AIDA DAN MUSIM HUJAN: KASUS PEMBUNUHAN AIDA SOESWOYO
4. BABAK III: AIDA DAN PAYUNG MERAH

24. EXT. HALTE BUS – MALAM

Aida berjalan bolak balik di halte bus tersebut. Wajahnya terlihat gusar. Ia melihat jam di tangannya dan waktu sudah menunjukkan pukul 20.58.

AIDA (V.O)

Sudah satu jam lebih tapi gada satu pun taksi yang lewat. Apa aku pulang aja?

Jam ditangannya tepat menunjukkan pukul 21.00. Aida menyerah dan bermaksud kembali ke rumah susunnya. Sebuah taksi lewat, Aida melambaikan tangannya. Taksi itu berhenti.

Aida masuk ke kursi belakang taksi. Meletakkan payung dan tas di kursi sebelahnya.

SUPIR TAKSI

(menjalankan taksinya perlahan)

Mau kemana neng?

AIDA

Gang mawar pak.

SUPIR TAKSI

Siap neng.

Kok malam-malam baru pergi neng?

AIDA

Iya, tadi habis ketemu temen pak.

Ngobrol, jadinya lupa waktu deh.

Supir taksi hanya mengangguk. Taksi tersebut menelusuri jalan yang basah dan sepi malam itu.

25. EXT. GANG MAWAR – MALAM

Taksi berhenti tepat diujung gang tersebut.

SUPIR TAKSI

Neng sudah sampai.

AIDA

Pak, boleh tunggu sebentar? Argonya dinyalain aja.

SUPIR TAKSI

Boleh neng. Lagian susah nyari taksi jam segini, uda malem.

Aida mengangguk, ia turun dan berjalan ke dalam gang tersebut.

Supir taksi mematikan mesin mobilnya. Keluar dari taksi dan mulai membakar rokoknya.

26. EXT. DEPAN RUMAH RIMA – MALAM

Aida berdiri di depan pagar rumahnya. Ia tidak mengetuk hanya terdiam memandang ke dalam rumah yang pintunya terbuka.

Rima duduk di kursi depan teras membaca buku. Sesekali menyeruput air jahe hangat di sampingnya.

Baskara keluar dari dalam rumah.

BASKARA

Loh, Ibu masih belum tidur?

RIMA

Sebentar lagi.

Kamu tidur gih, kan besok sekolah.

BASKARA

(mengangguk dan mencium tangan Rima)

Yauda, Adek tidur dulu ya. Ibu jangan tidur kemalaman.

Rima mengangguk dan kembali membaca bukunya.

Aida tanpa sengaja menyenggol pagar rumah tersebut. Aida segera menunduk dan bersembunyi ke samping rumah.

Rima terkejut. Ia bangkit dari kursinya.

27. EXT. GANG MAWAR – MALAM

Supir taksi menghabiskan rokoknya. Beberapa puntung rokok dibawah kakinya.

Mukanya gusar. Ia melihat jam ditangannya menunjukkan pukul 21.45.

Ia melihat ke kursi penumpang. Aida meninggalkan payungnya. Ia mengambil payung tersebut dan berjalan masuk ke dalam gang itu.

28. EXT. GANG MAWAR – DEPAN RUMAH RIMA – MALAM

Rima berjalan keluar dan membuka pagar rumahnya.

Tidak ada siapa-siapa. Hanya seorang supir taksi yang berjalan ke arah Rima.

Supir taksi berhenti di depan Rima dan mengangguk sopan. Rima melihat payung merah di tangan supir tersebut.

RIMA

Ada yang bisa saya bantu Pak?

SUPIR TAKSI

Eh, malam bu.

Punten, Ibu lihat mbak-mbak lewat sini?

Rambutnya teh bergelombang, terus pakai baju warna...

RIMA

(memotong omongan supir tersebut)

Warna krem?

SUPIR TAKSI

(mengangguk senang)

Ahh, iya bener bu… Tau aja si Ibu…

Tadi katanya sebentar, tapi saya tunggu 45 menit kok belum keluar juga. Anak Ibu ya?

Rima menarik nafas Panjang.

RIMA

Dia pasti belum bayar?

SUPIR TAKSI

(menggeleng sambil tersenyum canggung)

Hehe, belum bu…

Rima merogoh kantung dasternya dan menyodorkan dua lembar uang lima puluh ribuan.

RIMA

Segini cukup Pak?

SUPIR TAKSI

Eh ini mah malah kelebihan atuh bu.

SUPIR TAKSI

Sebentar tak kasi kembalinya.

(merogoh saku celananya)

RIMA

Gausah, Bapak simpan aja kembaliannya.

SUPIR TAKSI

(tersenyum lebar)

Wah bener bu? Alhamdulilah.

Makasih ya bu… Saya pamit dulu, nanti dicariin istri saya, hehe…

Rima mengangguk dan tersenyum ke supir itu.

Supir taksi itu berbalik meninggalkan Rima. Namun baru beberapa langkah ia berbalik dan kembali ke Rima.

SUPIR TAKSI

Eh, kebawa kan…

Hehe, punten bu…

(menyerahkan payungnya)

Rima menerima payung tersebut.

RIMA

Hati-hati di jalan pak.

Terima kasih sudah mengantarkan anak saya.

Supir taksi itu mengangguk dan meninggalkan Rima.

Rima menoleh ke sekitar gang tersebut namun tidak ada satu orang pun. Ia kemudian masuk, mengunci pagar rumahnya. Rima menggantung payung tersebut di kursi depan teras. Ia mengambil buku dan cangkir jahenya. Rima meminum sedikit air jahenya dan masuk ke dalam rumah. Tidak lama lampu teras mati.

29. EXT. GANG MAWAR – DEPAN RUMAH RIMA – MALAM

Aida keluar dari tempat persembunyiannya di samping rumah Rima. Ia memandang teras yang sudah gelap dan kosong tersebut.

Aida tersenyum. Namun air matanya menetes.

Ia mengusap air matanya kemudian pergi meninggalkan rumah itu. Aida berjalan sendiri di gang kosong tersebut.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar