mulai bekerja, mengambil sebuah file, membacanya. Juan

duduk di kursinya, tenang sekali dia. Fitri masuk ke dalam

ruangan. Berdiri hanya berdiri.

JUAN

Silahkan.

Fitri perlahan duduk di kursinya. Tidak terlihat panik.

JUAN (CONT’D)

Apa yang bisa saya bantu?

FITRI

Ini...

JUAN

Ibu anda diculik?

FITRI

Bagaimana anda tahu?

JUAN

Gesture. Kamu terlihat seperti

sedang panik. Di tangan kamu ada

bekas cakaran, cakaran manusia.

Kamu habis bertengkar? Cakaran di

tangan membuktikan kalau kamu

memperebutkan sesuatu.

FITRI

Gimana anda bisa tahu ibu saya yang

diculik?

JUAN

Keberuntungan.

FITRI

Jangan main-main, ini nasib ibu

saya, saya tidak bisa mengandalakan

keberuntungan. Saya... Saya... Aduh

sorry aku lupa.

ISMAIL

Cut.

Soundman menurunkan boom. Fitri melihat ke kiri dan kanan,

mencari script.

FITRI

Boleh pinjem scriptnya?

Juan mengeluarkan script dari kursinya dan memberikannya

kepada Fitri.

FITRI (CONT’D)

Makasih.

Fitri membaca sebentar. Make up artis melakukan touch up ke

Juan dan Fitri.

FITRI (CONT’D)

Oke, oke. Bisa.

ISMAIL

Siap ya! Kak Fitri kalo bisa lebih kelihatan panik.

Soundman dan clapper kembali ke posisi mau take.

SOUNDMAN

Sound ro--

FITRI

Bentar-bentar. Aku lupa lagi.

Juan menarik nafas. Bete. Juan memberikan naskahnya kepada

Fitri dan Fitri membaca lagi.

FITRI (CONT’D)

Oke, oke. Kali ini bisa.

ISMAIL

Siap ya.

SOUNDMAN

Sound roll

DP

Camera roll

CLAPPER

Scene 3, take 2, shot 1

Clapper meng-clap clapboard.

ISMAIL

And... action.

Juan mulai bekerja, mengambil sebuah file, membacanya. Juan

duduk di kursinya, tenang sekali dia. Fitri masuk ke dalam

ruangan. Berdiri hanya berdiri.

JUAN (V.O.)

Aku kesel banget...

INT. APARTMENT - NIGHT

Juan sedang duduk di sofa, bersama dengan Agatha yang sedang

fokus bekerja di laptopnya.

JUAN

...Kalo aku kerja di film gede aku

gak bakalan tuh ketemu aktor yang

gak bawa naskah. Mending dia afal

naskah, ini sampe take berkalikali.

Agatha hanya tersenyum mendengar Juan yang marah-marah.

JUAN (CONT’D)

Gimana coba karir aku bisa naik

kalo gini terus. Pusing banget

beneran.

AGATHA

Gak professional banget ya?

Juan menaikan nadanya, tambah kesal. Dia berdiri dan berjalan

mondar-mandir.

JUAN

Iya! Naskahnya udah di kasih

seminggu sebelom loh. Seminggu

sebelom! Beda ceritanya sama kalo

naskahnya dikasih H-1. Ini seminggu

sebelom, dia punya 7 hari buat

ngafalin naskah yang gak banyak

itu. Apa susahnya sih komit sama

kerjaannya?

Juan duduk di sebelah Agatha yang hanya tersenyum melihat

Juan marah-marah.

AGATHA

Makanya, kamu harus kerja keras

biar bisa main sama aktor terkenal.

JUAN

Iya, ini aku lagi kerja keras.

Agatha menaruh laptop di sebelahnya lalu memeluk Juan.

AGATHA

Udah gak usah dipikirin lagi,

pusing tahu mikirin gituan.

Juan merangkul Agatha.

AGATHA (CONT’D)

Ada sesuatu yang sebaiknya kamu

pikirin.

JUAN

Apa?

AGATHA

Ulang tahun papa. Sebentar lagi

loh.

JUAN

Kita mau beli apa?

Agatha menggeleng.

AGATHA

Gak tahu. Kamu ada ide gak? Kasih

yang murah aja.

Beat.

JUAN

Gimana kalo besok kita cari

hadiahnya bareng? Kamu liburkan?

Agatha tersenyum dan mengangguk.

INT. MALL - DAY

Juan dan Agatha berjalan di pusat perbelanjaan. Mereka

berjalan melewati baju-baju yang di display di situ.

JUAN

Kalo kita kasih kemeja ke papa

bagus gak?

AGATHA

Bagus aja sih, si papa masih ke

kantor jadi dia butuh banyak

kemeja.

JUAN

Kamu tahu ukurannya.

Agatha tersenyum dan menggeleng. Mereka berjalan kembali

mengelilingi. Agatha berhenti di depan sebuah manekin dengan

baju yang cukup bagus. Agatha melihat baju, bagus sekali. Dia

menginginkannya.

Agatha lalu melihat Juan, tersenyum dan membawa Juan berjalan

lagi.

Juan berhenti dan melihat satu buah ikat pinggang. Juan

memberikan ikat pinggang itu kepada seorang penjaga untuk di

check harganya. Penjaga itu pergi mengecek harga.

Agatha melihat sebuah tulisan “Diskon 60%”. Agatha berbisik

ke arah Juan.

AGATHA

(berbisik)

Di situ aja, ada diskon 60%.

JUAN

(berbisik)

Jangan. Kita harus kasih hadiah

yang paling bagus buat papa kamu.

AGATHA

(berbisik)

Budget kita gak banyak.

JUAN

(berbisik)

Pake uangku aja.

Penjaga itu kembali.

PENJAGA

Totalnya Rp 800.000, pak.

Agatha menepuk Juan, panik.

JUAN

(Berbisik)

Gak apa.

Juan berbicara ke penjaga.

JUAN (CONT’D)

Saya ambil mbak, satu.

Penjaga mengangguk dan bersiap menuliskan bon. Penjaga

memberikan bon kepada Juan dan Juan langsung berjalan ke arah

kasih, Agatha mengikutinya.

AGATHA

(berbisik)

Itu kan mahal banget. Kita mau

bayar apartment.

JUAN

(berisik)

Gak apa.

Mereka berdua jalan menuju kasir.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar