28. EXT — KAMAR ANDIN - MALAM
Masih didepan teras kamar Andin. Raymond sudah bersiap akan beranjak. Namun hal tak terduga terjadi.
Tidak dinyana. Seketika itu juga, Andin menarik tangan Raymond Dibawa masuk ke dalam sampai dibalik pintu kamar, sedikit terbuka.
Raymond sempat terkejut, tapi paham maksud andin, Menyenderkan tubuh andin kedinding kamar, dibalik pintu sedikit terbuka, Tidak terlihat dari luar.
Andin menatap Raymond,
Tanpa basa basi lagi Raymond memeluk andin. Andin mulai memejamkan kedua matanya,
Sekejap, kedua bibir saling bertautan. Raymond mencium Andin dengan penuh perasaan. Dibalas andin dengan meremas bahu Raymond penuh gairah.
Keduanya saling berpagutan cukup lama, kemudian Raymond melepaskannya dengan perlahan, Beralih mengecup kening Andin, seraya berucap.
Sambil menggenggam kedua tangan Raymond, Kemudian Andin mengangkat kedua tumitnya mengecup bibir Raymond sekali lagi dengan lembut.
Menarik napas panjang melepaskan genggaman tangan Andin. Berbalik. Andin menatap Raymond dibalik daun pintu kamarnya, saat menuruni tangga.
CUT TO :
29.INT. — KAMAR ANDIN - MALAM
Tinggal Andin sendiri dikamar. Menutup pintu kamar merebahkan diri ditempat tidurnya yang empuk. Tersenyum bahagia. Sementara cahaya rembulan pelahan bersembunyi dibalik awan.
CUT TO :
30. INT — KAMAR RAYMOND - MALAM
Tidur dengan gelisah. Terkesima dengan apa yang dilakukan Andin tadi barusan. Sambil memutar mutar gelang pemberian Andin, Teringat dengan kedua kelopak mata Andin ditatapnya kemaren.
Seperti sebuah tanda akan terjadi sesuatu!
CUT TO :
31. EXT. — DEPAN MESS - PAGI
Jam tujuh pagi anak anak sudah berkumpul semua didepan mess. Segala perlengkapan telah dipersiapkan. Sebentar lagi mereka akan turun kebawah.
Tampak Andin terlihat begitu anggun, mengenakan rompy orange, sepatu boots karet kuning. Sebuah tas ransel sedang bersandar dibelakang punggungnya.
Gelang kecil melingkar manis dipergelangan tangannya, sama persis dengan yang dipakai Rsymond, pemberian Andin semalam.
Raymond memandang Andin dengan terpesona ketika mendekati, dibalas dengan cubitan gemas dilengan Raymond.
Berbisik ditelinga Andin
Datang Ibu Dian membawa empat dus kue donat dibelinya dari kota Bengkulu kemaren, diberikan kepada anak anak untuk bekal mereka nantinya diperjalanan.
Olivia menyemangati teman temannya.
Serempak mereka menyahut
Ibu Dian sibuk mendokumentasikan mereka sebelum berangkat.
CUT TO :
32. EXT. — BAWAH SUNGAI - PAGI
Di pagi yang cerah ini dengan semangat kemerdekaan 'Empat Lima,' mereka berbaris turun kebawah,
Bergegas Marcel duluan ke warung Pak Amat. Setelah ditanyakan, ternyata ada dua pemuda warga setempat bersedia menemani.
Kedua pemuda itu bernama Ipul dan Udin. Merupakan warga desa setempat. Sudah bersiap.
Raymond memberikan dua buah ropmpy warna orange, priwitan serta dua sepatu boots karet.
Raymond tampak menyalami Udin, Ipul. Segera semua turun kebawah sungai.
CUT TO :
33. EXT. — BAWAH SUNGAI - PAGI
Udin dan Ipul. Kedua anak muda pemberani itu berada paling depan. Diikuti Marcel, Astrid, Olivia, Bambang, Arief, di barisan tengah. Sedang paling belakang tampak Raymond dan Andin.
Konvoi barisan sekarang berubah, terbagi dua. Lima orang di kiri, dan empat orang di kanan,
Sungai terlihat masih dangkal, di kiri kanan terdapat tebing perbukitan, ditumbuhi tumbuhan ilalang beraneka ragam.
Mereka terlihat kompak, diiringi yel yel penyemangat karangan mereka sendiri. Kadang mereka saling bergurau kemudian tertawa riuh.
Raymond memperhatikan sekeliling dengan seksama, sekali kali mengandeng tangan Andin.
Olivia, Astrid juga Marcel sibuk mengabadikan gerombolan monyet bergelantungan, dengan kamera ponselnya masing masing.
Andin memperingatkan, tapi ikut juga merekam dengan kamera mini 'Dj Osmo' terbaru dimilikinya.
Raymond dapat menjelaskan dengan fasih dihadapan Andin. Entah nyontek dari mana.
Terheran-heran Andin dibuatnya.
Raymond menjawab dengan datar.
Raymond memperingatkan!
Andin bergeser merapat kembali dekat Raymond Takut ditelan ular beneran.
CUT TO :
34. EXT — JEMBATAN - PAGI
Dari atas jembatan sungai terlihat Andi, Dewi dan Maharani meminitor dengan radio handy talky.
Terdengar suara Andy di ujung jembatan sana, melalui radio handy talky dipegang oleh Arief.
Andy mengakhiri pembicaraannya.
CUT TO :
35. EXT. — BAWAH SUNGAI - PAGI
Kembali kesungai, satu jam sudah perjalanan menyusuri. Badan jalan sungai terlihat mulai menyempit.
Sudah tampak bebatuan besar kecil berserakan ditengah, dan dipinggir sungai.
Kali ini mulai berarus deras. Ipul dan Udin paling depan memberikan kode barisan dibelakangnya
Raymond segera memerintahkan mengikat tali tambang satu dengan yang lainnya. Terbagi dua;
Kelompok satu Raymond, Andin,Astrid dan Marcel
Kedua, Arief, Olivia dan Bambang
CUT TO :
36. EXT. — SUNGAI DALAM DAN DERAS - PAGI
Mulai memasuki rintangan berbahaya. Air sungai yang dalam, deras banyak bebatuan harus dilewati.
Sekarang rombongan tidak bisa lagi menepi dikiri kanan sungai lagi. Melainkan menyeburkan diri ketengah sungai, sebatas pinggang.
Karena lebar sungai semakin menyempit dengan tebing tinggi dikiri kanannya.
Air sungai sudah semakin meninggi. Sekarang sebatas leher! Berkali-kali Raymond memperingatkan.
Terlihat Udin, Ipul didepan berjibaku berenang terbawa arus. Berpindah dari batu besar yang satu ke batu besar lainnya didepan.
Terseok seok berenang, berkali-kali dilakukannya sebelum mencapai daratan lebih lapang dan dangkal jauh disana.
Kali ini aksi kedua pemuda warga setempat harus diikuti oleh ketujuh anak muda petualang.
Arief berteriak menyemangati Olivia
Kali ini Bambang, Olive dan Arief berenang mengikuti arus deras. Timbul tenggelam, berusaha menggapai batu besar. Bertebaran tidak beraturan sepanjang sungai.
Berusaha keras menaklukkannya untuk bisa mencapai daratan lebih lapang dan dangkal. Sudah menunggu Ipul dan Udin disana.
Olivia terlihat megap megap,timbul tenggelam
Bertiga beristirahat sebentar di batu besar, berhasil diraihnya. Sebelum meraih kembali batu batu besar lainnya di depan.
Arief sekali lagi menguatkan Olive.
Terlihat Bang Ipul dan Udin sudah mencapai daratan lapang. Melambaikan tangan.
Paling belakang Marcel, Astrid Andin juga Raymond telah bersiap menyusul.
Astrid menyemangati Andin.
Setelah yakin, ketiganya mulai meluncur!
Raymond memberi aba aba. Marcel duluan didepan mengikuti arus deras untuk bisa mencapai batu besar didepannya, Diikuti oleh Astrid dan Andin dibelakangnya. Raymond menyusul menjaga Andin.
Berempat terombang ambing, mengikuti gelombang arus sungai. Berpindah dari batu yang satu ke batu yang lain.
CUT TO :
37. EXT — TEPI SUNGAI LAPANG - PAGI
Setelah bersusah payah berenang, mereka akhirnya sampai di padang sungai lebih lebar bisa menepi ketepi sungai.
Basah kuyup pakaian dikenakan oleh anak anak muda itu, apa boleh buat tidak ada penggantinya.
Mereka beristirahat sejenak setelah melewati rintangan lumayan menantang.
Sudah dua jam lebih perjalanan dilalui. Belum sampai ke air terjun.
Raymond memeriksa semua perlengkapan. Beruntung tidak ada yang hilang satupun.
Keluh Astrid sempat menelan air sungai.
Olivia juga mengalami hal yang sama.
Gara gara itu mereka jadi haus dan lapar, membuka bekal dibawa.
Dimakan bersama-sama, termasuk kue donat bawaan Ibu Dian.
Raymond terlihat mendekati Andin, Duduk beralas pasir.
Ini dibawah lutut.
Sambil menyibakkan celana sebatas lutut. Terlihat memar,lecet ada sedikit perdarahan.
Raymond memandang Andin dengan rasa iba.
Andin mengikuti perintah Raymond, berdiri sambil menggerakkan lututnya.
Olivia, Astrid, Arief ikut mengerubungi Andin.
Sementara Raymond berjalan menemui bang Ipul, Udin sedang melahap bekal dibawanya.
Raymond mendekati Marcel.
Dengan kondisi pakaian basah kuyup semua, mereka kembali melanjutkan perjalanan.
CUT TO :
38. EXT — WARUNG PAK AMAT - SIANG
Sementara di warung Pak Amat Andy, Maharani dan Dewi memonitor perjalanan.
Tidak terjawab, sepertinya mereka sudah jauh di perjalanan sehingga tidak bisa menerima panggilan radio.
Andy memerintahkan Dewi dan Maharani. Dewi yang menghubungi.
Dugaan Andy seperti itu.
CUT TO :
39. EXT. — BAWAH SUNGAI - SIANG
Andin sedikit terpincang jalannya Raymond merasa kasihan.
CUT TO :
40. EXT. — HUTAN TEPIAN SUNGAI - SIANG
Perjalanan kali ini melewati hutan lebat dikiri kanan tebing tinggi tepi sungai, membuat suasana teduh. Namun terasa menyeramkan!
Sudah tiga setengah jam mereka mengarungi sungai.
Tinggal setengah jam lagi batas waktu ditentukan.
Raymond mulai gelisah, sedikit sedikit melihat jam tangan terbungkus plastik kedap air. Terlihat sudah mulai berembun kacanya, hampir tidak terlihat jelas lagi angka penunjuk waktu.
Marcel mengingatkan teman temannya.
Olivia meminta kejelasan letak air terjun sebenarnya.
Bambang memberikan komando.
Raymond konsentrasinya terpecah antara melihat tebing dikanan juga mengawasi Andin, terlihat sudah kelelahan karena sedikit pincang.
Arief masih bersemangat.
Dua pemuda Udin dan Ipul semakin jauh didepan meninggalkan rombongan.
Tiba tiba terdengar Astrid menjerit.
Berteriak lantang.
Rupanya ada ular sebesar lengan, begelantungan didahan menjulur ketengah. Persis diatas kepalanya Astrid!
Bergegas rombongan berlari kearah Astrid, Tertinggal dibelakang rupanya tadi.
Melihat Astrid terduduk pucat pasi, sambil menunjuk dahan diatas kepalanya.
Marcel kaget bukan kepalang.
Terlihat sedang melilit dahan, kepalanya berayun-ayun. Siap mematok Astrid!
Semua yang melihat tertegun. Tidak berani berbuat apa apa.
Dengan sigap Raymond mendekap Astrid menjauhkan dari ular itu hampir saja menggigitnya.
Bambang terlihat mendekati ular itu dengan parang terhunus. Hendak membunuh ular itu.
Olivia memperingatkan. Raymond mencegah.
Raymond memperingatkan .........Bambang untuk tidak bertindak sembrono.
Andin menghampiri Astrid masih terlihat pucat pasi menenangkannya dengan mengelus-ngelus pundaknya.
Olive segera memberikan tumblernya berisi minuman hangat diberikan kepada astrid.
Andin mendekati Raymond.
Andin sampai geleng geleng kepala.
Belum sempat dijawab oleh Raymond, datang lagi kejutan!
Kali ini terdengar suara priwitan berkali-kali. Rupanya berasal dari kedua anak muda pemberani Udin dan Ipul.
Berlarian mereka dengan penuh semsngat.
Bambang semakin semangat memberitahukan teman-temannya.
Bersorak sorai mereka begitu sudah berada dekat dengan air terjun dicari!
CUT TO :
41. EXT. — DEPAN AIR TERJUN - SIANG
Terlihat pemandangan menakjubkan di depan mereka! Butiran butiran air berwarna putih kapas seperti salju, berterbangan disela-sela rindangnya pohon tepi sungai. Itu pertanda riak riak air terjun berjatuhan kebawah!
Astrid tadinya pucat pasi sekarang sudah bisa tertawa gembira, demikian juga dengan Olivia dan Andin.
Ipul dan Udin mendahului, menerobos kali kecil menuju air terjun dicari.
Kali ini mereka menapak kali kecil menuju kearah air terjun. Akan menghadapi rintangan semak belukar, bebatuan dan dahan besar melintang.
Dahan dahan besar melintang ditengah kali menghalangi. Harus dilewati, kadang merunduk, melompatinya dengan hati hati. Karena licin dan berlumut. Sebelum benar benar sampai di air terjun sesungguhnya!
Kali kecil itu merupakan jalur limpahan air terjun menuju ke sungai besar.
Andin saling berpegangan dengan Raymond menerabas semak dan rintangan didepannya.
Kedua gelang Pandora Link Chain Bracelet dari Yves Saint Laurent, dikenakan oleh Raymond dan Andin saling bertautan, Sepertinya tidak ingin saling terpisahkan. Merupakan jimat bagi mereka sepertinya.
CUT TO :