AIDA DAN MUSIM HUJAN: KASUS PEMBUNUHAN AIDA SOESWOYO
3. BABAK II: AIDA DAN PERTEMUAN

12. EXT. PENDOPO DI TAMAN – SORE

Aida duduk di sebuah pendopo di taman tersebut. Payungnya ia biarkan terbuka disamping kakinya.

Ladya asyik main hujan tidak jauh dari sana.

CONTINOUS...

BRIAN, 16, berlari untuk berteduh ke pendopo tersebut.

Wajahnya terlihat kesal, dan ia mengusap-usap seragam SMA-nya yang basah.

Aida terhenti dan memperhatikan Brian di depannya.

Brian menoleh, dan terkejut melihat Aida duduk di belakangnya.

Aida tersenyum. Brian tidak membalas, ia duduk di bangku seberang Aida.

Wajah Brian terlihat gusar, sesekali ia memperhatikan Aida yang sibuk menulis di buku kecil hitam di pangkuannya.

BRIAN (V.O)

Apakah itu dia?

Brian merogoh ranselnya yang basah dan memegang buku catatan hitam namun tidak mengeluarkannya. Ia meletakkan kembali buku itu, dan mengeluarkan buku berwarna merah serta pensil dari dalam ranselnya.

Brian mulai menggambar Aida yang duduk di seberangnya.

Sesekali tatapan Aida dan Brian saling beradu. Namun mereka tidak saling menyapa. Brian segera membuang mukanya dan kembali melanjutkan menggambar.

13. EXT. PENDOPO DI TAMAN – MALAM

Hujan sudah berhenti. Langit sudah gelap.

Aida melihat jam di tangannya. Jam ditangannya terlihat pecah dan waktu menunjukkan pukul 20.00.

Ia menutup bukunya, dan memasukkan bukunya ke dalam tasnya. Ia berdiri dan menutup payungnya tersebut.

Aida menghampiri Ladya.

AIDA

Ladya, pulang yuk sudah malam.

Ladya mengangguk. Aida menggenggam tangan Ladya dan meninggalkan pendopo tersebut.

14. EXT. PENDOPO DI TAMAN – MALAM

Brian menutup bukunya. Ia belum selesai menggambar Aida.

Ia berdiri diujung pendopo tersebut dan menatap Aida pergi dengan tatapan gusar.

Ia menengok keluar pendopo, hujan sudah berhenti. Ia memasukkan bukunya dan pergi meninggalkan pendopo itu.

15. EXT. JALAN RAYA – MALAM

Aida dan Ladya sampai di depan rumah Ladya.

AIDA

Kamu mau kakak antar masuk ke dalam?

LADYA

(menggeleng)

Gausah kak.

AIDA

Nanti kamu ditanyain gak? Yuk?

(agak memaksa)

Ladya menolak, ia meninggalkan Aida.

Ladya berhenti didepan pintu rumahnya dan melambaikan tangan ke Aida.

Aida melamparkan senyum dan berjalan menuju rumah susun.

16. EXT. JALAN RAYA – MALAM

“WANITA A” terlihat keluar dari lobby rumah susun tersebut.

Aida bermaksud menghampiri dan menyapanya.

Tetapi “WANITA A” terlihat terburu-buru dan meninggalkan Aida.

Aida menghela nafas panjang dan ia kembali ke rumah susunnya.

17. INT. RUANG KELAS – SIANG

Situasi ruang kelas gaduh.

Pak guru sibuk menulis di papan tulis. Satu orang siswa yang duduk di paling ujung pojok kelas sedang tidur, hingga salah satu temannya melemparkan kertas ke kepalanya. Tawa meledak di kelas itu. Hingga Pak guru kemudian menoleh dan mereka segera diam.

Sementara beberapa siswa dan siswi yang duduk di barisan pertama sibuk mencatat tulisan di papan tulis.

Beberapa siswi yang duduk di baris tengah malah asik menulis buku diari. ASTRID, 16, menempelkan foto dirinya kemudian ingin mengoper buku tersebut ke meja belakang.

\

ASTRID

Ssst... Brian...

Brian tidak mendengar panggilan yang duduk di depannya. Ia melamun melihat gambar Aida di buku catatan merahnya.

Astrid terlihat kesal, ia merobek kertas kecil dari bukunya dan melemparkannya ke wajah Brian.

Brian terkejut.

BRIAN

Apa sih?!

(matanya melotot memandang Astrid)

ASTRID

Kasi ke Elis dong.

Brian mengambil diari itu dan memberikannya ke Elis.

Ia kembali melihat buku catatan merahnya tersebut. Ia membalik ke beberapa halaman belakangnya. Di pojok kanan atas halaman buku tersebut tertulis “OKT ‘99”. Dibawahnya ada gambar seorang gadis sedang membaca buku.

KRIIINGGGGG… (Bel sekolah berbunyi)

Brian menutup bukunya dan memasukkannya ke dalam ranselnya. Tidak berapa lama kemudian seluruh murid berhamburan keluar termasuk Brian.

18. INT. LOBBY SEKOLAH – SIANG

Terlihat kerumunan di depan lobby sekolah. Beberapa siswa mengeluh karena hujan baru saja turun.

19. INT. LOBBY SEKOLAH – SIANG

Hujan semakin deras.

Brian merogoh ranselnya dan mengeluarkan payung lipat berwarna hitam.

BRIAN (V.O)

Hmm... Hujan lagi, mungkin dia disana.

Brian membuka payungnya dan berjalan meninggalkan sekolah. Sementara beberapa siswa terlihat berlari tanpa payung.

20. INT. GERBONG KERETA API - SORE

Kereta tidak begitu penuh. Brian duduk menatap kosong ke jendela kereta api yang basah karena hujan.

Seorang nenek berwajah pucat dan berbaju hitam berdiri di depan Brian. Brian segera berdiri.

BRIAN

Nek, duduk aja...

Nenek tersebut mengangguk dan duduk di tempat Brian.

Beberapa orang terlihat memandangi Brian termasuk seorang wanita yang tadi duduk disamping Brian. Tetapi Brian mengacuhkan mereka ia segera berdiri di dekat pintu keluar kereta.

BRIAN (V.O)

Tapi kalau dia ada disana, aku harus gimana?

Kereta berhenti. Brian segera turun dari kereta tersebut. Ketika Brian berjalan melewati jendela gerbong tersebut, si nenek yang duduk di kursi Brian pun telah menghilang hanya tinggal seorang wanita yang tadi duduk di samping Brian yang sedang sibuk membaca buku.

21. EXT. TAMAN - SORE

Hujan mulai berhenti.

Sepatu dan ujung celana Brian terlihat sedikit basah karena cipratan air. Tepat tidak jauh dari pendopo di taman tersebut, Ia berhenti dan menutup payungnya. Brian terkejut. Ia menarik nafas dalam-dalam dan berjalan menuju pendopo tersebut.

Aida terlihat sedang duduk di dalam pendopo tersebut sambil mendengarkan musik dari sebuah walkman.

22. EXT. PENDOPO DI TAMAN – SORE

Aida tidak melihat Brian karena ia sedang memejamkan matanya. Brian masuk dalam pendopo tersebut dan duduk di dekat Aida. Brian menepuk pundak Aida.

AIDA

Iya?

(terkejut, ia segera menarik headsetnya. Wajahnya kebingungan)

BRIAN

(Ia menelan air ludahnya)

Kamu, Aida?

AIDA

(mengangguk)

Ia… Kamu siapa? Kita pernah ketemu sebelumnya?

Brian terkejut dan terdiam memandang Aida.

AIDA

(melambaikan tangan di depan wajah Brian)

Halo?

Brian terbangun dari lamunannya. Ia tidak menjawab Aida justru merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah buku catatan berwarna hitam dari tasnya. Ia menyodorkan buku itu ke Aida.

Aida menerima buku itu dan namanya terpampang di halaman buku itu. Ia merogoh tasnya, dan tidak dapat menemukan buku catatan hitamnya.

AIDA

Astaga… Pasti kemarin jatuh disini ya?

Thanks, ya… untung ada di kamu.

Brian terdiam. Mulutnya sedikit menganga tidak percaya.

BRIAN

Ka… Kamu beneran gak ingat?

AIDA

(semakin bingung)

Gak ingat apa? Kamu salah orang?

BRIAN

(menggeleng)

Kamu gak ingat aku? Brian?

Aida hanya menggeleng.

BRIAN

Kita kan ketemu disini tahun lalu.

AIDA

(ketawa kecil)

Disini? Aku jarang kesini. Baru tiga kali kalau gasalah.

Brian masih melongo menatap Aida.

AIDA

Iya… Aku baru pindah tiga hari yang lalu ke dekat sini.

(menyodorkan tangannya ke Brian)

Aida… Well, kamu pasti udah tau nama saya dari buku ini?

BRIAN

(terdiam sejenak tidak menjawab, menyambut tangan Aida)

Brian…

AIDA

Kamu baru pulang sekolah? Kelas berapa?

BRIAN

Iya baru pulang. Kelas 2 SMA.

AIDA

Wah udah mau kuliah dong tahun depan?

Brian tersenyum canggung dan masih terlihat bingung.

AIDA

Kamu suka gambar ya? Kayaknya kemarin saya lihat kamu lagi gambar deh.

Brian mengangguk.

BRIAN

Iya, hobby aja. Saya ingin jadi illustrator setelah lulus nanti.

AIDA

Wah hebat, boleh lihat?

BRIAN

(menggeleng)

Enggak ah, malu...

AIDA

Kalau sekarang kamu malu...

AIDA / BRIAN

(berbicara bersamaan)

Bagaimana bisa menggambar untuk orang banyak.

Mereka tertawa saat menyadari mengatakan kalimat yang sama.

AIDA

Waw, kamu bisa baca pikiran orang ya?

(masih tertawa)

BRIAN

Enggak lah. Ada orang yang ngomong hal yang sama.

Mereka lanjut mengobrol sampai malam.

23. EXT. PENDOPO DI TAMAN – MALAM

Mereka masih asyik mengobrol. Aida melihat jam di tangannya waktu menunjukkan pukul 19.30.

AIDA

Wah udah jam segini? Kamu gapapa belum pulang?

\

Brian juga mengecek jam tangannya. Sedikit terkejut.

BRIAN

Oia. Pulang yuk, mau pulang bareng?

AIDA

(menggeleng)

Saya masih ada urusan.

AIDA

(bangkit dari tempat duduknya)

Sampai jumpa lagi ya...

Brian mengangguk dan melambaikan tangan ke Aida yang meninggalkannya. Brian menatap Aida pergi.

Setelah Aida hilang dari pandangannya, ia mengambil ranselnya.

BRIAN (V.O)

Aneh… Kok bisa-bisanya dia tidak ingat ya?

Apa dia sakit?

Brian pergi meninggalkan pendopo tersebut, berjalan ke arah yang berbeda dengan Aida.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar