AIDA DAN MUSIM HUJAN: KASUS PEMBUNUHAN AIDA SOESWOYO
6. BABAK V: AIDA DAN MUSIM HUJAN

59. INT. KAMAR 617 – SORE

Aida memasuki kamar tersebut, Ladya mengikuti di belakangnya. Namun ia tidak menemukan siapa-siapa di dalamnya.

Kamar tersebut berantakan. Sebuah kasur lusuh berada di ujung kamar. Di tengah kamar tersebut terdapat meja kecil rendah dengan sampah sisa makanan kaleng dan piring yang tidak dicuci diatasnya. Di dalam wastafel pun panci, mangkok dan piring yang belum dicuci masih berserakan. Air dari keran tersebut masih menyala kecil. Pakaian pria lusuh berserakan di lantai bersama beberapa botol bir. Sebuah telepon kabel tergeletak di lantai tidak jauh dari meja tersebut. Sebuah lemari pakaian kayu berada di tengah ruangan tepat mengarah ke arah pintu.

Tampak beberapa kertas dan foto lusuh tertempel di dinding kamar yang sudah berdebu tersebut. Di bawah dinding tersebut pun kertas-kertas berserakan.

Aida menuju dinding tersebut. Sementara Ladya terdiam di dekat pintu kamar tersebut.

LADYA

Kak Aida, kita pulang aja yuk…

AIDA

(Aida memberikan isyarat agar Aida diam di tempat)

Kamu tunggu disitu ya (dengan suara berbisik)

Aida menarik foto di dinding itu. Ia mengusap foto tersebut agar debu yang menutupi foto itu hilang. Ia terkejut. Itu adalah foto WANITA A.

Aida tidak sengaja menjatuhkan foto itu. Ia menunduk untuk mengambilnya.

Ada beberapa foto di lantai dan potongan surat kabar. Aida mengambilnya.

Itu adalah foto WANITA A pada saat pertama kali masuk ke kamar kosannya. Sementara potongan surat kabar tersebut menunjukan foto PRIA BERTOPI HITAM dengan headline: “DICARI: BRAM PELAKU PEMBUNUHAN DI SURAKARTA”.

Tiba-tiba suara gemerincing kunci terdengar dari depan pintu.

Aida yang kaget langsung menarik dan menutup mulut Ladya. Ia melihat ke kiri dan ke kanan mencari tempat persembunyian. Ia menarik Ladya dan masuk ke dalam lemari pakaian di tengah ruangan tersebut.

60. INT. KAMAR 617 – DALAM LEMARI - SORE

Ada sebuah lubang di lemari itu. Aida mengintip keluar dengan tetap menutup mulut Ladya. Ladya ketakutan.

CONTINOUS...

61. INT. KAMAR 617 – SORE

Bram membuka pintu. Ia menyeret WANITA A yang sudah pingsan. Ia segera menutup pintu dan gorden kamarnya. Kemudian menarik WANITA A ke tengah kamar dan membiarkannya tergeletak.

Bram pergi ke arah dapur terlihat mencari sesuatu.

61 INT. KAMAR 617 – DALAM LEMARI - SORE

Aida ketakutan melihat yang terjadi didepannya. Matanya terbelalak.

Aida memperhatikan WANITA A dan menyadari bahwa dia sudah tidak bernyawa.

Ia mendengar Bram membuka kasar sebuah rak. Suara sendok dan garpu yang berjatuhan terdengar.

62. INT. KAMAR 617 – SORE

Bram kembali dengan sebuah pisau dan palu besar di kedua tangannya.

Ia menjatuhkan pisau tersebut. Dengan palu di tangan kanannya, ia kemudian jongkok diatas WANITA A. Ia mulai menghatam wajah WANITA A. Darah segar berhamburan dan terciprat ke lantai dan meja di dekat wanita itu.

63. INT. KAMAR 617 – DALAM LEMARI - SORE

Aida yang ketakutan mulai gemetar dan menangis. Ladya hanya gemetaran dan diam melihat Aida.

64. INT. KAMAR 617 – SORE

Kemudian Bram mulai mengambil pisau dan menusuk perut WANITA A berkali-kali. Wajah dan tangan Bram berlumuran darah.

Ia terlihat frustasi. Ia memandang tangannya yang berlumuran darah dan mulai mengacak-acak rambutnya.

Ia bangkit berdiri dan duduk di samping mayat wanita itu.

BRAM

AHHHHHH…

(teriak frustasi)

Ia menarik telepon dari lantai yang tidak jauh dari posisi ia duduk. Ia menekan sebuah nomor.

BRAM

Telah terjadi pembunuhan di kamar 617, rumah susun kencana no 56.

Ia kemudian membanting telepon tersebut. Ia duduk dan menarik lututnya. Ia mulai menangis. Ia kemudian melihat ke mayat wanita itu, kembali melihat tangannya dan mulai muntah.

Bram melihat ke arah lemari.

65. INT. KAMAR 617 – DALAM LEMARI - SORE

Mata Aida dan Bram bertemu. Aida terpaku. Tubuhnya semakin gemetaran. Bram terlihat mulai bangkit sambil melihat dan berjalan ke arah Aida. Mata Bram terbelalak. Aida membuang wajahnya dan memeluk Ladya. Ia memenjamkan matanya.

Tiba-tiba terdengar pintu kamar tersebut di dobrak dari luar. Aida kembali mengintip dari lubang tersebut.

Tiga orang polisi masuk ke kamar tersebut. Mereka menodongkan pistol ke arah Bram.

POLISI 1

Angkat tangan!

Bram terpaku. Ia diam di posisinya.

Dua dari polisi itu segera mendorong Bram hingga jatuh dan memborgol tangannya. Satu orang polisi lainnya memeriksa mayat WANITA A. Ia segera berbicara di walkie talkie.

POLISI 2

Tolong kirim ambulans. Ada korban pembunuhan di Kamar 617.

Dua orang polisi itu menyeret Bram keluar kamar. Terdengar keributan di luar kamar itu. Satu polisinya kemudian menutup pintu kamar tersebut dan mencegah orang masuk.

66. INT. KAMAR 617 – SORE

Tiba-tiba suara gaduh tersebut hilang begitu sang polisi menutup pintu kamar itu. Hanya suara hujan deras yang terdengar dari luar kamar tersebut.

Aida keluar dari dalam lemari dengan badan yang masih bergetar. Ladya keluar di belakangnya.

Aida berusaha mendekati mayat WANITA A.

Ia terjatuh setelah melihat apa yang iya lihat.

Ia melihat dirinya dengan wajah yang hancur dan berlumuran darah tergeletak kaku di hadapannya. Foto-foto WANITA A yang tergeletak di lantai dekat mayat tersebut kini berubah menjadi foto-foto Aida.

Aida mencengkram rambutnya dan terus menggeleng. Ia mulai menangis.

AIDA

Tidak mungkin… Tidak mungkin…

67. INT. KAMAR 617 – SORE

Seketika ruangan tersebut berubah menjadi sebuah kamar kosong gelap yang penuh dengan debu. Mayat di hadapan Aida hilang, yang tersisa hanya coretan polisi yang berbentuk tubuh mayat tersebut. Garis-garis polisi yang berserakan dimana-mana.

Aida menoleh ke Ladya yang berdiri di belakangnya.

LADYA

(Ladya mengangguk)

Sudah tiga tahun kak…

Aida tidak menjawab hanya menggeleng.

Ia berjalan menuju pintu kamar tersebut diikuti oleh Ladya.

Aida berjalan keluar dari kamar tersebut dan turun ke lantai bawah.

CONTINOUS...

69. INT. LORONG RUMAH SUSUN – SORE

Aida berhenti di ujung tangga dan menatap ke arah kamarnya yang tepat di seberang tangga tersebut.

Pintu kamarnya berubah dengan cat warna yang lebih cerah.

Aida membuka pintu kamar tersebut.

70. INT. RUMAH SUSUN, KAMAR AIDA – SORE

Perabotan di kamarnya sudah berubah. Beberapa foto terpampang di dinding. Sebuah keluaga telah tinggal di kamar tersebut. Ia mengenal WANITA DI DALAM CERMIN berada di dalam foto itu.

Aida keluar dari kamar tersebut.

CONTINOUS...

71. INT. LORONG RUMAH SUSUN – SORE

Di lorong rumah susun itu, KAKEK berwajah pucat berjalan menuju balkon di ujung lorong tersebut. Ia menaiki kursi dan lompat dari balkon itu.

Aida terdiam melihat ke arah Ladya.

AIDA

Kamu juga bisa lihat?

LADYA

(Ladya mengangguk)

Iya kak... Setiap hari di tempat dan waktu yang sama.

AIDA

Kamu tahu kalau aku sudah...

LADYA

Iya...

Ini sudah ketiga kalinya kakak kembali di penghujung musim hujan.

AIDA

Tapi pembunuh itu...

LADYA

(Ladya menyodorkan potongan surat kabar dari dalam sakunya)

Sudah mati, ia bunuh diri tahun lalu di penjara.

Aida mengambil potongan surat kabar dengan headline: “BRAM, PEMBUNUH BERANTAI AKHIRNYA BUNUH DIRI SETELAH DUA TAHUN TIGA BULAN MENGALAMI DEPRESI DI DALAM KURUNGAN”.

Aida meremas potongan surat kabar tersebut dan menarik nafas panjang.

AIDA

Ibu, Ibu pasti khawatir...

Aida berlari meninggalkan Ladya yang berdiri di lorong rumah susun tersebut.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar